Ditemukan 129796 dokumen yang sesuai dengan query
Andi Setiono
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1996
S7868
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Endang Wijayamurti
"
ABSTRAKSkripsi ini menguraikan perubahan kebijakan politik luar negeri Soviet terhadap RRC, 1985 - 1989. Perubahan kebijakan ini terlihat terutama sejak Mikhail Gorbachev diangkat sebagai pemimpin Soviet. Perubahan kebijakan yang mengarah pada usaha rekonsiliasi hubungan Sino-Soviet ini mengundang pertanyaan: faktor-faktor apa saja yang melatarbelakangi perubahan kebijakan Soviet terhadap RRC tersebut. Dalam menganalisa permasalahan ini, dipergunakan kerangka pemikiran Padelford dan Lincoln mengenai hubungan antar negara dalam sistem internasional, serta pendekatan pemikiran Nuechterlein mengenai kepentingan nasional, Menurut Nuechterlein, perubahan prioritas kepentingan nasional suatu negara dapat dianalisa berdasarkan fakta-fakta tertentu yang kemudian disimpulkan melalui sebuah matriks."
1990
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1992
S7925
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Pancolo Indrajat
"
ABSTRAKResesi ekonomi dunia yang berlangsung dari tahun 1980 sampai dengan tahun 1983, membawa dampak terhadap negara Naiknya harga minyak bumi yang merupakan penyebab utama terjadinya resesi, mempengaruhi laju perkembangan ekonomi negara industri maju. Untuk melepaskan diri dari kondisi negara industri maju. negara yang demikian akhirnya negara - negara industri maju yang tergabung dalam I. E. A. ( International Energi Agency ), sepakat memberlakukan berbagai adjustment ( penyesuaian ), menanggapi naiknya harga minyak. Akibat dari penyesuaian ini harga minyak bumi berhasil diturunkan sampai di bawah normal. Bagi Indonesia, pengaruh turunnya harga migas menyebabkan merosotnya harga dan volume ekspor. Penerimaan negara dan penghasilan ekspornya kira kira 2 per 3 bersumber dari ekspor migas, sangat terganggu akibat dari penurunan ekspor ini. Untuk menghadapi akibat menurunnya migas di pasaran Internasional ini. Pemerintah Indonesia mulai menyadari pentingnya melepaskan ketergantungan pada ekspor migas dan meningkatkan peran sektor swasta dalam pembangunan. Melalui berbagai kebijaksanaan deregulasi, pemerintah akhirnya berhasil meningkatkan ekspor nonmigas dan bahkan pada tahun 1787 hasil ekspor nonmigas berhasil melampaui ekspor migas. Namun dalam mengimplementasikan paket - paket kebijaksanaan deregulasi pemerintah justru berhadapan dengan golongan regulasi. ini, Sehubungan dengan hal tersebut maka, tulisan ini akan membahas mengenai faktor faktor yang melatar belakangi terciptanya resesi ekonomi dunia, beserta dampaknya terhadap perdagangan luar negeri Indonesia. Untuk menelaah permasalahan ini, penulis menggunakan beberapa teori. Teori yang yang digunakan adalah dari K.J. Holsti mengenai Definition of the Situation dan Nuechterlein tentang Kepentingan Nasional."
1990
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Damal Bayu Utama
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1989
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1992
S8065
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1993
S7974
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Achmad Prabowo
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1989
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Bagus Fitrian Yudoprakoso
"Cool Japan merupakan bagian dari kebijakan Jepang dalam menguatkan citra baiknya di mata dunia. Sejak 2004, Cool Japan digunakan sebagai instrumen dalam diplomasi publik Jepang. Hingga 2009 Cool Japan diberdayakan dalam berbagai kegiatan diplomasi publik oleh MOFA. Namun sejak 2011, Cool Japan menjadi komoditas dan strategi dalam pengembangan industri kreatif Jepang. Perkembangan ini menarik untuk dikaji. Cool Japan diketahui memiliki keunggulan sebagai alat diplomasi publik Jepang. Cool Japan juga ternyata memiliki keunggulan kompetitif yang dapat menghasilkan profit. Lebih jauh, penelitian ini menemukan penggunaan Cool Japan oleh METI menggabungkan kedua keunggulan sekaligus, keunggulan dalam ekonomi dan dalam diplomasi publik Jepang.
Cool Japan is part of Japan's policy to enhance its prestige globally. Since 2004, Cool Japan is instrument for Japan's public diplomacy. Up to 2009 MOFA used Cool Japan in several public diplomacy activities. In 2011, Cool Japan is being assigned to METI, being used as commodity and for enhanching Japan's creative industry. Cool Japan has been widely used for the benefit in public diplomacy attempts. It is also acknowledged as profit generator. This research found that METI's Cool Japan gives double advantages for Japan. Cool Japan benefits Japan on public diplomacy as well as on creative industry."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S53716
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Sagala, Daniel
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1993
S7319
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library