Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 149520 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
S8118
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 1984
S21586
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayi Endan Harir
"Proses pengawasannya dalam manajemen rekod meliputi registrasi, klasifikasi aktivitas bisnis, pengindeksan, dan penelusuran, Pengawasan rekod dalam suatu organisasi perlu ada. Mengingat proses ini merekam segala aktivitas bisnis organisasi yang pada gilirannya akan menjamin tersedianya bahan bukti dari transaksi (kegiatan yang berulang-ulang), adanya atribut yang menerangkan dan membantu dalam pencarian rekod karena sebuah rekod telah terintegasi ke dalam sebuah sistem perawatan dalam kerangka manajemen rekod.yang meliputi pengelompokan, penamaan, proteksi, pembatasan pengguna, dan penemuan kembali dengan cepat, tepat dan akurat, yang pada gilirannya pula akan tercapai efisiensi dan efektifitas dari segi biaya, waktu, dan tenaga suatu organisasi."
Depok: Universitas Indonesia, 2002
S15190
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Musafaah
"Pria telah mengikuti program keluarga berencana (KB) sejak dahulu.
Metode pantang berkala dan kondom telah dikenal berabad-abad lalu,
tetapi sejak ditemukan kontrasepsi wanita, program KB pada pria seakan
diabaikan. Keikutsertaan pria dalam ber-KB masih sangat rendah jika
dibandingkan dengan Bangladesh, Pakistan, dan Nepal. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis keikutsertaan pria dalam ber-KB meliputi
keterpaparan media massa dan kontak informasi KB melalui media massa.
Penelitian ini menggunakan data Survei Demografi dan Kesehatan
Indonesia (SDKI) tahun 2007 dengan pendekatan cross sectional terhadap
6.013 pria menikah usia 15 ? 54 tahun. Teknik pengambilan sampel yang
digunakan adalah two stage sampling. Analisis data menggunakan chi
square dan regresi logistik. Penelitian menunjukkan bahwa pria yang ter-
papar dengan media massa memiliki kecenderungan 2,12 kali lebih besar
untuk ber-KB daripada pria yang kurang terpapar dengan media massa.
Selain itu, penelitian juga menunjukkan bahwa pria yang kontak informasi
KB melalui media massa memiliki kecenderungan 2,21 kali lebih besar un-
tuk ber-KB daripada pria yang tidak kontak informasi KB melalui media
massa. Penelitian ini menunjukkan pria memiliki kecenderungan terbesar
untuk ber-KB apabila pria terpapar media massa dan mendapatkan infor-
masi KB melalui media massa dengan OR yang terbesar = 2,77.
known centuries ago. Since contraception for women was found, men fami-
ly planning program was likely ignored. The involving of men in family plan-
ning in Indonesia is still lower than Bangladesh, Pakistan, and Nepal. The
objective of this study is to analyze the credencial factor of men participa-
tion in family planning through mass media exposure and contact informa-
tion.This study used Indonesia Demografic and Health Survey (IDHS) 2007
data used cross-sectional study and 6.013 married men aged 15 ? 54 years
old as participants. Sampling method used is two stage sampling. Data was
analyzed by chi square and logistic regression. The research showed that
men who were exposed mass media 2,12 times more involved in family
planning than men who were not exposed mass media and men who were
contact information in family planning through mass media 2,21 times more
participating in family planning than men who were not. The result showed
that men have the highest possibility to participate in family planning if ex-
posed by mass media and contacted to family planning information through
mass media with biggest OR = 2,77."
Universitas Lambung Mangkurat Kalimantan Selatan, Fakultas Kedokteran, Fakultas Kedokteran, 2012
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
H. Teuku Amir Hamzah
1985
D1096
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1985
S17410
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diana Trisnawati
"Penulisan skripsi ini mengenai program keluarga berencana di Indonesia sebagai suatu kebijakan yang diambil oleh pemerintah Soeharto dalam usahanya mengatasi laju pertumbuhan penduduk Di dalam melaksanakan program tersebut (terutama pada masa-masa awal dicanangkannya keluarga berencana sebagai program nasional), pemerintah dihadapkan pada reaksi negatif dari sebagian besar masyarakat. Hal tersebut terjadi karena pada saat itu nilai yang dibawa dalam program keluarga berencana tidak sesuai dengan nilai serta kebiasaan yang ada dalam masyarakat, sehingga dibutuhkan upaya pendekatan yang intensif dari pemerintah agar program keluarga berencana dapat berhasil. Upaya-upaya yang dilakukan pemerintah antara lain adalah dengan melakukan pendekatan dengan para pemuka agama dan juga dengan orang-orang yang dituakan atau disegani oleh masyarakat Dengan mengandalkan bantuan mereka, pemerintah yakin bahwa nilai-nilai yang dibawa dalam program keluarga berencana akan lebih mudah menyebar dan diterima oleh masyarakat luas. Selain itu, pemerintah juga menawarkan berbagai fasilitas, bantuan dan kemudahan bagi masyarakat yang mengikuti program keluarga berencana, dengan harapan masyarakat dapat tertarik dan bersedia untuk berkeluarga berencana. Namun di lain pihak, bersamaan dengan usaha pendekatan yang dilakukan oleh pemerintah, tindak pemaksaan juga tampak terjadi di beberapa daerah. Hal tersebut terjadi karena keinginan dari (aparat) pemerintah untuk berhasil mencapai jumlah akseptor (pengguna alat-alat kontrasepsi keluarga berencana) sesuai dengan jumlah yang telah ditargetkan sebelumnya. Pelaksanaan program keluarga berencana dengan melakukan tindak pernaksaan ini, kemudian mendapat kritik dari berbagai lembaga swadaya masyarakat khususnya aktivis pemerhati masalah perempuan. Seiring dengan berjalannya waktu, pelaksanaan program keluarga berencana serta nilai-nilai yang dibawa dalam program tersebut bukanlah menjadi suatu nilai yang baru lagi. Setahap demi setahap, masyarakat mulai membuka diri terhadap program keluarga berencana dan usaha pendekatan dari pemerintah membuahkan hasil. Seperti yang telah dijelaskan di atas, bahwa pada mulanya sebagian besar masyarakat Indonesia melakukan penolakan terhadap pelaksanaan program keluarga berencana, akan tetapi kini justru sebaliknya, karena sebagian besar masyarakat Indonesia saat ini, sangat peduli terhadap keluarga berencana."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004
S12192
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aminurasyid Roesli
"Tingkat fertilitas yang tinggi merupakan problema yang serius bagi negara-negara yang sedang membangun dan tidak tcrkccuali bagi Indonesia. Karena itu mengendalikan ferlilitas mempakan pilihan yang mungkin dilakukan. Salah satu bentuk pengendalian fertiiitas adalah melalui program KB. Dari beberapa negara yang menjadikan KB sebagai alternatif dalam mengendalikan fertilitas, Indonesia merupakan salah satu negara yang oleh PBB dianggap paling berhasil menyelenggarakan program KB.
Studi yang berkaitan dengan pelaksanaan program KB di Indonesia telah banyak dilakukan dari berbagai sudut pandang berdasarkan sumber data yang borbcda baik pcruntukannya maupun periodcnya. Pengetahuan tentang problema yang dihadapi oleh masyarakat sebagai pelaku KB sangat penting diketahui terutama oleh pengambil kebijakan kependudukan yang antara lain bertimgsi sebagai fasilitator.
Berkaifan dengan itu, dalam tesis ini dibahas dan dianalisis mengenai faktor-faktor yang diperkirakan secara signifikan mempengaruhi keikutsertaan dalam program KB dan bagaimana hubungannya yang digambarkan dalam model statistik. Data yang dianalisis adalah data Modul Kependudukan Sensus Penduduk tahun 2000 dengan responden adalah para ibu usia reprodulctif yang berstatus kawin pada saat wawancara dilakukan. Adapun variabel yang diamati adalah lama kawin, umur ibu, pekerjaan suami, pekerjaan ibu, banyak anak masih hidup (AMH), pendidikan ibu dan pendidikan suami dan daerah tempat tinggal.
Variabel-variabel tersebut berfimgsi sebagai variabel prediktor. Sedangkan variabel respon Y adalah keikutsertaan dalam program KB. Variabel respon berbentuk variabel biner dengan Y = I jika ikut program KB dan Y = 0 jika tidak ilcut program KB. Karena variabel respon berbentuk variabel biner, maka metode statistika yang digunakan adalah model regresi logistik biner.
Hasil analisis menunjukkan bahwa fcktor pekerjaan suami tidak mempunyai pengaruh yang signinkan terhadap keikutsertaan dalam program KB. Sedangkan faktor lama kawin, umur ibu, pekerja/an ibu, pcndidikan ibu, pendidikan suami, banyak AMI-I dan daerah tempat tinggal serta seluruh faktor interaksi secara statistik memberikan pengaruh yang signiiikan terhadap keikutserlaan dalam program KB."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2002
T6317
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iis Sinsin Nuryasini
"Osteoporosis merupakan salah satu isu penting dalam bidang kesehatan masyarakat. Jumlah penderita osteoporosis diprediksikan akan mengalami peningkatan secara tajam seiring dengan peningkatan jumlah penduduk dan angka harapan hidup. Dari berbagai literatur didapatkan angka prevalen osteoporosis berkisar dan 6,5-30,3%. Penderita osteoporosis sangat rentan terhadap fracture. Perempuan merupakan populasi paling berisiko (population at risk) terhadap osteoporosis. Di Indonesia, menurut data WHO tahun 1995, prosentase penduduk perempuan yang masih hidup hingga usia 60 tahun ke atas sebesar 75% sementara laki-laki hanya 16%. Program pencegahan perlu dilakukan untuk memperlambat munculnya osteoporosis.
Berbagai penelitian telah dilakukan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan osteoporosis. Salah satu faktor yang diduga mempunyai efek protektif (pencegah) terhadap kejadian osteoporosis adalah penggunaan pil keluarga berencana (pil KB). Untuk perempuan Indonesia, faktor ini belum pernah diteliti. Padahal jika melihat jumlah pengguna pil KB di Indonesia, ditemukan bahwa prevalen pengguna pil KB pada semua golongan usia cukup tinggi yaitu 14,8-17,1%, dan usia yang mulai menggunakan pil KB adalah 15-19 tahun. Pil KB yang digunakan oleh perempuan Indonesia sebagian besar (77,1%) merupakan jenis pil kombinasi (combined oral contraception) dengan estrogen sebagai komponen utamanya. Dari literatur tentang hubungan estrogen dan osteoporosis ditemukan bahwa peran estrogen adalah menghambat proses resorpsi tulang baik secara langsung dan tidak langsung. Beberapa penelitian tentang hubungan riwayat penggunaan pil kontrasepsi dan osteoporosis pada wanita ras putih masih menunjukkan kontroversi. Berdasarkan hal itu, perlu diteliti hubungan antara penggunaan pil KB dengan osteoporosis primer pada perempuan Indonesia.
Disain penelitian menggunakan kasus kontrol tidak berpadanan dengan jumlah 674 responden dari seluruh data catatan medis pasien di Makmal Terpadu Imunoendokrinologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia sejak Juli 1995 sampai engan Oktober 2000. Pengambilan sampel dilakukan secara acak sederhana. Kasus dan kontrol diambil dari tempat yang sama dengan jumlah 337 kasus dan 337 kontrol. Kasus didiagnosis dengan menggunakan nilai z yang dihasilkan oleh DEXA (Dual Energy X-ray Absorpliometry). Untuk mendapatkan kasus dan kontrol yang eligible untuk penelitian ini dilakukan proses eksklusi yang meliputi usia kurang dari 40 tahun, catatan medis yang tidak lengkap, penderita osteoporosis sekunder, dan penderita osteoarthritis. Selain faktor riwayat penggunaan pil KB, faktor lain yang diteliti adalah usia, indeks massa tubuh, paritas, status olah raga, status menopause, usia saat menopause, dan lama menopause. Analisis data menggunakan regresi logistik ganda dengan bantuan perangkat lunak Stata versi 6.0 for Windows.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara riwayat penggunaan pil KB dengan osteoporosis primer dan hubungan tersebut tersebut dipengaruhi oleh variabel usia dan usia saat menopause serta berbeda pada strata indeks massa tubuh. Kondisi gemuk pada seseorang yang menggunakan pil KB akan meningkatkan probabilitas terhadap osteoporosis primer secara bermakna daripada bukan pengguna pil KB; sementara kondisi berat badan lebih dan kurang pada pengguna pil KB menurunkan probabilitas terhadap osteoporosis primer. Semakin tinggi usia, usia saat menopause, dan indeks massa tubuh, probabilitas osteoporosis primer semakin rendah. Variabel paritas, status olah raga rutin dan lama menopause tidak berhubungan dengan osteoporosis primer. Diantara variabel di dalam model logistik ganda, variabel yang mempunyai probabilitas paling tinggi terhadap osteoporosis primer adalah usia saat menopause awal. Penelitian ini menggunakan data sekunder sehingga tidak dapat mengontrol sejumah variabel lain yang berpotensi sebagai variabel confounding.
Berdasarkan hasil penelitian maka perlu diadakan penelitian lebih lanjut untuk memastikan efek dan pil KB dan melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan usia menopause awal dan usia menopause terlambat. Perempuan yang pemah menggunakan pil KB dan mempunyai berat badan yang gemuk pada saat ini disarankan agar menurunkan berat badan; sementara pengguna pil KB yang mempunyai berat badan lebih atau kurang pada saat ini disarankan agar mempertahankan berat badannya dalam rentang berat badan lebih atau kurang. Bukan pengguna pit KB lebih baik mempunyai berat badan yang lebih namun agar menghindari obesitas karena merupakan risiko munculnya penyakit lain. SeIain itu, perempuan pada usia menopause awal sebaiknya memeriksakan densitas mineral tulang agar dapat dilakukan pencegahan dini.

Osteoporosis is a current issue on public health due to the increasing number of osteoporotic patients on the populous countries which has an increasing number of life expectancy. Data published by World Health Organization in 1995 showed that 75% of Indonesian women survived into eldelry age (more than 60 years old) while for Indonesian men the number was only 16%. Women tend to be more susceptible and high-risk for osteoporosis_ Osteoporosis leads to osteoporotic fracture. A public health preventive and health promotion program should be done to delay osteoporosis.
Many studies has been conducted and published for identifying factors associated with osteoporosis. History of oral contraceptive use is one factor, which has a contribution for preventing osteoporosis. To date no literature has shown the effects of history of oral contraceptive use on osteoporosis among Indonesian women. Demographic Health Survey 1997 showed that the prevalence of oral contraceptive use (pills) was 14,8%-17,1% and the age whose starting to use oral contraceptive was 15-19 years. About 77,1% of oral contraceptive used by Indonesian women was classified as type of combined oral contraceptive which contains oestrogen hormone. Oestrogen will directly and indirectly affects bone remodelling. The association between history of oral contraceptive use in white women remains a controversy.
The aim of this study was to determine the association between history of oral contraceptive use among Indonesian women. A case control study was conducted at The Collaborative Laboratory on Immunoendocrinology Faculty of Medicine University of Indonesia Jakarta (MITE FKUI Jakarta). Data was collected from subjects attending the clinic since July 1995 till October 2000. A simple random sampling was used to determine 337 cases and 337 controls among study population. The exclusion criteria for study sample were: age less than 40, incomplete medical records, secondary osteoporosis and osteoarthritis. Both cases and controls were diagnosed using z score of DEXA (Dual Energy X-ray Absorpiiametry) at MTIE FKUI Jakarta. Variables under study were history of oral contraceptive use, age, current body mass index, parity, current exercise, menopausal status, age at menopause, and years since of menopause. Analyzing data used Stata version 6.0 for Windows and the methods of analysis applied multiple logistic regression for unmatched data.
The results showed an association between history of oral contraceptive use and primary osteoporosis after controlling age and age of menopause. The association was significantly different at body mass index level (p<0,05). An oral contraceptive user whose obesity had higher probability to primary osteoporosis than non oral contraceptive users; meanwhile overweight and small body mass index had the smaller probability to primary osteoporosis. The study also found negative association between age, age at menopause and current body mass index with primary osteoporosis (p<0,05). Parity, current exepcise and years since menopause were not statistically significant. The study also found that early age of menopause as the highest probability to primary osteoporosis. The secondary data source caused several potential confounding variables which influenced the study results were not included.
Based on these results, it is very important to conduct further studies to confirm the effect of oral contraceptive use among Indonesian women and to find factors associated with early age of menopause and late age of menopause. Oral contraceptive users whose greater body mass index are recommended to decrease body mass index into a normal range; meanwhile oral contraceptive users whose small body mass index or overweight should maintain their weight. Non oral contraceptive users are better to be overweight. This study also recommends to do early detection of bone mineral density for the early age of menopausal women.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinuraya, Geser
"Dalam rangka mengamalkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 serta mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional bangsa Indonesia, maka disusunlah program pembangunan yang bersifat menyeluruh, terarah dan terpadu, serta berlangsung terus menerus. Rangkaian program pembangunan tersebut lazim disebut pembangunan nasional.
Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur yang merata material dan spiritual berdasarkan Pancasila, di dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang merdeka, berdaulat, bersatu dan berkedaulatan rakyat, dalam suasana prikehidupan bangsa yang aman, tenteram, tertib dan dinamis dalam lingkungan pergaulan dunia yang merdeka, bersahabat, tertib dan damai, pembangunan tersebut tidak mungkin dapat terwujud dalam beberapa tahun, atau beberapa Pelita atau satu dua generasi. Yang penting bahwa semua upaya pembangunan harus diarahkan sedemikian hingga setiap tahap makin mendekati kearah tujuan tersebut dan akhirnya mencapai tujuan nasional yang sesuai dengan apa yang digariskan dalam pembukaan UUD 1945.
Sumber daya alam, sumber daya manusia, modal, manajemen merupakan faktor yang menentukan dalam keberhasilan pembangunan. Sumber daya manusia Indonesia cukup besar. Jumlah penduduk Indonesia sampai pada saat ini menduduki urutan kelima sesudah RRC, India, Uni Soviet dan Amerika Serikat. Menurut Sensus Penduduk tahun 1961 penduduk Indonesia berjumlah 97.055.348 dan pada sensus penduduk tahun 1971 penduduk Indonesia berjumlah 119.208.229. Sensus penduduk tahun 1980 memberikan jumlah 147.490.298 dan Supas 1985 berjumlah 163.875.889. Laju pertumbuhan penduduk Indonesia tergolong cukup tinggi. Dalam kurun waktu 1961-1971 laju pertumbuhan penduduk rata-rata 2,1 persen pertahaun, tahun 1971-1980 meningkat menjadi 2,3 persen. Tahun 1930-1990 pertumbuhan penduduk diperkirakan turun menjadi 2 persen dan tahun 1990-2000 diperkirakan turun menjadi 1,9 persen. Turunnya laju pertumbuhan penduduk masih re latif kecil dan masih menimbulkan masalah kependudukan di Indonesia pada masa-masa yang akan datang seperti masalah kependudukan pada tahun-tahun yang sudah lewat.
Jumlah penduduk yang besar dengan pertumbuhan yang cukup tinggi, dapat merupakan modal dasar dalam pembangunan tetapi dapat juga merupakan penghambat bagi pembangunan. Sebagai tenaga kerja yang besar, merupakan modal dasar bagi pembangunan. Sebaliknya sebagai tenaga kerja yang jumlahnya besar, bila tidak dapat dibina dan dimanfaatkan secara tepat, dapat merupakan penghambat pembangunan dan merupakan salah satu mata rantai yang rawan dalam pelaksanaan pembangunan nasional. Kenyataan menunjukkan bahwa ada beberapa masalah dalam kependudukan di Indonesia yaitu jumlah penduduk yang besar, pertumbuhan penduduk yang tinggi, persebaran yang tidak merata dan kualitas penduduk yang rendah. Masalah penduduk digambarkan dalam buku Rencana Pembangun Lima Tahun. Keempat yaitu: jumlah penduduk yang besar, pertumbuhan yang tinggi, penyebaran yang tidak merata, dan struktur umur yang kurang seimbang serta masalah kualitas penduduk yang perlu ditingkatkan. Pada buku tersebut dapat dilihat bahwa keadaan penduduk Indonesia masih merupakan masalah yang sampai saat ini belum dapat diatasi secara tuntas."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1988
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>