Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 152017 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1985
S6579
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Supangkat, Budiawati
"ABSTRAK
Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui mengapa usaha kerajinan peci di Ulujami tidak mengalami kemajuan walaupun telah mendapat bantuan dari pemerintah, dengan meneliti apakah ada mental dan tingkah laku kewiraswastaan di antara para pengrajin peci tersebut.Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah bahwa: (1) para pengrajin peci di Ulujami pada umumnya belum mempunyari mental dan tingkah laku kewiraswastaan; mereka yang mempunyai mental dan tingkah laku kewiraswastaan hanya sangat terbatas jumlahnya; dan bahwa (2) para pengrajin peci hanya akan maju apabila ada pemimpin yang dianggap cocok oleh sebagian besar dari para pengra_jin peci tersebut. Mengenai masalah kesimpulan pertama ialah masalah bahwa para pengrajin peci di Ulujami tidak mempunyai men_ital dan tingkah laku kewiraswastaan adalah kesimpulan yang saya depat dengan meneliti kelima ciri tingkah laku kewiraswastaan yang dikemukakan oleh M.Amin Aziz. Apabila dilihat dari soal kemampuan para pengrajin peci untuk menemu_kan atau mencari ide Baru secara perseorangan, makes: kemampuan itu sangat sedikit dan hanya ada di antara para pengrajin peci yang tergolong pengusaha besar. Hal ini

"
1984
S12685
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1994
S5639
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edovita
1990
S2311
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Nusolahardo
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hamdi
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1995
S6800
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Putri Wisnu Wardhani
"Kewirausahaan telah lama menjadi perhatian penting dalam mengembangkan pertumbuhan sosioekonomi suatu negara (Zahra dalam Peterson & Lee, 2000). Selain itu, kewirausahaan juga semakin menjadi perhatian penting dalam menghadapi tantangan globalisasi yaitu kompetisi ekonomi global dalam hal kreativitas dan inovasi (Peterson & Lee, 2000). Tingkah laku inovatif yang dimiliki oleh seorang wirausaha secara umum dapat mengimbangi perubahan yang terjadi dengan begitu cepatnya, khususnya dalam menghadapi tantangan globalisasi (Peterson & Lee, 2000). Tingkah laku inovatif ini berhubungan dengan faktor budaya. Dalam hal ini, individu yang berada pada lingkungan dengan budaya uncertainty avoidance yang rendah mempunyai toleransi yang tinggi terhadap tingkah laku yang baru dan kreatif (Hostede & Hofstede, 2005). Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran nilai budaya uncertainty avoidance seperti yang diungkapkan oleh Hofstede (1980), dan tingkah laku inovatif seperti yang diungkapkan oleh West (1997), pada wirausaha bersuku Minangkabau. Selain itu, penelitian ini juga berfokus pada penemuan ada/tidaknya hubungan antara nilai budaya uncertainty avoidance dengan tingkah laku inovatif tersebut. Oleh karena itu, penelitian ini termasuk di dalam penelitian kuantitatif ex post field study yang bersifat korelasional. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: 1) Wirausaha bersuku Minangkabau yang berada di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi memiliki nilai budaya uncertainty avoidance yang rendah atau dengan kata lain mempunyai toleransi yang tinggi terhadap ketidakpastian; 2) Wirausaha bersuku Minangkabau yang berada di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi memiliki tingkah laku inovatif yang tinggi ; 3) Hubungan yang terjadi antara nilai budaya uncertainty avoidance dan tingkah laku inovatif adalah hubungan positif yang signifikan dimana jika seseorang mempunyai toleransi yang tinggi terhadap ketidakpastian (uncertainty avoidance rendah) maka ia akan menampilkan tingkah laku inovatif yang tinggi.

Entrepreneurship has long been considered as a significant factor for socioeconomic growth and development (Zahra in Peterson & Lee, 2000). Besides that, entrepreneurship also become more important to face the global competition based on creativity and innovation (Peterson & Lee, 2000). In order to face global challenge, an entrepreneur has to develop innovative behavior (Peterson & Lee, 2000). Innovative behavior is related with cultural factor. Person whose living in an environment which encourage him to have low uncertainty avoidance culture has high tolerance to new and creative behavior (Hostede & Hofstede, 2005). The purpose of this research is to identify the relation between uncertainty avoidance value and innovative behavior among Minangkabau Entrepreneurs in Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, and Bekasi. Furthermore, this research is also try to find the description profile about uncertainty avoidance as a culture value, and innovative behavior as a trait among Minangkabau Entrepreneurs. This research is a quantitative research with non experimental design method, characteristic by ex post facto fields study. The research results showed that: 1) Minangkabau Entrepreneurs in Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang and Bekasi have low uncertainty avoidance culture value which means high tolerance of ambiguity; 2) Minangkabau Entrepreneurs in Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang and Bekasi have high innovative behavior; 3) There is a positive correlation between uncertainty avoidance value and innovative behavior among Minangkabau Entrepreneurs in Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang and Bekasi."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2008
155.8 WIS h
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tampubolon, Lamtiur Hasianna
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1985
S7362
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pulungan, Wazar
"ABSTRAK
Penelitian ini mengkaji peranan empat golongan pekerjaan ayah serta pola asuh yang diterapkan orang-tua dalam keluarga terhadap perkembangan kecenderungan tingkah laku prososial remaja. Golongan pekerjaan tersebut adalah yaitu ABRI, Pegawai Negeri Sipil, Guru, dan Pedagang. Konsep Pola asuh dalam penelitian ini mengacu kepada pandangan Baumrind yaitu autoritarian, permisif, dan autoritatif.
Selain pola asuh juga diungkapkan sejauh mana penanaman ciri prososial dalam pola asuh keluarga. Staub mengajukan suatu pandangan tentang pengukuran tingkah laku prososial melalui intensitas prosocial goals yang ada dalam personal goals. Prosocial goals diukur melalui jaringan kognisi yang terdiri dari tiga dimensi yaitu, (1) Orientasi perasaan positif terhadap orang lain, (2) Perhatian terhadap kesejahteraan orang lain, dan (3) Rasa tanggung jawab terhadap kesejahteraan orang lain. Kecenderungan tingkah laku prososial dalam penelitian ini dijabarkan menjadi empat sub tingkah laku yang di dasarkan pada lingkungan serta situasi munculnya tingkah laku yaitu:
(1) Kecenderungan tingkah laku prososial terhadap orang-tua,
(2) Kecenderungan tingkah laku prososial terhadap tetangga,
(3) Kecenderungan tingkah laku prososial terhadap teman sekelas, dan
(4) Kecenderungan tingkah laku prososial terhadap orang lain yang tidak dikenal.
Pendekatan perkembangan tingkah laku dalam penelitian ini adalah pendekatan konvergen (Staub, 1979) dari tiga macam pendekatan Identifikasi-Internalisasi, Belajar Sosial dan Perkembangan Kognitif. Namun pendekatan utama yang digunakan adalah pendekatan Identifikasi-Internalisasi. Pendekatan ini menitikberatkan bahasannya terhadap peran keluarga dan pola asuh dalam menjelaskan perkembangan tingkah laku.
Ada tiga macam hipotesis mayor yang diuji dalam penelitian ini yaitu:
1. Ada perbedaan yang signifikan kecenderungan tingkah laku prososial remaja yang berasal dari keluarga yang golongan pekerjaan ayahnya berbeda, yaitu ABRI, Pegawai Negeri Sipil, Guru, dan Pedagang.
2. Ada hubungan yang signifikan antara pola asuh keluarga tipe autoritarian, permisif, autoritatif, dan ciri prososial dengan kecenderungan tingkah laku prososial remaja.
3. Ada perbedaan yang signifikan kecenderungan tingkah laku prososial antara remaja pria dengan remaja wanita.
Masing-masing hipotesis ini dirinci menjadi empat macam hipotesis berdasarkan sub tingkah laku prososial. Hipotesis diuji melalui studi perbandingan dan korelasional. Subyek dalam penelitian ini terdiri dari 331 orang siswa kelas I BMA Negeri yang dipilih secara random dari 10 SMA yang terdiri dari dua SMA dari setiap wilayah kota Jakarta yang terdiri dari lima wilayah.
Variabel kecenderungan tingkah laku prososial dan pola asuh diungkap melalui kuesioner, sedangkan golongan pekerjaan ayah dan jenis kelamin diungkap dengan daftar isian. Pengolahan data dilaksanakan secara kuantitatif dengan uji statistik melalui program SPSS.
Hasil pengujian hipotesis mayor 1 beserta hipotesis minornya menunjukkan bahwa golongan pekerjaan ayah turut memegang peran yang berarti terhadap kecenderungan tingkah laku prososial remaja. Nampak ada perbedaan kecenderungan tingkah laku prososial yang berarti antara remaja yang berasal dari keluarga ke empat golongan pekerjaan ayah tersebut. Ditemukan urutan.kecenderungan tingkah laku prososial sebagai berikut, pada urutan pertama tertinggi remaja dari keluarga ABRI, pada tempat kedua remaja dari keluarga pedagang, ketiga remaja dari keluarga Pegawai Negeri Sipil. dan terakhir remaja dari keluarga Guru.
Hasil pengujian hipotesis mayor 2 beserta hipotesis minornya menunjukkan bahwa ciri prososial dalam pola asuh memiliki kontribusi positif yang berarti terhadap kecenderungan tingkah laku prososial remaja dan terhadap ke tiga sub variabelnya sedangkan terhadap sub variabel kecenderungan tingkah laku prososial terhadap orang lain ternyata tidak memiliki kontribusi. Tipe pola asuh autoritatif memiliki kontribusi positif yang berarti namun terbatas pada sub variabel kecenderungan tingkah laku prososial terhadap orang tua, sedangkan tipe pola asuh permisif dan autoritarian ternyata tidak mempunyai kontribusi terhadap kecenderungan tingkah laku prososial remaja maupun terhadap semua sub variabelnya.
Hasil pengujian hipotesis mayor 3 beserta hipotesis minornya menunjukkan bahwa ternyata jenis kelamin tidak mempunyai peran yang berarti terhadap kecenderungan tingkah laku prososial remaja."
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1993
D263
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>