Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 160026 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sitompul, Ratna
"Lensa manusia berfungsi memfokuskan cahaya teriihat, menyerap UV A dan UV B, sehingga sangat rentan terhadap efek fototoksik cahaya yang diterimanya. Sel epitel adalah bagian Iensa yang memiliki peran penting untuk pertumbuhan, diferensiasi dan homeostasis seluruh Iensa. Sel ini selalu terpapar cahaya sehingga sangat mungkin terganggu oleh radiasi UV yang bersifat mutagenik. Mitokondria adalah penghasil energi dan berperan pada kematian sel serta penuaan. MtDNA sangat rentan terhadap paparan radikal bebas karena tidak memiliki histon pelindung dan kemampuan reparasi yang sangat terbatas, oleh karena itu Iaju mutasi mtDNA Iebih tinggi dibandingkan DNA inti. Pada berbagai jaringan yang menua. ditemukan akumulasi mutasi mtDNA terdelesi. Delesi ini mengakibatkan hilangnya gen mtDNA yang menyandi subunit kompleks respirasi mitokondria (kompleks I, III, IV dan V) serta tRNA dan rRNA mitokondria, sehingga teljadi penurunan fungsi OXPHOS. Deiesi mtDNA ini awalnya dilaporkan terdeteksi pada jaringan otot lurik dan otot jantung, tetapi kemudian diiaporkan pula pada berbagai jaringan lain yang menua.
Pertanyaan yang sangat penting dalam ilmu oftalmologi adalah, apakah proses yang sama juga berperan di Iensa mata. MtDNA sel epitel Iensa sangat mungkin mengakumulasi mutasi mtDNA karena sel ini selalu terpapar oleh UV, masa hidupnya cukup panjang dan tidak pemah gugur atau hilang. Sampai sekarang pertanyaan tersebut belum terjawab. Paparan UV pada kuitur Iensa menyebabkan apoptosis sel epitel dan kekeruhan Iensa. Pada Iensa manusia, apoptosis ditemukan pada katarak polaris anterior maupun katarak senilis, sedangkan pada iensa jernih hampir tidak ditemukan adanya apoptosis. Tingkat apoptosis sel epitel lensa dan perubahan fungsi respirasi mitokondria mungkin pula berperan pada penuaan dan proses pembentukan katarak. Hubungan antara penuaan, apoptosis dan pembentukan katarak masih merupakan pertanyaan yang belum teljiawab secara menyeiuruh. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini ingin mengkaji apakah perubahan fungsi respirasi mitokondria dan tingkat apoptosis berperan dalam fenomena penuaan sei epitel lensa dan proses kataraktogenesis."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2005
D621
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggraeni Iriani
"Fenomena utama pada pasien MDS adalah sitopenia di darah tepi, namun disertai kondisi hiperselular di sumsum tulang. sCD40L dianggap sebagai sitokin yang dapat memicu sintesis TNFα sebagai sitokin proapoptosis dan memicu sintesis VEGF sebagai sitokin proangiogenesis pada MDS. Oleh sebab itu sCD40L dianggap berpotensi sebagai biopenanda untuk memperkirakan perburukan pada MDS.
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan peran pajanan rh-sCD40L dalam menginduksi sintesis TNFα dan VEGF pada sel progenitor hematopoesis, serta membuktikan peran pajanan TNFα dalam memicu apoptosis pada sel progenitor hematopoesis dan sel mesenkim MDS.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental in vitro komparatif. Subjek penelitian adalah pasien MDS yang didiagnosis dan diklasifikasikan berdasarkan kriteria WHO 2008. Pada bone marrow mononuclear cells (BMMC) dipajankan dengan rh-sCD40L dan antiCD40L, kemudian dilakukan pemeriksaan ekspresi mRNA TNFα dan mRNA VEGF yang dikuantifikasi dengan qRT-PCR, serta pemeriksaan kadar TNFα dan VEGF yang diperiksa dengan metode ELISA. Pada sel CD34+, CD33+, CD41+, dan CD73+ dipajankan rhTNFα kemudian dilakukan pemeriksaan aktivitas kaspase-3 dengan imunoflowsitometri.
Terdapat 15 sampel MDS terdiri dari 4 dengan diagnosis RCUD, 7 RCMD, dan 4 RAEB1, serta 7 sampel kontrol. Pajanan rh-sCD40L meningkatkan ekspresi mRNA TNFα secara bermakna dibandingkan pajanan antiCD40L. Pajanan rh-sCD40L meningkatkan kadar TNFα secara bermakna dibandingkan kontrol. Namun pajanan rh-sCD40L tidak meningkatkan mRNA VEGF dan kadar protein VEGF. Pajanan rhTNFα meningkatkan aktivitas kaspase-3 pada sel progenitor MDS terutama yang berdiferensiasi menjadi mieloid (CD33+) dan megakariosit-trombosit (CD41+). Pajanan rhTNFα meningkatkan aktivitas kaspase-3 pada sel mesenkim (CD73+) MDS
Simpulan: sCD40L berperan dalam meningkatkan sintesis sitokin proapoptosis TNFα di level mRNA dan protein, namun tidak terbukti berperan dalam meningkatkan sintesis proangiogenesis VEGF. TNFα berperan dalam meningkatkan apoptosis terutama pada sel hematopoesis yang telah berdiferensiasi menjadi seri mieloid dan seri megakariosit-trombosit, dan berperan dalam meningkatkan apoptosis pada sel mesenkim.

Cytopenia is the primary phenomenon in Myelodysplastic Syndrome (MDS) patients, amidst hypercellular bone marrow. The soluble CD40 ligand (sCD40L) is considered as a cytokine that can trigger synthesis of TNFα and VEGF. The former is known as a cytokine that promotes apoptosis while the latter promotes angiogenesis in MDS patients. Therefore, the sCD40L may serve as a potential biomarker to predict worsening of MDS.
This study aims to prove the role of rh-sCD40L exposure in inducing the synthesis of TNFα and VEGF in hematopoietic progenitor cells, as well as to establish the role of TNFα exposure in triggering apoptotic activity in hematopoietic progenitor and mesenchymal cells of MDS.
The study was a comparative in vitro experimental study. Subjects were MDS patients diagnosed and classified using the WHO 2008 criteria. Bone marrow mononuclear cells (BMMC) were exposed to rh-sCD40L and antiCD40L. The expressions of TNFα and VEGF mRNAs were then quantified by qRT-PCR, and the level of TNFα and VEGF were measured using the ELISA method. The CD34+, CD33+, CD41+, and CD73+ cells were exposed to rhTNFα, then the activity of enzyme caspase-3 was measured using the immunoflowcytometry.
There were 7 control and 15 MDS samples with the following diagnoses: 4 RCUD, 7 RCMD, and 4 RAEB1. Compared to antiCD40L, it is found that exposure of rh-sCD40L significantly increased the expression of TNFα mRNA. The similar exposure also significantly increased the level of TNFα compared to controls. However, the exposure of rh-sCD40L did not increase the expression of VEGF mRNA as well as the level of VEGF. The exposure of rhTNFα was found to increase the activity of caspase-3 in MDS progenitor cells, particularly those differentiated into myeloid cells (CD33+) and megakaryocyte-thrombocyte cells (CD41+). The exposure of rhTNFα was found to increase the activity of caspase-3 in MDS mesenchymal (CD73+) cells.
Conclusion: The sCD40L plays a role in increasing the synthesis of TNFα which favors apoptotic activity in mRNA and protein level, but not in improving the synthesis of VEGF that promotes angiogenesis. Furthermore, TNFα plays a role in increasing apoptotic activity of hematopoietic cells, particularly those that have differentiated into myeloid series and megakaryocyte-thrombocyte series cells. Also TNFα plays a role in increasing apoptotic activity of mesenchymal cells.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elvira Yunita
"ABSTRAK
Nama : Elvira YunitaProgram Studi : Program Magister Ilmu BiomedikJudul : Efek In Vitro Andrografolida terhadap Apoptosis Jalur Intrinsik pada Sel Punca Kanker Payudara Manusia yang Dipaparkan Rotenon: Tinjauan Ekspresi Caspase-9, Caspase-3 dan Survivin. Latar belakang: Andrografolida ANDRO merupakan senyawa bioaktif utama yang berasal dari sambiloto, Andrographis paniculata. Penelitian in silico yang telah dilakukan menunjukan ANDRO mempengaruhi apoptosis intrinsik dengan berinteraksi dengan survivin, caspase-9 dan caspase-3. Penelitian lain menunjukkan bahwa Breast Cancer Stem Cell BCSC memiliki survival rate yang lebih tinggi setelah dipaparkan dengan rotenon jika dibandingkan dengan non-BCSC. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk menganalisis apoptosis jalur intrinsik pada BCSC yang telah dipaparkan rotenon dan ANDRO.Metode: BCSC dipaparkan dengan 50 ?M rotenon selama 6 jam dan kemudian sel dipaparkan dengan ANDRO 0.075 mM, 0.15 mM, 0.3 mM dan 0.6 mM selama 24 jam. RNA sel diisolasi dan diikuti dengan pengukuran ekspresi mRNA caspase-9 dan 3 dengan qRT-PCR. Protein sel akan digunakan untuk pengukuran ekspresi protein survivin total dan survivin terfosforilasi. Selain itu, Apoptosis sel juga diukur dengan flowcytomety.Hasil: Perlakuan dengan rotenon dan ANDRO dapat meningkatkan ekspresi mRNA caspase-9 dan caspase-3 yang juga disertai dengan penurunan viabilitas. Paparan ANDRO dengan konsentrasi rendah hingga 0.015 mM pada BCSC yang telah diberikan rotenon dapat menurunkan ekspresi mRNA survivin. Dosis yang lebih tinggi dapat meningkatkan ekspresi mRNA survivin. Ekspresi protein survivin mengalami peningkatan yang disertai dengan penurunan rasio survivin yang teraktivasi. Selain itu, persentase apoptosis setelah paparan rotenon dan ANDRO hingga 0.3 mM ANDRO juga mengalami peningkatan seiring dengan bertambahnya konsentrasi ANDRO yang dipaparkan dose dependent manner .Kesimpulan: Paparan rotenon dan ANDRO dapat menginduksi kematian sel melalui apoptosis jalur intrinsik pada BCSC. Selain itu, ANDRO juga diusulkan sebagai senyawa yang potensial menjadi agen terapi pendamping bagi pasien-pasien yang menjalani kemoterapi maupun radioterapi.

ABSTRACT
ABSTRACT Name Elvira YunitaStudy Program Biomedical ScienceTitle In Vitro Effect of Andrographolide on the intrinsic pathway of apoptosis in rotenone induced human breast cancer stem cells Focus on caspase 9, caspase 3 and survivin expression Background Andrographolide ANDRO is an active compound of Andrographis paniculata, has been suggested to have an anti cancer property. Our in silico study has shown that ANDRO could interact with survivin, caspase 9 and caspase 3 which influence the intrinsic apoptotic pathway. We have also demonstrated that human breast cancer stem cells BCSCs could survive better than their counterpart non BCSCs after rotenone treatment. In this study, we aimed to investigate whether andrographolide could induced apoptotic of rotenone induced BCSCs.Method Human BCSCs ALDH cells were first induced by 50 M rotenone for 6 hours and treated with 0.075 mM, 0.15 mM, 0.3 mM dan 0.6 mM of ANDRO for 24 hours. Total RNA from the cells was isolated, followed by determination of survivin, caspase 9 and caspase 3 m RNA expression level using Real Time RT PCR technique. Protein from the cells used to examine expression of survivin and phosphorylated survivin. Besides, examining of apoptotic cell also measured by flowcytometry.Result Treatment of rotenone and ANDRO drastically increase caspase 9 and caspase 3 expression, leading to the decrease of cell viability. Low concentration of ANDRO treatment until 0.15 mM could supress survivin expression, but gradually increased higher than the control in line with the increasing of ANDRO concentration. Survivin protein expression was increased following by decreasing ratio of activated survivin. Besides, percentage of apoptosis after rotenone and ANDRO treatment until 0.3 mM of ANDRO treatment also increased in line with increasing ANDRO concentration dose dependent manner .Conclusion Rotenone and ANDRO treatment could induced apoptotic intrinsic in BCSCs. Thus, we propose that andrographolide as potential compound that could be used as a novel co chemoradiation therapy and radiotherapy targeted to BCSCs."
2017
T55641
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lumbantobing, Joshua Partogi Ferdinand
"Tujuan: Membandingkan efek sitikolin pada hewan coba model traumatic optic neuropathy(TON) ditinjau dari gambaran histopatologi dan ekspresi imunohistokimia.
Metode: Penelitian dengan desain eksperimental terhadap 4 kelompok hewan coba. Sebanyak 12 mata dari 12 hewan coba kelinci jenis New Zealand White menjalani optic nerve crush injury(ONC) untuk menciptakan model TON. Tindakan ONC dilakukan dengan menggunakan Hartmann Mosquito Clamp. Evaluasi histopatologi berupa pemeriksaan densitas sel ganglion retina dengan pewarnaan hematoksilin-eosin dan pemeriksaan imunohistokimia dengan antibodi bcl-2 serta caspase-3.
Hasil: Densitas sel ganglion retina pada setiap kelompok menunjukkan perbedaan yang bermakna dengan nilai normal. Perbandingan berdasarkan periode waktu, baik periode 3 hari dan 7 hari, menunjukkan perbedaan yang bermakna bila dibandingkan dengan periode yang sama pada subjek tanpa terapi (p<0.001). Pemeriksaan imunohistokimia pada kelompok terapi bila dibandingkan dengan kelompok tanpa terapi menunjukkan peningkatan ekspresi bcl-2 secara signifikan pada hari-3 (p=0.012) dan hari-7 (p=0.046).Pemeriksaan imunohistokimia pada kelompok terapi bila dibandingkan dengan kelompok tanpa terapi menunjukkan penurunan ekspresi caspase-3 secara signifikan pada hari-3 (p=0.046) namun tidak pada hari ke-7 (p=0.072).
Kesimpulan: Pemberian sitikolin mampu menurunkan tingkat kematian sel ganglion retina dibandingkan tanpa terapi pada TON dan didukung dengan peningkatan ekspresi bcl-2 sebagai anti-apoptosis yang bermakna serta penurunan dari ekspresi caspase-3 sebagai pro-apoptosis.

Aims: Comparing citicoline effect in animal model of traumatic optic neuropathy (TON) in histopathology and immunohistochemical evaluation.
Methods: This is an experimental research for 4 groups of animal model. Twelve eyes from 12 New Zealand White rabbits underwent optic nerve crush injury (ONC) to create TON. The ONC was done using the Hartmann Mosquito clamp. Histopathological evaluation of retinal ganglion cell density by hematoxylin-eosin staining and immunohistochemical examination with bcl-2 and caspase-3 antibodies.
Results: Retinal ganglion cell density in each group showed a significant difference when compared with normal values. For comparisons based on the time period, 3 days and 7 days, both showed a significant difference when compared to the non-citicoline subjects in same period (p <0.001). Immunohistochemical examination in citicoline group, when compared to the non-citicoline group, showed a significant increase in bcl-2 expression on day-3 (p = 0.012) and day-7 (p = 0.046). Immunohistochemical examination in the citicoline group, when compared with the non-citicoline group, showed a significant decrease in caspase-3 expression on day-3 (p = 0.046) but not on day-7 (p = 0.072).
Conclusions: Citicoline is able to reduce the rate of retinal ganglion cell death and supported by a significant increase in the expression of bcl-2 as anti-apoptosis and a decrease in caspase-3 expression as pro-apoptosis.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Yusuf
"ABSTRAK
Latar Belakang: Kanker ovarium merupakan salah satu kanker yang menyebabkan kematian paling tinggi pada wanita. Tujuh puluh persen saat didiagnosis ditemukan pada stadium lanjut, dengan angka kesintsan dalam 5 tahun hanya 46 . Modalitas terapi saat ini adalah sitoreduksi dengan kemotterapi adjuvant platinum based sebagai lini pertama. Efektivitas kemoterapi hanya 60 pada stadium lanjut, untuk selanjutnya berkembang menjadi rekuren. Oleh karena itu dibutuhkan jenis terapi tambahan berdasarkan jenis atau agen yang bekerja spesifik di sel kanker dan dapat bersinergi dengan pengobatan standar saat ini. Kurkumin sebagai salah satu agen yang banyak diuji memiliki efek anti-kanker. Kurkumin berpotensi sebagai anti kanker dan bekerja pada semua multistep karsinogenesis. Kurkumin dapat bekerja sebagai antiproliferasi dan meningkatkan apoptosis.Tujuan: untuk mengetahui antiproliferasi ekspresi Ki67 dan apoptosis caspase 3 dan caspase 8 kombinasi cisplatin dengan nanokurkumin pada sel hayati SKOV3.Metode: Penelitian ini dilakukan uji eksperimental in vitro dengan menggunakan sel hayati SKOV3 untuk mengetahui antiproliferasi ekspresi Ki67 dan apoptosis caspase 3 dan caspase 8 kombinasi cisplatin dengan nanokurkumin pada sel tersebut. Uji analisis data dengan T tidak berpasangan bila sebaran normal / uji Mann Whitney bila sebaran tidak normal serta menggunakan Graph Pad Prism.Hasil: Berdasarkan penelitian ini, didapatkan cc50 nanokurkumin 67 m dan cc50 cisplatin 54 m dengan menggunakan metode MTT Assay. Viabilitas sel pada penelitian ini menurun sesuai dengan dose dependent, dimana pada dosis kombinasi nanokurkumin 134 m dengan cisplatin 108 m ditemukan sel hidup yang paling rendah 24.3 p

ABSTRACT
Background Ovarian cancer is one of the most leading cancers in women. Seventy percent at the time of diagnosis are found at an advanced stage, with a 5 year survival rate of only 46 . The current treatment modality is cytoreduction with platinum based adjuvant chemotherapy as first line. The effectiveness of chemotherapy is only 60 at an advanced stage, to further develop into recurrent. Therefore, additional types of therapy are required based on types or agents that work specifically in cancer cells and can synergize with current standard treatments. Curcumin as one of the many tested agents has anti cancer effects. Curcumin has the potential effect as an anti cancer and works on all multisteps of carcinogenesis. Curcumin can work as an antiproliferation and increase apoptosis.Objective to know antiproliferation effect expression Ki67 and apoptosis effect caspase 3 and caspase 8 of combination cisplatin with nanokurkumin on cell SKOV3.Methods This experimental study was conducted in vitro by using biological cell line SKOV3 to know antiproliferation effect expression Ki67 and apoptosis effect caspase 3 and caspase 8 of combination cisplatin with nanokurkumin on the cell. The data was analysed with unpaired T when normal distribution Mann Whitney test when distribution is not normal and also using Graph Pad Prism.Result Based on this result, cc50 of nanokurkumin is 67 m and cc50 of cisplatin is 54 m by using MTT Assay method. The viability of the cells in this study decreased according to the dose dependent, whereas in the combined dose of 134 m nanocurcumin with 108 m cisplatin found the lowest life cell 24.3 p "
2018
T-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naylah Muna
"Endometriosis merupakan penyakit pada sistem reproduksi wanita yang ditandai dengan tumbuhnya jaringan endometrium di luar rongga uterus. Endometriosis memengaruhi sistem reproduksi salah satunya dengan menyebabkan penurunan kualitas oosit akibat terjadinya apoptosis pada sel granulosa di dalam folikel. Apoptosis pada sel granulosa diketahui diaktivasi melalui jalur intrinsik yang dipengaruhi oleh protein BAX (pro-apoptosis) dan BCL-2 (anti-apoptosis). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ekspresi mRNA bcl-2 dan bax pada sel granulosa penderita endometriosis melalui metode real-time PCR yang kemudian diuji secara statistik dengan menggunakan Uji-t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekspresi mRNA bax/bcl-2 pada wanita penderita endometriosis menunjukkan perbedaan yang signifikan (p < 0,05) dibandingkan pada wanita tanpa endometriosis.

Endometriosis is a disease in female reproductive system which marked by the present of endometrium tissue outside the uterus cavity. Endometriosis affects the reproductive system by decreasing oocyte quality as an impact of granulosa cells apoptosis in the follicle. Apoptosis in granulosa cells has been known activated through intrinsic pathway which is influenced by BAX (pro-apoptosis) and BCL-2 (anti-apoptosis) proteins. This research was conducted to know the mRNA expression of bcl-2 and bax in granulosa cells of endometriosis patients using real-time PCR and statistic tests (T-test). The result shows that there is significance difference (p < 0,05) of bax/bcl-2 expression between granulosa cells of endometriosis patients and granulosa cells in women without endometriosis.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S63947
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Rizal
"Sampai saat ini, belum ada obat untuk menyembuhkan infeksi HIV tetapi ada pengobatan yang bisa memperlambat perkembangan HIV dalam tubuh yang disebut Antiretroviral Treatment. Perkembangan HIV secara in vivo dapat dimodelkan ke dalam sistem persamaan diferensial biasa menggunakan pendekatan deterministik. Pada tesis ini dibentuklah model matematika untuk dinamika virus HIV di dalam tubuh dengan adanya intervensi Antiretroviral Treatment dan memperhitungkan pengaruh Apoptosis pada sel-T. Analisis sistem dinamik pada model untuk menentukan kestabilan dari titik keseimbangan bebas infeksi dan titik keseimbangan endemik menggunakan kriteria Routh-Hurwitz. Simulasi numerik menunjukkan bahwa penurunan jumlah sel-T sehat (T) dan perkembangan jumlah virus HIV (V) di dalam tubuh dapat dihambat dengan signifikan jika pengobatan ART diberikan setiap hari secara teratur dan pemilihan nilai parameter Apoptosis (A) berada pada interval [0,1 ; 0,5].

Until now, there is no medicine to cure HIV infection, but there is a treatment that can slow the progression of HIV in the body called Antiretroviral Treatment. The development of HIV, when evaluated in vivo can be modeled into a system of ordinary differential equations using a deterministic approach. In this paper, be formed a mathematical model for the dynamics of HIV in the body with the intervention of Antiretroviral Treatment and take into account the influence of Apoptosis on T-cells. The dynamic system analysis of the model to determine the stability of the infectious free equilibrium point and the endemic equilibrium point uses the Routh-Hurwitz criterion. Numerical simulations show that a decrease in the number of healthy T-cells (T) and the proliferation of HIV virus (V) in the body can be significantly impeded if ART treatment is administered daily on a regular basis and the selection of Apoptosis (A) parameter values is at interval [0.1 ; 0.5]."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
T49943
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silviatun Nihayah
"Pendahuluan: Tingkat kematian pasien kanker payudara menempati posisis tertinggi dunia dan umum terjadi pada wanita. TNBC merupakan jenis kanker payudara yang memiliki prognosis buruk. Selain tidak memiliki reseptor hormonal (ER, PR, dan HER2), TNBC memiliki kemampuan yang tinggi dalam mempertahankan hidup dan menolak apoptosis. Hal ini berkaitan dengan tingginya ekspresi gen Survivin, sebagai protein IAP (inhibitor apoptosis protein) yang berperan dalam menghambat apoptosis dan meningkatkan proliferasi. Studi terbaru menunjukkan bahwa CRISPR/Cas9 merupakan pendekatan yang sesuai untuk mengedit gen yang berpeluang besar dalam terapi kanker.
Bahan dan Metode: Sel TNBC BT549 yang telah ditransfeksi dengan Cas9 dan sgRNA. Analisis molekuler dimulai dengan analisis aktifitas pembelahan gen menggunakan (PCR), efisiensi pengeditan genom (Sanger Sequencing), ekspresi mRNA Survivin (qRT-PCR), dan analisis ekspresi protein Survivin (westernblot). Analisis fenotipe dilakukan dengan uji apoptosis (flowcytometry) dan proliferasi (tripan-blue exclusion assay). Analisis bioinformatika dilakukan dengan menganalisis struktur protein (PyMoL) dan analisis interaksi protein (Cytoscape).
Hasil: CRISPR/Cas9 berhasil menghilangkan fungsi gen Survivin pada sel TNBC BT549. Penurunan ekspresi mRNA dan protein Survivin signifikan, peningkatan apoptosis dan penghambatan proliferasi pada sel TNBC BT549.
Kesimpulan: Penelitian ini merupakan riset pertama kali yang berhasil membuktikan efek dari KO Survivin pada apoptosis dan proliferasi sel TNBC BT549.

Introduction: Breast cancer has the highest mortality rate in the world and is most common in women. TNBC is a type of breast cancer with a poor prognosis. TNBC, in addition to lacking hormonal receptors (ER, PR, and HER2), has a high ability to maintain life and resist apoptosis. This is due to the high expression of the Survivin gene, an apoptotic inhibitor protein that plays a role in inhibiting apoptosis and increasing proliferation. Recent research has shown that CRISPR/Cas9 is a suitable approach for gene editing with great potential in cancer therapy.
Materials and Methods: Cas9 and sgRNA were transfected into BT549 TNBC cells. Molecular analysis with PCR, genome editing efficiency (Sanger Sequencing), Survivin mRNA expression (qRT-PCR), and protein expression analysis (westernblot). Phenotypic analysis were carried out by apoptosis (flowcytometry) and proliferation (trypan-blue exclusion assay). Protein structure were studied using (PyMoL) and protein interaction (Cytoscape).
Results: CRISPR/Cas9 successfully eliminated the function of the Survivin gene in BT549 TNBC cells. Significant reduction in Survivin mRNA and protein expression, increased apoptosis, and inhibition of proliferation in BT549 TNBC cells.
Conclusion: This study is the first to demonstrate the effect of Survivin knockout on apoptosis and proliferation of TNBC BT549 cells.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Pratiwi Pudjiastuti
"ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian pada tumbuhan tingkat rendah Iumut hati P. sandei Dozy dan tumbuhan
tinggi famili Lauraceae yaitu Beilschmiedia brevipes Ridl., B. glauca Lee dan Cryptocazya. kurzii
Hk.f. Ekstraksi P. sandei Dozy dilakukan dengan cara maserasi dengan pelarut berturut-turut n-
heksana, klorofom dan melanol, sedangkan ekstraksi pada tumbuhan tingkat tinggi famili
Lauraoeae menggunakan ekstraksi asam basa untuk memperoleh alkaloid total. isolasi P. sandei
Dozy dilakukan dengan kromatograti kolom menggunakan fasa diam silika gel, Sephadex LH-20
dan Cosmosil RP-75 serta eluen n-heksana-etilasetat, n-heksana-aseton dan kloroform-metanol,
sedangkan isolasi alkaloid digunakan fasa diam silika gel dan eluen diklorometana-metanol.
Penentuan struktur molekul dilakukan dengan UV, FTIR, 1H-NMR, 13C-NMR, NMR-2D, ESI-MS,
FAB-MS, GC-MS dan HR-MS. Dari hasil tumbuhan tingkat rendah P. sandei Dozy diperoleh 6
senyawa yaitu 2 seskuiterpen, spathulenol (A-1) dan 10-oksodaucan-5,8-dien-11-asetat (A-3) yang
merupakan senyawa baru, 2 macam sterol yaitu stigmasterol (A-2) dan silosterol (A-4), turunan
gliseroi 1',2'-[(3~etoksi)-heksa vinill gliserol (A-5) juga merupakan senyawa baru dan etil p-metoksi
sinamat (A-6), sedangkan dari tumhuhan tinggi famili Lauraceae diperoleh 7 alkaloid
bensilisokuinolin dari B. bravipes Ridl., yaltu 7-O,4'-O-dimetilooclaurin (B-1), papaveraldin (B-2),
velucriptin (B-3), papaverine (B-4) adalah bahan alam baru, amepavin (B-5), 4-metilpapaveraldin
(B-6) merupakan senyawa baru dan noramepavin (B-7). Enam alkaloid aporfin yaitu
norisoturberin (C-1), norisocoridin (C-2), N-metilhemagin (C-3), isocoridin (C-4), hemagin (C-6),
catalpivolin (C-7) dm 1 oksoaporin, 7-oksohemagin (C-5) 'dari B. glauca Lee dan 4 alkaloid
oksoaportin, O-metilmoschatolin (D-1), subseilin (D-2), aiherolin (D-3), dioentrinon (D-4) dan
sinamida (D-5) dar! C. Rum? Hk.f. UE aktivitas sitotoksik alkaloid disentxinon pada se! KB
menunjukkan harga LCm 9,03 ppm, sedangkan pada konsentrasf 10 ppm disentrinon dapat
menginduksi apoptosis sebesar 46,30%, dan menyebabkan nekrosis 20,28%. Disentrinon
menginduksi apoptosis jauh lebih tinggi dmanding dengan aportin aiau oksoeporfin Iain, tetapi
sedikit Iebih rendah daripada vinkristin sebagai kontrol positif.

Abstract
The research of the isolation and structure determination of the chemical constituents of the
liveiwort of Plagiochila sandei Dozy and Lauraceae, namely Beilschimedia brevrpes Ridl.,
Beilschmiedia giauca Lee and Cryptocarya kurzii Hk.f. have been performed . The extraction of P.
sandei was carried out using n-hexane, CHCI3 and MeOH, subsequently, while for the Lauraceae
the acid base extraction was periomied to get the crude alkaloid extracts. P.sandei Dozy was
purified by column chromatography using silica gel, Sephadex LH-20 dan Cosmosil RP-75 as
stationary phase and n-hexane-ethyl-acetate, n-hexane-acetone and chloroform-methanol as
mobile phase, respectively. The crude alkaloids mixture was subjected to column chromatography
over silica get and dichloromethane - methanol as mobile phase. The molecular structure ofthe
compounds were determined by spectroscopic methods, such as UV, FTIR, 1H-NMR, 13C-NMR,
NMR-2D, ESI-MS, FAB-MS, GC-MS and HR-MS. From the liverwort P. sandei Dozy, 6 compounds
as chemical constituents of were obtained: 2 sesquiterpenes, spathulenol (A-1) and 10
oxodaucane-5,8-dlene-11-acetate (A-3) as a new compound, 2 sterols: stigmasterol (A-2) and
sitosterol (A-4), 1',2?-dimethyl-[(3~ethoxy)-hexavinyl] glycerol. a new compound of a derivative of
glycerol (A-5) and ediyl p-melhoxy cinnnamate (A-6). Nineteen alkaloids were isolated from
Lauraoeae, 7 benzylisoquinoiinei from B.brevipes Ridl.: 7-O,4'-O-dimethylcoclaurine (B-1),
papaveraldine (B-2), veluoryptine (B-3), papaverinol (B-4) as new natural product compound,
armepavine (35). 4-methyipapaveraldine (B-6) as new compound and noramrepavine (B-7). Six
aporphine alkaloids were obtained: norisoturberine (C-1), norisocorydine (C-2), N-
methylhemagine(C-3), isocorydine (C-4). hemagine (C-6), catalpivoline (C-7) and one
oxoaporphine called 7-oxohemagine (C-5). Four oxoaporphine alkaloids were isolated from B.
glauca Lee: 0#methyimoschatoline (D-1), subsessiline (D-2), atheroline (D-3), dicentrinone (D-4)
and a 'proto' alkaloid cinamide (D-5) from C. kurzii Hk.f. The cytotoxic activity test of the aporphine
and oxoaporphine alkaloids to the KB cell line showed that dicentrinone - an oxoaporphine had
LC50 9,03 ppm, while at 10 ppm, dicentlinone induced apoptosis 46.30% and 20,28% necrosis.
This activity was much higher than aporphines and other oxoaporphlnes, but it was slightly lower
than vincristine as positive control."
2006
D1231
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>