Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 117087 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Damar Shashangka, 1980-
Jakarta: Dolphin, 2012
899.221 3 DAM s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Lefand
Kediri: Pare, 2019
808.81 MUH p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Damar Shashangka, 1980-
Jakarta: Dolphin, 2011
899.221 3 DAM s (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Damar Shashangka, 1980-
Jakarta: Dolphin, 2011
899.221 3 Dam s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
M. Ali Hasan
Jakarta: RajaGrafindo Persada, 1997
297.217 ALI o
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ernalem Bangun
"Penelitian ini mengungkapkan tentang kebudayaan organisasi Museum Nusantara, salah sate museum pemerintah di Jakarta. Sebagai organisasi administratif birokratis, Museum Nusantara dalam melaksanakan kegiatannya memiliki aturan-aturan formal dan prosedur tertentu, yang harus dilaksanakan secara hirarki sesuai dengan struktur formal yang ada Tetapi dalam kenyataannya terdapat kegiatan dan aturan-aturan informal yang dilakukan dalam kelompok kelompok informal dalam setiap level, yang melekat dan mendampingi struktur formal yang ada. Hubungan-hubungan sosial informal ini sangat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan museum secara formal.
Penelitian ini lebih memfokuskan pada kegiatan-kegiatan nyata yang bersifat informal, yang dilakukan oieh orang-orang museum sebagai unsur paling dalam organisasi. Peneliti menemukan bahwa kelompok informal di Museum Nusantara dapat dibagi 2 (dua) berdasarkan akses dalam pengelolaan sumber daya yang ada di museum. Kelompok pertama adalah kelompok pengelola somber daya museum, yang mengembangkan sikap toleran kepada orangorang di luar kelompoknya, patuh terhadap aturan-aturan yang ditentukan oleh kelompoknya, menerima dengan penuh kepercayaan, membina dan mengekalkan hubungan di antara anggota kelompok. Sedangkan kelompok kedua adalah kelompok yang tidak memiliki akses terhadap sumber daya di museum.
Ada 2 (dua) sikap yang berbeda dalam kelompok yang tidak memiliki akses terhadap sumber daya di museum ini. Sebagian besar mengembangkan sikap masa bodoh, mencari kegiatan lain, menguatkan hubungan antar anggota kelompok, dan berbagai kegiatan informal lainnya serta memanfaatkan fasilitas dan keunggulan sebagai pegawai negeri. Sedangkan sebagian kecil tetap menjalankan aturan-aturan yang ada semaksimal mungkin. Namun penelitian ini lebih memfokuskan pada kegiatan orang-orang museum yang bersifat informal karena orang-orang yang mengikuti aturan yang ada tersebut hanya sedikit sekali, tidak berpengaruh terhadap kegiatan museum serta hanya akan bertahan sesaat saja sebelum mereka mengetahui seluk- beluk kegiatan museum secara seutuhnya.
Orang-orang museum yang tidak ikut dalam kelompok yang mengelola sumber daya museum cenderung bersikap masa bodoh terhadap apa yang terjadi di museum, namun mencari kegiatan lain. Kegiatan yang dilakukan tersebut tentunya menyita waktu dan pikiran. Ditambah pula dengan kerja sama dari anggota kelompok yang tidak memiliki akses dalam mengelola sumber daya di museum, secara tidak langsung sudah menomorduakan pekerjaan museum. Kerja sama ini dilakukan untuk menjaga agar mereka terlihat patuh, tidak ada kesan pelanggaran. Hal ini disebabkan karena patuh dan tidak banyak tanya adalah nilai yang dijunjung tinggi. Pandangan bahwa berbahaya / tidak aman jika banyak bertanya meliputi hampir semua orang-orang museum, juga ketakutan akan resiko yang dapat merugikan diri sendiri sangat besar. Keselamatan diri sendiri menjadi hal yang diutamakan. Kehidupan aman sangat dijunjung tinggi, termasuk kelompok pengelola sumber daya di museum.
Bagi orang-orang museum pengelola sumber daya di museum, sikap patuh dalam menjalankan aturan yang diberlakukan oleh kelompoknya serta menerima apa yang dilakukan tanpa harus tahu tentang proses pelaksanaannya merupakan hal yang sangat penting, demikian pula sikap toleransi dalam membina hubungan dengan anggota sesama kelompok. Sikap toleransi dengan membagi-bagi rejeki dilakukan agar terdapat rasa aman untuk melakukan kegiatan tersebut, bahkan sering disebut sebagai upaya untuk menutup mulut. Jika mereka tidak dapat membagi- bagi rejeki yang mereka peroleh secara langsung, mereka membiarkan orang lain untuk mencari rejeki dengan cara masing-masing. Sikap inilah yang dianggap dapat mengurangi resiko disorot dan diguncang orang lain. Ketakutan akan resiko yang dapat merugikan diri sendiri mendorong mereka untuk bersikap toleransi dan menerima apapun yang diperintahkan dan diminta oleh kelompoknya. Ini pulalah yang mendasari sikap mereka untuk menjaga dan menguatkan hubungan sesama anggota kelompok hari demi hari.
Keberadaan kelornpok-kelompok informal di Museum Nusantara yang didasarkan pada akses pengelolaan sumber-sumber daya di museum seperti telah disebutkan di atas, mempengaruhi pembuatan rencana kerja dan orang-orang yang terlibat di dalamnya, mempengaruhi oraag-orang yang ditunjuk sebagai pelaksananya sekaligus ini mempengaruhi pula dalam pembinaan orang-orang museum yang akhirnya menciptakan perilaku yang telah disebutkan di atas. Inilah budaya orang-orang museum yang memberikan pengaruh besar terhadap perkembangan dan ketermanfaatan Museum Nusantara khususnya dan museum-museum pemerintah di Indonesia umumnya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T929
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fu Xie (Siat)
"Konflik antar golongan akhir-akhir ini, terutama konflik yang berlatar belakang agama, membuktikan bahwa pembangunan sosial di Indonesia masih sangat kurang. Untuk bisa hidup rukun di Indonesia, yang terdiri dari banyak agama, perlu dikembangkan sikap dan perilaku inklusif. Seorang yang bersikap inklusif, tidak perlu berkompromi terhadap nilai-nilai kepercayaan yang dipegangnya. Dia tetap berpegang teguh terhadap kepercayaan agamanya, namun dalam hidup bermasyarakat dia terbuka terhadap kelompok-kelompok yang lain.
Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi inklusivitas seseorang Kristen, dan bagaimana cara meningkatkannya, Penulis memilih kota Bandung karena kota ini adalah kota yang multi kultur.
Variabel yang diteliti yaitu lnklusivitas, Sikap maupun Inklusivitas, Perilaku dari orang-orang Kristen sebagai variabcl dependen. Sedangkan variabel independen yaitu: Aliran gereja, Struktur Gereja, Sistem Pemerintah Gereja, lnteraksi Antar Umat, Keterlibatan Orang Awam, lnklusivitas dari Gembala Sidang, dan juga latar belakang pribadi dari umat. Unit analisis dari penelitian ini yaitu orang Kristen Populasi target yaitu orang-orang Kristen yang ada di Kota Bandung, sedangkan populasi sampelnya yaitu orang-orang Kristen yang menjadi anggota gereja yang ada di Bandung. Kerangka sampel yang dipakai yaitu daftar gereja yang ada pada Departemen Agama Kota Bandung dan daftar anggota yang ada di gereja.
Untuk mendapatkan alat ukur yang reliable dan valid dilakukan uji coba yang dilaksanakan dua kali di Bogor. Setiap kali uji coba, dilakukan pengujian reliabilitas dan validitas. Hasil uji coba yang kedua menunjukkan bahwa alat ukur sudah valid dan reliable. Pengambilan data dilakukan terhadap 19 gereja yang terpilih secara acak, dan dari setiap gereja dipilih 4 - 5 orang sehingga terkumpul 92 responden.
Untuk menyederhanakan pengolahan data dan memudahkan penarikan kesimpulan, variabel-variabel inklusivitas jemaat maupun inklusivitas gembala direduksi menjadi masing-masing 3 variabel dengan menggunakan analisis-faktor. Analisis step-wise regression dipakai untuk mengetahui variabel-variabel mana saja yang berpcngaruh terhadap variabel dependen.
Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa variabel-variabel yang mempengaruhi lnklusivitas-sikap-umat yaitu Aliran gereja, Lama Pendidikan, Punya Famili Agama Katolik, dan Aktif di Organisasi Rohani Aliran gereja Karismatik/Pentakosta lebih eksklusif dibanding aliran yang lain. Semakin lama pendidikan seseorang, maka dia akan semakin inklusif. Orang yang mempunyai famili orang Katolik, akan lebih inklusif dibandingkan dengan yang tidak. Dan orang yang aktif dalam organisasi rohani (kecuali gereja) akan lebih inklusif dibandingkan dengan yang tidak.
Sedangkan variabel yang mempengaruhi Inklusivitas-perilaku-jemaat yaitu lnklusivitas-Perilaku-Gembala dan Tokoh-Idola-Rohani. Semakin tinggi inklusivitas-perilaku-gembala, maka akan semakin tinggi pula umatnya. Dan orang yang hanya mempunyai tokoh idola rohani saja akan lebih eksklusif dibandingkan dengan yang mempunyai tokoh idola yang Iain (bukan hanya rohani).
Variabel-variabel yang mempengaruhi Inklusivitas-Perilaku-Jemaat-terhadap-Gereja-Lain yaitu Ink!usivitas-Perilaku-Gembala-terhadap-gereja-lain, etnis umat, dan Pernah-Sekolah-Katolik. Semakin tinggi lnklusivitas-Perilaku-gembala-terhadap-gereja-lain, maka semakin tinggi pula umatnya. Orang Kristen etnis Tionghoa kurang inklusif dalam perilakunya terhadap gereja lain dibanding etnis yang lain. Sedangkan orang Kristen etnis Sunda lebih inklusif dibandingkan dengan lain. Dan orang Kristen yang pemah bersekolah di sekolah Katolik, akan lebih inklusif dalam perilakunya terhadap gereja lain dibandingkan dengan yang tidak.
Dari hasil wawancara bisa disimpulkan: Orang yang eksklusif umumnya adalah orang yang kurang mau berinteraksi dengan masyarakat sekitar. Orang-orang Kristen di Bandung umumnya memiliki tipifikasi yang negatif terhadap Orang Islam-Sunda. Hubungan orang Kristen terhadap Islam lebih tegang dibandingkan terhadap agama lain. Kelompok eksklusif minoritas akan semakin eksklusif jika dilarang dan dikucilkan oleh masyarakat.
Berdasarkan kesimpulan-kesimpulan ini, ada beberapa rekomendasi yang penulis ajukan berikut ini. Pemerintah harus memfasilitasi pola interaksi antar umat sehingga umat dari agama yang berbeda bisa saling berinteraksi dan jangan ada segregasi dalam bentuk apapun. Pemerintah perlu meninjau lagi larangan terhadap kelompok eksklusif minoritas supaya kelompok tersebut berkurang (hilang) eksklusivitasnya. Gereja harus memperdulikan masalah-masalah yang ada pada lingkungan dengan memberikan bantuan, namun bentuk bantuannya jangan hanya "melempar" saja tapi dalam bentuk yang bisa berinteraksi dengan masyarakat. Umat Kristen harus mengasihi semua orang tennasuk tetangganya dengan motif yang tulus dan bukan supaya mereka nanti jadi Kristen."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12214
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
A. Mustofa Bisri, 1944-
Jakarta: Majalah HUMOR dan Matra Multi Media, 1995
899.211 MUS r
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Al-Hasani, Sayyid Isma`il bin Mahdi bin Hamid Al-Ghurbaini
Jakarta: Pustaka Hidayah, 2004
297.4 ALH nt
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>