Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 68828 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arga Maulana
"Adanya kebijakan pembangunan bandar udara bertaraf internasional di wilayah NTB untuk mendukung perkembangan sektor pariwisata, serta dikarenakan bandar udara yang ada di kota Mataram tidak memenuhi syarat teknis operasional untuk ditingkatkan fasilitasnya, menyebabkan dilakukan perpindahan bandar udara ke wilayah Kabupaten Lombok Tengah yang berjarak ±26 km dari kota Mataram.
Hasil penelitian menunjukan peran bandar udara bagi perekonomian kota Mataram terhadap pembentukan output total hanya sebesar 3,41 persen dan dalam pembentukan output domestik sebesar 4,14 persen atau sebesar Rp. 283,64 milyar tetapi memiliki produktifitas tinggi dalam produksi output domestik karena hanya membutuhkan komponen dari luar perekonomian Kota Mataram yang kecil, sebesar Rp. 1,02 miliyar atau hanya 0,36 persen dari total input produksi yang dibutuhkan di sektor angkutan udara. Selain itu yang harus diperhatikan bahwa sektor angkutan udara memiliki keterkaitan sektor yang cukup kuat mempengaruhi perekonomian kota Mataram dengan nilai backward lingkage sebesar 1,4885 dan forward lingkage sebesar 1.2751. Sedangkan angka pengganda menunjukan peran sektor angkutan udara terhadap pembentukan output sebesar 1,4885; terhadap pendapatan masyarakat sebesar 0,2422 per unit perubahan pada permintaan akhir sektor angkutan udara; serta terhadap tenaga kerja sebesar 0,00001946 per ribuan unit perubahan pada permintaan akhir sektor tersebut.
Dampak yang terjadi karena kehilangan sektor angkutan udara dengan menggunakan metode ekstraksi pada analisis input output diprediksi terjadi penurunan pada total output sebesar Rp. 402,42 miliar, penurunan pendapatan masyarakat sebesar 150,15 miliar dan penurunan tenaga kerja sebesar 2.772 orang dengan perubahan pada keterkaitan antar sektor dan perubahan kemampuan mempengaruhi pembentukan output, pendapatan dan tenaga kerja dari kondisi sebelum bandar udara dipindahkan.

Development policy is an international airport in the region of NTB to support the development of the tourism sector, as well as due to the existing airport in Mataram City does not meet the technical requirements for enhanced operational facilities, causing the displacement carried airports to the region of Central Lombok regency within ± 26 km from Mataram City.
The results showed the role of airports for the economy of the city of Mataram on the formation of the total output amounting to only 3.41 percent and in the formation of domestic output by 4.14 percent or Rp. 283.64 billion, but has a high productivity in the production of domestic output because it only requires the components of the economy outside the smallcity of Mataram, amounting to Rp. 1.02 billion or just 0.36 percent of total production inputs required in theair transport sector. Also be aware that the air transport sector has a fairly strong linkage sectors affecting the economy of the city of Mataram with a value of 1.4885 backward lingkage and forward lingkage of 1.2751. While the multiplier showing the role of air transport sector to the formation of an output of 1.4885; against income of 0.2422 per unit change in final demand for air transport sector, and also against labor by thousands of 0.00001946 per unit change in final demand of sectors.
Impacts that occur due to loss of the air transport sector by using the method of extraction on the input output analysis predicted a decline in total output amounting to Rp. 402.42 billion, a decline in public revenues of 150.15 billion and the reduction in workforce of 2772 people with changes in the linkages between sectors and changes in the ability to influence the formation of output, income and employment of the condition before the airport was rebuilt."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
T30066
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Akbar
"Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat relevansi makroekonomi terhadap credit channel yang digambarkan dari pengaruh variabel ekonomi terhadap kredit, spread dan produksi. Variabel ekonomi yang digunakan yaitu kredit, interest rate, non performing loan, spread, reserve requirement, IHSG dan Produksi. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder time series periode Januari 2008 - Desember 2013. Pengolahan data dilakukan dengan analisis regresi multilinier. Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa seluruh variabel ekonomi mempengaruhi kredit, spread dan produksi.

The purpose of this research is to observe the macroeconomic relevance of credit channels are described from the economic variables which influence credit spreads and production. Economic variables used are credit, interest rate, nonperforming loans, the spread, the reserve requirement, Jakarta Composite Index and Production. The data used in this study are secondary time series data period January 2008 - Desember 2013. Research method used in this reasearch is multilinier regression analysis. The result of this research show that all economic variables influence credit, spread and production."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Timothy Joel
"Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan secara empiris pengaruh kinerja Environmental, Social, dan Governance (ESG) terhadap profitabilitas dan nilai pasar perusahaan dengan efek moderasi krisis COVID-19. Sampel yang diteliti terdiri dari 181 perusahaan publik di Asia Pacific Emerging Markets dengan periode pengamatan 2015-2021. Regresi data panel random effect model digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja ESG secara keseluruhan tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas tetapi berpengaruh signifikan dan negatif terhadap nilai pasar perusahaan. Secara individu, setiap komponen memiliki hasil yang berbeda: kinerja Environmental berpengaruh signifikan negatif hanya terhadap nilai pasar, Social berpengaruh signifikan negatif terhadap profitabilitas dan nilai pasar, sedangkan Governance tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap seluruh variabel dependen. Penelitian ini juga menemukan bahwa COVID-19 membawa dampak positif bagi implementasi ESG, di mana krisis melemahkan hubungan negatif antara ESG dengan nilai pasar perusahaan. Temuan ini relevan tidak hanya bagi akademisi, tetapi juga untuk jajaran manajerial, pembuat kebijakan, investor, dan masyarakat umum.

This study aims to empirically prove the effect of Environmental, Social, and Governance (ESG) performance on company profitability and market value with the moderating effect of the COVID-19 crisis. The sample under study consists of 181 public companies in the Asia Pacific Emerging Markets over the period of 2015–2021. A random effect model panel regression was used to test the hypothesis in this study. The results show that the overall ESG performance does not have a significant effect on profitability but has a significant and negative effect on the company's market value. Individually, each component has different results: Environmental performance has a significant negative effect only on market value, Social has a significant negative effect on profitability and market value, while Governance has no significant effect on all dependent variables. This study also reveals that COVID-19 had a positive impact on ESG implementation, where the crisis weakened the negative relationship between ESG and company's market value. This findings are relevant not only for academics, but also for managers, policymakers, investors, and society in general."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Itsna Octavia
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Pengaruh pengungkapan lingkungan terhadap nilai perusahaan (2) Pengaruh pengungkapan lingkungan terhadap nilai perusahaan dengan profitabilitas sebagai variabel moderasi. Sampel penelitian ini terdiri dari 68 observasi perusahaan pertambangan dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2010 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Analisis regresi berganda digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan lingkungan berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Namun, profitabilitas sebagai variabel moderasi dalam hubungan antara pengungkapan lingkungan dengan nilai perusahaan tidak berpengaruh signifikan.

The objective of this study is to examine : (1) The impact of environmental disclosure on corporate value (2) The impact of environmental disclosure on corporate value with profitability as the moderating variable. The sample of this study consist of 68 observations from mining company sector which listed in Indonesia Stock Exchange from 2008 to 2010. Multiple regression analysis is used to test the hypothesis in this research.
The result of this study shows that the impact of environmental disclosure has significant influence towards corporate value. But, profitability as the moderating variable in relation between environmental disclosure and corporate value has not significant influence.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Salsabila Putri Styaningrum
"Tidak dapat dipungkiri bahwa pertumbuhan ekonomi suatu wilayah berbanding lurus dengan pertumbuhan konsentrasi emisi di wilayah tersebut. DKI Jakarta sebagai pusat perekonomian Indonesia per 2018 menduduki peringkat 10, ibu kota paling berpolusi di dunia via AirVisual berdasarkan level PM 2.5. Sementara itu, konsentrasi emisi yang tinggi diketahui berdampak negatif terhadap perekonomian berupa penurunan produktivitas pekerja akibat sakit. Jika ditelaah lebih lanjut, penyumbang utama pencemar PM 2.5 di wilayah DKI Jakarta adalah sektor transportasi. Oleh karena itu, pemerintah DKI Jakarta memiliki target penurunan emisi sebesar 30% pada tahun 2030 dan menjaga pertumbuhan ekonomi sebesar 7%. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan analisis permasalahan pencemaran di Jakarta dan kaitannya dengan sistem transportasi yang ada khususnya setelah munculnya ojek online, sehingga dapat memberikan rekomendasi strategis untuk penanganan emisi di wilayah Jakarta dengan mempertimbangkan aspek ekonomi dan lingkungan. , yang sesuai dengan kondisi saat ini. Metode yang digunakan adalah metode sistem dinamis yang dibagi menjadi 3 skenario. Berdasarkan hasil analisis didapatkan bahwa ojek online memiliki nilai konsumsi energi paling rendah dan terdapat kerugian ekonomi akibat dampak pencemaran yang saat ini terjadi di DKI Jakarta. Oleh karena itu perlu adanya intervensi untuk mencapai target pemerintah pada tahun 2030, salah satu upaya yang efektif adalah dengan membatasi penggunaan ojek online melalui pembatasan pertumbuhan jumlah pengemudi dan peningkatan tarif per kilometer ojek online.
It is undeniable that the economic growth of a region is directly proportional to the growth of emission concentrations in that region. DKI Jakarta as the economic center of Indonesia as of 2018 was ranked 10th, the most polluting capital city in the world via AirVisual based on PM 2.5 level. Meanwhile, high emission concentrations are known to have a negative impact on the economy in the form of a decrease in worker productivity due to illness. If examined further, the main contributor to PM 2.5 pollution in the DKI Jakarta area is the transportation sector. Therefore, the DKI Jakarta government has a target of reducing emissions by 30% by 2030 and maintaining economic growth of 7%. This study aims to produce an analysis of pollution problems in Jakarta and its relation to the existing transportation system, especially after the emergence of online motorcycle taxis, so that it can provide strategic recommendations for handling emissions in the Jakarta area by considering economic and environmental aspects. , which corresponds to the current conditions. The method used is a dynamic system method which is divided into 3 scenarios. Based on the results of the analysis, it was found that online motorcycle taxis have the lowest energy consumption value and there are economic losses due to the impact of pollution that is currently happening in DKI Jakarta. Therefore there is a need for intervention to achieve the government's target by 2030, one effective effort is to limit the use of online motorcycle taxis through limiting the growth of the number of drivers and increasing the tariff per kilometer of online motorcycle taxis."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Charlotte, Gabriel
"ABSTRAK
Penelitian-penelitian terdahulu menemukan bahwa observational cues dapat
meningkatkan kemunculan perilaku altruis atau prososial pada individu.
Penelitian ini bertujuan mengeksplorasi kemungkinan keberadaan hubungan
antara pertanda pengamatan (observational cues) dengan salah satu bentuk
altruis yang belum pernah diteliti, yakni perilaku konsumsi berkelanjutan serta
efek moderasi harga di dalam hubungan tersebut. Penelitian ini menggunakan
desain eksperimental 2 (observational cues: ada vs. tidak ada) x 3 (harga:
produk berkelanjutan lebih tinggi daripada produk konvensional vs. produk
berkelanjutan lebih rendah daripada produk konvensional vs. produk
berkelanjutan dan konvensional setara). Analisis data yang berasal dari 182
mahasiswa Universitas Indonesia mengindikasikan ketiadaan pengaruh yang
signifikan dari observational cues dalam meningkatkan perilaku konsumsi
berkelanjutan 2 (1, N=182) = 2,348, p= 0,125. Analisis pada variabel harga di
dalam model interaksi tiga arah tidak mengindikasikan keberadaan efek
moderasi harga, 2 (2, N=182) = 0,11, p= 0,995. Analisis terpisah terhadap
interaksi dua arah antara harga dan produk menunjukkan hasil signifikan, 2 (2,
N=182) = 45,539, p= 0,001. Hasil penelitian menentang generalisasi dari efek
keberadaan obserational cues. Dalam naskah ini, dampak teoritis dan praktis
dari hasil penelitian ini turut didiskusikan.

ABSTRACT
Previous researches have indicated that the presence of observational cues
increase the frequency of altruistic or prosocial behaviors exhibited by
individuals. This research aimed to explore the probability of relationship
between observational cues and a form of altruistic behavior which was yet to
be examined, namely sustainable consumption as well as the moderation effect
of price within the relationship. This research employed a between-subject
experimental design of 2 (observational cues: present vs. not present) x 3 (price:
price of sustainable product is higher than coventional product vs. price of
sustainable product is lower than coventional product vs. price of sustainable
and conventional product are equal). The statistical analysis conducted on 182
data collected from undergraduate students of Universitas Indonesia indicated
that there was no significant effect of observational cues in increasing
sustainable consumption, 2 (1, N=182) = 2,348, p= 0,125. The analysis of
price within the three-way interaction model indicated that there was no
significant effect of price as moderator within the model, 2 (2, N=182) = 0,11,
p= 0,995. A separate analysis conducted on the two-way interaction between
price and product yielded significant result, 2 (2, N=182) = 45,539, p= 0,001.
The result called into question the generalization of the effect generated by
observational cues. Further theoretical and practical implications are discussed."
2016
S65537
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ambo Dai
"Bandara sebagai pusat pelayanan transportasi udara pada dasarnya merupakan lingkungan yang selalu berkembang seiring dengan kesibukan yang ada didalamnya. Operasi pesawat udara mengemisikan tingkat bising yang tinggi sehingga menurunkan kualitas lingkungan di sekitar bandar udara. Penurunan kualitas lingkungan ini diduga mempunyai dampak negatif terhadap kesehatan masyarakat, sehingga menimbulkan biaya kesehatan dan biaya fisik yang harus ditanggung oleh masyarakat.
Penelitian ini bertujuan untuk : (1). Mengetahui besarnya tingkat kebisingan di sekitar bandar udara Sepinggan Balikpapan yang telah melampaui baku mutu yang ditetapkan, (2). Mengetahui pengaruh tingkat kebisingan yang telah melampaui baku mutu yang ditetapkan terhadap gangguan kesehatan masyarakat dan kerusakan lingkungan fisik di sekitar bandar udara Sepinggan Balikpapan, (3). Mengetahui pengaruh kebisingan terhadap gangguan kesehatan masyarakat dan kerusakan lingkungan fisik dengan tingkat kesediaan masyarakat untuk membayar (Willingness to pay = WTP) jika tingkat bising di sekitar bandar udara dapat diturunkan sesuai baku mutu.
Hipotesis dalam penelitian ini adalah : (1). Tingkat bising di sekitar bandar udara Sepinggan Balikpapan telah melewati baku mutu yang telah ditetapkan, (2). Terdapat pengaruh tingkat bising terhadap gangguan kesehatan masyarkat dan kerusakan lingkungan fisik di sekitar bandar udara Sepinggang Balikpapan, (3). Terdapat pengaruh gangguan kesehatan masyarakat dan kerusakan lingkungan fisik dengan tingkat kesediaan membayar oleh masyarakat (WTP).
Penelitian dilakukan di sekitar bandar udara Sepinggan Balikpapan pada bulan Agustus 2001 sampai dengan Juni 2002. Dilaksanakan dalam dua tahap kegiatan. Tahap pertama berupa pengumpulan data primer yang meliputi pengukuran tingkat bising. Tahap kedua, berupa survai sosial melalui wawancara dan pengumpulan data melalui kuesioner yang ditunjang dengan pengumpulan data sekunder di lokasi I, II yang terletak di RT. 14 dan RT. 15 Kelurahan Sepinggan dan lokasi III yang terletak di RT.52 Kelurahan Gunung Bahagia Kota Balikpapan, dengan jumlah responden sebanyak 50 responden untuk tiap-tiap lokasi sehingga total responden sebanyak 150 responden. Di dalam tahap ini juga diukur kondisi sosial ekonomi serta kesanggupan membayar (WTP) masyarakat untuk mengurangi tingkat bising. Data hasil pengukuran dianalisis dengan menggunakan metode statistik dan metode valuasi kontingensi (Contingent Valuation Method).
Berdasarkan hasil pengukuran tingkat bising di lokasi I didapatkan nilai siang (Ls) sebesar 78,5 dB (A), malam (Lm) 45,3 dB (A) dan siang-malam (Lsm) 76,70 dB(A). Pengukuran di lokasi II pada siang (Ls) 66,70 dB(A), malam (Lm) 66,80 dB(A) dan siang-malam (Lsm) 69,10 dB(A). Pengukuran di lokasi III, pada siang (Ls) 69,40 dB(A), malam (Lm) 57,10 dB(A) dan siang-malam (Lsm) 68,00 dB(A). Berdasarkan hasil perhitungan WECPNL pada lokasi I, rekomendasi ICAO untuk lokasi I sangat berbahaya untuk mendirikan bangunan, kecuali permukiman kedap suara. Ketiga lokasi yang telah diukur telah melampaui baku tingkat kebisingan yang ditetapkan.
Dampak bising terhadap gangguan kesehatan dan kenyamanan masyarakat di daerah penelitian dengan tingkat kedatangan pesawat yang tinggi adalah sulit tidur dan berkomunikasi (9,3%), sulit tidur, berkomunikasi dan pendengaran (32,7%), sulit berkomunikasi dan ketulian (8,7%), dan sulit berkomunikasi (16%), dan sulit berkomunikasi dan gangguan pendengaran (24,7%). Ketidaknyamanan responden terhadap tingkat kebisingan adalah sangat terganggu 30,66%, terganggu 62,66% dan cukup terganggu 6,66%.
Kesimpulan bahwa 1) tingkat pengukuran tingkat bising di sekitar lokasi bandar udara Sepinggan Balikpapan telah melampaui baku mutu tingkat kebisingan yang ditetapkan, 2) Tingkat bising berpengaruh terhadap gangguan kesehatan dan lingkungan fisik di sekitar bandara udara Sepinggan Balikpapan dan 3) Dampak tingkat bising berpengaruh terhadap tingkat kesediaan membayar masyarakat di sekitar bandar udara Sepinggan Balikpapan.
Dengan menggunakan metode langsung, rata-rata tingkat kesediaan membayar masyarakat yang bermukim di sekitar bandar udara Sepinggan Balikpapan dalam daerah paparan bising adalah Rp. 357.800,00 per tahun. Dengan menggunakan metode tidak langsung, rata-rata pengeluaran biaya pengganti kesehatan masyarakat dan kerusakan lingkungan fisik adalah Rp. 461.000,00 per tahun. Berdasarkan hasil survei bahwa biaya-biaya yang dikeluarkan oleh masyarakat cenderung akan meningkat pada waktu-waktu yang akan datang khususnya pada saat pelaksanaan kegiatan embarkasi jamaah haji di bandar udara Sepinggan Balikpapan.
Penulis menyarankan beberapa penyelesaian alternatif terhadap pengelolaan bising di bandar udara Sepinggan Balikpapan antara lain: 1) Penetapan jadwal penerbangan dengan jumlah frekuensi penerbangan pada siang hari lebih besar dari pada malam dan dengan tingkat bising di bawah baku mutu lingkungan, 2) Pihak pengelola bandar udara Sepinggan Balikpapan, Pemerintah Kota Balikpapan, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), masyarakat, perguruan tinggi dan pemerhati lingkungan secara bersama-sama membahas masalah bising dan getar dengan memperhatikan tingkat kesediaan membayar (WTP) guna mengurangi dampak bising dan getar, 3) Penggunaan jalur hijau dan pertamanan untuk dapat mereduksi tingkat bising yang tinggi terhadap masyarakat sekitar bandara, 4) Memperhatikan jarak ideal antara sumber bising dengan permukiman penduduk di sekitar bandara, 5) Menerbitkan dan meimplementasikan peraturan penetapan wilayah paparan bising lewat hukum serta membatasi tingkat bising maksimum yang diperbolehkan di daerah permukiman, 6) Hasil penelitian ini dapat dianggap sebagai tanggapan dari masyarakat yang ingin mendapatkan lingkungan yang sehat (bebas dari tingkat kebisingan di atas baku mutu lingkungan).

Economic Valuation of Noise Impact on Disturbances of Society Health and Physical Environment (A case: study of Noises Impact of Aircraft Operation on Disturbance of Society Health and Physical Environment around the Sepinggan Airport Balikpapan)Airport as a center of air-borne basically is an environment which grows along with their activities. The aircraft operation emits high noises decreasing the quality of environment around the airport. This decreasing environmental quality has negative impact on the disturbances of society's health and physical environment so that results cost of health and physical of which society have to carry on.
The objectives of this research are : (1) to know the noise level which is over-limit of determination around the airport of Sepinggan Balikpapan, (2) to find out the influences of over-limit noise level on disturbances of society health and physical environment around the airport, (3) to know the willingness to pay of society for taking less of the noise.
The hypotheses of this research are: (1) the over-limit noise level in Sepinggan airport Balikpapan, (2) influences of noise level on disturbances of society health and physical environment, (3) influences of the disturbances of society health and physical environment on their willingness to pay for the noise they carry on.
This research had occurred around the airport of Sepinggan Balikpapan in August 2001 until June 2002. It was performed in two steps of activities. First, it was collecting primary data including measuring the noise level. The second one is a social survey including interview and collecting data through in questioners supported by collecting secondary data. In this step it was not only measured economic society but also their willingness to pay for taking less noise they carry on. The result data were analyzed by using statistical and contingent valuation methods.
Based on the measurements of noise level was gained at midday (Ls) 78.5 dB (A) and night (Lm) 45.3 dB (A). On site I was resulted at midday (Ls) 78.5 dB (A), night (Lm) 45.3 and day-night (Lsm) 76.70 dB (A). On site II it is gained at midday (Ls) 66.70 dB (A), night (Lm) 66.80 and day-night (Lsm) 69.10 dB (A). On site III it is gained at midday 69.40 dB (A), night (Lm) 57.10 dB (A) and day-night (Lsm) 68.00 dB (A). Based on the WECPNL calculation followed by recommending ICAO that on site I was very dangerous for building structure without any support by noise reduction structure.
The influences of noise level upon disturbances of society health living in the research area of which has highly aircraft arrivals include communication and sleeping-problem (9.3%), sleep disturbances, communication and hearing diseases (32.7%), difficult to communicate and deaf (8.7%), difficulty communication (16%), and difficulty communication and hearing disturbances (24.7%). The respondent's uncomfortable on this noise level is highly annoying (30.66%), annoying (62.66%), and annoying enough (6.66%).
This research concludes that: 1). based on measurement results shows the noise level is over-limit of determination around the airport of Sepinggan Balikpapan, 2). noise level around the airport has influences on the disturbances of society health and physical environment, 3). all around the airport of Sepinggan Balikpapan noise level has close relations with the society's willingness to pay who live in around the airport.
The average of society's willingness to pay for taking less the noise on site I is Rp. 455,000.00, site II is Rp. 325,000.00, and site III is 251, 000.00. It takes overall average of Rp. 347, 000.00. Meanwhile, in using indirect method (replacement cost) on site I is Rp. 548,000.00, site II is Rp. 434,050.00 and site III is Rp. 372,000.00 The overall average is Rp. 451,350.00.
Based on this research , writer suggests : 1). high decrease of noise on aircraft must be taken by choosing aircraft's machines and equipment which produce low noise providing a comfortable life for society live in around the airport of Sepinggan Balikpapan, 2). Exploring green-line and gardening to be able to reduce the high noise around the airport, 3). Considering an ideal distance between the noise sources and people's residence around the airport, 4). Establishing a regulation of area determination and an safety area of noise through in law followed by making a noise maximum standard which is permitted in residence area, 5). it's time to consider this research as a response of society who want get healthy environment (free of high noise which disturbs the environmental quality)."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2002
T 10659
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"
"
Jakarta: Kementrian Koordinator Bidang Perekonomian, 2008
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Tietenberg, Thomas H.
Massachusetts: Addison-Wesley, 1997
333.7 TIE e (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>