Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 151102 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1992
S7096
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ede Aulah
"Menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 1992 Tentang perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera, Keluarga Berencana adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, dan peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran Program Keluarga Berencana dan faktor-faktor yang berhubungan di masyarakat DAS Ciliwung. Populasi dari penelitian adalah seluruh keluarga/Pasangan Usia Subur DAS Ciliwung dan sampel penelitian adalah jumah kepala keluarga yang diambil secara purposive random sampling, dengan terlebith dahulu mengelompokkan ke dalam empat kecamatan menurut kondisi pembagian wilayah yang diteliti.
Penelitian ini difokuskan pada empat vaiabel yaitu ekonomi, pendidikan, TER (Total Fertility Rate), dan CPR (Contraceptive Prevalense Rate). Pertanyaan yang muncul adalah benarkah Program Keluarga Berencana (TFR dan CPR) meningkatkan Kesejahteraan Keluarga pada masyarakat DAS Ciliwung?
Berdasarkan hasil analisa dan model struktural dari penelitian ini, terlihat bahwa model yang diperoleh dengan dasar empirik sudah memenuhi persyaratan yang baik. Untuk itu dengan temuan dan model penelitian yang dikaji ternyata bahwa pelaksanaan Program KB (CPR dan TFR) serta faktor kesejahteraan keluarga cukup kuat dan efektif sebagai penentu dalam upaya menumbuhkan/peningkatan Ketahanan Nasional/Keluarga. Dengan kata lain pengembangan Ketahanan Nasional akan bisa ditingkatkan dan diperbaiki dengan upaya terus melakukan perbaikan dan peningkatan terhadap aspek Program Keluarga Berencana dan faktor peningkatan kesejahteraan keluarga. Apabila diamatt, variabel-variabel pelaksanaan program KB dan peningkatan kesejahteraan keluarga, baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama, pengaruhnya terhadap ketahanan nasional adalah sangat bermakna (signifikan). Kebermaknaan pengaruh ini diduga ada alasan yang menyebabkannya. Yaitu faktor yang menentukan tumbuhan kesadaran ketahanan nasional adalah karena adanya upaya perbaikan pelaksanaan program KB (CPR dan TFR) yang tertangani/terkontrol dengan baik, di mana hal tersebut memberikan pengaruh pada penguatan kesejahteraan keluarga dengan lebih baik pula. Keadaan ini menunjukkan bahwa kalau faktor pelaksanaan Program KB dapat ditangani dengan baik, maka secara Jangsung dapat memberikan dampak terhadap peningkatan kesejahteraan keluarga. Hingga akhirnya upaya peningkatan ksejahteraan keluarga menjadi faktor yang perlu mendapat perhatian lebih baik pula untuk dapat menunjang peningkatan kesejahteraan keluarga dan Ketahanan Nasional para peserta KB.

Base on Population Regulation No. 10 Year 1992, the Familiy Planning Program is one efforts to increase awareness and community action irugh increase age of the first marriage, setting the fertilty, and increase the social welfare of the family.
The aims of this study are io know the Family Planning Program and correlation within some factors in DAS Ciliwung. This research population are all eligible in DAS Ciliwung and research sample are 200 Family/eligible couple take by purposive random sampling, with devide 4 district according.
This research focus on four varible, there are economic, educational level, TFR, and CPR. The question was ia it the true that Family Planning (TFR and CPR) increasing Family welfare in DAS Ciliwung?
Based on anatiysis and structural model from this research, show that model which get by base empiric, data have fulfil the classification. And with this jinding and from research model inspected really that that family planning and Jamily welfare strong enough and effective as determination in effort to increase national resilience or family resilience. What we get from this research basically with theories or results of other research. if we inspect the variable family planning and family welfare, in partial or simultance, influences toward national reasilience are very significant. These influences have reason, factor which determine good or bad of increase national resilience are the effort on CPR participants, TFR which have good control, that term give influences on strengthen better family welfare. That all about influences family planning factor ioward affectivity family economic related with increase family welfare on DKI Jakarta people. Otherwise the activities of influence toward family income as a factor of more attention in term af supporting increasing family welfare and influence toward national resilience of family planning acceptors.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2010
T33553
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dede Mulkan
"Studi ini merupakan salah satu upaya eksplorasi terhadap karakteristik "multi-level" dari khalayak sasaran program KIE-KB di Propinsi D.I. Aceh. Tujuan study ini diarahkan pada dua hal, meneliti kemungkinan adanya perbedaan karakteristik individual antara akseptor dan non-akseptor dan melakukan identifikasi karakteristik-karakteristik di luar individu.
Status kesertaan program KB adalah dipraktekkan-tidaknya metode-metode pencegahan kehamilan tertentu sebagaimana yang dianjurkan program KB. Sikap terhadap KB didefinisikan sebagai kecenderungan memberikan reaksi tingkah-laku terhadap hal-hal yang berkaitan dengan nilai-nilai dan praktek KB.
Fokus penelitian adalah pengamatan homogenitas jaringan komunikasi KB dalam dimensi; honmogenitas segi pengetahuan, sikap dan praktek KB. Penelitian ini dilakukan di Propinsi Daerah Istimewa Aceh. Lokasi desa dipilih secara purposif didasarkan atas kombinasi kriteria; tingkat pencapaian program KB: jauh dekatnya dari wilayah perkotaan, dan tingkat kedekatan desa dengan pusat-pusat pelayanan. Untuk mengurangi kemungkinan pengaruh extraneous variables dan untuk meningkatkan komparabilitas desa-desa yang diteliti digunakan data sekunder.
Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data rnenggunakan tiga metode penelitian, Cross-sectional sampel survey untuk membuat identifikasi perbedaaan karakteristik tingkat individu, Analisis jaringan untuk mengenali kemungkinan perbedaaan karakteristik jaringan komunikasi KB dan Wawancara,mendalam untuk menggali kemungkinan perbedaan karakteristik pada tingkat komuniti. Sampel Survey dilakukan di 16 desa tersebar di 2 Kabupaten, populasi target survey adalah para isteri sudah menikah berusia 15 - 30 tahun.
Penarikan sampel secara random dan proporsional, di tiap desa diambil 25 responden. Jumlah total sampel sebanyak 400 responden dengan komposisi 15 orang akseptor dan 10 non-akseptor.
Untuk menggali karakteristik tingkat kelompok dilakukan survey jaringan, dari kasus jaringan komunikasi akseptor dan non-akseptor berjumlah 8 kasus. Analisis terhadap jaringan komunikasi menggunakan dua teknik pengumpulan data, semi-structured interviews dan snowball sampling. Untuk melihat kekontrasan kasus jaringan komunikasi akseptor dengan non-akseptor, digunakan para key informants untuk menunjukkan kasus-kasus esktrim. Kasus jaringan dibatasi maksimum 20 nodes, wawancara mendalam dengan key informants, dilakukan di desa dan kecamatan. Para key informants terdiri dari tokoh masyarakat, tokoh agama, ulama, dokter, bidan, paramedis, dukun bayi, dll.
Hasil survai menunjukkan tidak ada perbedaan yang signif kan antara kelompok akseptor dengan non-akseptor dalam hat karakteristik sosio-ekonomis dan demografis dan terhadap kepercayaan terhadap berbagai ide positif KB. Data lebih lanjut menunjukkan jumlah responden yang mendukung ide-ide negatif KB proporsinya relatif masih besar.
Perbedaan ditemukan antara kelornpok akseptor dan non-akseptor dalam hal pengetahuan. Analisis jaringan komunikasi, memperlihatkan perbedaan antara karakteristik jaringan komunikasi antar pribadi yang dimiliki akseptor dengan yang dimiliki non-akseptor. Akseptor cenderung berkomunikasi dengan orang-orang yang juga telah menjadi akseptor dan non-akseptor ber/comunikasi dengan orang-orang yang juga sesama non-akseptor. Para responden akseptor cenderung memiliki sikap positif atau mendukung KB, sementara non-akseptor berada dalam lingkungan jaringan yang anggautanya kurang mendukung KB.
Hasil wawancara mendalam memberikan gambaran berbagai kendala yang dihadapi komunitas dalam memasyarakatkan KB. Kendala yang dihadapi umurnnya berkaitan dengan keterbatasan tenaga personil, dana/sarana perlengkapan KIE, cakupan wilayah kerja yang terlalu luas, kurang intensif kegiatan KIE-KB serta kurang tepatnya pendekatan yang dilaksanakan selama Kendala yang disebutkan keys informants berkaitan dengan masalah budaya masyarakat, masih tertanarn nilai tradisi yang kurang sesuai dengan gagasan program KB.
Secara keseluruhan kendala yang berpengaruh terhadap penolakan praktek KB adalah; (1) pada tingkat individu, masih tertanamnya sikap-sikap negatif terhadap ide dan praktek KB, (2) pada tingkat "dyad" kurangnya komunikasi suami isteri, (3) pada tingkat jaringan komunikasi, kurang kondusif lingkungan sikap jaringan komunikasi individual khalayak dan (4) pada tingkat komunitas, masih terbatas sumber-sumber daya penunjang KIE-KB yang diperlukan dan masih kuat pengaruh tradisi/nilai lama di masyarakat.
Pemecahan yang disarankan adalah; Pertama; melaksanakan kampanye KIEKB yang bersifat multi-mix-media dan multi-level target audience yang bertujuan merangsang iklim yang kondusif di berbagai tingkatan masyarakat. Kedua melaksanakan pendekatan jaringan korn.unikasi sebagai teknik dan strategi persuasif dalam penyuluhan program Keluarga Berencana."
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sulistyoweni Widanarko
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1990
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Wirjatmadi
Surabaya : Pusat Penelitian Gizi Unair, 1982
641.1 WIR h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Lilis Kusmawati
"ABSTRAK
Masalah perumahan merupakan salah satu fenomena kemiskinan yang paling menonjol di wilayah perkotaan. Untuk mengatasi masalah ini, Departemen Sosial menetapkan kebijakan sosial melalui Program Rehabilitasi Sosial Daerah Kumuh (RSDK). Program RSDK ditujukan bagi keluarga berumah tidak layak huni di daerah kumuh. Permasalahan yang diungkap dalam tesis ini adalah (1) bagaimanakah kondisi perumahan dan lingkungan pemukiman KBS termasuk di dalamnya sarana dan prasarana sosial yang ada, (2) bagaimanakah pemahaman KBS tentang pola hidup sehat, (3) bagaimanakah kemampuan KBS dalam memanfaatkan sarana sosial tersebut. Untuk mengetahui hal ini, maka dilakukan penelitian evaluatif terhadap pelaksanaan program RSDK. Program RSDK dapat dikategorikan sebagai salah satu jenis program dalam pengembangan masyarakat. Selanjutnya program RSDK diterapkan melalui proses yang berkesinambungan dari satu tahap ke tahap berikutnya, dengan mempergunakan teknik-teknik pekerjaan sosial, karena diterapkan pada 5 RW yang merupakan satu kesatuan geografis.
Mengacu pada pemikiran Lippit (1958) tentang proses pengembangan masyarakat, maka pelaksanaan program RSDK dapat digambarkan sebagai berikut (a) tahap kontak antara warga masyarakat dengan lembaga/agen perubahan. Dalam program RSDK kontak yang terjadi adalah petugas pengembangan masyarakat mendatangi komunitas pada daerah yang menjadi sasarannya (b) tahap membentuk relasi perubahan, yaitu kegiatan Bimbingan Pengembangan Swadaya Sosial Masyarakat, yang berupa penyuluhan pengembangan motivasi perubahan (c) kegiatan kearah perubahan, yaitu proses pelaksanaan perbaikan perumahan dan lingkungan pemikiman (d) generalisasi dan stabilitasi perubahan. Generalisasi baru terlihat pada area dimana 24 KBS tinggal. Stabilisasi perubahan, yaitu perubahan tingkah laku/sikap hidup sehat, baru pada tahap awal (e) terminasi yang terjadi adalah terminasi program, sedangkan bimbingan perubahan nilai dan sikap diteruskan. Pelaksanaan program RSDK telah berhasil membantu perbaikan rumah sebanyak 23 orang dari 24 yang menjadi sasaran program. Peran petugas pengembangan masyarakat (PSK) adalah sebagai enabler yaitu petugas yang menerapkan alur pemikiran pelayanan sosial. Dalam mengadakan pendekatan dan bimbingan sosial PSK dibantu oleh kader sebagai PSM (Pekerja Sosial Masyarakat).
Hasil penelitian menggambarkan bahwa terdapat beberapa kekurangan dalam pelaksanaan program RSDK, yaitu : (1) persiapan sosial (social preparation) kurang menyentuh kelompok sasaran. (2) kurang efektifnya kelompok kerja dalam proses perbaikan rumah. Untuk mengatasinya disarankan (a) penyampaian materi pada kegiatan penyuluhan, baik mengenai kebijakan sosial sebagai salah satu bentuk teknologi sosial maupun materi lainnya yang berkaitan dengan permasalahan daerah kumuh, perlu disampaikan kedalam bahasa yang lebih sederhana, tidak menggunakan istilah-istilah yang masih asing dan sulit dipahami oleh Keluarga Bina Sosial (b) untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petugas pengembangan masyarakat(PSK) dalam pelaksanaan kegiatan, perlu memperoleh informasi yang mutakhir tentang kebijakan sosial dan pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan keterampilan yang dapat menunjang pelaksanaan tugas di lapangan."
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kahar
"ABSTRAK
Salah satu tujuan implementasi program kependudukan dan Keluarga Berencana adalah menurunkan tingkat fertilitas sebagai upaya pengendalian laju pertumbuhan penduduk. Selama kurun waktu 20 tahu pelaksanaan program KB, sejak dimulai secara resmi tahun 1970 telah membawa berbagai kebehasilan. Antara lain dapat dilihat dari cakupan pemakaian kontrasepsi hingga tahun 1989/1990 tercatat jumlah peserta KB aktif {68,6 %) dari seluruh Pasangan Usia Subur di tanah air. Demikian pula terjadi penurunan fertilitas sebesar 37,91 % selama 20 tahun terakhir dari TFR 5,61 {1970) menjadi 3,40 (1989). Tingkat penurunan tersebut akhir-akhir ini semakin tajam seiring meningkatnya penggunaan kontrasepsi.
Pada tingkat regional Propinsi Bengkulu keberhasilan pelaksanaan program KB cukup tinggi, terutama dilihat dari cakupan kontrasepsi 'sampai tahun 1989/1990 tercatat (72,9 %) dari seluruh PUS melebihi pencapaian secara nasional. Namun belum diikuti dengan penurunan fertilitas yang sepadan, yakni TFR pada tahun 1989 sebesar (4,200) jauh lebih tinggi dibanding TFR secara nasional. Disamping itu meskipun. perencanaan program diatur dan ditetapkan secara nasional serta ditangani melalui susunan organisasi dalam pola yang sama, namun tingkat keberhasilannya di lapangan (tingkat desa) menunjukkan adanya perbedaan-perbedaan yang cukup menyolok.
Penelitian ini bertujuan mengkaji herhagai faktor yang mempengaruhi tingkat keberhasilan pelaksanaan: program KB di lapangan, baik kesertaan ber KB maupun dampak.program (penggunaan kontrasepsi) terhadap penurunan fertilitas. Faktorfaktor tersebut mencakup (1) faktor program yakni kegiatan motivasi KIE dan pelayanan kontrasepsi, (2) faktor. lingkungan setempat yakni keberadaan tokoh masyarakat, institusi dan kelompok sebaya, dan (3) faktor individu yakni tingkat sosial ekonomi.
Untuk maksud tersebut penelitian ini menggunakan metode survei terhadap responden (PUS) dan wawancara mendalam terhadap informan. Disamping dalam bentuk participant observation, serta dukungan data sekunder. Analisa data betsifat kuantitatif dan kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan ketiga faktor (variabel) di atas berpengaruh terhadap tingkat keberhasilan pelaksanaan program KB di lapangan. Faktor program yakni motivasi KIE dan pelayanan kontrasepsi sangat menentukan keberhasilan pelaksanaan program KB. Sementara faktor lingkungan setempat, yakni institusi, tokoh masyarakat dan kelompok sebayla sangat menentukan tingkat kesertaan ber KB. Meskipun hubungan tersebut tidak begitu nyata terhadap pilihan untuk ,memakai metode efektif yang digunakan oleh akseptor. Demikian 'pula faktor sosial ekonomi berpengaruh terhadap tingkat kesertaan ber KB dan penurunan fertilitas.
Semetara perbedaan keberhasilan yang cukup menyolok menurut lokasi (desa) lebih banyak ditentukan oleh faktor lingkungan setempat dan faktor sosial ekonomi responden. Baik tingkat kesertaan ber KB (penggunaan kontrasepsi) maupun dampak program terhadap penurunan fertilitas.
Keberhasilan implementasi program KB tidakterlepas dari kemajuan dalam sektor-sektor lain terutama kemajuan tingkat sosial ekonomi yang dapat meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat di pedesaan, dapat mempercepat terwujudnya norma keluarga kecil bahagia dan sejahatera."
1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nanny Harmani
"Masalah gizi yang tidak seimbang merupakan salah satu penentu utama kualitas sumber daya manusia. Gangguan gizi kurang pada bayi dan anak balita akan membawa dampak negatif terhadap pertumbuhan fisik maupun mental, selain itu juga penurunan daya tahan tubuh sehingga mudah terkena penyakit infeksi. Untuk mendapatkan gizi yang baik pada bayi yang baru lahir, maka ibu harus sesegera mungkin menyusui bayinya, karena Air Susu Ibu (ASI) memegang peranan penting dalam menjaga kesehatan dan mempertahankan kelangsungan hidup bayi. Oleh sebab itu bayi umur di bawah 4 bulan dianjurkan hanya diberi ASI tanpa Pengganti ASI ( PASI ) ataupun makanan pendamping yang hanya diberikan pada bayi umur 4 bulan ke atas (Depkes RI,1992). Berdasarkan hal tersebut di atas, maka dilakukan penelitian ini yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran faktor faktor yang berhubungan dengan pola menyusui di wilayah pemukiman kumuh Kelurahan Pisangan Baru Jakarta Timur.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode statistik analitik dan rancangan cross sectional. Denis penelitian ini termasuk jenis penelitian survey dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data, populasi dan sampel adalah ibu-ibu menyusui yang mempunyai bayi usia 4 - G bulan yang melahirkan di 3 Klinik Bersalin Kelurahan Pisangan Baru, dan jumlah sampel yang dilakukan secara total sampling.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 57,3 % responden mempunyai pola - menyusui yang balk, namun masih ada 42,7 % responden yang pola menyusui bayinya kurang baik. Hubungan antar dua variabel dengan menggunakan uji Kai Kuadrat menunjukkan hasil yang bermakna bila p < 4,05 yaitu pada variabel umur, pengetahuan dan sikap terhadap pola menyusui. Sedangkan variabel yang tidak bermakna adalah variabel tingkat pendidikan, status pekerjaan dan status ekonomi terhadap pola menyusui dengan p > 0,05. Dari hasil hubungan multi variabel dengan uji Regresi Logistik menunjukkan bahwa variabel sikap yang paling berpengaruh terhadap pola menyusui.
Berdasarkan hasil penelitian, disarankan beberapa hal berikut; perlu lebih ditingkatkan penyuluhan dengan metode konseling dan demonstrasi bagi ibu hamil, menyusui dan keluarga tentang pola menyusui yang baik, waktu pemberian pengganti ASI dan makanan pendamping ASI. Bagi penentu Bidang Kesehatan perlu adanya pengawasan pelaksanaan program ASI eksklusif, promosi ASI eksklusif dan rawat gabung serta tidak melakukan promosi susu formula di Klinik Bersalin dan Rumah Sakit. Bagi Peneliti lain, perlu adanya penelitian selanjutnya tentang pola menyusui di wilayah kumuh perkotaan dengan melihat variabel paritas, lingkungan keluarga dan teman, tempat tinggal, sosial budaya, norma, keyakinan dan suku.

Factors Related With Breastfeeding Pattern In Slum Area Of Pisangan Baru District In East Jakarta, 1999The malnutrition is most problem in human resources quality. Malnutrition in babies and children causes negative effects for their physical and mental growth beside decrease their body defense and could infect by infection disease easily. To make a good nutrition, mother should be breastfeeding her baby immediately postnatal, because ASI is important thing to make baby healthy and protection his lives. Babies with age less than 4 months old suggest to give breastfeeding only without any supplementary foods (Depkes RI,1992). The research to get a description about factors related with breastfeeding pattern in slum area of Pisangan Baru District in East Jakarta.
The research used quantitative approach in analytical and statistical method and cross sectional design.This is a kind of survey research with questionnaire as a tool to collect data and population with breastfeeding mother which having 4 - 6 months old baby and born in 3 Birth Clinic Pisangan Baru disrict. Sample was choice by total sampling method.
The result of research indicate about- 57,3 % respondent have a good breastfeeding pattern, but about 42,7 % respondent indicate have a bad breastfeeding pattern. Correlation between two variables indicate significant result if p < 0,05 for attitude, knowledge and age variables in breastfeeding pattern. Otherwise for level education, occupation status and economic status indicate not significant result for p > 0,05 in breastfeeding pattern. The result of multivariate analysis used Logistic Regression showed attitude variable is very interaction with breastfeeding pattern.
This study recommended that in order to increase monitoring ASI exclusive program, campaign with counseling and demonstration to pregnant and breastfeeding woman and their families with a good breastfeeding pattern, and on time to give PASI or supplementary foods. For decision maker in Heatlh Departemen to increase controlling and promotion ASI exclusive program, care united and not promotion milk instant in hospital. For researches can to be continued this study with parity, family and friend environment, address, culture, value and tribe variables.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Univeristas Indonesia. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Poilitk, 1992
S6753
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iris Satyawati
"Program KB merupakan salah satu program pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera yang menjadi dasar bagi terwujudnya masyarakat yang sejahtera dengan mengendalikan kelahiran dan pertambahan penduduk Indonesia. Penggarapan program KB terutama ditujukan pada golongan masyarakat berpenghasilan rendah, dan memang dari berbagai hasil pemantauan mengenai masalah kependudukan di Indonesia selama ini, pada golongan masyarakat berpenghasilan rendah cenderung memiliki tingkat fertilitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan golongan menengah dan atas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengetahuan dan sikap terhadap KB pada pasangan usia subur yang tidak ikut KB dari golongan masyarakat berpenghasilan rendah yang tinggal di wilayah-wilayah yang tingkat partisipasi masyarakatnya dalam KB di atas 55% dan yang di bawah 55% di kelurahan Penjaringan. Juga untuk mendapatkan gambaran mengenai pasangan usia subur yang tidak ikut KB di kelurahan ini. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa di wilayah yang tingkat partisipasi masyarakatnya dalam KB di atas 55%, res ponden yang membunyai pengetahuan tentang KB yang lebih baik, jumlahnya cenderung lebih banyak daripada di wilayah yang tingkat partisipasi masyarakatnya dalam KB di bawah 55%. Demikian pula halnya dengan sikap terhadap KB. Pada penelitian ini juga dilihat peranan Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB). Dan ternyata terdapat gambaran bahwa responden dalam penelitian ini merupakan bagian yang tertinggal dari jangkauan kunjungan-kunjungan yang dilakukan PLKB."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1987
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>