Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 30506 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
S7009
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simatupang, M. Hasbi
Depok: Universitas Indonesia, 2002
S24260
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Haris Faozan
"This research locus on Dompet Dhuafa (DD) is a public organization dealing with the business of zakat management, which is at the moment implementing new institution structure is called Jejaring Multi Koridor (JMK)/ Multi Corridor Networking. JMK as a concept of organizational learning requires the ability for gaining and applying the knowledge properly in which the publicized strategies may be achieved as it is necessary to be supported by knowledge enablers application in optimal manner of JMK, the productivity of organizational knowledge therefore enables to be motivating in creating continuous innovation. This finally will create competitive advantages (Huseini, 1997). Such condition is necessary to plant for the staff to produce better performance from time to time. The main subject lifted up in this research is how extent to which the application of knowledge enablers in Jejaring Multi Koridor?
Type of applied research is the survey of descriptive method. Data piled up with the questionnaire distributed to all DD employees. Analysis method adopted from assessment tool developed by Silberman (Morrison, 2001). Assessment tool previously provided for the framework and the reflection of learning organization application, in this research context has been adapted as framework and reflection of knowledge enablers application in JMK of DID. Knowledge enablers in this research referred to von Krogh et al. opinion (2000). According to their opinion there are at least 5 enablers are knowledge vision, conversation, mobilize knowledge activists, the right enabling context, and globalize local knowledge. Assessment criteria divided into 4 average score groups of comprehensive, i.e: 25-38= Application rate of knowledge enablers in JMK is not sufficient to create most favorable organizational learning; 39-63= Application rate of knowledge enablers in JMK is less sufficient to create optimum organizational learning; 64-88= Application rate of knowledge enablers in JMK is sufficient to create optimum organizational learning; and 89-100= Application rate of knowledge enablers in JMK is very sufficient to create most favorable organizational learning.
Based on respondents' answers, application average score to each enablers in JMK as follow: the application of knowledge vision (15, 29), conversation (14, 37), mobilize knowledge activists (14, 04), the right enabling context (14,41), and globalize local knowledge (5). Respondents average answer on overall knowledge enabler application is 62, 5. The data shows that the application of knowledge enablers in JMK has not been applied sufficiently. According to collected data can be drawn a picture that there are some causes of the in sufficiency of knowledge enablers application in JMK: in sufficiency of top rank entanglement in facilitating the employees to create the knowledge vision or in conversation process; lack of employee commitment in taking initiative and focusing to the knowledge creation is still lower; the structure of the organization that has been set up does not enable to develop appropriate knowledge in, accordance with vision, mission, and developed strategy especially linked with the networking; no accomplishment of overseas networking as it has been planned.
This research comes into conclusion that the institution of JMK t hat has been structured will find difficulties to create the proclaimed vision and mission due to the existing organizational learning is not supported by application of knowledge enablers sufficiently. In relation to this, proposed correction as follow: Firstly, top leader is necessary to became him/herself as enabling leaders so that the leader is worthy to be a guide for his/her subordinate; secondly, DD is necessary to facilitate the creation of intensively solid and collaboration relation between internal units of DD, between internal units and networking, or with same network; thirdly, DD is necessary to expand global networking remind them as very strategic opportunity; at least and most important is required immediately to redesign the structure of JMK which is more adaptive and flexible to enable the creation of continuous knowledge and innovation."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14236
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khusnul Khorip
"Indonesia sampai saat ini masih dilanda krisis multi dimensi di antaranya krisis ekonomi, politik, hukum, keamanan, moral, dan lain-lain. Dalam kondisi demikian umat Islam mempunyai tanggung jawab besar dalam menata kembali kehidupan bangsa. Segala upaya perbaikan harus terus dilakukan, selama hal tersebut merujuk pada kebenaran hakiki, kebenaran Ilahi islam sebagai agama yang menyeluruh, mengatur seluruh aspek kehidupan, termasuk bidang ekonomi. Salah satu nilai instrumental ekonomi Islam adalah zakat. Zakat merupakan salah satu rukun Islam dan menjadi kewajiban agama yang dibebankan atas harta kekayaan seseorang menurut aturan tertentu. Perkataan zakat disebut dalam al-Qur'an sebanyak 82 kali dan selalu dirangkaikan dengan alat yang merupakan rukun Islam yang kedua ini menunjukkkan betapa pentingnya zakat sebagai sarana komunikasi dengan Tuhan sekaligus mempunyai dampak sosial kemanusiaan. Indonesia sebagai negara yang berpenduduk kurang lebih 204 juta, 87, 2% di antaranya peragama Islam, memiliki potensi zakat yang sangat besar. Apabila, potensi ini benar-benar dikembangkan dan dikelola secara optimal, maka, akan memberikan andil yang cukup besar dalam mengentaskan kemiskinan. Pemberlakuan Undang-undang Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat merupakan salah satu upaya untuk mengoptimalkan pengelolaan zakat di Indonesia. Namun demikian, berdasarkan pengamatan penulis, Undang-Undang tersebut sampai saat ini belum di laksanakan secara penuh, sehingga belum cukup mampu mencapai tujuan pengelolaan zakat yang diinginkan. Di antara lembaga-lembaga amil zakat yang telah ada, salah satunya adalah Dompet Dhuafa Republika. Sampai saat ini Dompet Dhufa Republika termasuk Lembaga Amil Zakat terbesar di Indonesia yang tampak dalam jumlah dana zakat yang telah diterima pada tahun 2000 sebesar Rp. 6,7 milyar (enam milyar tujuh ratus juta rupiah) pada tahun 2000. Dalam skripsi ini, penulis mengkaji pengelolaan zakat sebelum dan sesudah diberlakukannya, undang-Undang Nomor 38 Tahuh 1999 serta efektifitas pengelolaan zakat oleh Lembaga Amil Zakat di Indonesia pada umumnya dan Dompet Dhuafa Republika pada khususnya."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2001
S21040
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erry Sudewo
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
S26354
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Khoirinnisa Arifin
"Penelitian ini membahas mengenai proses konstruksi perkembangan organisasi Dompet Dhuafa sebagai pengelola zakat dimana ditemukan berbagai pendayagunaan modal sosial sebagai konsekuensi dari pergeseran makna zakat yang dimiliki oleh organisasi tersebut yakni dari pengelolaan zakat yang sifatnya hanya filantropi atau charity semata menjadi pengelolaan yang lebih berdampak kelanjutan yaitu berbentuk community development.
Penelitian mengenai DD ini menggunakan pendekatan kualitatif karena dapat membantu penulis untuk mendapatkan informasi yang jelas dan menyeluruh tentang permasalahan yang diangkat. Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya proses konstruksi perkembangan organisasi zakat yang dilakukan oleh Dompet Dhuafa dalam menuju social enterprise. Dompet Dhuafa melakukan berbagai srategi untuk bisa mengembangkan modal sosialnya bagi kalangan muzakki dan mustahik demi mencapai tujuan organisasi yang dilandasi oleh nilainilai islami.

This study discusses about the construction process of organization development at Dompet Dhuafa as an organization who manage zakat which from this research can finded a variety of utilization of social capital as a consequence of the shifting zakat meaning that is from convensional zakat organization into an organization which concern with sustainability impact through community development.
This study used a qualitative approach because it helps the author to obtain a clear and comprehensive information about the issues raised. The results of this study indicate the presence of the construction process undertaken by Dompet Dhuafa to become a social enterprise. Dompet Dhuafa can perform a variety of strategies to develop social capital for the 'muzakki' and 'mustahik' to reach organization goals which based on Islamic values.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Zulfikar Muzakir Ahmad
"Krisis moneter tahun 1998 mengakibatkan turunnya nilai rupiah terhadap USD secara drastis menjadi Rp 14.900/USD. Disamping itu, inlfasi juga naik drastis ke angka 45.4%. Dengan turunnya nilai rupiah dan naiknya inflasi secara drastis, sebaliknya meningkatkan jumlah zakat yang terkumpul di Dompet Dhuafa Republika.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh indikator makroekonomi Indonesia yaitu inflasi, nilai tukar USD terhadap rupiah dan harga emas terhadap besarnya penerimaan zakat yang terkumpul. Faktor-faktor tersebut diperoleh melalui studi literatur, dan penelaahan terhadap teori. Data-data yang digunakan bersumber dari Lembaga Amil Zakat Dompet Dhuafa Republika, Bank Indonesia, dan Bloomberg dari periode 1993 sampai dengan 2009.
Metode pengolahan data yang digunakan adalah uji normalitas data eror, regresi linier dan uji asumsi, uji t, uji R2, uji F. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ketiga indikator makroekonomi berpengaruh seacara signifikan terhadap besarnya penerimaan zakat yang terkumpul.

Monetery crisis in 1998, caused Rupiah falled drastically to Rp 14.900/USD. In the other side, inflation rate also increased drastically to 45.4%. The fallen of the rupiah and the rising of inflation caused the total collected zakah in Dompet Dhuafa Republika rised.
The pupose of this research is to know the impact of macroeconomic indicators changes which consist of inflation, exchange rate and gold price to the total amount of collected zakah in Dompet Dhuafa Republika. Those indicators are found from literature study and existing theory. The data used for this research are from Amil Zakah Foundation Dompet Dhuafa Republika, Central Bank of Indonesia and Bloomberg from 1993 until 2009.
The methods used to process the data are data error normality testing, linier regression testing, t testing, R2 testing and F Testing. The result of this research shows that those three indicators changes impact significantly to the total collected zakah in Dompet Dhuafa Republika.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2011
T30518
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Wilda Heryanti
"ABSTRAK
Pada 26 Oktober 2010 terjadi peristiwa bencana alam letusan Gunung Merapi. Korban Tewas Merapi Mencapai 347 Jiwa, korban luka bakar 196 orang, korban luka non bakar 151 orang, korban rawat inap 258 orang, dan jumlah pengungsi 58.389 orang di sejumlah 289 titik pengungsian. Dompet Dhuafa Republika sebagai Lembaga Pengelola (Amil) Zakat menjadi salah satu lembaga yang mengatasi dan membantu korban bencana alam letusan Gunung Merapi dengan menggunakan dana zakat. Sesungguhnya, pokok persoalan yang dihadapi selanjutnya bagaimanakah peran zakat dalam penanggulangan bencana alam dan bagaimana pendayagunaan zakat yang dilakukan Dompet Dhuafa Republika terhadap korban bencana alam letusan Gunung Merapi di Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan metode penelitian normatif. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dana zakat memungkinkan sekali untuk disalurkan kepada korban bencana alam. Zakat mempunyai peranan dalam penanggulangan bencana alam, yaitu dalam hal pendayagunaan terhadap korban bencana. Secara eksplisit dinyatakan dalam penjelasan Pasal 16 ayat (2) Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat: Mustahiq delapan ashnaf ialah fakir, miskin, amil, muallaf, riqab, gharim, shabilillah, dan ibnussabil yang di dalam aplikasinya dapat meliputi orang-orang yang paling tidak berdaya secara ekonomi seperti anak yatim, orang jompo, penyandang cacat, orang yang menuntut ilmu, pondok pesantren, anak terlantar, orang yang terlilit utang, pengungsi yang terlantar dan korban bencana alam. Dana Zakat dapat didayagunakan untuk korban bencana alam letusan Gunung Merapi. Salah satu contohnya yaitu yang telah dilakukan Lembaga Pengelola (Amil) Zakat Dompet Dhuafa Republika dalam pendayagunaan zakat terhadap korban bencana alam letusan Gunung Merapi di Yogyakarta, adapun program-program yang dilakukan antara lain sekolah ceria, medis, mekanik ponsel dan motor, peduli ternak, lansia, rumbamilsu, gruduk kampung, rumah sakit lapangan. Hasil penelitian menyarankan bahwa perlunya pengaturan yang komprehensif mengenai pendayagunaan zakat beserta penyalurannya kepada mustahik zakat yang dilakukan oleh Lembaga Pengelola (Amil) Zakat, melalui revisi Undang-Undang Nomor 38 tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat.

ABSTRACT
On 26 October 2010 disaster eruption of Merapi. Merapi killed 347 people Reaching 196 people, burns victims, injured 151 people, does not burn victims involved 258 inpatients and the number of displaced 58389 people in some evacuation 289 points. Dompet Dhuafa Republika Management Institutions of Zakat was one of the institutions that deal with natural disasters and assist victims of the eruption of the Merapi using charitable funds. Indeed, the main problem in the future, as the role of Zakat in coping with natural disasters and how to use Zakat of Dompet Dhuafa Republika for disaster victims in the Merapi volcano Yogyakarta. This study used normative research. Based on studies that allows occasions Zakat funds for distribution to disaster victims. Zakat plays a role in disaster management, namely in terms of victims of natural disasters. Clearly indicated in the explanation of article 16, paragraph (2) of law No. 39 of 1999 on Managing Zakat: "Eight ashnaf of Mustahiq are fakir, miskin, amil, muallaf, riqab, gharim, shabilillah, and ibnussabil that the application can include people who are most economically powerless, such as orphans, the elderly, the disabled, people attended boarding school, neglected child, people who were in debt, displaced refugees and victims of natural disasters". Zakat Fund can be used for victims of natural disasters, the eruption of Mount Merapi. One example of the Institute of management (Amil) Zakat Dompet Dhuafa Republika to use zakat to the victims of natural disasters in the eruption of Mount Merapi, Yogyakarta and for programs that include happy school, medical, mobile phones and auto mechanics, breeding care, the elderly, nursery home, gruduk village, field hospitals. The results show that the need for a comprehensive agreement on the use of mustahik Zakat distribution by management (Amil) Zakat, through revision of Act No. 38 of 1999, on Managing Zakat. "
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2011
S301
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Yusrizal
"Penelitian ini bersifat deskriptif analitis, sedangkan pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan dan wawancara kepada sejumlah responden yang mengetahui dan mendalami masalah-masalah yang diteliti. Kemiskinan menjadi pusat perhatian sejak berabad-abad lamanya karena telah dianggap sebagai permasalahan kemasyarakatan yang perlu diperhatikan untuk kesejahteraan umat manusia. Upaya untuk mengentaskan kemiskinan memerlukan langkah-langkah kecil dalam skala massal dan dalam jangka waktu panjang. Ada sumber yang bisa digunakan untuk mengentaskan kemiskinan yaitu zakat. Konsep zakat dipahami sebagai maksud pengentasan kemiskinan, tinggal lagi bagaimana mewujudkan bentuk yang ideal bertolak dari realitas yang ada dalam masyarakat sekarang. Tentu saja diperlukan merumuskan program-program operasional yang dapat mewujudkan tujuan zakat tersebut, melalui kegiatan-kegiatan pendidikan formal, non formal dan komunikasi massa. Disamping itu diperlukan juga pengembangan kelembagaan dan kegiatan-kegiatan seperti pengumpulan dan pemanfaatan zakat secara produktif sesuai dengan perkembangan permasalahan umat dewasa ini dan perkembangan manajemen serta pentingnya undang-undang yang mengatur tentang pengelolaan zakat sebagai alat legitimasi. Yayasan Dompet Dhuafa Republika melakukan kegiatan-kegiatan sehubungan dengan menggunakan dana zakat, infak dan sedekah dalam mengentaskan kemiskinan melalui manajemen yang modern, dan akuntabilitas sehingga mendapat kepercayaan dalam menggali dana umat."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T10240
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>