Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 92978 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
S7714
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Billy Sarwono
2004
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ahya Lycra Renada
"Dalam masyarakat yang masih menjunjung tinggi budaya patriarki, suara perempuan seringkali dengan mudah dibungkam atau diabaikan. Artikel ini membahas suara perempuan dalam konteks hubungan pernikahan dan masyarakat patriarki dalam novel epistolaire berjudul Une si longue lettre karya Mariama Bâ. Novel ini menceritakan tokoh Ramatoulaye, seorang guru asal Senegal yang menjadi janda ketika ditinggal mati suaminya. Ramatoulaye mengirimkan surat kepada sahabatnya, Aissatou untuk menyuarakan represi yang dialaminya, penderitaan dan hubungan pernikahannya. Metode penelitian yang digunakan adalah kajian naratologi Gérard Genette dan analisis teks naratif Roland Barthes. Melalui fokalisasi Ramatoulaye, narator menceritakan perasaan, penderitaan dan keinginan Ramatoulaye. Struktur naratif teks memperlihatkan alur cerita yang digerakkan oleh penderitaan Ramatoulaye melalui surat yang ia kirim untuk sahabatnya, Aissatou. Temuan menunjukkan faktor-faktor pendukung praktik dominasi patriarki yang mengekang kaum perempuan kemudian dikaitkan dengan tradisi, agama dan praktik sosial. Ramatoulaye secara sadar berusaha keluar dari kekangan wacana patriarki tersebut dengan menulis. Tulisan-tulisan Ramatoulaye memperlihatkan bagaimana upaya resistensi perempuan terbentuk dan terekspresi dalam praktik sosial yang didominasi wacana patriarki.

In a society that still upholds a patriarchal culture, women's voices are often easily silenced or ignored. This article conducts women’s voice in the context of marital relationship and patriarchal society in the epistolary novel Une si longue lettre by Mariama Bâ. This novel tells the story of the character Ramatoulaye, a teacher from Senegal who became a widow when her husband died. Ramatoulaye sent a letter to her best friend, Aissatou, unfolding her repression, suffering and marital relationship. The methods used are the study of the narration of Gérard Genette and the analysis of the narrative text of Roland Barthes. Through Ramatoulaye’s focalization, the narrator recounts Ramatoulaye;s feelings, suffering and desires. The narrative structure of the storyline is driven by Ramatoulaye’s suffering through the letter she sent to her best friend, Aissatou. The findings show that the factors supporting the practice of patriarchal domination that restrain women are then linked to traditions, religion and social practices. Ramatoulaye consciously tried to get out of the restraint of patriarchal discourse by writing. Ramatoulaye's writings show how women's resistance efforts are formed and expressed in social practices dominated by patriarchal discourse.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ery Agus Kurnianto
"Penelitian ini membahas fungsi tokoh supernatural dan strategi teks dalam mendobrak wacana tentang perempuan yang terdapat dalam antologi cerpen Sihir Perempuan karya Intan Paramaditha dengan memperhatikan penggunaan sudut pandang, tokoh, dan simbol-simbol yang dipakai. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Teori yang digunakan adalah teori kategori gender.
Kesimpulan yang didapat adalah tokoh supernatural dalam antologi Sihir Perempuan digunakan untuk menyuarakan suara perempuan yang terepresi. Teks digunakan untuk mendobrak wacana tentang perempuan yang merepresi dan menempatkan perempuan di posisi yang sangat dirugikan.

The focus of this research is the functions of supernatural characters and textual strategies in making a breakthrough towards the discourse of women in Sihir Perempuan, a short-story anthology by Intan Paramadhita which obsreve the point of view, character, and symbols used in it. The method used in this study is the descriptive method. The theory used is gender category theory.
The conclusion is that the supernatural characters in Sihir Perempuan function as the voice of repressed women. The text is used to make a breakthrough about women who repress and locate women in the restrained position."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2009
T37304
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ery Agus Kurnianto
"Penelitian ini membahas fungsi tokoh supernatural dan strategi teks dalam mendobrak wacana tentang perempuan yang terdapat dalam antologi cerpen Sihir Perempuan karya Intan Paramaditha dengan memperhatikan penggunaan sudut pandang, tokoh, dan simbol-simbol yang dipakai. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Teori yang digunakan adalah teori kategori gender. Kesimpulan yang didapat adalah tokoh supernatural dalam antologi Sihir Perempuan digunakan untuk menyuarakan suara perempuan yang terepresi. Teks digunakan untuk mendobrak wacana tentang perempuan yang merepresi dan menempatkan perempuan di posisi yang sangat dirugikan.

The focus of this research is the functions of supernatural characters and textual strategies in making a breakthrough towards the discourse of women in Sihir Perempuan, a short-story anthology by Intan Paramadhita which obsreve the point of view, character, and symbols used in it. The method used in this study is the descriptive method. The theory used is gender category theory. The conclusion is that the supernatural characters in Sihir Perempuan function as the voice of repressed women. The text is used to make a breakthrough about women who repress and locate women in the restrained position."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2009
T26046
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Delmarrich Bilga Ayu Permatasari
"Artikel ini bertujuan untuk mengungkap pemaknaan atas gerakan perlawanan atau resistensi tokoh-tokoh perempuan dalam novel Garis Perempuan karya Sanie B. Kuncoro. Tokoh Ranting, Gendhing, Tawangsri, dan Zhang Mey merupakan perempuan dewasa yang hidup di tengah arus modernitas namun memiliki akar budaya yang tidak dapat dilepaskan dari hukum patriarki yang kental. Dibesarkan dengan latar budaya yang berbeda-beda, keempat tokoh tersebut memiliki cara-cara tersendiri dalam meraih kesejahteraan, kebebasan pribadi, dan keadilan sosial yang secara keseluruhan diwujudkan dalam upaya pemaknaan terhadap virginitas. Dengan menggunakan konsep kritik sastra feminis dapat disimpulkan bahwa virginitas adalah sesuatu yang bersifat cair yang digunakan oleh perempuan sebagai bentuk penghargaan atas tubuhnya. Dengan mengapresiasi virginitasnya seorang perempuan telah berkuasa terhadap kepemilikan tubuhnya yang dalam budaya dan hukum patriarki kuasa perempuan atas kepemilikan tubuhnya seringkali tidak diindahkan."
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017
810 JEN 6:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
El-Saadawi, Nawal
Yogyakarta: IKAPI DKI, 2001
305.4 SAA ht
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Billy Sarwono
"Penelitian ini menggambarkan bahwa resistensi perempuan kelas menengah di Jabotabek terhadap terhadap patriarkisme, masih lemah. Hal itu terlihat dari bagaimana kaum perempuan tersebut memberi makna hal-hal yang terkait dengan kondisi internal dan identitas perempuan Indonesia yang berkecimpung dalam dunia politik melalui pemberitaan di media massa.
Penelitian yang menggunakan paradigma kritis dan perspektif feminis ini dilakukan dengan tujuan utama untuk memahami bagaimana ibu rumah tangga kelas menengah di Jabotabek memberikan pemaknaan terhadap karir politik Presiden Megawati Soekarnoputri sebagai presiden perempuan pertama di Indonesia dan untuk mengetahui tipe-tipe ibu rumah tangga kelas menengah yang mempunyai pernaknaan dominan, negosiasi, ataupun oposisi. Data primer diperoleh dari wawancara mendalam (in-depth interview) dengan informan ibu rumah tangga yang berasal dari kelas menengah di wilayah Jabotabek. Data sekunder diperoleh melalui analisis wacana Van Dijk terhadap surat kabar (Harian Kompas) tentang perjalanan politik Megawati Soekamoputri.
Dengan menggunakan kerangka pemikiran dari kajian budaya (cultural studies), terutama pemikiran dari Stuart Hall mengenai encoding dan decoding (McCullagh, 2002)., penelitian ini diharapkan mampu untuk memberikan sumbangan teoritis pada bidang kajian media dan gender di Indonesia. Hal itu disebabkan, selama ini kajian media dan gender yang melihat dari aspek resepsi khalayak media berjenis kelamin perempuan relatif masih belum banyak dilakukan.
Latar belakang dilakukannya penelitian ini, karena masih adanya pandangan yang kuat di masyarakat yang menempatkan kaum perempuan hanya untuk mengurusi suami, anak-anak, memasak, dan aktivitas lain yang berada di lingkungan keluarga. Aktivitas perempuan di luar lingkungan keluarga tersebut, misalnya di lingkungan dunia politik, untuk kondisi negara berkembang semacam Indonesia ini adalah sesuatu yang sangat sulit untuk dibayangkan. Domain politik adalah wilayah laki-laki. Tabu bagi perempuan untuk memasuki domain. Seandainya kaum perempuan berada di dunia politik, maka keberadaan mereka lebih banyak dilihat dari aspek penampilan dan keluarga mereka saja. Keterkaitan politikus perempuan dengan berbagai isu aktual kurang mendapat perhatian serius dari media massa. Bahkan, untuk bisa terlibat secara intens dalam domain politik itu, politisi perempuan harus menstransformasikan dirinya merrjadi ?maskulin? sebagaimana politisi laki-laki.
Sementara itu, kaum perempuan itu sendiri dalam posisinya sebagai khalayak media, digambarkan lebih banyak menikmati isi media yang bersifat hiburan saja. Segala informasi yang terkait dengan persoalan konkrit semacam politik, jauh dari eksposure terhadap mereka. Dalam berbagai kajian resepsi ditunjukkan bagaimana dunia perempuan lebih banyak terkait dengan tokoh-tokoh imajinatif belaka dibanding dengan tokoh-tokoh yang konkrit (McRobbie, 1991; Jones dan Jones, 1995; dan Radway, 1995). Menjadi menarik kemudian untuk melihat bagaimana kaum perempuan memberikan makna terhadap tokoh-tokoh perempuan kongkrit dalam posisi mereka sebagai politikus melalui berbagai pemberitaan media massa yang ada.
Hasil penelitian menunjukkan adanya resistensi pemaknaan perempuan terhadap hal-hal yang terkait dengan kondisi eksternal Megawati dalam posisinya sebagai presiden perempuan pertama di Indonesia. Hal itu ditunjukkan dengan banyaknya negotiated reading dan critique of silence yang ditunjukkan oleh informan yang ada. Artinya, terhadap berbagai informasi di media massa yang terkait dengan posisi Megawati sebagai presiden, pandangan informan tidak harus setuju sebagaimana ditunjukkan oleh media massa. Hal itu terlihat pada sikap mereka terhadap tanggung jawab Megawati dalam urusan rumah tangganya.
Resistensi itu juga muncul dalam melihat aspek internal Megawati yang terkait dengan intelektualitas dan emosionalitasnya. Meskipun, mayoritas informan setuju dengan apa yang disampaikan oleh media massa mengenai intelektualitas dan emosionalitas Megawati, akan tetapi ada juga informan yang mempunyai pandangan sama sekali berbeda dengan apa yang muncul di media massa. Artinya, tidak semua perempuan setuju dengan apa yang disampaikan oleh media massa terkait dengan persoalan kemampuan intelektual dan tingkat emosionalitas Megawati sebagai politikus, wakil presiden, maupun presiden.
Tidak adanya resistensi terhadap identitas Megawati sebagai seorang perempuan yang berhasil menjadi politikus menunjukkan bagaimana kekuatan media sebagai instrumen ideologi patriarkisme mempengaruhi pandangan keseluruhan informan. Semua informan sepaham dengan media dalam menghilangkan eksistensi Megawati sebagai seorang perempuan yang berhasil di sektor publik, khususnya domain politik. Mereka sepaham dengan media, bahwa keberhasilan Megawati dalam karir politiknya bukanlah disebabkan oleh kemampuan dirinya sebagai seorang politikus, akan tetapi dikarenakan ia adalah anak Soekarno."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
D579
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Billy Sarwono
"Penelitian ini bertujuan memahami bagaimana ibu rumah tangga kelas menegah di Jabotabek (Jakarta, Bogor, Tanggerang, Bekasi) memberikan pemaknaan terhdap karir politik Megawati Soekarnoputri sebagai presiden perempuan pertama di Indonesia dan untuk mengetahui tipe-tipe ibu rumah tangga kelas menengah yang mempunyai pemaknaan dominan, negosiasi ataupun oposisi.Penelitian ini menggunakan paradigma kritis dan perpektif feminis dan kerangka kaian budaya (cultural studies) terutama pemikiran Stuart Hall mengenai encoding dan decoding. Data primer diperoleh dari wawancara mendalam (indept interview) dengan informan ibu rumah tangga yang berasal dari kelas menengah di wilayah Jabotabek. Penentuan karakteristik informan mengikuti kriteria Spradley (1997: 6), sedangkan pemiihannya mengikuti prosedur non random (Jansen 2002: 238-239). Kuyalitas penelitian ditentukan berdasarkan kriteria Creswell (Poerwandari 2001: 102-106). Pengorganisasian data menggunakan analytical framework approach (Patton 2002: 431-534) dan analisis data dilakukan melalui thematic coding (Jencen 2002: 251). Data sekunder diperoleh melalui analisis wcana media van Dijk yang menjelaskan produksi teks oleh individu atau kelompok pembuat teks. Penelitian ini menemukan bahwa resistensi perempuan kelas menengah di Jabotabek terhadap ideologi gender dominan, yaitu partiarkisme, masih lemah."
2004
JPIN-III-2-MeiAugust2004-1
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Billy Sarwono
"Penelitian ini bertujuan memahami bagaimana ibu rumah tangga kelas menengah di Jabotabek (Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi) memberikan pemaknaan terhadap karir politik Megawati Soekamoputri sebagai presiden perempuan pertama di Indonesia dan untuk mengetahui tipe-tipe ibu rumah tangga kelas menengah gang mempunyai pemaknaan dominan, negosiasi, ataupun oposisi. Penelitian ini menggunakan paradigma kritis dan perspektif feminis dan kerangka kajian budaya (cultural studies) terutama pemikiran Stuart Hall mengenai encoding dan decoding. Data primer diperoleh dari wawancara mendalam (in-depth interview) dengan informan ibu rumah tangga yang berasal dari kelas menengah di wilayah Jabotabek. Penentuan karakteristik informan mengikuti kriteria Spradley (1997: 6), sedangkan pemilihannya mengikuti prosedur non random (Jensen 2002:238-239). Kualitas penelitian ditentukan berdasarkan kriteria Creswell (Poerwandari 2001: 102-106). Pengorganisasian data menggunakan analytical framework approach (Palton 2002: 431-534) dan analisis data dilakukan melalui thematic coding (Jensen 2002: 251). Data sekunder diperoleh melalui analisis wacana media van Dijk yang menjelaskan produksi teks oleh individu alau kelompok pembuat teks. Penelitian ini menemukan bahwa resistensi perempuan kelas menengah di Jabotabek terhadap ideologi gender dominan. yaitu patriarkisme, masih lemah."
2004
TJPI-III-2-MeiAugust2004-1
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>