Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 182262 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Paulina Renny Oktora
"Keberadaan Pekerja Seks Komersial (PSK) merupakan salah satu profesi yang sudah ada di masyarakat kita sejak dahulu dan semakin menjamur seiring dengan berkembangnya zaman dan kesulitan ekonomi yang dialami bangsa. Profesi ini membawa banyak dampak tidak hanya pada masyarakat dan keluarga tetapi juga pada para pelakunya sendiri, dalam hal ini PSK. Mereka akan mengalami kecemasan untuk terjun kedalam lingkungan masyarakat karena label dan stigma yang diberikan oleh masyarakat kepada mereka cenderung bersifat negatif. Label, stigma dan pandangan masyarakat ini diinternalisasi oleh para PSK sehingga secara sadar mereka menganggap dirinya seperti yang di labelkan masyarakat itu, yaitu antara lain merasa kotor, nista, bermoral rendah dan penuh dengan dosa (Wahyudin, 2002).
Bagaimana individu memandang dirinya sendiri disebut dengan konsep Perubahan konsep diri ini akan sangat mempengaruhi perkembangan kepribadian dan secara tidak langsung akan berperngaruh juga pada bagaimana PSK melihat orientasi masa depannya, karena seperti yang dikatakan oleh Tim Yayasan Kakak (2002) bahwa para PSK pada umumnya mengalami kebingungan akan masa depannya Pada PSK kebingungan yang akan sangat dirasakan adalah ketika mereka berniat akan membentuk keluarga karena tidak dapat dipungkiri pandangan masyarakat yang negatif membuat mereka khawatir tidak akan diterima oleh lingkungan masyarakat termasuk juga orang yang mereka cintai, yaitu laki-laki yang diharapkan menjadi suaminya kelak dan juga keluarga calon suaminya itu.
Oleh karma itu penelitian yang dilakukan dengan metode kualitatif ini mencoba mengungkapkan bagaimana konsep diri dan orientasi masa depan para PSK sesungguhnya dan bagaimana pula konsep tersebut berpengaruh terhadap orientasi masa depannya.
Melalui observasi dan wawancara yang dilakukan diperoleh hasil penelitian bahwa dari keempat subyek penelitian, seluruh subyek memiliki konsep diri yang negatif. Namun tidak seluruhnya memiliki orientasi masa depan yang negatif pula. Bahkan dari keempat subyek terdapat tiga subyek yang tetap memiliki orientasi masa depan yang baik untuk membentuk keluarga dan hanya satu orang yang merniliki orientasi masa depan yang buruk untuk membentuk keluarga. Hal ini menunjukkan bahwa konsep diri para PSK tidak terlalu berpengaruh terhadap orientasi masa depannya untuk membentuk keluarga."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T16814
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Enny Susilowati
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
S4592
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Franciscus Adi Prasetyo
"Epidemi HIV/AIDS di Indonesia pada saat sekarang sudah merupakan salah satu masalah kesejahteraan sosial , khususnya berkaitan dengan persoalan kesehatan masyarakat. Semakin banyaknya jumlah penderita HIV/AIDS salah satunya disebabkan oleh hubungan seks bebas tanpa menggunakan kondom sebagai alat pengaman. Hubungan seks bebas secara heteroseksual dengan berganti-ganti pasangan dan tanpa menggunakan kondom tercatat sebagai faktor tertinggi penambahan jumlah penderita HIV/AIDS yaitu sebesar 635 kasus. Jumlah ini dicatat dalam laporan Komisi Penangguiangan HIV/AIDS Nasional (KPAN) triwulan Juli-September 2005.
Kondom sejauh ini diyakini sebagai alat yang paling tepat untuk mencegah penularan HIV/AIDS, khususnya di lingkungan seperil Iokalisasi. Semakin banyak pekerja seks komersial dan pelanggan yang menyadari tujuan dan manfaat pemakaian kondom. maka secara otomatis akan berpengaruh terhadap menurunnya angka penularan serta membatasi ruang Iingkup penularan virus HIV/AIDS tersebut. Tetapi dalam prakteknya masih ditemui adanya keengganan dan keinginan untuk memakai kondom diantara para pelaku seks bebas untuk memakai kondom pada saat berhubungan seks. Keinginan untuk mengutamakan kesehatan, kekhwatiran ditinggal oleh pelanggan. keyakinan terhadap antibiotik, kurangnya informasi tentang HIV/AIDS, ketidaksukaan laki-laki terhadap kondom, subordinasi perempuan terhadap dominasi laki-laki. kurangnya ketersediaan kondom di lokasi, serta dukungan pihak berpengaruh merupakan sebuah situasi kompleks yang terjadi di lokalisasi.
Dengan melihat pada problematika tersebut, maka sangatlah panting untuk mengetahui tentang proses negosiasi antara pekerja seks komersial dengan pelanggan dalam pemakaian kondom untuk mencegah penularan HIV/AIDS, serta kendala-kendala dan upaya peningkatan kemampuan negosiasi tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk mengamati fenomena sosial tersebut. Jenis penelitian ini adalah studi kasus dengan memilih beberapa orang informan yang mewakili konteks penelitian. Lokasi penelitian ini adalah di Lokalisasi Boker Ciracas Jakarta Timur. Teknik pengambilan sampelnya menggunakan snow ball dan teknik pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam serta melakukan observasi baik overt observation maupun unstructure observation. Teknik analisa data yang dipergunakan adalah analisa taksonomi dan dalam proses analisa tersebut akan dilakukan pengkodean dengan berdasarkan kepada tema-tema hasil wawancara.
Hasil temuan lapsngan menunjukan bahwa dalam proses negosiasi pemakaian kondom terdapat perbedaan tujuan dan hasil yang diharapkan dari pekerja seks komersial dengan pelanggan. Kemudian juga diketahui bahwa dalam pengambilan keputusan pemakaian kondom, pekerja seks komersial juga mempunyai dominasi yang cukup besar. Kompromi yang terjadi diantara kedua belah pihak adalah pelanggan bersedia untuk memakai kondom walaupun mengurangi kenikmatannya, dan pekerja saks komersial bersedia melayani permintaan pelanggan untuk berhubungan seks dalam posisi tubuh tertentu atau oral seks.
Salah satu analisa penting dalam penelitian ini adalah bahwa pekerja seks komersial tidak mudah untuk tergiur pada tawaran uang yang lebih tinggi dari pelanggan apabila bersedia melayani tanpa kondom. Pekerja seks komersial lebih mengutamakan kesehatan daripada sekedar keuntungan materi. Bahkan ditegaskan oleh pekerja seks komersial, bahwa kesehatan adalah hak semua orang. Rasa percaya diri dan keberanian untuk bernegosiasi dengan pelanggan telah meletakan posisi pekerja seks komersial setara dengan pelanggan. Dengan ini, maka pekerja seks komersial dapat menentukan pilihan terbaik untuk dirinya sendiri. Kendala utama dalam proses negosiasi ini adalah sikap pelanggan yang kurang peduli tentang pentingnya kondom serta inkonsistensi dari pekerja seks komersial sendiri.
Kesimpulan yang dapat diambil adalah kondom sebagai alat pencegah penularan HIV/AIDS, dalam penerapannya masih memerlukan proses negosiasi. Tetapi, makna yang lebih dalam lagi adalah bahwa kesehatan dan masa depan dipertaruhkan di dalam negosiasi pemakaian kondom tersebut. Oleh karena itu, edukasi berkelanjutan sebagai upaya peningkatan pengetahuan pekerja seks komersial dengan pelanggan tentang HIV/AIDS dan kondom adalah langkah konkret untuk meningkatkan kesehatan bagi kelompok masyarakat beresiko tinggi."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T22450
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"There are many reasons that a womens that a women choose to live as a streetwalker.Consenquently,this results in many aspects of their lives as their choice....."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Resna Anggria Putri
"Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai feminisasi kemiskinan yang dihadapi oleh perempuan usia produktif yang terpaksa kembali bekerja sebagai pekerja seks komersial di Kabupaten Indramayu. Data kualitatif yang diperoleh dikumpulkan melalui observasi dan wawancara mendalam. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa feminisasi kemiskinan tersebut dapat terlihat dari subordinasi dan marginalisasi yang dihadapi perempuan usia produktif yang menyebabkan mereka terpaksa kembali bekerja sebagai PSK. Subordinasi dan marginalisasi tersebut terjadi di bidang pendidikan dan pekerjaan dalam kurun waktu tertentu.

This study was carried out to obtain the description of feminization of poverty faced by productive-aged women who are forced to return to work as commercial sex workers in Indramayu Regency. The qualitative data were collected by conducting direct observation and in-depth interview. Based on the result of this study, the feminization of poverty could be seen from subordination and marginalization faced by women that caused them to return to work as sex workers. The subordination and marginalization occured in education and work sectors within a certain time."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S46566
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imma Hapsari Putri
"Pelacuran tergolong masalah sosial yang sudah lama terjadi. Di dunia pelacuran kita juga mengenal istilah Pekerja Seks Komersial (PSK). PSK yang terjaring oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) kemudian dimasukkan kedalam panti rehabilitasi. Dalam masa rehabilitasi mereka diberikan berbagai kegiatan bertujuan agar tidak kembali menjadi PSK. Dalam hal ini ada proses pencarian makna hidup saat menjalani masa rehabilitasi. Makna hidup ini berkaitan dengan konsistensi akan pencapaian tujuan yang diinginkan, sehingga dapat dikatakan keinginan untuk hidup bermakna menjadikan motivasi utama bagi mereka untuk melakukan sesuatu yang positif.

Prostitution is considered as social problem that has occured for long time. The prostitution is also familiar with the term of Commercial Sex Workers (CSWs). CSW arrested by the municipal police are sent into rehabilitation centre. During the rehabilitation they obtain good knowladge in order not to go back into the prostitution world. In this case there is a process of finding the meaning of life while undergoing a period of rehabilitation. The meaning of life is related to the consistency of meeting the desired objectives. The desire to make life meaningful is primarily a motivation for them to do something positive.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S45224
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bernadetta Yunita Santosa
"Penelitian mengenai “Analisa Isi Hand Tes pada Pekerja Seks Komersial di PRW Mulya Jaya” bertujuan untuk mengetahui bagaimana gambaran lsi Hand Tes pada PSK dan untuk pengernbangan alat diagnostik psikologi yaitu Hand Test. Penelitian dilakukan ams dasar pentingnya hubungan antara lingkungan dan kecenderungan tingkah laku yang muncul pada masa kini pada PSK sertapengembangan alat diagnostik Hand Test pada kasus-kasus klinis diantarana kelompok PSK. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif (perhitungan statistika) dan didampingi oleh metode wawancara pada tiga puluh enam siswi-siswi Mulya Jaya. Pengambilan kasus dilakukan dengan menggunakan data primer maupun Sekunder. Hasilnya secara umum memperlihatkan bahwa perbandingan antara respon Interpersonal, Enviromental, MaIac§ustive dan Withdrawal adalah 12 1 8 2 2 : 0.
Dengan respon Interpersonal menduduki jumlah respon terbanyak, namun jumlah respon untuk sub kategori skoring diduduki oleh respon active. Hal ini memperlihatkan bahwa kelompok subyek adalah individu-individu yang mampu untuk membina hubungan baik dengan orang lain dan mau melakukan usaha yang aktif untuk mencapai tujuannya. Sedangkan untuk respon kualitatif yang menonjol adalah skor oral dimana menunjukkan bahwa individu-individu cenderung untuk bergantung kepada orang lain. Saran-saran diajukan untuk memberi sumbangan bagi kemajuan dan perbaikan bagi PRW Mulya Jaya dan siswi-siswinya Serta metode penelitian."
Depok: Program Pascasarjana Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
T38478
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Keberadaan Pekerja Seks Komersial (PSK) merupakan permasalahan yang
kompleks dalam kehidupan masyarakat Masalah pelacuran melibatkan kaum
perempuan dan laki - laki, melibatkan nilai - nilai dan standar moralitas ganda dalam masyarakat , melibatkan pula berbagai aspek Iain yaitu ekonomi, sosiologis, kultural
dan aspek-aspek lain nermasuk aspek psikologis yang saling terkait satu sama lain.
Terdapat stigma dan label yang diberikan oleh masyarakat terhadap status sebagai pekerja seks. Hal ini mcmbuat PSK enggan untuk mengakui jati diri sebagai pekcrja
seks. Salah satu cara yang dapat dllakukan untuk dapat membantu mengungkap jati diri PSK adalah dengan menggunakan alat tes yang dapat mengungkapkan data yang khas dari PSK.
Dalam ilmu psikologi dikenal alat bantu untuk melakukan diagnostik, yang disebut sebagai tes psikologis. Salah satu bentuk dari tes adalah teknik proyek-tif Tes
proyektif menggunakan stimulus yang relatif tidak terstruktur. Hal ini meznungkinkan munculnya respon yang bervariasi.Stimulus tersebut dapat berfungsi sebagai layar
untuk dapat mengungkapkan karakteristik proses berpikir, kebutuhan, kecemasan atau pun konflik yang tidak disadari atau tidal: cliakui oleh individu _ Salah satu tes proyeksi yang digunakan saat ini adalah TAT. TAT merupakan mctodc untuk dapat
mcngungkaplcan dorongan - dorongan, emosi, sentiment, kompleks atau kontlik kepribadian yang dominan pada diri individu Dalam tes proyeksi terdapat asumsi yang menyatakan bahwa respon subyek terhadap stimulus yang ambigu mencerminkan atribut kepribadian yang relatif menetap (Anastasi & Urbina 1988)
khususnya umuk TAT yang hasilnya clipengaruhi oleh faktor kemampuan verbal (Anastasi, 1988). Dalam TAT yang dikembangkan oleh Murray ( 1943) hal ini terungkap dalam need dan press yang dimiliki tokoh utama dalam respon subyek
Namun asumsi ini masih dipertanyakan. Pcnelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah TAT dapat memproyeksikan need dan press yang dimiliki oleh subyek PSK
mengingat PSK pada umumnya memiliki taraf pendidikan yang rendah sehingga mempengaruhi kemampuan verbalnya dalam memberikan respon pada TAT. Sebagai
indikator need dan press subyek digunakan anamnesa subyck_ Pcnelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif dengan menggunakandata sekunder bempa laporan
kepaniteraan mahasiswa profesi di bagian Psikologi Universitas Indonesia di mana TAT digunakan sebagai alat tes.. Jumlah laporan kasus yang dijadikan data dalam penelitian ini adalah lima berkas.
Hasil pcnelitian ini menunjukkan bahwa TAT dapat mengungkapkan need dan press subyek yang tampil dalam anamnesa subyek. Hal menunujukkan bahwa TAT
adalah metode yang proyektif Di samping itu TAT juga mampu mengungkapkan
need dan press yang tidak terungkap dalam ananmesa. Hal ini merupakan nilai lebih TAT. Dari hasil penelitian ini juga terlihat bahwa subyek mengenalkan iigur dan objek yang tidak terdapat dalam gambar pada kartu TAT yang menunjukkan
keinginan- keinginan suhyek. Penelitian ini juga menunjukkan adanya Egur dan objek yang djabaikan oleh subyck Hal ini menunjukkan tyerdapat hal- hal yang di repres
oleh subyek Temuan lain yang cukup menarik adaiah bahwa subyek menampilkan tokoh utama yang berbeda dengan kenyataan diri nya. Di samping itu subyek tampak
memiliki pandangan yang berbeda tentang masa depannya bila dibandingkan antara hasil tes dan kenyatnan yang tcrtcra dalam anamnesa subyek Dalian' pustaka: 13 (1960 - 2000)"
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
T38515
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sofyan Cholid
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2003
T39646
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>