Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7815 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Amsterdam : Elsevier, 1994
660.284 ADV
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Balgis
"Perkembangan industri tidak hanya memberi dampak positif, tetapi juga dampak negatif. Salah satu dampak negatifnya adalah meningkatnya limbah industri, seperti 4-nitroanilin (4-NA). Limbah 4-NA dapat ditangani dengan cara mereduksinya menjadi p-phenylenediamine (PPD). Reaksi reduksi tersebut berjalan sangat lambat, sehingga memerlukan katalis. Modifikasi material menggunakan nanopartikel logam saat ini banyak dikembangkan, terutama sebagai katalis. Untuk itu, pada penelitian ini dilakukan modifikasi zeolit alam dengan nanopartikel Au untuk mereduksi 4-NA. Nanopartikel Au memiliki sisi katalitik, sedangkan zeolit alam berfungsi sebagai template pada nanopartikel sehingga dihasilkan katalis heterogen untuk proses reduksi 4-NA. Modifikasi nanopartikel Au pada zeolit telah berhasil disintesis, dibuktikan dengan karakterisasi FTIR. Hasil karakterisasi dengan spektrofotometer Uv-Vis menunjukkan proses reduksi ditandai dengan bergesernya panjang gelombang maksimum dari 4-NA pada 380 nm menjadi 238 nm dan 305 nm, yang merupakan panjang gelombang maksimum dari PPD. Didapatkan aktivitas katalitik terbaik pada massa katalis 100 mg dan waktu reaksi selama 5 menit dengan nilai % reduksi 97%. Tetapan laju reaksi yang diperoleh sebesar 5,840x10-3 menit-1.

Nowadays, industrial development not only gives positive impact, but also negative impact. One of the negative impacts, which is commonly found, is the increasing number of industrial waste such as 4-nitroaniline (4-NA). The reduction of 4-nitroaniline to paraphenylendiamine (PPD) was studied to overcome that problem. The reduction process of 4-NA to PPD occurs slowly, so a catalyst is needed. Modification of materials by metal nanoparticles is widely developed, and the nanoparticle-modified materials are most commonly used as catalysts. Thus, the reduction of 4-NA to PPD with the presence of gold nanoparticle-modified zeolite as a catalyst was investigated in this study. Gold nanoparticles provided the catalytic site, and zeolite was used as a template for the nanoparticle. The catalyst was characterized by Fourier Transform Infra Red (FTIR) Spectroscopy. The reduction of 4-NA to PPD was succesfully done, and observed by Uv-Vis absorption spectroscopy. The maximum wavelength of 4-NA at 380 nm changed to the maximum wavelength of PPD at 238 nm and 305 nm after the reduction. The catalyst showed high efficiency for the catalytic reduction of 4-nitroaniline to p-phenylenediamine with the reduction percentage was found to be 97% within 5 minutes using 100 mg catalyst. The rate constant of 4-NA reduction was found to be 5,840x10-3 minute-1."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S47724
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yeshinta Risky Priasmara Putri
"Limbah zat warna memberikan dampak negatif dengan semakin bertambahnya industri tekstil. Congo red adalah zat warna sintetis yang beracun dan stabil di lingkungan. Salah satu solusi untuk mengurangi limbah zat warna adalah adsorpsi. Penelitian ini menggunakan zeolit alam Bayah yang berpotensi sebagai adsorben zat warna. Dilakukan pula modifikasi menggunakan kitosan nanopartikel untuk meningkatkan kapasitas adsorpsi, kemudian dilakukan karakterisasi dengan FTIR. Diantara Nazeolit@chit (Na-zeolit modifikasi nanokitosan), ZeolitA@chit (zeolit aktif modifikasi nanokitosan) dan ZeolitA (zeolit aktif), Nazeolit@chit memiliki daya adsorpsi tertinggi. Modifikasi dengan performa terbaik ditunjukkan pada pelapisan nanokitosan sebanyak 3 kali dari percobaan sampai 7 kali pelapisan. Kemampuan NaZeolit@chit untuk mengadsorpsi zat warna congo red pada larutan cair telah dilakukan dengan memvariasikan waktu kontak (5-60 menit), pH (3,5-6,5), dan konsentrasi (200- 1200 ppm). Kondisi optimum adsorpsi congo red pada konsentrasi 800 ppm, waktu 5 menit dan pH 5 sebagai waktu kontak dan pH optimum dengan kapasitas adsorpsi sebesar 3,98 mg/g. Konsentrasi congo red ditentukan dengan UV-Vis. Hasil pengujian isotherm adsorpsi menunjukkan bahwa adsorpsi congo red pada Nazeolit@chit mengikuti isotherm adsorpsi Freundlich. Studi kinetika adsorpsi mengikuti persamaan orde dua semu.

Waste dyes adversely impact with the growing textile industry. Congo red is a synthetic dyes are toxic and stable in the environment. One solution to reducing waste is dye adsorption. This study uses the Bayah natural zeolite as adsorbent dyes. Also conducted using a modification of chitosan nanoparticles to enhance the adsorption capacity, and characterization by FTIR. Among Nazeolit @ chit (Na-zeolite modification nanokitosan), ZeolitA @ chit (activated zeolite modification nanokitosan) and ZeolitA (active zeolite), Nazeolit @ chit has the highest adsorption capacity. Modifications to the best performance shown in coating nanokitosan 3 times of trial to 7 times coating. Ability NaZeolit @ chit to adsorb dye congo red in aqueous solution has been carried out by varying the contact time (5-60 minutes), pH (3.5 to 6.5), and concentration (200-1200 ppm). Optimum conditions congo red adsorption at a concentration 800 ppm, 5 minutes and pH 5 as contact time and pH optimum adsorption capacity of 3.98 mg / g. Congo red concentration was determined by UV-Vis. The test results showed that the adsorption isotherm adsorption congo red on Nazeolit @ chit Freundlich adsorption isotherm follows. Study of adsorption kinetics followed the pseudo- second-order equation."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S44649
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lulus Ridho Pangudi
"Adsorpsi menggunakan unggun tetap zeolit dapat menjadi salah satu metode purifikasi bioetanol yang cukup menjanjikan dikarenakan biayanya yang relatif murah dengan efisiensi tinggi. Dalam penelitian ini, operasi adsorpsi etanol-air menggunakan unggun tetap zeolit diinvestigasi dengan membuat model matematika untuk memperoleh kurva terobosan menggunakan metode perhitungan Finite Difference. Model adsorpsi didapatkan dengan menyelesaikan persamaan neraca massa fasa cair, difusi fasa film, difusi intrapartikel menggunakan model Linear Driving Force (LDF), serta kesetimbangan adsorpsi desorpsi yang menggunakan persamaan isoterm adsorpsi Langmuir. Model disimulasikan untuk mengetahui pengaruh variasi parameter proses yaitu variasi nilai laju alir (8, 10, 12 ml/menit), konsentrasi awal larutan etanol-air (10%, 50%,  90% v/vair), porositas unggun (0,56; 0,7), dan tinggi unggun (0,6; 0,8; 1,0 meter). Peningkatan laju alir umpan menyebabkan terjadinya percepatan waktu breakpoint dan peningkatan keterjalan kurva terobosan secara signifikan. Peningkatan konsentrasi air sebagai adsorbat pada umpan menyebabkan terjadinya peningkatan keterjalan kurva terobosan secara signifikan dan percepatan waktu breakpoint meskipun tidak signifikan. Peningkatan porositas unggun menyebabkan terjadinya penundaan waktu breakpoint tanpa adanya perubahan signifikan pada keterjalan kurva terobosan. Peningkatan ketinggian unggun zeolit menyebabkan terjadinya penundaan waktu breakpoint tanpa adanya perubahan signifikan pada keterjalan kurva terobosan.

Utilization of adsorption in a fixed bed column with zeolite as the adsorbent can be a promising solution to purify the ethanol until it reaches the fuel-grade criteria, due to its relatively lower cost and higher efficiency. In this study, ethanol-water adsorption in the zeolite fixed-bed column was investigated by creating a mathematical model to obtain a breakthrough curve using the Finite-Difference calculation method with the aid of computational software (Microsoft ExcelTM add-in), OpenSolverTM. The fixed bed adsorption process is modelled by the liquid phase mass balance equations complemented by an approach to the adsorption and diffusion processes in the adsorbent particles using the Linear Driving Force (LDF) model and Langmuir extended mixture adsorption isotherm equation. The variations of several operation parameters (flow rate, initial concentration of water, porosity, and column length of adsorption) significantly affect the breakthrough curve. Breakthrough points occur faster with a higher flow rate, and higher initial concentration. While the effect of porosity and column length is similar, breakthrough and exhaustion times are slower with increasing porosity and column length."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nizar Yamani
"Zeolit merupakan salah satu mineral yang banyak terdapat di Indonesia dan mempunyai banyak fungsi seperti untuk penyerapan, katalis, penyaring molekul, dsb. Pada penelitian ini dikhususkan kepada fungsi zeolit sebagai desiccant yang mampu menyerap kelembaban. Zeolit serbuk dibentuk menjadi pellet melalui tahap pengayakan, aktivasi, pencampuran, kompaksi, dan kalsinasi. Tekanan kompaksi dan waktu kalsinasi menjadi dua parameter dalam penelitian ini. Karakterisasi yang dilakukan pada penelitian ini yaitu XRD, SEM dan sorptionisotherm. Zeolit yang memiliki kapasitas penyerapan air paling besar yaitu pada kondisi serbuk. Sedangkan dalam bentuk pellet, zeolit yang memiliki kapasitas penyerapan air paling besar yaitu pellet pada kondisi tekanan kompaksi 20 bar dan waktu kalsinasi 1 jam.

Zeoliteis available in abundant amount in Indonesia. It can be used for many functions such as adsorbent, catalyst, molecular sieve, etc. This research specifically tries to optimize the use of zeolite as a desiccant to adsorb moistures. Zeolite powders are formed into pellets by sieveing, activation, mixing, compaction and calcination with variations in compaction pressure and calcination time. The characterization are done using XRD, SEM and sorption-isotherm. Zeolite powder shows the best water adsorption capacity. As for pellet shape, the best water adsorption capacity is achieved by compaction pressure 20 bar and calcination time 1 hour."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S42640
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hasibuan, Rendi Akbar
"Pada penelitian ini dilakukan reduksi gas NO2 dari kendaraan bermotor. Peningkatan jumlah kendaraan bermotor menimbulkan tingginya tingkat pencemaran udara terutama nitrogendioksida (NO2). Untuk menanggulanginya dapat dilakukan pemasangan adsorben pada saluran gas buang kendaraan bermotor. Penelitian ini menggunakan zeolit alam yang termodifikasi TiO2 sebagai adsorben. Zeolit terlebih dahulu diaktivasi dengan larutan HF 2 %, HCl 6M, NH4Cl 0,1M, dikalsinasi, kemudian dilakukan modifikasi dengan TiO2 melalui metode sol-gel.
Pada penelitian ini, berbagai fenomena terkait adsorpsi NO2 dijelaskan, seperti pengaruh konsentrasi awal gas, waktu kontak, loading TiO2, dan aplikasi pada kendaraan bermotor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan ZA/TiO2-20% sebagai adsorben pada kendaraan bermotor mampu mengurangi emisi gas NO2 sekitar 45-49%.

In this study carried out the reduction of NO2 gas from motor vehicles. The increase number of motor vehicle produce high level of air poluting gas, particularly nitrogen dioxide (NO2). Instalation of adsorbent at the exhaust line can overcome this problem. This study use natural zeolite modified with TiO2 as adsorbent. Zeolite was activated with HF 1%, HCl 6M, and NH4Cl 0,1M solution. Next, it was calcinated and modified with TiO2 using sol-gel method.
In this study, some phenomenons related with NO2 adsorption is explained, such as influence of initial gas concentration, duration of contact, loading of TiO2, and application at motor vehicle. The result of the study shows the use of ZA/TiO2 as adsorbent at motor vehicle can reduce NO2 gas emision about 45-49%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42560
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bunga Natasya
"Penelitian telah selesai dilakukan untuk mengetahui pembentukan metakaolin menggunakan kaolin Badau, Bangka Belitung, sebagai bahan baku zeolit. Untuk dapat dimanfaatkan dalam sintesis zeolit, kaolin harus diubah terlebih dahulu menjadi metakaolin agar reaktivitasnya dapat meningkat. Dalam penelitian ini, kaolin diaktivasi menggunakan larutan kimia HNO3 3M dan 4M, lalu diagitasi selama 24 jam dengan kecepatan 300 rpm pada suhu
50°C. Kemudian, kaolin dinetralkan dan dikeringkan pada suhu 110°C. Sampel
yang sudah kering dikalsinasi pada suhu 550°C dan 650°C selama 5 jam. Sampel
dikarakterisasi luas permukaan dan porinya menggunakan
Brunauer-Emmett-Teller (
BET),
gugus fungsi dengan inframerah (FTIR), topografi permukaan dengan elektron mikroskop
yang dilengkap dengan sinar-X dispersi energi (SEM-EDS), dan kristal struktur dengan
sinar-X (XRD). Hasil FTIR menunjukkan hilangnya gugus hidroksil saat kaolin dikalsinasi
pada suhu 550°C dan 650°C, diperkuat oleh hasil SEM yang menunjukkan perbedaan
morfologi antara raw kaolin dan kaolin dengan kalsinasi. Luas permukaan dan diameter pori
paling besar, yakni 21.261 m2/g dan 3,4826 nm, terjadi pada kaolin yang dikalsinasi pada
suhu 650°C. Hasil EDS menunjukkan perbedaan kandungan pengotor berupa K, Fe, dan Zn
antara raw kaolin dan kaolin dengan aktivasi asam
HNO3 3M
. Hasil XRD menunjukkan
perubahan dari kaolinit menjadi kuarsa pada sampel yang diberikan perlakuan.

Research has been performed to determine the formation of metakaolin using Badau kaolin, Bangka Belitung, as a zeolite raw material. To be used in zeolite synthesis, kaolin must be converted into metakaolin to increase its reactivity. In this research, kaolin was activated using HNO3 3M and 4M chemical solutions, agitated for 24 hours at a speed of 300 rpm at temperature 50°C. Kaolin was then neutralized and dried at 110°C. The dry samples were calcined at 550°C and 650° C for 5 hours. The samples were characterized for surface area and pore using Brunauer-Emmett-Teller (BET), functional groups using infrared (FTIR), surface morphology using scanning electron microscope equipped with energy dispersive X-ray spectroscopy (SEM-EDS), and crystal structure using X-ray diffraction (XRD). FTIR results showed the loss of hydroxyl groups when kaolin was calcined at 550°C and 650°C, SEM results showed morphological differences between raw kaolin and kaolin with calcination. The largest surface area and pore diameter of 21,261 m2/g dan 3.4826 nm occurred in kaolin calcined at 650°C. The EDS results showed differences in the impurity content including K, Fe, and Zn between raw kaolin and kaolin with 3M HNO3 acid activation. The XRD results showed a change from kaolinite to quartz in the treated samples."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ario Guritno
"Sintesis dan uji kinerja katalis komposit Ag/TiO2-zeolit alam lampung-karbon aktif serta rekayasa alat untuk purifikasi udara ruang telah dilakukan. Katalis komposit ini dilapiskan ke pelat aluminium dengan metode spin coating dan selanjutnya diintegrasikan ke dalam prototipe alat purifikasi udara. Model polutan yang digunakan adalah bakteri E.coli sebagai model polutan biologis dan karbon monoksida pada asap rokok sebagai model polutan kimiawi. Karakterisasi XRD menunjukkan ukuran kristal anatase, rutile, Ag, Ag2O, dan AgO berturut-turut sebesar 20, 23, 16, 29, dan 23 nm. Hasil uji kinerja katalis menunjukkan disinfeksi bakteri mencapai 100% pada loading Ag 3,0wt% dan laju disinfeksi tertinggi pada loading 1,0wt%. Spesi ROS untuk disinfeksi dapat ditemukan pula pada udara, sehingga katalis aktif digunakan untuk purifikasi udara. Hasil uji kinerja katalis dan alat pada degradasi CO menunjukkan 80,25% CO murni pada konsentrasi tinggi terdegradasi. Produksi CO2 belum dapat diamati karena belum terjadi desorpsi oleh adsorben.

Synthesis and performance test of Ag/TiO2-lampung natural zeolite-activated carbon and prototyping for indoor air purification has been done. The composite catalysts were coated to aluminium plate by using spin coating method and then being integrated to indoor air purification prototype. E.coli bacteria as biological pollutant model and carbon monoxide in cigar smoke as chemical pollutant model were used. XRD characterization shows cristallinity size of anatase, rutile, Ag, Ag2O, dan AgO respectively 20, 23, 16, 29, dan 23 nm. Performance test of catalysts shows that bacteria disinfection up to 100% on 3,0wt% Ag loading wuth highest disinfection rate on 1,0wt% Ag loading. ROS specimen for disinfection can be found also in indoor air so the catalyst can be actively used for air purification. Performance test for catalyst and device shows that pure CO degradate up to 80,25% in high concentration. CO2 production has not been observed because of it has not been desorp by the adsorbent."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42851
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nurhafizah Putri
"Gas dinitrogen monoksida (N2O) atau yang dikenal dengan sebutan gas tawa merupakan gas rumah kaca terbanyak keempat di atmosfer, namun gas ini memberi kontribusi terbesar pada pemanasan global. Dalam rangka mengurangi emisi gas NOx yang berbahaya bagi lingkungan, diperlukan suatu cara untuk mereduksi gas tersebut dari udara.Teknologi biofilter merupakan suatu teknologi yang sangat efektif dan efisien dalam mengontrol emisi udara, ramah lingkungan, dan hanya membutuhkan biaya operasional yang murah. Pada penelitian ini digunakan peralatan sederhana dalam skala laboratorium yang dioperasikan selama 24 jam dengan laju alir gas 88 cc/menit. Medium filter yang digunakan berupa zeolit alam Lampung teraktivasi yang diinokulasi oleh Nitrobacter winogradskyi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja biofiltrasi oleh medium zeolit alam teraktivasi dan pengaruh konsentrasi larutan nutrisi sintetik terhadap kinerja biofiltrasi dengan memvariasikan %berat jumlah nutrisi dan pelarut yang digunakan dalam nutrisi sintetik agar diproleh kondisi optimum. Efisiensi tertinggi dihasilkan oleh proses biofiltrasi pada variasi konsentrasi larutan 0,31% berat wt/wt yaitu sebesar 61,5%. Proses biofiltrasi dengan penambahan bakteri menghasilkan efisiensi reduksi rata-rata lebih besar 28% dibandingkan biofiltrasi tanpa bakteri.

Nitrogen oxide (N2O) or known as laughing gas is the fourth largest greenhouse gases in the atmosphere, but it gives the biggest contribution to global warming. So, in order to reduce N2O emissions that are harmful to the environment, we need a technology to reduce these gases from the air. Biofilter technology is a technology that very effective and efficient in controlling air emission and environmentally friendly. This research used simple laboratory scale equipment that operated for 24 hours with gas flow rate measured at 88 cc/min. Zeolite Lampung that inoculated by Nitrobacter winogradskyi is a filter that used in this research.
This research aims to study ability of zeolite and the effect of nutrient solution's concentration on the performance of biofiltration by varying the %weight of total nutrient and solution in synthetic nutrients solution in order to get optimum condition. The highest efficiency obtained at variation 0,31% weight wt/wt that is equal to 61, 6%. Biofiltration process with the addition of the bacteria produce an average reduction efficiency 28% greater than biofiltration without bacteria.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43281
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Eva Fathul Karamah
"Limbah industri yang mengandung logam berat tidak dapat dibuang langsung ke perairan, karena berbahaya bagi kehidupan makhluk hidup dan lingkungannya. Dalam penelitian ini, untuk memisahkan logam dari limbah cair digunakan metode flotasi dengan dibantu bahan pengikat zeolit alam Lampung. Diffuser yang biasa digunakan dalam proses flotasi adalah udara atau oksigen. Dalam penelitian ini, ozon dipilih sebagai diffuser, karena sifat oksidasi dan kelarutannya dalam air lebih besar dari udara. Keuntungan lain adalah ozon merupakan coagulant aid dan berfungsi sebagai disinfektan. Dengan ozon sebagai diffuser diharapkan pemisahannya berlangsung lebih cepat dengan lebih efisien.
Penelitian ini dilakukan untuk menentukan efektivitas ozon sebagai diffuser, membandingkan ozon dengan diffuser yang lain, serta menentukan efektivitas dan konsentrasi optimum zeolit sebagai bahan pengikat dalam flotasi logam besi, tembaga dan nikel. Dari penelitian diperoleh pemisahan besi dengan diffuser udara sebesar 90,8%, diffuser udara-oksigen 95,7%, diffuser udara-ozon dari udara 99,7%, serta diffuser udara-ozon dari oksigen adalah 99,7%. Sedangkan zeolit efektif digunakan sebagai bonding agent pada proses flotasi, dengan konsetrasi optimum sebesar 2 gr/L, menghasilkan persentase pemisahan untuk logam besi sebesar 99,70%, logam tembaga sebesar 88,98% dan logam nikel sebesar 98,46%.

Industrial wastewater which contains heavy metal cannot be disposed to the environment directly, due to its toxicity. In this research, separation of metal from wastewater was conducted by sorptive flotation method, using Lampung natural zeolite as bonding agent. The most common diffuser used in the flotation process is air or oxygen. In this research, ozone is used as diffuser because it is a stronger oxidant and more dissolvable in water than oxygen. Besides, ozone is a coagulant aid and disinfectant. With ozone as diffuser, it is expected that the process become faster with higher efficiency.
This research was conducted to determine ozone effectiveness as diffuser, compared with other diffuser, and also to determine optimum concentration and effectiveness of zeolite in flotation of iron, nickel and copper. The research result shows that separation of iron with air diffuser is 90.8%, air-oxygen diffuser is 95.7%, air-ozone (from air) diffuser is 99.7%, and air-ozone (from oxygen) diffuser is 99.7%. Natural zeolite is effective as bonding agent with optimum concentration equal to 2 gram/liter, producing separation percentage for iron equal to 99.70%, copper equal to 88.98% and Nickel equal to 98.46%.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2008
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>