Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 174621 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Tulisan ini bertujuan untuk menunjukkan hakekat kerusuhan antar-suku bangsa yang terjadi di Ambon yang telah berlangsung sejak tanggal 19 Januari 1999, yang melibatkan suku bangsa Ambon di satu pihak dengan golongan suku bangsa, Buton, Bugis, Makassar
(BEM) di lain pihak, dan antarapengaruh agama Islam (warga
Ambon, BBM, dan warga berbagai sukubangsa. dan asal dari
Propinsi Maluku) "
Jurnal Polisi Indonesia, 3 (2001): 1-30, 2001
JPI-3-2001-1
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
"This study describes briefly tire characteristics of elderly
population in Indonesia by focusing on their health status. The 1999
SUSENAS (Survai Sosial Ekonomi Nasional/National Socio-economic
Survey) data are utilized as a source. In examining factors influenced the
health stunts of the elderly population, the logistic multinomial models are
applied. The health status is put as a dependent variable, while individual
characteristics, family life and environmental circumstances are considered
as independent variables. Using a sample of 63.312 elderly people, the
study reveals that the health status of elderly people in Indonesia is
relatively bad, which is highly influenced by those explanatory variables
considered."
Journal of Population, 7 (1) 2001 : 65-99, 2001
JOPO-7-1-2001-65
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Berenschot, Ward
Jakarta: Yayasan Obor, 2023
303.6 BER k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
JIP 41 (2013) (1)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Tulisan ini adalah kajian tentang bagaimana pemuda Ambon saling berkomunikasi dalam sebuah ruang publik yakni Ambon Plaza atau sering disingkat dengan Ampas, yang berdiri sejak 1995. Ini adalah pusat perbelanjaan yang secara signifikan berubah pasca konflik di Ambon tahun 1999-2003. Di pusat perbelanjaan pengunjung dapat melakukan hubungan yang interaktif tidak hanya dengan pengunjung lain tetapi juga dengan penjajanya. Amplaz memiliki peran yang sangat penting untuk mempertemukan orang-orang dari agama yang berbeda. Ini adalah tempat dimana kelompok kristen dan islam dapat bertemu tanpa rasa takut. Di tempat ini gaya hidup baru dirayakan, sehingga Amplaz lebih terlihat sebagai arena untuk menunjukkan gaya hidup modern, dibandingkan sebagai arena konflik."
JSP 1:1 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sumarsono
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1993
321.199 23 SUM s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Syamsuddin Haris
"Setelah mengalami masa otoritarianisme politik selama hampir 40 tahun (1959-1998), Indonesia akhirnya memasuki era transisi menuju demokrasi. Namun ironisnya, era transisi tidak segera diikuti dengan tahap konsolidasi demokrasi. Presiden Abdurrahman Wahid dan DPR justru terperangkap ke dalam konflik politik berkepanjangan. Konflik itu begitu serius sehingga Abdurrahman Wahid akhirnya diberhentikan dari jabatannya sebagai presiden oleh para politisi partai besar melalui Sidang Istimewa MPR 2001.
Dalam kajian itu, tesis ini berusaha menjawab, mengapa terjadi konflik antara Presiden Wahid dan DPR sera faktor-faktor apa yang melatarbelakangi konflik tersebut?
Konflik Presiden Wahid dan DPR bersumber pada dua faktor yang bersifat mendasar. Pertama, tidak adanya platform politik dan visi bersama di antara para elite politik sipil dalam rangka mengakhiri rejim otoriter, dan membangun kerangka demokratis untuk mengakomodasi format politik baru produk Pemilu 1999. Kedua, terbentuknya format politik baru dengan sistem multipartai tanpa kekuatan mayoritas di DPR tidak diikuti dengan reformasi kelembagaan, terutama yang berkaitan dengan relasi kekuasaan Presiden, DPR, dan MPR. Akibatnva, praktik politik DPR cenderung mengarah pada sistem parlementer sementara UUD 1945 bernuansa presidensial.
Selain faktor-faktor di atas, konflik selama periode kajian ini dipicu pula oleh beberapa faktor lain, baik yang bersifat obyektif maupun subvektif. Faktor obyektif pertama adalah polarisasi politik produk Pemilu 1999 di mana PDIP sebagai partai pemenang hanya memperoleh 153 kursi dari 500 kursi DPR Kursi selebihnya diperoleh 20 partai lainnya, Ironisnya tidak ada inisiatif PDIP yang mencalonkan Megawati sebagai presiden untuk mengajak kerjasama dan koalisi dengan partai-partai lain. Konsekuensi logis sikap diam Megawati tersebut, muncul koalisi partai-partai berbasis Islam "Poros Tengah" yang mencalonkan Abdurrahman Wahid sebagai alternatif di luar Megawati dan Habibie. Solusi yang bersifat jangka pendek ini berlanjut ketika Presiden Wahid menyusun kabinet atas dasar kompromi dengan pimpinan kekuatan politik besar di DPR, trmasuk pimpinan TNI. Koalisi dan kompromi politik yang bersifat semu ini adalah faktor obyektif kedua yang melatari konflik politik yang menjadi fokus kajian ini.
Faktor-faktor subyektif yang menjadi sumber konflik adalah; pertama, berkembangnya personalisasi kekuasaan yang dilakukan Presiden Wahid seperti bongkar pasang kabinet, indikasi keterlibatan dalam kasus Bulog dan dana sumbangan Sultan Brunei, berbagai ancaman jika dia tidak lagi menjadi presiden, dan pengeluaran dekrit presiden yang memicu pemberhentiannya oleh SI MPR. Kedua, adalah kecenderungan partai-partai besar non-PKB di DPR memanfaatkan personalisasi kekuasaan yang dilakukan presiden untuk menjatuhkan Abdurrahman Wahid dalam rangka kepentingan kelompok masing-masing. Termasuk di dalam kategori kelompok ini adalah pembangkangan politik TNI/Polri yang kecewa karena kecenderungan Presiden Wahid melakukan intervensi terlampau jauh dalam kehidupan internal tentara dan polisi."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T2333
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taiwan: The Government Information Office, 1999
R 951.059 REP
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>