Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 26599 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Haikio, Martti
Jakarta: Ufuk Press, 2008
658.406 3 HAI n
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Haikio, Martti
Jakarta: Ufuk Press, 2008
658.4063 HAI n
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Iman Soeharto, compiler
Jakarta: Erlangga, 1990
658.5 IMA m (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Farah Margaretha
Jakarta: Grasindo, 2007
658.15 FAR m (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Henry Febrian Karamoy
"Membaiknya ekonomi nasional yang ditandai dengan menguatnya nilai tukar rupiah terhadap dollar serta terkendalinya tingkat inflasi temyata belum banyak
memberikan pengaruh terhadap bisnis hotel di tanah air. Pada 6 bulan pertama tahun
1999 ini tingkat hunian kamar hotel berbintang di sejumlah kota besar di Jakarta dan Yogyakarta, belum bergerak ke angka yang menarik. Okupansi rata-rata rnasih 30%. Sedangkan di Bali tingkat huniannya masih relatif stabil di atas 60%. Sementara harga jual rata-rata kamar hotel (average room rate=ARR) selama bulan pertama ini juga tidak beranjak naik. Ada kecenderungan ARR dibawah USD 25, jauh di bawah ARR sebelum terjadi krisis moneter yang sempat mencapai USD 60. Para pelaku bisnis perhotelan melihat bahwa lesunya tingkat hunian dan rendahnya harga jual kamar rata-rata yang terjadi selama semester pertama 1999 lebih banyak dipengaruhi faktor kepercayaan dan
keamanan dalam negeri. PT Patra Jasa sebagai salah satu pelaku bisnis hotel di Indonesia juga mengalami kondisi yang sarna. Tingkat okupansi rata-rata dari seluruh unit hotel yang ada pada tahun laporan April 1998-Maret 1999 berada pada angka 44%. Dengan unit hotel Bali
mempunyai tingkat okupansi tertinggi yaitu 65% dan unit Parapat memiliki tingkat
okupansi paling rendah yaitu 7%. Selain itu harga jual kamar rata-rata pada hotel-hotel di dalam PT Patra Jasa adalah Rp 137.150 yang bila dikonversikan ke dalam nilai dollar saat ini sarna dengan USD 19.50. Kontribusi cabang Bali untuk ARR adalah yang paling tinggi yaitu Rp 249.826 sedangkan cabang Parapat yang paling rendah pada angka Rp50.256.
Pertumbuhan laba bersih PT Patra Jasa yang dihitung dari periode 1994/1995 sampai dengan periode 1998/1999 berada pada angka 118% dengan peningkatan tajam di periode 1998/1999 diakibatkan oleh adanya windfalL profit akibat penurunan nilai rupiah terhadap dollar. Kemudian dari analisa rasio dapat disimpulkan bahwa
perusahaan belum melakukan pemanfaatan aset dengan optimal artinya masih banyak
aset yang menganggur dan bila dimanfaatkan dengan baik dapat memberikan kontribusi
yang signifikan terhadap peningkatan laba perusahaan. Dengan analisa SWOT yang dilakukan melalui hasil angket dan wawancara dengan fungsi-fungsi pada PT Patra Jasa ditetapkanlah posisi perusahaan pada kuadran I grafik SWOT. Walaupun berada pad a kuadran I, PT Patra Jasa memiliki posisi yang kurang baik yaitu dari sisi kekuatan perusahaan berada pada angka 0,25 dan nilai total dan bila dilihat sisi peluang bisnis berada pada angka 1 dan nilai total 5.
Dengan kondisi yang demikian ini, PT Patra Jasa harus menentukan strategi yang
tepat untuk mengatasi kendala-kendala baik internal maupun ekstemal. Salah satu
kendala internal yang penti0g adalah kemampuan keuangan yang ter~atas dan di lain pihak fasilitas yang amat mendesak untuk dikembangkan. Sebagai kendala eksternal yang harus dihadapi adalah krisis ekonomi nasional, persaingan dengan hotel-hotel baru yang lebih baik dan kondisi keamanan yang masih rawan."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
T3785
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yazi Deswan
"Proyek bangunan industri atau konstruksi bangunan industri memiliki ciri sebagai suatu kegiatan yang kompleks dan melibatkan banyak disiplin ilmu. Pada setiap tahapan proyek, pemilik proyek atau owner banyak berperan, antara lain dalam bentuk keterlibatan suatu tim ahli yang dapat menjadi counterpart bagi institusi konsultan perencana proyek tersebut. Pengetahuan dan pengalaman operasional bangunan industri yang dimiliki oleh tim ahli owner menjadi salah satu sumber masukan bagi terciptanya desain bangunan industri yang bermutu.
Penelitian ini mencoba untuk mendapatkan gambaran nyata tentang peran tim ahli owner pada tahap desain dan melihat adanya hubungan antara peran tersebut dengan peningkatan kinerja mutu desain pada proyek bangunan industri.
Data yang digunakan pada penelitian ini merupakan data primer, dengan menggunakan metoda questionnaire (angket). Pemilihan metoda berdasarkan pengamatan bahwa banyak penelitian yang berkaitan dengan peran dan kinerja menggunakan metoda ini, selain itu juga karena kepraktisan metoda dan pertimbangan waktu. Penelitian menggunakan 36 sampel, analisis data menggunakan statistik dilakukan terhadap 30 sampel. Cakupan sampel adalah proyek bangunan industri yang desainnya dilakukan di Jakarta dan Jawa Barat.
Dan hasil analisis data, terbentuk persamaan model, yang merupakan model regesi persamaan linier. Model tersebut menggambarkan peran tim ahli owner pada tahap desain terhadap peningkatan kinerja mutu desain proyek bangunan industri. Peran tim ahli owner, yang menjadi variabel penentu dan tergambar pada model dengan urutan yaitu: pertemuan/koordinasi berkala tim ahli owner sebanyak 63,7 %, penyusunan spesifikasi teknis sebanyak 11,4 %, evaluasi atas tahapan pembuatan gambar rancangan sebanyak 10,2 % dan pengalaman profesional ketua tim ahli owner sebanyak 3,1 %."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T14677
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Paulus Aprimus Carlus Tangkere
"ABSTRAK
PERKEMBANGAN kondisi industri properti sangat dipengaruhi oleh
perkembangan ekonomi. Sedemikian besar pengaruhnya, sehingga
kondisi industri properti senantiasa mengikuti irama (siklus)
perekonomian; paling awal merasakan dampak penurunan kegiatan
(declining) ekonomi, namun paling lambat untuk merasakan masa
jayanya (booming). Hal ini disebabkan oleh produk properti yang
bersifat investasi, sehingga Iebih cepat untuk diabaikan pada
saat kesulitan ekonomi; namun juga, disebabkan proses pengadaan
produk properti yang membutuhkan waktu yang tidak singkat (mulai
proses perencanaan hingga bangunan siap pakai), mengakibatkan
industri properti membutuhkan waktu untuk dapat memenuhi
kebutuhan yang meningkat terhadap produk properti (akibat kondisi
ekonomi yang sedang naik, booming). Bila perusahaan yang bergerak
dalam bidang properti tidak dengan cepat menyesuaikan tingkat
kegiatannya pada saat menurunnya kegiatan ekonomi, maka
kebangkrutan merupakan hal yang pasti dihadapi. Hal ini terbukti
dengan dilikuidasinya SUMMA dan ?menghìlangnya? beberapa anggota
RET pada periode 1991-1992 akibat menurunnya tingkat kegiatan
ekonomi nasional.
Disamping itu, perkembangan produk properti di Indonesia juga
semakin bervariasi, seperti usaha kawasan industri (yang tadinya
kurang dikenal) dan pembangunan apartemen dan lapangan golf yang
sedang menggebu?gebu dewasa ini. Namun demikian, kunci
keberhasilan dalam industri properti nampaknya masih berkisar
pada faktor lokasi yang sesuai dan kuatnya modal. Munculnya
produk superblok merupakan gambaran pentingnya lokasi dan modal
bagi perusahaan yang bergerak da;am industri properti.
Dalam menghadapi kondisi dan perkembangan itulah, dibutuhkan suatu strategi jangka panjang yang dapat menempatkan perusahaan pada posisi yang memiliki daya juang dan daua saing yang tinggi
Strategi diversifikasi konsentris nampaknya merupakan strategi
yang mampu dalam menghadapi masalah tersebut. Dengan memasuki
jenis usaha lain yang masih dalam industri yang sama (properti),
selain dapat mengatasi gejolak (siklus) perekonomian, juga dapat
dimanfaatkan sinergi yang terjadi.
Dengan menggunakan pendekatan tersebut, analisis yang dilakukan
pada PT Bimantara Sitj Wisesa (BSW) menyimpulkan, bahwa strategi
diversifikasi konsentris sangatlah tepat untuk mencapai misi dan
cita-cita yang diinginkannya. Pengalamannya selama lebih dari
sepuluh tahun di berbagai bidang usaha properti (real estate,
apartemen, hotel, ruang perbelanjaan, dan pengembangan lahan),
merupakan kekuatan yang dapat diandalkan, di samping potensi anak
perusahaan yang dimilikinya serta dukungan dari perusahaan induk
(PT Bimantara Citra).
Selain berusaha untuk memperoleh kawasan seluas minimal 200
hektare, dikaitkan dengan perkembangan internat industri
properti, nampaknya produk superbiok ,juga merupakan sasaran
jangka panjang BSW Luasnya lahan dan adanya superblok merupakan
perpaduan yang sangat sinergis bagi BSW. Pengembangan superblok
dalam lahan yang telah dimiliki sekarang (Grand Kuningan Embassy
Estate) juga merupakan suatu rekomendasi.
Namun dalam mengembangkan usaha dan penerapan strategi tersebut
Nampaknya diperlukan kejelasan dari perusahaan induk (Bimantara Citra), mengingat masih adanya anak perusahaan BC lainnya yang bergerak dalam usaha properti namun tidak dibawah koordinasi BSW. Disarankan, pengembangan usaha properti BC di konsentrasikan penanganannya pada BSW, agar tidak terjadi konflik di kemudian hari.
"
Lengkap +
1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haryono
"Tugas akhir ini secara luas membahas mengenai persaingan yang terjadi dalam Industri siaran televisi swasta di Indonesia. Lebih khusus lagi, tugas akhir ini lebih jauh lagi mengungkap bagaimana ANTEVE, sebagai salah satu stasiun tv swasta yang termasuk masih muda, menghadapi pesaing-pesaingnya (RCTI, SCTV, TPI, dan Indosiar).
Persaingan yang terjadi dalam industri ini pada dasarnya adalah dalam hal memperebutkan ikian dan pemirsa. Untuk kedua hal ini, ANTE VE masih di bawah pendahulu-pendahulunya (RCTI, SCTV, dan TPI), bahkan kini ANTEVE mulai dilewati oleh Indosiar. Ketertinggalan ANTEVE dibanding pesaing-pesaingnya ini disebabkan oleh masih kalah bersaingnya acara-acara yang disajikan ANTEVE.
Kurang lebih permasalahan yang dihadapi ANTEVE dalam persaingannya dengan stasiun tv swasta Iainnya adalah:
Keunggulan-keunggulan apakah yang dimiliki oleh pesaing-pesaing ANTEVE, seberapa besarkah peluang yang dimiliki ANTEVE, apa sajakah yang selama ini menjadi kelemahan dan kekuatan ANTEVE yang dapat dimanfaatkannya untuk bersaing dengan tv swasta lain, bagaimanakah ANTEVE menyusun strategi acara siarannya?
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada jalan lain bagi ANTEVE, selain dengan melakukan serangkaian pembenahan dan peningkatan kualitas tayangan acaranya untuk dapat menìngkatkan daya saingnya dalam industri ini. Untuk menghasilkan suatu tayangan acara yang menarik, maka strategi di bidang acara saja tidak mencukupi, dibutuhkan strategi dibidang lain untuk mendukungnya, yaitu strategi di bidang pemasaran, teknologi dan investasi, kerjasama dengan pihak-pihak terkait, pengembangan sumber daya manusia.
Untuk tetap dapat mempertahankan kehadirannya di dalam industri ini dan agar tetap dapat bersaing dengan tv-tv swasta lain, maka ANTEVE perlu menerapkan beberapa strategi di masa depan. Strategi-strategi tersebut diantaranya adalah melakukan diversifikasi usaha di berbagai bidang yang belum dimasukinya, peningkatan pemanfaatan kecanggihan teknologi, menggiatkan pengembangan sumber daya manusia, bekerjasama dengan pihak-pihak tertentu yang mempunyai kompetensi yang dapat diandalkan, dan penambahan investasi untuk mendukung semua itu."
Lengkap +
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Isti Surjandari Prajitno
Jakarta: UI-Press, 2013
PGB 0336
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>