Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 94076 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Andy Warta Saputra
"Sistem transportasi umum terdiri dari halte- halte dan jalur yang menghubungkan antar halte- halte tersebut secara langsung. Saat ini, terdapat banyak permasalahan pada transportasi umum, dimana salah satu permasalahan tersebut adalah permasalahan tarif yang harus dibayarkan oleh penumpang. Penentuan tarif yang harus dibayarkan oleh seorang penumpang akan tergantung dari jumlah halte yang dilewati dalam perjalanannya. Pada tugas akhir ini akan dibahas sistem tarif berdasarkan zone, dimana zone- zone tersebut terdiri dari beberapa halte yang digambarkan dalam bentuk graf dan diasumsikan telah tersedia."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S1986
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Jennie Kusumaningrum
"Meningkatnya tingkat kebutuhan masyarakat terhadap angkulan umum terutama pada jam jam sibuk pagi dan sore hari, menyebabkan keberadaan omprengan semakin berkembang dan menjadi fenomena tersendiri untuk ikut berperan dalam sistem transportasi perkotaan. Keberadaan omprengan sebenamya sangat membantu masyarakat terutama didaerah yang tingkat pelayanan angkutan umumnya masih rendah dan secara tidak langsung juga ikut membantu Pemerintah dalam upaya mendukung kebijakan pergeseran moda, karena dengan waktu tempuh dan biaya perjalanan yang relatif lebih cepat dan murah yang dimilikinya, diharapkan dapat menarik para pemilik kendaraan pribadi untuk lebih menggunakan omprengan. Namun perkembangan selanjutnya memperlihatkan terjadinya perubahan fungsi peruntukan dan awalnya omprengan sebagai kendaraan pribadi, berubah menjadi layaknya angkutan umum biasa, sehingga dikhawatirkan bisa menimbulkan kecemburuan di antara para pengelola dan pengemudi angkutan umum resmi. Kenyataan ini pada akhimya menimbulkan polemik antara kepentingan berdasarkan aspek legalitas dengan kepentingan yang berdasarkan fungsi pelayanan yang diperlukan masyarakat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji keberadaan omprengan dalam sistem transportasi di Jabodetabek secara lebih jelas, dengan mengadakan pengkajian secara lebih lanjut terhadap aspek legalitas angkutan umum dan mengungkap comparative advantages antara omprengan, angkutan umum dan kendaraan pribadi serta menelaah keberadaan omprengan sebagai salah satu alternatif moda transportasi perkotaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan antara waktu tempuh dan biaya perjalanan antara omprengan, angkutan urnum dan kendaraan pribadi adalah periling dan sangat signifikan, sehingga keberadaan omprengan dapat dijadikan sebagai daya tarik tersendiri bagi para pemilik kendaraan pribadi untuk lebih menggunakan omprengan daripada kendaraan yang dimilikinya.

The increase number of demands people for public transportation mainly in rush hour in the morning and in the afternoon, make omprengan develops and has its own phenomena among people to participate in the urban transportation system. The existence of omprengan itself has been very helpful to the people especially in low public transportation service area and it has indirectly contribute to the government in an attempt to support capital movement policy, where faster travel time and relatively cheapher fee can attract private vehicle owner to use omprengan Further development has caused the changing in the function of omprengan. At first omprengan function as private vehicle, but now it has change into no more than common public transportation. This may cause personal omprengan envy among the legal owner of public transportation. This situation may grow polemic between interests on the basis of aspect legality with interest on the basis of the function of service needed by the people.
Therefore, this study aimed to analyze the existence of omprengan in related to the provision of Jabodetabek transportation system clearly by analyzing more on the legality aspect of omprengan, to conduct an field-study to identify comparative advantages of omprengan to public transportation and private vehicle, to review the existence of omprengan as an alternative mode in the provision of urban public transportation. The result of this study shows that the difference from travel time and travel cost between omprengan, public transportation and private vehicle are important and significant with high correlation level, therefore omprengan can be an indicator to attract private vehicle owner to use omprengan.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
T14976
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Park, Kwang Soon
"Trans Jakarta sebagai salah satu sarana transportasi publik, merupakan sebuah kendaraan yang dianggap efektif dan efisien karena mempemudah masyarakat dalam beraktivitas. Namun, seiring berjalannya waktu, Trans Jakarta telah mengalami kemunduran dalam berbagai hal sehingga tidak lagi dianggap menguntungkan oleh sebagian masyarakat Indonesia, bahkan berdampak buruk dan dianggap berbahaya bagi orang-orang tertentu. Ketidak-efektifanTrans Jakarta sebagai alat transportasi dapat dilihat dari berbagai macam kejadian seperti kecelakaan lalu lintas yang terus meningkat dari tahun ke tahun yang banyak menelan korban. Selain itu, perampokan di dalam bis serta terjadinya pelecehan seksual juga sering terjadi, membuat para penumpang merasa tidak aman dan nyaman saat menggunakan Trans Jakarta. Selanjutnya, terbatasnya unit Trans Jakarta yang beredar maupun kerusakan fisik kendaraan itu sendiri telah menjadi masalah yang kerap timbul belakangan ini, membuat mutu pelayanan Trans Jakarta menurun. Dengan demikian, masyarakat menjadi bertanya-tanya apakah Trans Jakarta merupakan sarana transportasi yang lebih baik jika dibandingkan dengan alat transportasi lainnya yang lebih murah? Bahkan, jikadibandingkan dengan sarana transportasi di Seoul dan Kuala Lumpur, Trans Jakarta masih jauh dari sempurna dan masih membutuhkan peningkatan kualitas maupun kuantitas. Untuk meningkatkan mutu Trans Jakarta, masyarakat dan pemerintah Indonesia perlu bekerja sama. Dengan demikian, tujuan dan harapan masyarakat akan terciptanya sarana tranportasi umum yang baik dan layak dapat terpenuhi.

Trans Jakarta as one of the public transportation is a vehicle that was considered effective and efficient which facilitated people in doing their activity. However, as time goes by, Trans Jakarta has experience a declining in many aspects that people no longer sees Trans Jakarta as a useful public transportation, it is even have a bad impact and considered harmful for certain people. The ineffectiveness of Trans Jakarta can be seen through variousincidents, for example traffic accidents that have been increased from year to year in which many people diebecause of it. Besides that, robbery and sexual harassment often happen on the bus that makes passengers feel insecure and uncomfortable in using Trans Jakarta. Moreover, the limited unit of Trans Jakarta which is operated ans also the damage engine of the bus become serious issues in the past few years, results in declining quality service. Thus, society questioned the quality of Trans Jakarta; it is a better public transportation compared to other public transportation which is cheaper? Even, if compared with public transportation in Seoul and Kuala Lumpur,Trans Jakarta is far from perfect and still need to improve its quality and quantity. To improve the quality of Trans Jakarta, society and government in Indonesia need to cooperate. Thereby, both parties will meet their objective andexpectation of a worth and proper public transportation."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
A.R. Indra Tjahjani
"Pada karya tulis ini dibuat model peramalan perjalanan kerja dan pemilihan fasilitas transportasi untuk para pekerja yang tinggal di wilayah Depok.
Pembuatan model matematis dilakukan berdasarkan hasil survei terhadap para pekerja yang bertempat tinggal di wilayah Depok, dengan kriteria, yang bersangkutan memiliki kendaraan pribadi (walaupun tidak dipergunakan untuk bekerja).
Untuk model peramalan dibuat berdasarkan multiple regresi linier kemudian dibandingkan dengan logit model, dan melalui pendekatan `binary choice' maka dapat ditentukan model yang dikehendaki sehingga hasil yang akan dipakai sebagai model peramalan adalah model yang mempunyai harga antara 0 dan 1.
Tahap berikutnya adalah melihat perilaku pelaku perjalanan terhadap adanya perubahan fasilitas, baik angkutan umum maupun parkir, Dari analisa data diperoleh probabilitas sensitivitas pelaku perjalanan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cendika Rizky Ayuningtyas
"Pola mobilitas penduduk Jabodetabek mengalami perubahan seiring dengan semakin tersedianya berbagai moda transportasi. Mobilitas komuter, khususnya, telah mengalami pertumbuhan yang signifikan, dengan persentasepekerja yang tinggi secara rutin melakukan perjalanan antara daerah tempat tinggal dan tempat kerja mereka. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara variabel independen (aksesibilitas dan pandangan tentang sistem transportasi publik) terhadap variabel dependen (tingkat mobilitas komuter). Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan menyebarkan kuesioner kepada 194 responden melalui teknik purposive sampling. Metode analisis yang digunakan adalah regresi logistik biner. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan dan positif antara aksesibilitas dan pandangan tentang sistem transportasi publik dengan mobilitas komuter. Serta tingkat pendapatan memiliki hubungan negatif terhadap mobilitas komuter. Berdasarkan uji sobel, tingkat pendapatan tidak berpengaruh signifikan dalam memediasi hubungan pengaruh baik antara aksesibilitas maupun pandangan terhadap tingkat mobilitas komuter. Disimpulkan bahwa mayoritas pekerja komuter memiliki tingkat aksesibilitas yang tinggi terhadap transportasi umum dan memiliki persepsi positif terhadap sistem transportasi publik. Meskipun terdapat kekhawatiran mengenai kenyamanan, responden merasa transportasi umum merupakan akses yang baik untuk menunjang mobilitas mereka. Oleh karena itu, penyedia transportasi harus fokus pada peningkatan kenyamanan dan keandalan untuk mendorong penggunaan transportasi umum secara sukarela. 

The mobility patterns of Jabodetabek residents are changing as various modes of transportation become available. Commuter mobility, in particular, has experienced significant growth, with a high percentage of workers routinely traveling between their area of residence and their place of work. This study aims to explain the relationship between the independent variables (accessibility and views on the public transportation system) and the dependent variable (level of commuter mobility). This research uses quantitative methods by distributing questionnaires to 194 respondents through purposive sampling technique. The analysis method used is binary logistic regression. The results of this study indicate that there is a significant and positive influence between accessibility and views on public transportation systems with commuter mobility. And income level has a negative relationship with commuter mobility. Based on the sobel test, income level does not have a significant effect in mediating the relationship between both accessibility and views on the level of commuter mobility. It is concluded that the majority of commuting workers have a high level of accessibility to public transportation and have a positive perception of the public transportation system. Despite concerns about convenience, respondents felt that public transportation is a good access point to support their mobility. Therefore, transportation providers should focus on improving convenience and reliability to encourage voluntary use of public transportation"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohd. Husnal Yudian
"Didalam pemodelan jaringan pembebanan transportasi akan menghasilkan suatu model transportasi yang (pada umumnya) berbentuk matematis. Model ini merupakan refleksi pendekatan terhadap kejadian yang terjadi di jaringan transportasi yang ditinjau. Untuk mengetahui apakah model tersebut benar dan sesuai dengan apa yang terjadi pada kondisi nyata jaringan jalan tersebut, maka perlu dilakukan suatu uji yang disebut uji keabsahan atau uji validasi.
Validasi adalah suatu keharusan untuk menilai keabsahan suatu model. Proses validasi merupakan serangkaian pemeriksaan yang memerlukan usaha dan waktu. Validasi terhadap model pembebanan jaringan biasanya dilakukan berdasarkan data volumenya, akan tetapi bisa juga dilakukan dengan menggunakan variabel lain, seperti waktu tempuh (atau kecepatan). Secara umum, proses validasi pembebanan jaringan dikatakan absah jika perbandingan antara data volume atau waktu tempuh atau kecepatan dari hasil pemodelan pembebanan jaringan jalan dengan data volume atau waktu tempuh atau kecepatan yang sesuai dengan kondisi di lapangan, adalah sama atau mendekati sama nilainya.
Proses validasi diatas merupakan validasi terhadap demand, akan tetapi sebenarnya keabsahan basil model tidak hanya dilihat dari sisi demand tetapi juga ditentukan oleh baik atau tidak sisi supplynya. Sisi supply maksudnya adalah model jaringan jalannya. Jaringan jalan yang diterima perencana pada umumnya, diterima begitu saja tanpa memperhatikan kebenarannya secara lebih detail.
Untuk mengetahui apakah model jaringan yang dibuat sudah absah, sesuai serta mewakili jaringan jalan yang sebenarnya diperlukan suatu langkah-langkah untuk menguji keabsahan jaringan jalan tersebut. Jadi artinya, proses validasi terhadap model pembebanan jaringan itu sendiri terbagi dalam 2 bagian, yaitu sisi pemeriksaan model jaringan (sisi supply) dan sisi validasi terhadap model pembebanan jaringan (sisi demand).
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memformalkan atau membakukan langkah-langkah atau tahapan untuk melakukan proses validasi pada pembebanan jaringan (assignment) transportasi, dengan penekanan pada sisi supplynya. Tahapan prosedur yang dilakukan didalam proses validasi adalah berupa pemeriksaan yang terdiri dari pemeriksaan jaringan jalan (titik simpul, ruas dan konektor centroid), pemeriksaan karateristik jalan (panjang jalan, tipe dan kapasitas jalan, moda kendaraan, link performance function, jumlah lajur jalan dan lain-lain), pemeriksaan hasil model setelah dilakukan pembebanan jaringan transportasi dan yang terakhir adalah validasi terhadap hasil model pembebanan.
Penelitian ini memanfaatkan penggunaan teknologi gps, yang disebut dengan ITS- toolkit -probe car, dalam pengambilan data lapangan. Dengan alat ini data yang diperoleh adalah berupa waktu tempuh (atau kecepatan yang merupakan fungsi dari jarak dan waktu tempuh), sehingga dalam pengaplikasian prosedur validasi terhadap model pembebanan jaringan tidak berdasarkan data volume tetapi data kecepatan. Selain itu, jika menilik kondisi urban atau perkotaan, waktu tempuh (kecepatan) merupakan ukuran yang sangat sensitif untuk menentukan rute perjalanan dari satu zona ke zona lainnya.
Jarak antara asal dan tujuan yang lebih dekat atau pendek tidak menjamin bahwa waktu tempuh atau kecepatan pada rute tersebut lebih cepat dibandingkan dengan rute yang lebih panjang. Hal ini dikarenakan, waktu tempuh atau kecepatan perjalanan sangat tergantung pada karakteristik pada ruas-ruas yang dilalui. Dengan demikian, dalam penerapan prosedur validasi ini dicoba dengan menggunakan variabel kecepatan.
Dengan adanya langkah-langkah yang harus dilakukan seperti yang terurai diatas serta menggunakan bantuan perangkat keras dan lunak komputer, hasil penerapan prosedur dapat diketahui kesalahan-kesalahan yang terjadi pada jaringan jalan dengan lebih mudah sehingga dapat diperbaiki dengan cepat. Dengan kondisi model jaringan jalan yang sesuai atau sedekat mungkin mewakili kondisi lapangan yang sebenarnya, diharapkan memberikan hasil model pembebanan jaringan yang baik dan seakurat mungkin. Dan hasil validasi yang diperoleh terhadap ruas-ruas jalan yang ditinjau, menunjukkan bahwa perbedaan kecepatan antara hasil model dan survei sebagian besar berada dibawah 20 persen dengan tingkat korelasi sebesar R2=0,9821 yang berarti memiliki hubungan korelasi yang baik."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
T16069
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nainggolan, Prisno Jogiara
"Pelayanan angkutan umum di Jakarta pada umumnya adalah sangat buruk, hal ini terlihat dari tidak nyaman, tidak aman serta tidak terjadual baik. Alasan ini yang banyak dikemukakan pengguna angkutan umum yang enggan menggunakan angkutan umum. Kondisi jalan yang "mix traffic" juga mengakibatkan semakin semrawutnya kondisi lalu lintas. Untuk itulah ditawarkan suatu moda baru busway dengan pelayanan yang lebih baik dari angkutan umum yang sudah ada.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pemilihan moda antara busway dengan angkutan umum pada koridor Blok M - Kota. Data yang digunakan adalah data sekunder hasil survey stated preference, metode estimasi parameter digunakan maximum likelihood Model yang digunakan untuk menganalisis pemilihan moda adalah model logit binary dan probit binary dengan melakukan simulasi Monte-Carlo dan pendekatan Clark. Sedangkan untuk mengetahui besarnya yang sifting dengan melakukan pembebanan pada koridor Blok M --Kota menggunakan model Stochastic Taxonomi User Equilibrium.
Dari hasil estimasi parameter dapat dilihat bahwa pada dasarnya pelayanan moda busway lebih disukai dari pada angkutan umum, hal ini terlihat dari konstanta bertanda positif pada fungsi utilitas yang berarti preferensi relatif ada pada moda busway. Dapat dilihat juga bila nilai utilitas maksimum tetapi probabilitas tidak sama dengan satu karena adanya pengguna angkutan yang captive sehingga didapat sebuah nilai parameter lamda.
Dari hasil pembebanan terlihat bahwa travel time pada jalur bukan bus-way relatif sama dengan jalur busway yang diasumsikan adalah 0,75 jam sehingga rata-rata yang pindah dari angkutan umum ke busway adalah 3.200 orang."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T14674
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadira Utarini
"Skripsi ini mengkaji tentang pengaruh aksesibilitas, biaya, dan kualitas pelayanan terhadap keputusan pengguna layanan Mass Rapid Transit (MRT) selama masa pandemi di Jakarta. Penelitian ini merupakan penelitian bivariat dengan menggunakan dua teori, yaitu teori kualitas pelayanan dan teori keputusan pengguna. Teori kualitas pelayanan menggunakan lima dimensi reliability, responsiveness, assurance, empathy, dan tangible. Lalu untuk teori keputusan pengguna memiliki lima dimensi, yaitu waktu, keamanan dan kenyamanan, serta mengukur variabel waktu dan aksesibilitas terhadap keputusna pengguna. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data mixed method, yaitu dengan memperoleh data kuantitatif dan kualitatif melalui survei dan wawancara. Survei dilakukan secara daring melalui platform google forms dengan menghasilkan sebanyak 130 responden. Selain itu, juga dilakukan wawancara mendalam dengan beberapa pihak yang berkaitan dengan penyelenggaraan layanan MRT Jakarta, para ahli atau pengamat transportasi publik, praktisi dan akademisi yang kompeten dalam bidang transportasi, serta beberapa pengguna layanan MRT Jakarta yang bersedia untuk diwawancarai lebih lanjut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh biaya, aksesibilitas dan kualitas layanan MRT Jakarta dalam membangun keputusan pengguna memiliki hubungan positif dengan kekuatan hubungan lemah pada setiap variabelnya. Hasil tersebut diperoleh melalui uji korelasi Somers’d (130 responden).

This study examines the effects of accessibility, cost and service quality on the decisions of users of Mass Rapid Transit (MRT) during the pandemic in Jakarta. This research is a bivariate research using two theories, namely service quality theory and user decision theory. Service quality theory uses five dimensions of reliability, responsiveness, assurance, empathy, and tangible. Then the theory of user decision has five dimensions, namely time, security, and comfort and measuring variable cost and accessibility. This study uses mixed data collection techniques, namely by obtaining quantitative and qualitative data through surveys and interviews. The survey was conducted online through the google form platform by generating as many as 130 respondents. In addition, in-depth interviews were also conducted with several parties related to the implementation of MRT Jakarta services, experts or observers of public transportation, practitioners and academics who are competent in the field of transportation, as well as several users of MRT Jakarta services who are willing to be interviewed further. The results showed that accessibility, cost and the service quality in building decision of users of MRT has a positive relationship and the strength of the relationship is weak on each variables . These results are obtained through the Somers’d (130 respondents)."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bebi Risetiawulan Sutomo
"Masyarakat merupakan basic consumer dari desain tarif jenis angkutan umum perkotaan. Oleh karena itu persepsi masyarakat terhadap desain tarif jenis angkutan umum perkotaaan merupakan informasi penting bagi para policy makers, transport planners atau pihak-pihak yang terlibat di dalam mendesain tarif pasar. Seringkali persepsi tersebut tidak diperhitungkan oleh mereka. Akibatnya tarif yang diberlakukan tidak mencerminkan situasi pasar yang berlaku pada masyarakat perkotaan. Indikasi tersebut menunjukkan pemerintah gagal dalam menciptakan tarif ideal jenis angkutan umum perkotaan. Sejauh ini kualitas studi atau laporan yang berkaitan dengan desain tarif moda angkutan umum perkotaan relatif lemah, karena belum dapat memetakan bagaimana cara mendesain tarif jenis angkutan umum perkotaan yang ideal berdasarkan persepsi masyarakat setempat (users, awak angkutan ummu dan pemilik angkutan umum). Produk studi terlihat pada laporan Departemen Transportasi Bangkok (2000), Organda DKI Jakarta (Juni 2001), Universitas Gadjah Mada (November 2000), dan ALMEC (Januari, 2001).
Tarif ideal pada jenis angkutan umum perkotaan adalah tarif yang sesuai dengan situasi pasar yang berlaku, dimana nilai real yang diberlakukan cenderung tidak menimbulkan konflik tarif antara masyarakat dengan pemerintah.Dengan mengacu pada kegagalan pemerintah dalam mendesain tarif ideal jenis angkutan umum perkotaan dan kelemahan studi yang ada, maka peneliti memfokuskan studinya pada pemetaan tarif ideal jenis bus kota berdasarkan persepsi masyarakat dengan menitik beratkan prinsip desainnya pada situasi pasar yang cenderung tidak menimbulkan konflik tarif. Diharapkan temuan studi dapat dijadikan bahan masukan bagi transport planners? atau pihak-pihak yang berkepentingan dalam mendesain tarif ideal bus kota.
Kontribusi studi bagi peserta "Program Pasca-Sarjana Manajemen Pembangunan Sosial-Universitas Indonesia (MPS-UI) adalah memberikan informasi mengenai prinsip desain tarif ideal pada bus kota berdasarkan Teori Sosilogi Moderen (Kelas versi Dahrendorf serta prinsip rasional versi Hechter) dan Perencanaan Sosial (analisis situasi) dan Psikologi Sosial (persepsi versi Anderson dan Slavin). Informasi yang diberikan peneliti antara lain berupa:
a. Pemetaan persepsi masyarakat sebagai basic consumer dari produk perencanaan sosial dalam konteks transportasi perkotaan, melalui pendekatan kuantitatif dan kualitatif (prinsip desain kebutuhan masyarakat berdasarkan analisis situasi pasar/ keseimbangan supply, demand dan regulasi / kebijaksanaan yang berlaku);
b. Pemahaman terhadap pengambilan keputusan masyarakat yang rasional berdasarkan model persamaan posisi dalam bargaining power guna merealisasikan kebutuhannya;
c. Memetakan teori studi dalam bentuk indentifikasi masalah dan tujuan yang akan dicapai, sebagai media untuk merealisasikan produk perencanaan yang dianggap ideal;
d. Mekanisme identifikasi kendala dan peluang dalam merealisasikan tujuan jangka panjang dan pendek, berdasarkan potret kegagalan yang ada;
e. Pemilihan prioritas sasaran yang dapat diimplementasikan berdasarkan konsekuensi peluang dan kendala yang berlaku di masyarakat, guna merealisasikan tujuan jangka panjang dan pendek.
Sifat penelitian analitik. Unit pengamatannya adalah individu yang berperan sebagai users, awak bus dan pemilik bus. Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif guna mengidentifikasikan bentuk tarif ideal dan tidak ideal yang berlaku di pasar bus kota berdasarkan karakteristik persepsi rasonal masyarakat, melalui unstructured depth interview dan creative interview. Sedangkan pada pendekatan kuantitatif peneliti ingin melihat hubungan pemilihan opsi tarif pasar versi users dan awak bus dengan situasi pasar yang berlaku dalam memetakan nilai real tarif ideal, melalui hasil perhitungan chisquare, spearmen dan crosstab.
Dengan mengkombinasikan temuan lapangan secara kualitatif dan kuantitatif, maka peneliti dapat memetakan bagaimana prinsip desain tarif secara makro dan mikro berdasarkan persepsi masyarakat yang rasional. Gambaran mikro menunjukkan prinsip desain tarif bus patas AC dan regular di Jakarta berdasarkan potret kegagalan pemerintah selama tahun 1989-2000. Sedangkan pemetaan makro memfokuskan pada prinsip desain tarif bus kota berdasarkan kegagalan yang terjadi selama 2-13 tahun. Diharapkan temuan studi dapat bermanfaat bagi policy makers, transport planners atau pihak-pihak yang berkepentingan di dalam mendesain tarif ideal serta dapat menjawab kelemahan studi yang ada saat ini. Terutama dalam memberikan solusi terhadap masalah penyediaan bus kota yang sesuai dengan kebutuhan supply dan demand."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T11462
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edi Rahardjo
"Model probit dan model logit pada hakekatnya adalah sama-sama untuk
menentukan besarnya probabilitas, akan letapi kedua model ini mempunyai sifat
beberapa kemantapan yang berbeda satu sama lainnya. Untuk mengetahui
model mana yang Iebih sesuai untuk suatu kondisi tertentu, maka perlu
dilakukan perbandingan kedua model.
Karya tulis ini bertujuan untuk membandingkan penggunaan Model Probit
dan Model Logit Dalam Menghitung Probabilitas Pilihan Menggunakan
Kendaraan Pribadi dan Angkutan Umum.
Sebagai kasus pembandingan model Probit dan model Logit , dipilih lokasi
penelitian daerah Kotamadya Semararig. Data yang digunakan dalam
perhitungan ini berdasarkan hasil kuesioner yang telah dilakukan dan merupakan
data sekunder dari hasil penelitian di Kotamadya Semarang pada tahun 1999-
2000. Dari hasil pengujian korelasi antar variabel, didapat variabel-variabel
waktu perjalanan, umur pelaku perjalanan dan jarak tempuh memiliki korelasi
dengan variabel dependennya. Dalam menganalisis besarnya probabilitas,"
Iangkah pengembangan tergantung dari derajat ketertarikan seseorang, yang di
jabarkan dalam fungsi utilitas dan dis utilitas. Kemudian hasil perhitungah
tersebut di kalibrasi terhadap masing-masing model, dan melakukan validasi
model terhadap kondisi di Iapangan. `
Hasil analisis dan perhitungan dalam menguji variabel-variabel yang
berpengaruh menggambarkan bahwa Model Probit yang diterapkan untuk
menghitung perkiraan orang dalam memilih moda sesuai dengan jenis pilihannya
terutama di kotamadya Semarang ternyata Iebih teliti dibandingkan model Logit."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
T6470
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>