Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 58727 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
S6888
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maryam Abu Tandeang K.
"Tesis ini meneliti tentang Pelaksanaan Program Peningkatan Anak Jalanan dilatarbelakangi dengan terjadinya krisis ekonomi yang berkepanjangan, sehingga berdampak buruk terhadap situasi kesejahteraan sosial masyarakat terutama bagi anak termasuk anak jalanan. Dengan memburuknya kondisi ekonomi dan krisis moneter sehingga meningkatnya anak yang drop out di sekolah, diperberat lagi terdesaknya anak membantu orang tua, untuk mencari uang di jalan. Terjadinya kegoyahan pada sendi-sendi kehidupan pada keluarga melemahkan keterkaitan emosional antara swami isteri, orang tua dengan anak. Akan mendorong terjadinya masalah penelantaran, perlakuan salah dan eksploitasi terhadap anak.
Tujuan penelitian ini untuk memahami faktor-faktor penanganan anak jalanan dan orang tua anak melalui input pelaksanaan kegiatan. Masalah-masalah yang dihadapi dan upaya penanganan diharapkan dapat memberikan rekomendasi dalarn meningkatkan kesejahteraan anak. Penelitian dilanjutkan dengan metode kualitatif terhadap beberapa data dengan penekanan pada penjelasan dengan makna secara logis. Penelitian ini dilakukan pada RSSK II Pulo Gadung Jl. Puskesmas No. 45, RT 05/RW 06 Jakarta Timur.
Penerapan kebijakan pemberdayaan anak jalanan telah dilakukan berdasarkan tahapan-tahapan mulai dari penjangkauan sampai tahap terminasi.
Berdasarkan data lapangan, jumlah anak yang dibina dari tahun 1997 hingga bulan Maret 2001 sebanyak 1.975 anak dengan rincian 1.875 anak laki-laki dan 140 anak perempuan. Dari hasil data diketahui bahwa sebahagian anak telah kembali kepada keluarganya dan sebahagian lagi sudah bekerja. Hal ini menunjukkan RSSK II memberikan pelayanan bagi anak-anak jalanan.
Pelaksanaan program dinilai berhasil sesuai dengan data tersebut diatas. Namun, masih terdapat hambatan-hambatan karena mobilitas kegiatan anak di jalan cukup tinggi, latar belakang pendidikan anak jalanan sangat rendah, sistem target dan pemberian keterampilan cukup tinggi, sedangkan pekerja sosial sangat terbatas, dan beberapa hambatan lainnya seperti managemen program.
Pelaksanaan program pada RSSK II menggunakan 3 pendekatan yaitu penanganan masalah anak jalanan berbasis jalanan (Street Bared) penanganan anak terpusat (Centre Based) dan pendekatan masyarakat (Community Based). Dan ketiga pendekatan tersebut, strategi yang dipilih RSSK II adalah pemberdayaan yang memberikan kemampuan kepada anak jalanan agar mampu menolong dirinya sendiri melalui tiga jenis program yaitu : Beasiswa, Kursus Keterampilan, Bantuan Makanan Tambahan dan Bantuan Modal Usaha.
Program tersebut diatas melalui kebijakan pemerintah mengupayakan pinjaman dana dikaitkan dengan Program Jaring Pengaman Sosial berupa Social Protection Sector Development Programme (SPSDP) - Asian Development Bank (ADB). Program ini dilaksanakan di RSSK II selama dua tahun. Diperolehnya gambaran objektif tentang pelaksanaan program tersebut terutama mencakup sosialisasi, pelatihan, monitoring dan evaluasi dianggap berhasil sehingga melalui Health and Nutrition Sector Development Programme (HNSDP) yang masih akan berlangsung hingga tahun 2001/2002.
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka penulis merekomendasikan beberapa saran sebagai berikut : Pekerja sosial diharapkan lebih meningkatkan pelayanan, bimbingan, motivasi pada anak maupun orang tua anak. Sehingga dapat merubah sikap untuk meningkatkan kesejahteraannya melalui program tersebut.
Upaya ini dilakukan berdampingan pengembangan kebijakan yang dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga miskin dan penekanan perluasan kemiskinan serta kebijakan pendidikan yang memungkinkan menarik anak dari aktivitas kerja di jalan. Untuk itu perlu didukung oleh pencliti secara berkesinambungan memantau fenomena kerja anak jalanan dan orang tua anak."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T9257
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria April Astuti Anny Triyanti
"Masalah anak jalanan semakin meningkat seiring dengan terjadinya krisis ekonomi akhir-akhir ini. Berbagai program penanganan anak jalanan telah dilakukan, namun sebelum adanya uji coba rumah singgah penanganan anak jalanan terkesan terpisah-pisah. Penanganan tersebut mencakup street based community based, dan centre based. Namun sejak tahun 1997 telah dilaksanakan uji coba penanganan anak jalanan dengan menggunakan pendekatan rumah snggah. Uji coba tersebut dilaksanakan di 7 kota propinsi di Indonesia, dan satu diantaranya adalah di DKI Jakarta adalah Rumah Singgah Setia Kawan II Jakarta.
Penanganan anak jalanan dengan menggunakan pendekatan rumah singgah, mencakup beberapa tahapan kegiatan dan sasaran yang diharapkan akan mampu mengatasi permasalahan sosial anak jalanan. Adapun tahapan pelayanan atau kegiatan tersebut adalah penjangkauan dan pendampingan, identifikasi, resosialisasi, pemberdayaan dan terminasi. Tulisan ini mengupas tentang bagaimana proses pemberdayaan anak jalanan yang dilaksanakan oleh Rumah Singgah Setia Kawan II Jakarta. Sehingga dengan demikian akan diperoleh deskripsi tentang kegiatan pemberdayaan itu sendiri.
Untuk memperoleh deskripsi tentang kegiatan tersebut maka penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Dalam penelitian ini telah diperoleh data kualitatif dari beberapa informan yang terdiri dari anak jalanan, pengelola rumah singgah, dan orang tua anak jalanan. Kegiatan tersebut telah penulis lakukan dengan wawancara, observasi maupun studi dokumentasi.
Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa program pemberdayaan yang dilaksanakan oleh Rumah Singgah Setia Kawan II Jakarta telah dilaksanakan secara holistik atau menyeluruh. Hal ini dibuktikan dapat dilihat dari peserta program itu sendiri yang mencakup anak jalanan dan orang tua anak jalanan. Program pemberdayaan itu sendiri ditujukan agar anak dan orang tua anak jalanan meningkat kemampuannya sehingga melalui keikutsertaannya dalam program pemberdayaan dapat mandiri, dapat memenuhi kebutuhannya sehari-hari serta anak tidak dibiarkan berakitivtas lagi di jalan.
Namun karena program pemberdayaan ini terlaksana karena adanya kerja sama antara Departemen Sosial RI dengan UNDP yang berlangsung hanya 3 (tiga) tahun, sejak 1997 dan berakhir tahun 2000, setelah program uji coba tersebut berakhir, maka kegiatan pemberdayaan anak jalanan dan orang tua anak jalanan tidak dapat dilanjutkan lagi. Selain itu karena peserta program tersebut terbatas, maka tidak semua orang tua anak jalanan maupun anak jalanan dapat menimati kesempatan tersebut. Karena proses penanganannya terkesan sebentar dan tidak berkelanjutan, padahal penyandang masalah anak jalanan cukup banyak, sebaiknya kegiatan tersebut dapat dilanjutkan lagi.
Pertimbangannya adalah karena anak yang mengikuti program pemberdayaan dapat mandiri dan tidak melakukan aktivitas di jalan lagi. Dan dari sisi orang tua atau keluarga dapat lebih dimampukan lagi kehidupannya, sebab berkembangnya masalah anak jalanan tidak terlepas dari kondisi keluarganya. Oleh karena itu apabila keluarga atau orang tua anak jalanan mempunyai kemampuan untuk memenuhi kebutuhan anggota keluarganya maka permasalahan anak jalanan dapat dikurangi."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T9288
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kiki Riadi
"Efektifitas organisasi, khususnya di Rumah Singgali Setia Kawan Mandiri, merupakan salah satu indikator keberhasilan upaya lembaga tersebut untuk mencapai tujuannya, yaitu menangani masalah anak jalanan di DKI Jakarta. Berbagai faktor mempengaruhi efektifitas organisasi dalam memberikan pelayanan publiknya, antara lain faktor kepemimpinan, koordinasi, dan teknologi. Penentuan faktor ini didasarkan pada teori yang mendukung dan relevan dengan kondisi nyata di lapangan.
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitas organisasi rumah singgah Setia Kawan Mandiri dalam upaya penanggulangan penyalahgunaan narkoba dilingkungan anak jalanan. Sedangkan tujuan lainnya adalah untuk memperoleh gambaran upaya penanggulangan penyalahgunaan narkoba dilingkungan anak jalanan, gambaran tentang staf yang tepat untuk melaksanakan program penanggulangan penyalahgunaan narkoba dilingkungan anak jalanan, dan mengetahui profil kepuuasan pelanggan terhadap rumah singgah Setia Kawan Mandiri.
Data primer diperoleh melalui penyebaran kuesioner kepada 67 responder, terdiri dari 2 kelompok, yaitu kelornpok petugas sebanyak 17 orang dan kelompok anak jalanan (klien) sebanyak 50 orang. Kelompok responden petugas merupakan seluruh petugas yang ada di rumah singgah, dan kelompok anak jalanan merupakan seluruh anak jalanan yang teridentifikasi kasus CDT (Child Drug 7'rafkcer) dan memperoleh pelayanan di lembaga. Data lainnya diperoleh dari Departemen Sosial, BNN, WHO dan Unicef serta studi pustaka.
Analisis data menggunakan metode analisis deskriptif dengan mengkuantitatifkan data yang diperoleh dengan cara memberikan bobot terhadap setiap pertanyaan dalam kuesioner sesuai dengan variabel yang diamati. Bobot tersebut dijumlahkan dan dibandingkan dengan bobot maksimal masing-masing variabel sehingga persepsi responden dapat diketahui.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor kepemimpinan, koordinasi dan teknologi merupakan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap efcktifitas organisasi. Pemimpin rumah singgah masih melakukan tugasnya secara manajerial namun secara umum mampu melaksanakan fungsi motivasi kerjasama, kemampuan dan kepuasan staf. Koordinasi yang dilakukan baik internal maupun ekstemal organisasi telah berjalan cukup baik. Namun adanya pengelompokan dalam organisasi mengindikasikan masih adanya konflik yang sering disebabkan perbedaan sudut pandang antar petugas. Keterbukaan organisasi terhadap teknologi merupakan hal yang menguntungkan dalam pengembangan organisasi. Namun rendahnya motivasi untuk mengembangkan teknologi yang dimiliki juga mempenganihi optimalisasi pelayanan sehingga masih terjadi overload pekerjaan yang menghambat kinerja petugas.
Berbagai program yang dikembangkan oleh lembaga dalam upaya menangani masalah narkoba dilingkungan anak jalanan, khususnya program penanganan CDT, merupakan upaya yang perlu terus dikembangkan. Peningkatan jumlah dan kompleksitas masalah narkoba dilingkungan anak jalanan merupakan tantangan semua pihak untuk terus memerangi narkoba.

Organization effectiveness, especially in Rumah Singgah Setia Kawan Mandiri, is one of the institution's achievement indicators. The main objective of Rumah Singgah Setia Kawan Mandiri is to deal with street children issues in DKI Jakarta. But many factors have influenced the achievement of its effectiveness. Among others, leadership, coordination, and technology have significantly influenced the organization to provide best services. These factors are also aligned the reality and supportive theories.
The main objective of the research was to explore and analyze factors influencing Rumah Singgah Setia Kawan Mandiri effectiveness in dealing with street children issues in DKI Jakarta. The research specially focused to those who are involved in drug abuse. The other objective was to have a clear description on efforts in combating the misuse of drugs among children, correct staff to deal with the problems, and client satisfaction profiles.
Primary data was collected by distributing questionnaires to 67 respondents (17 staffs and 50 street children). The staffs respondents were those working at Rumah Singgah Setia Kawan Mandiri, and street children respondents are those identified as CDTs (Child Drug Trafficker). The CDT respondents were street children receiving services from Rumah Singgah Setia Kawan Mandiri.
Secondary data was collected from publications of Ministry of Social Affairs, National Narcotics Board, UN-WHO, UNICEF and supportive bibliography.
Data analysis used descriptive analysis method by quantifying data collected and giving scores to every answer of the questionnaire. The scores given were based on every question according to observed variables. All scores were added and compared with the maximum score in each variable in order to comprehend respondents' perception.
The research shows that leadership, coordination and technology factors are significantly dominant to organization effectiveness. Although the leader of Rumah Singgah acts more as a manager, but in overall he is able to implement his function to motivate staffs. Internal and external coordination have worked in orderly. But groupings in an organization indicate that there is a hidden conflict among staffs. The openness of organization to technology gives beneficiary in organization development. Nevertheless, low motivation to improve the technology impacts optimal service. Overloaded work still happens and exists as an obstacle to staffs performance.
Many programs developed by institution to deal with drugs among street children, especially CDT program have to keep running. The increasing number of street children involved in drugs and the complexity of the issues become a serious challenge in combating drug abuse.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T22557
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hari Harjanto Setiawan
"Penelitian ini adalah penelitian terapan (action research) yang menurut penjabarannya termasuk penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Dalam penelitian ini, peneliti terlibat langsung sebagai pengurus Rumah Singgah Setia Kawan II. Penelitian ini merupakan suatu siklus yang terdiri dari tiga tahap yaitu: tahap "melihat", termasuk didalamnya mengumpulkan informasi relevan dan menggambarkan situasi. Tahap kedua adalah tahap "berpikir" yang didalamnya memenelusuri dan menganalisis serta menginterpretasikan dan menjelaskan. Sedangkan tahapan ketiga adalah tahap "bertindak", yang didalamnya perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
Penelitian ini dilakukan di wilayah dampingan Rumah Singgah Setia Kawan II (RSSK II) yaitu Kampung Pedongkelan, Kelurahan Kayu Putih, Kecamatan Pulogadung, Jakarta Timur. Wilayah tersebut letaknya kurang lebih 10 kilometer dari Rumah Singgah Setia Kawan II. Adapun Rumah Singgah Setia Kawan II terietak di Jl. Puskesmas No. 45, Rt.05/Rw.06, Kelurahan Kelapa Gading Timur, Jakarta Utara. Alasan pemilihan lokasi penelitian ini adalah RSSK II secara praktis berusaha mengembangkan program penanganan anak jalanan melalui pendekatan Community Based. Komunitas yang dikembangkan adalah tempat dimana anak jalanan berasal. Penelitian ini dimulal dari bulan April 2000 sampai dengan bulan Juli 2001. Waktu penelitian terhitung dari bulan April 2000 dengan alasan peneliti terlibat mengembangkan program di RSSK II pada bulan tersebut.
Rumah Singgah Setia Kawan II adalah salah satu alternatif penanganan masalah anak jalanan yang kini telah berkembang pesat di Indonesia. Dalam menangani masalah anak jalanan Rumah Singgah Setia Kawan II menggunakan tiga pendekatan yaitu penanganan anak jalanan berbasis jalanan (Street Based), penanganan anak terpusat (Center Based), dan pendekatan komunitas (Community Based).
Permasalahan di Rumah Singgah Setia Kawan II muncul ketika pekerja sosial melakukan pendampingan di jalanan (Street Based) yaitu sulitnya untuk mengembalikan anak kepada keluarganya. Setelah ditelusuri sampai keluarganya, ternyata keluarga dan lingkungan masyarakatnya juga bermasalah. Melihat kondisi tersebut maka Rumah Singgah Setia Kawan II berusaha untuk mengembangkan penanganan anak jalanan melalui pendekatan Community Based.
Dalam prakteknya RSSK II lebih banyak menerapkan pendekatan Street Based dan Center Based padahal pendekatan Community Based tidak kalah pentingnya dibanding pendekatan yang lain karena masing-masing pendekatan mempunyai kelemahan dan kelebihan. Pendekatan Community Based yaitu penanganan terhadap keluarga dan masyarakat asal anak jalanan. Intervensi ini dilakukan karena orang tua dan masyarakat adalah salah satu penyebab anak turun ke jalan dan komponen inilah yang berpengaruh membentuk kepribadian anak.
Dari permasalahan yang ada di wilayah Kampung Pedongkelan, maka intervensi yang dipilih adalah program peningkatan pendapatan keluarga (Income Generating) melalui pengembangan ekonomi (Economic Development). Pengembangan ekonomi tersebut melalui pemberian modal usaha bergulir (Revolving Fund). Dengan pendapatan keluarga meningkat diharapkan akan dapat memenuhi kebutuhan keluarganya sehingga akan berdampak pada pemenuhan kebutuhan anaknya juga meningkat. Dengan kebutuhan anaknya terpenuhi maka anaknya tidak turun ke jalan lagi.
Berdasarkan hasil assesment, dirumuskan bahwa program yang tepat dijalankan adalah "Peningkatan Pendapatan Keluarga di Kampung Pedongkelan Melalui Pemberian Modal Usaha Bergulir". Program tersebut diharapkan dapat membantu masyarakat mengembangkan perekonomian mereka dan menghindarkan mereka meminjam uang kepada seorang rentenir yang bunganya sangat tinggi.
Pada siklus kedua dalam penelitian terapan ini, Program yang akan dilaksanakan adalah "Pengembangan kelompok dan pembentukan lembaga koperasi" sebagai kelanjutan program "Pemberian Modal Usaha Bergulir di Kampung Pedongkelan, Kelurahan Kayu Putih, Kecamatan Pulo Gadung Jakarta Timur DKI Jakarta". Pengembangan kelompok yang dimaksud adalah menambah kelompok sasaran baru dan penguatan kelompok yang ada dengan memberikan modal usaha bagi kelompok baru dan penambahan modal usaha bagi kelompok lama.
Selajutnya penelitian ini menyimpulkan dan merekomendasikan mengenai program-program yang telah dijalankan. Rekomendasi didasarkan pada permasalahan yang ada kepada pihak yang terkait dengan pelaksanaan program yaitu kepada masyarakat setempat dan kepada pengurus Rumah Singgah Setia Kawan II."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T7890
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anastasia Wahyu Untari
"Konsumsi rumah tangga memberikan kontribusi sebesar 72% terhadap emisi GRK global sehingga diperlukan upaya pengendalian, salah satunya melalui studi jejak karbon rumah tangga. Penelitian yang dilakukan di Kecamatan Kelapa Gading ini bertujuan untuk menghitung rata-rata jejak karbon rumah tangga di Kecamatan Kelapa Gading, mengidentifikasi aktivitas dan faktor yang mempengaruhi jejak karbon rumah tangga tersebut, serta memberikan rekomendasi pengendalian jejak karbon rumah tangga. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan kalkulator Carbon Footprint Ltd. yang memperhitungkan aktivitas konsumsi energi, transportasi, serta konsumsi barang dan jasa. Pengumpulan data dilakukan secara random-purposive sampling menggunakan kuesioner dimana data kemudian dianalisis secara statistik deskriptif dan regresi linear berganda. Penelitian dilakukan selama masa pandemi COVID-9 dengan pemberlakuan kebijakan PPKM tingkat 3. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh rata-rata jejak karbon rumah tangga di Kecamatan Kelapa Gading sebesar 1,77 MT CO2e per rumah tangga per bulan dengan dominasi oleh sektor energi (0,71 MT CO2e per rumah tangga per bulan) diikuti oleh sektor konsumsi barang dan jasa (0,66 MT CO2e per rumah tangga per bulan) serta transportasi (0,4 MT CO2e per rumah tangga per bulan). Jejak karbon rumah tangga tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain penghasilan keluarga (r = 0,54 ; Sig = 3,45 x 10-9), ukuran keluarga (r = 0,31 ; Sig = 0,02), dan pola makan (r = 0,37 ; Sig = 0,01). Penghasilan keluarga menunjukkan korelasi yang sedang (r = 0,54) terhadap jejak karbon rumah tangga sementara ukuran keluarga (r = 0,31) dan pola makan (r = 0,37) menunjukkan korelasi yang rendah terhadap jejak karbon rumah tangga. Beberapa rekomendasi pengendalian jejak karbon rumah tangga yang ditawarkan antara lain pembuatan kebijakan konsumsi energi, optimasi penggunaan sumber energi terbarukan, konsumsi ekoefisien, serta perubahan gaya hidup rumah tangga yang intensif karbon.

Household consumption contributes 72% to global GHG emissions. Thus, control efforts are needed, one of which is through a household carbon footprint study. This research, which was conducted in Kelapa Gading District, aims to calculate the average household carbon footprint in Kelapa Gading District, identify activities and factors that affect the household's carbon footprint, and provide recommendations for controlling the household carbon footprint. Calculations were made using a calculator from Carbon Footprint Ltd. which takes into account the energy consumption, transportation, and consumption of goods and services activities. Data was collected using a random-purposively using questionnaire where the data were then analyzed using descriptive statistics and multiple linear regression. The study was conducted during the COVID-9 pandemic with the implementation of the PPKM level 3 policy. Based on the results of the study, the average household carbon footprint in Kelapa Gading District was 1.77 MT CO2e per household per month with the dominance of the energy sector (0 ,71 MT CO2e per household per month) followed by the consumption of goods and services sector (0.66 MT CO2e per household per month) and transportation (0.4 MT CO2e per household per month). The household's carbon footprint was influenced by several factors, including household income (r = 0.54 ; Sig = 3.45 x 10-9), household size (r = 0.31 ; Sig = 0.02), and diet (r = 0.37 ; Sig = 0.01). Household income showed a moderate correlation (r = 0,54) to the household carbon footprint while household size (r = 0,31) and diet (r = 0,37) showed a low correlation to the household carbon footprint. Several recommendations for controlling household carbon footprints were offered, including making energy consumption policies, optimizing the use of renewable energy sources, eco-efficient consumption, and changing carbon-intensive household lifestyles."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alwi Alimuddin
"Krisis moneter yang terjadi menyebabkan kesejahteraan keluarga menurun dan mengakibatkan anak terpisah dari orang tuanya. Hal ini yang menyebabkan anak turun kejaian. Fenomena merebaknya anak jalanan di Indonesia merupakan persoalan sosial yang kompleks. Hidup menjadi anak jalanan memang bukan merupakan pilihan yang menyenangkan, karena mereka berada dalam kondisi yang tidak bermasa depan jelas, dan keberadaan mereka tidak jarang menjadi "masalah" bagi banyak pihak, keluarga, masyarakat dan negara. Namun, perhatian terhadap anak jaianan tampaknya belum begitu besar dan solutif Padahal mereka adalah saudara kita. Mereka adalah amanah Allah yang harus dilindungi, dijamin hak- haknya, sehingga tumbuh kembang menjadi manusia dewasa yang bermanfaat, beradab dan bermasa depan cerah. Dalam kaitan ini peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana peranan Rumah Singgah insan Mandiri dalam membina anak jalanan.
Tujuan penelitian ini pertama adalah mengidentifikasi karakteristik anak jalanan yang dibina oleh Rumah Singgah Insan Mandiri, mengevaluasi keberhasilan Rumah Singgah Insan Mandiri, mengetahui peranan Rumah Singgah Insan Mandiri dalam upaya meningkatkan Ketahanan Wilayah DKI Jakarta.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif yang menghasilkan data diskriptif yang menggambarkan tentang peranan Rumah Singgah dalam membina anak jalanan. Penelitian ini dilakukan di Rumah Singgah Insan Mandiri, Kelurahan Bukit Dud, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan. Untuk mendapatkan data, peneliti menggunakan teknik pengamatan partisipatif terhadap objek penelitian, teknik wawancara terhadap informan sebagai narasumber yang terkait langsung.
Teknik analisa data dilakukan dengan mendiskripsikan data yang diperoleh balk data primer maupun sekunder dengan analisis secara kualitatif untuk melihat keberhasilan Rumah Singgah.
Berdasarkan hasil penelitian bahwa Anak Jalanan Binaan Rumah Singgah Insan Mandiri memiliki karakteristik Umur, terbanyak 11-19 tahun (67,53%), Pekerjaan di jaian, terbanyak pengarnen (50,6%), Penghasilan anak, terbanyak Rp. 11.000- Rp. 15.000 (54,5%), Lama dijalan 1-6 jam (63%), Pendidikan pelajar sekolah ( 67,53 %), Pekerjaan orang tua, pemulung (48%). Memiliki ciri fisik; warna kulit sawo mating, pakaian tidak terurus, rambut tidak terurus, kondisi badan tidak terurus, Ciri Psikis; mobilitas tinggi, kreatif, semangat hidup tinggi, berwatak keras, berani menangg ung resiko, mandiri. Berdasarkan pembentukannya, Rumah Singgah Insan Mandiri telah berhasil mencapai tujuan dad apa yang diharapkan dalam rangka pembinaan anak jalanan, 26 orang sudah tidak di]aian lagi, ada 5 orang di bina ke panti sosial Bambu Apus, 4 orang dibina ke Panti Sosial Asuhan Anak ( PSAA) Putra Utama Lima Duren Sawit, 34 orang sedang mengikuti pelatihan. Keberadaan Rumah Singgah Insan Mandiri dapat mendidik dan mengembangkan moral anak jalanan menjadi warga masyarakat yang produktif dan berguna sehingga mampu memberikan konstribusi terhadap peningkatan Ketahanan Wilayah DKI Jakarta.

Monetary crisis which has happened cause family welfare decrease and many children separated from their parents. Those cause children come to the street to find job. Those phenomenon spread in all over Indonesia and become as complex social problems. Life as street children is not a comfortable option, because they are in the condition of unclear future, their existing is often become problems for many parties, families, public and nation. However, attention to street children look like not yet too enough to find solution. Whereas they are as apart of us. They are as a mandate from Allah which should be protected, guaranteed their rights, so they can grow as a useful, civilized adult and have good future. In relation to those matters, the author intend to study how the role of Rumah Singgah Insan Mandiri is in building those street children.
The purpose of this research, firstly, is to understand the success of Rumah Singgah, to know the implementation of vision and mission of Rumah Singgah Insan Mandiri, to understand the role of Rumah Singgah in giving contribution to the tenacity of DKI Jakarta area.
Research Method used is qualitative method, which produce descriptive data explain concerning the role of Rumah Singgah in building street children. This research is done in Rumah Singgah Insan Mandiri, village of Bukit Duri, sub-district of Tebet, Jakarta Selatan. To collect data, this research use participative observation technique to research objects, interview technique for informants as resource person who have direct relation.
Data analysis technique is done by describing data collected, either primary or secondary data to analysis qualitatively in order to see the success of Rumah Singgah.
Based on the result of research, that Street Children of Rumah Singgah Insan Mandiri has characteristics of age, the most 11-19 years old (67,53%), has job on the street (50,6%), the most income around Rp 11.000 - Rp. 15.000 (54,5%), period in. the street 1-6 hours (63%), school education (56,53%), their children as rubbish picker (48%). Based on the established of Rumah Singgah, Rumah Singgah Insan Mandiri has attained their purposes and objectives to build street children. There are 26 children have not been on the street anymore, and 5 children in social house Bambu Apus, 4 children are built in Social Agency Duren Sawit, 34 children is in training. The existing of Rumah Singgah Insan Mandiri can educate and develop morality of street children become productive and beneficial people, so they can give contribution to the increasing of tenacity of DKI Jakarta area.
"
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2007
T20737
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fenny Purnawan
"Peranan komunikasi dalam pembangunan telah mendapat
perhatian yang serius dari berbagai pihak yang terlibat di
dalam pembangunan sektor sekitar tahun 60-an. ยท Salah satu
strategi komunikasi pembangunan yang berke bang sejak tahun
70-an adalah strategi pemasaran sosial (social marketing).
Pemasaran sos ial merupakan s u_atu strategi yang
mempergunakan prinsip-p rinsip pemasaran yang d ikenal
sebagai 4P (product~ price~ place~ promotion), untuk
memperoleh manfaat sosial. Sebagaimana diketRhui, ilmu
pemasaran biasanya digunakan untuk memasarkan produk-produk
komersial. Namun kini, prinsip pemasaran juga dilirik untuk
memasarkan produk dan gagasan sosial"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1992
S4051
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Malik
"Program Rumah Singgah dalam memberdayakan anak jalanan adalah merupakan salah satu program jaring pengaman sosial (JPS) yang diluncurkan Pemerintah. Program tersebut dimaksudkan untuk mengurangi dampak krisis yang melanda Indonesia sejak tahun 1997, yang sampai saat ini masih belum pulih. Disamping melalui rumah singgah, upaya menangani anak jalanan telah pula dilakukan oleh berbagai instansi pemerintah dan lembaga masyarakat sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing.
Banyaknya lembaga sosial kemasyarakatan (LSK) yang terlibat dalam mendirikan dan mengelola rumah singgah, disatu pihak adalah merupakan pertanda baik yaitu adanya kepedulian pada hal-hal yang bersifat kemanusiaan. Namun dipihak lain banyak pula diantara mereka yang tidak didukung oleh komitmen moral dan professional yang memadai. Akibatnya banyak rumah singgah dikelola seadanya, terkadang menyalahgunakan paket dana operasional yang disediakan pemerintah. Disamping itu ada pula oknum rumah singgah yang memperlakukan anak jalanan secara tidak wajar. Hal ini diperparah lagi dengan tidak adanya seleksi yang ketat dan tidak berfungsinya kontrol dari pemerintah. Lemahnya kontrol pemerintah karena disain program tidak didukung dengan sistem pengawasan dan pengendalian yang baik. Akibatnya suatu rumah singgah sangat tergantung dari kualitas para pengelolanya semata. Secara umum pelaksanaan operasional rumah singgah ditentukan oleh unsur-unsur, yaitu kebijaksanaan pemerintah, disain program, anak jalanan, komunitas lokal serta pengelolaan rumah singgah itu sendiri.
Berkenaan dengan hal tersebut penelitian yang penulis lakukan adalah bertujuan untuk mengungkap gambaran manajemen sosial rumah singgah. Untuk itu penulis meneliti salah satu diantara rumah singgah yang ada. yaitu rumah Singgah Bina Masa Depan (RSBMD) yang terletak di JI. Paseban Raya No. 59 Jakarta - Pusat.
Dari hasil penelitian secara umum diperoleh kesimpulan bahwa pengelolaan rumah singgah dipengaruhi beberapa unsur yang saling terkait satu sama lainnya. Unsur-Unsur tersebut meliputi ; latar belakang LSK sebagai lembaga yang mendirikan rumah singgah, model manajemen yang dikembangkan, tenaga pengelola sebagai pelaksana, komunitas dan sumber-sumber setempat, serta pedoman atau petunjuk teknis yang ditetapkan.
Diperoleh data bahwa Pengelolaan RS-BMD secara internal yang dilaksanakan selama ini berlangsung dalam suasana kekeluargaan. Artinya setiap petugas dapat mengerjakan semua tugas secara bersama-sama atau sendiri-sendiri. Sistem administrasi, ketatausahaan dan pencatatan terhadap semua aktifitas dan asset, serta pendokumentasian, belum ditata dan terlaksana sebagaimana selayaknya suatu lembaga yang professional dalam pengaturan manajemen modern.
Sistem perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, pengawasan belum berjalan, terutama yang bersifat eksternal. Dalam merekrut tenaga pengelola, khususnya pekerja sosial dan tenaga administrasi, tidak dilakukan seleksi secara ketat guna memperoleh tenaga professional. Hal ini terjadi karena imbalan yang disediakan sangat rendah dan tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan minimal di Jakarta. Dalam memenuhi keperluan yang dibutuhkan RSBMD, sepenuhnya sangat tergantung pada Yayasan. Dukungan komunitas sekitar terhadap RS-BMD belum memadai. Dukungan dan kerjasama dengan pihak-pihak atau lembaga lain masih bersifat pasif. Artinya, dukungan dan kerjasama muncul bila diminta oleh pengelola RS-BMD.
Walaupun dengan pengelolaan yang demikian ternyata 98 orang anak jalanan yang menjadi dampingan RS-BMD, dapat memperoleh pemberdayaan dalam bentuk beasiswa, usaha ekonomi produktif dan latihan keterampilan. Padahal jumlah yang ditargetkan hanya 44 orang anak. Mereka dapat menjalani pendidikan formal dari tingkat SD, SLTP sampai dengan SLTA sebanyak 54 orang. Disamping itu terdapat tiga kelompok usaha dan yang lainnya dapat mengikuti latihan keterampilan dan memperoleh dampingan. Selain pemberdayaan pada anak jalanan juga dilakukan pemberdayaan pada orang tua anak jalanan.
Berdasarkan hasil dan temuan penelitian tersebut penulis mengajukan suatu model pengembangan rumah singgah yang berbasiskan komunitas lokal. Komunitas lokal dapat terlibat mulai dari gagasan pendirian rumah singgah, persiapan-persiapan, peiaksanaan, sampai pada tahap pengawasan dan pengendalian, serta ikut bertanggung jawab akan kelangsungan dimasa yang akan datang. Diharapkan dengan model ini rumah singgah mempunyai basis yang kuat untuk melaksanakan misinya dan tidak terbatas pada target proyek yang bersifat jangka pendek."
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T4825
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nyla Pudjiati
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1983
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>