Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 118485 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ardiego Herviantoro
"Penelitian ini menjelaskan mengenai pemberdayaan masyarakat melalui pendidikan berbasis komunitas yang dilaksanakan PKBM Bina Mandiri di dalam program pembelajarannya. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Penelitian ini menunjukkan bahwa pemberdayaan masyarakat melalui pendidikan berbasis komunitas telah dilaksanakan sesuai dengan tahapan pemberdayaan masyarakat, walaupun belum dilaksanakan secara optimal. Kondisi ini terjadi karena kurangnya keterlibatan komunitas sasaran yang belum menyadari kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi. Program pembelajaran ini telah dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan komunitas sasaran dan telah dirasakan kebermanfaatannya dalam meningkatkan kapasitas pengetahuan dan keterampilan dari komunitas sasaran yang mengikuti program ini.

The research explains about the learning program conduct by PKBM Bina Mandiri trough community-based education, as one of community empowerment. This research is qualitative descriptive interpretive. The research show that community- based trough community-based education had been carried out based on the community empowerment, even thought is not carried out optimum. This condition happened because lack of active participation from the people of the community that not realize about the needs and the problems that they face. The program itself had been carried out based on the needs. The benefits of this program had been felt and increase the knowledge and skill capacity of target community that joins the program."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
006/09 Her p
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ardiego Herviantoro
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
S7731
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Dewanti
"Kemitraan antara sekolah, orangtua dan komunitas akan berdampak pada makin baiknya fungsi sekolah yang pada akhirnya juga memberi dampak positif pada perkembangan anak didik secara keseluruhan. 'Salah satu kata kunci untuk membangun kemitraan sekolah- orangtua-masyarakat adalah yaitu partisipasi. Konsep partisipasi ini menempatkan masyarakat setempat (komunitas) sebagai stakehofder utama dari proses pendidikan yang ada di komunitas tersebut. Program yang dilaksanakan untuk tugas akhir ini adalamemfasilitasi komunitas untuk membuat 'mobile-preschool' yang melibatkan koinunitas dalam proses belajar mengajarnya. Tahap awal dari program ini adalah melakukan studi dasar (baseline study) dengan teknik partisipasi masyarakat. Metode yang digunakan dalam proses memfasilitasi berdirinya kelompok bermain berbasis komunitas ini adalah pendekatan partisipasi masyarakat menggunakan teknik wawancara, observasi, workshop. pelatihan dan diskusi kelompok. Strategi yang digunakan untuk melakukan intervensi adalah dengan melakukan fasilitasi terbentuknya organisasi komunitas yang akan menjadi penggerak dan pelaksana program. Hasil yang dilaporkan dalam tugas akhir ini adalah terbentuknya organisasi-organisasi komunitas yang terdiri dari organisasi kelompok tokoh masyarakat dan agama sebagai sponsoring organization, organisasi kelompok ibu sebagai organizing committee. Juga telah terciptanya jejaring sosial (social networking) dan jejaring kerja di antara para stakeholders di komunitas. Saran untuk tahapan selanjutnya adalah peningkatan kapasitas kelompok kerja komunitas, mengembangkan jejaring kerja antar organisasi komunitas dan forum kerja relawan.Selanjutnya juga memperluas jejaring sosial dan jejaring kerja di luar komunitas baik yang berkait dengan Pemerintah, swasta maupun pengelola aset di sekitar komunitas agar proses implementasi bisa berjalan dengan baik."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T38497
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nursyamsu
"Model pembangunan ekonomi yang berpusat pertumbuhan, menempatkan pendapatan perkapita sebagai indikator keberhasilan, tanpa melihat apakah pendapatan tersebut terdistribusikan kepada masyarakat secara seimbang, telah melahirkan banyak permasalahan sosial, seperti kesenjangan sosial, pengangguran, gelandangan dan pengemis, anak jalanan dan lain-lain tennasuk permasalahan kemiskinan. Berbagai fakta empirik menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi yang tinggi tidak menjamin terciptanya pemerataan hasil-hasil pembangunan. Pembangunan ekonomi lebih bersifat sentralistik, dimana masyarakat dijadikan obyek dari program-program pembangunan. Konsep trickle down effect yang cenderung top-down pun tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
Berangkat dari kebijakan otonomi yang memberikan keleluasaan daerah untuk melaksanakan program pembangunannya, Pemerintah DKI Jakarta mencoba pendekatan pembangunan yang cukup inovatif di kelurahan-kelurahan yang ada di wilayahnya. Proyek ini bernama Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (PPMK). Program ini merupakan produk pemikiran yang merupakan hasil pengalaman cukup panjang dari pelaksanaan berbagai Program Jaring Pengaman Sosial dan program pengentasan kemiskinan yang telah lalu.
Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif, dengan tujuan untuk menghasilkan data dan informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan PPMK di Kelurahan Bintaro, kendala yang ada dalam pelaksanaan PPMK, kemudian upaya yang telah dilakukan untuk menanggulangi kendala tersebut. Pemilihan informan bersifat purposive sampling yang meliputi, ketua BPM Kodya, Camat, Lurah, Ketua Dekel, UPKMK, TPK-RW, RT, LSM Pendamping, tokoh masyarakat, warga dan pemanfaat.
Hasil penelitian menunjukan bahwa pelaksanaan PPMK di Kelurahan Bintaro, mencakup proses perencanaan, persiapan, pelaksanaan, serta pengawasan. Dalam pelaksanaan PPMK terdapat peningkatan kondisi masyarakat, dilihat dari elemen-elemen pemberdayaan yang dilakukan tidak hanya untuk ekonomi, tetapi juga pemberdayaan terhadap lembaga kemasyarakatan (RT/RW). Institusi RT/RW telah melaksanakan peran pembimbing, pendamping dan pengawas. Peningkatan kondisi masyarakat setelah memperoleh bantuan PPMK ditunjukkan dengan beberapa perubahan, yaitu: omset usaha meningkat, pengetahuan pemanfaat terhadap usahanya bertambah, adanya tabungan, mengenal sistem sumber. SeIain perubahan dari sisi ekonomi, terdapat perubahan dari sisi sosial, berupa meningkatnya keakraban antar warga, yang mengakibatkan tumbuhnya kepedulian dan kegotongroyongan pada komunitas RW. Kendala yang dijumpai dalam pelaksanaan PPMK berkaitan dengan adanya dana macet/tunggakan dana bergulir, keberadaan kantor TPK-RW yang tidak memadai, lemahnya sanksi yang diberikan kepada penunggak.
Berdasarkan temuan lapangan, penulis mengajukan saran, yaitu adanya penguatan institusi lokal (RTIRW) melalui pembinaan dan pelatihan secara berkala pada komunitas RT/RW, untuk memberdayakan komunitas tersebut, yang diarahkan untuk meningkatkan kualitas yang merata pada seluruh level RT/RW di Kelurahan Bintaro. Kondisi ini ditopang oleh pengadaan atau pembenahan sekretariat di level RW, sebagai tempat pelaksanaan proses pemberdayaan. Hal ini untuk lebih menunjang pelaksanaan pemberdayaan di level komunitas RT/RW tersebut."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T13715
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Khusnul Khotimah
"ABSTRACT
Masyarakat menjadi salah satu sumber potensial untuk membangun kekompakan, kekuatan maupun kekukuhan bagi bangsa Indonesia. Akan tetapi, membangun kondisi soliditas bangsa Indonesia di tengah arus globalisasi saat ini memiliki banyak tantangan. Salah satunya dengan upaya mengkondisikan masyarakat yang bersatu dalam menjaga soliditas bangsa. Metode penelitian pada kajian ini menggunakan studi literatur dan observasi penelitian penulis sebelumnya. Hasilnya adalah analisis peranan soliditas masyarakat dalam swakelola energi terbarukan menuju kemandirian energi pendukung kekuatan pertahanan Negara, melalui penerapan dasar swakelola energi mencakup: (1) kesadaran pentingnya soliditas warga dalam swakelola energi terbarukan melalui partisipasi masyarakat yang solid dalam suatu komunitas sehingga menjaga kesoliditasan bangsa bukan hanya imbauan yang bersifat normatif, namun perlu ada regulasi yang jelas tentang keterlibatan aktif masyarakat dalam mendukung program pencapaian bauran energi terbarukan 23% pada Tahun 2025; (2) masyarakat menjadi penggerak kesoliditasan swakelola energi yang berhasil memfasilitasi masyarakat lainnya dalam menyediakan energi secara mandiri serta ikut menggerakkan tumbuhnya ekonomi kerakyatan mendukung pertahanan negara."
Bogor: Universitas Pertahanan Indonesia, 2019
345 JPBN 9:2 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Josephine Rosa Marieta
"Kerjasama antara komunitas, sekolah dan orang tua merupakan sebuah alternatif pemecahan masalah adalah bidang pendidikan. Peran serta komunitas merupakan modal utama dalam perbaikan dunia pendidikan Indonesia,Intervensi ditujukan untuk meningkatkan peran serta komunitas, dalam hal ini adalah para relawan dalam upaya mencapai pendidikan yang berkualitas namun terjangkau bagi masyarakat pedesaan. Target intervensi adalah relawan yang memiliki perhatian mendalam tcrhadap dunia pendidikan. Kerelawanan adalah sebuah hal yang sangat penting, khususnya sebagai motor penggerak kegiatan dalam lingkungan masyarakat. Berbagai keuntungan yang dapat diambil dari kegiatan kerelawanan dan juga relawan dapat mengarnbil keuntungan non materiil dari kesertaan mereka dalam kegialan tersebut. Dengan bergabung menjadi relawan dalam sebuah kegiatan maka seorang individu dapat mcnghasilkan sesuatu yang tidak dapat dihasilkannya apabila ia hanya bekerja sendiri.
Baseline study lugas akhir ini dilakukan dengan observasi, wawancara, workshop dan diskusi dalam kelompok. Teori yang mendasari teknik intervensi yang digunal
Hasil dari intervensi tersebut adalah terbentuknya sebuah forum kerja relawan yang memiliki komitmen tcrhadap masalah pendidikan dan memiliki kapasitas maupun ketrampilan yang dibutuhkan untuk menangani permasalahan pendidikan usia dini bagi daerah tersebut. Keunikan dari kegiatan ini adalah relawan yang secara teoritorial tidak tinggal di komunitas tersebut namun dianggap sebagai bagian dari komunitas karena memiliki ide yang sama dengan komunitas. Dalam hal ini adalah sebuah komitmen untuk mencari jalan keluar dari permasalahan pendidikan yang ada di komunitas. Melalui tahapan-tahapan intervensi maka timbul kcbersamaan antara relawan dan komunitas lokal.
Untuk tahapan selanjutnya, maka penulis menyarankan untuk merealisasikan kegiatan tersebut dalam kegiatan pendidikan secara langsung, memberikan pembekalan secara multidisplin bagi relawan, dan juga meningkatkan senantias meningkatkan proses ?sharing? baik dalarn hal resources maupun dalam hal akuntabilitas program."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T38577
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Widaratih
"Bidang Pendidikan adalah salah satu bidang terpenting dalam kehidupan manusia modern dan dapat menjawab tantangan akan terbatasnya sumber daya manusia bcrkualitas. Keterlibatan setiap komponen sosial (pemerintah, masyarakat dan dunia usaha) guna mendukung berjalannya pendidikan menjadi caktor penentu bergulirnya kegiatan-kegiatan pendidikan di masyarakat.
Penelitian ini menguraikan penerapan program intervensi terhadap pengurus Yayasan Nurul Huda (YNH), pelaku utama di bidang pendidikan di lingkungan masyarakat Desa Payalaman, Pulau Matak.
Strategi intervensi dalam bentuk workshop dengan teknik Appreciative Inquiry yang telah menimbulkan semangat pengurus YNH untuk menghidupkan kembali kegiatan-kegiatan YNH yang sempat terhenti. Kali ini dengan cara rencana kerja yang lebih sistematis. Pengurus YNH menjadi merasa sanggup untuk beraksi positif memberikan kontribusi di bidang pendidikan bagi masyarakat Payalaman. Walau keterbatasan dan kendala-kendala lain masih ada dan harus dihadapi. Namun semua hal tersebut tidak menjadi belenggu bagi pengurus YNH untuk bertindak.
Appreciative Inquiry adalah suatu pendekatan yang baru dalam penerapan program intervensi di masyarakat Payalaman maka perlu pemahaman yang sama dari setiap pihak yang ambit bagian berperan aktif dalam perubahan sosial di Desa Payalaman.

Education is one of the most important things in modem human life. The problem in the limitation of the number of the qualified human resources can solve with proper education. The involvements of the people components (government, community and private sectors) are become definite factor in order to run the people education activities.
This research try to explain the implementation of social intervention program to Board of Yayasan Nurul Huda (YNH), who is the leader organization in education sector of Payalaman's community, at Matak Islands.
The intervention strategy is in workshop form and using Appreciative Inquiry approach. The workshop has been energized YNH Board to run some activities that had been stop couples years ago. This time they will run the activities with better action plan. The Board convinced to re-run the activities as their contribution to Payalaman's education. Even they realize that they still have to face some problems. But those problems don't tie them to get action.
Appreciative Inquiry is still new approach in implementation of intervention program in Matak's community. Therefore it is need for every side that takes part in social change of Payalaman Village to have the same perception on the strategy implementation.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T18650
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T37908
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>