Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 154494 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Budhyanto Mulyadi
"ABSTRAK
P.T. X (Persero) adalah sebuah BUMN yang antara lain bertujuan untuk menyediakan tanah kapling industri guna menampung rencana pembangunan/pendirian usaha-usaha industri para investor. Sejak berdirinya proyek pada tahun 1969 sampai dengan awal 1980-an, di mana Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat (laju POB meningkat hampir 8 per tahun), dalam banyak hal P.T. X (Persero) dapat dianggap sebagai suatu keberhasilan yang besar, di mana tingkat profitabilitas R.T. x (Persero) adalah memuaskan. Akan tetapi, ekonomi Indonesia mulai memasuki resesi yang panjang pada tahun 1982 (laju PDB menurun dengan tajam sehingga hanya mencapai kurang dan 2 % per tahun, suatu penurunan rata- rata sebesar 6 % per tahun selama Pelita III). Selanjutnya, dengan menarik logika berpikir kausal komparatir (kalau A maka relatif a, apakah kalau B maka relatif b), perumusan inti permasalahan pokok daripada skripsi ini adalah: Kalau pada dekade 1970-an di mana laju pertumbuhan ekonomi relatif tinggi maka P.T. X (Persero) relatif dapat beradaptasi dengan lingkungan (diukur berdasarkan prestasi keuangan), apakah pada dekade 1980-an, khususnya sejak tahun 1980 sampai dengan, tahun 1986, di mana laju pertumbuhan ekonomi relatif rendah maka P.T. X (Persero) relatif. tidak dapat beradaptasi dengan lingkungan Atau dengan menarik logika berpikir deduktif perumusan inti permasalahan pokok dari pada skripsi ini adalah: Apakahpada dekade 1980-an, khususnya sejak tahun 1980 sampai dengan tahun 1986 P.T. X (Persero) sebagaimana halnya yang terjadi dengan populasi BUMN di Indonesia telah gagal dalam mengemban tugasnya Teknik pengumpulan data yang diterapkan di dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan dan studi lapangan. Metode analisis yang dipergunakan adalah metode analisis horisontal dan metode analisis vertikal. Sementara teknik analisis yang dipakai adalah teknik analisis rasio, teknik- analisis comparative financial statement, teknik analisis common-size statement, dan teknikmultiple discriminant analysis. 5ete1ah menerapkan metode dan teknik analisis tadi, atas inti permasalahan pokok di atas hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa secara rata-rata P.T. X (Persero) telah gagal dalam mempertahankan suatu tingkat prof.itabilitas yang rnernuaskan, namun secara parsial telah berhasil dalam mengemban tugasnya sebagai agent of development. Kalau pada dekade 1970-an di mana laju pertumbuhan ekonomi relatif tinggi P.T.X (Persero) relatif dapat beradaptasi dengan lingkungan, maka sejak tahun 1980 sampai dengan tahun 1986 di mana laju pertumbuhan ekonomi relatif rendah P.T.X relatif kurang dapat beradaptasi dengan lingkungan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Agus Dermawan Wintarto
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1984
S17131
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmat Zulian Oktorino
"Sejak krisis ekonomi, dari tahun ke tahun volume penjualan untuk industri rokok terus mengalami penurunan. Hal ini diakibatkan karena harga rokok bergerak naik semakin jauh dari tingkat kemampuan ( daya beli ) konsumen. Oleh karena itulah tingkat pertumbuhan laba untuk perusahaan industri ini akan cenderung turun. Pada tahun 2002 berdasarkan data dari Gabungan Asosiasi Pengusaha dan Pabrik Rokok Indonesia (GAPPRI ) merupakan tahun ketiga berturut-turut volume penjualan mengalami pertumbuhan yang negatif Peranan Laporan Keuangan menjadi sangat penting sebagai salah satu alat dan tolak ukur di dalam mengukur kinerja perusahaa. Di dalam peneletian ini diambil salah satu perusahaan yang memproduksi rokok, yaitu PT. X Tbk. Melalui laporan keuangan ingin dilihat bagaimana perusahaan mendanai jalannya usaha, tingkat keuntungan yang diperoleh, dan lainnya.
Dalam penelitian ini teori yang dipakai adalah penilaian kinerja perusahaan berdasarkan laporan keuangan dengan menggunakan metode analisis horizontal, analisis vertikal (common-size ) serta analisis rasio. Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan berupa neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas. Laporan keuangan di dapat dari laporan tahunan perusahaan selama periode tahun 1999 sampai dengan tahun 2002. Sebagai bahan perbandingan untuk analisis rasio maka dilakukan analisis juga terhadap rasio-rasio dari perusahaan pesaing di dalam industri rokok nasional yang dalam hal ini merupakan market leader.
Aktiva perusahaan terus ditingkatkan, sebaliknya perusahaan terns berupaya menurunkan jumlah kewajibannya. Pihak pemegang saham berupaya memperbaiki ekuitas perusahaan yang sangat kecil di tahun 1999 akibat imbas krisis moneter di tahun 1998. Perusahaan juga dapat terus meningkatkan jumlah penjualan dan pendapatannya tiap tahun, namun pada tahun 2002 perusahaan hanya mencatat keuntungan laba bersih yang turon drastis jika dibanding tahun 2001 dikarenakan beban usaha yang hams ditanggung begitu besar. Dari analisis rasio likuiditas tercennin bahwa perusahaan cukup memiliki kemampuan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya. Lalu dari aspek rentabilitas menunjukkan perusahaan berhasil menaik:kan tingk:at pengembalian berdasarkan total asset yang dimiliki. Kemudian aspek aktivitas menunjukkan bahwa perusahaan dapat memberdayakan asset yang dimilki, dengan mencatat nilai rasio Total Asset Turn Over yang relatif lebih baik dari pemimpin pasar dalam industri rokok yaitu PT.Y. Khusus untuk beban usaha yang begitu besar ditahun 2002 menunjukkan pihak manajmen kurang efisien, sehingga laba bersih yang dapat dihasilkan menjadi kecil.
Dengan hasil penelitian yang telah dilakukan berdasarkan laporan keuangan, menunjukkan bahwa kinelja keuangan perusahaan dari tahun 1999 sampai tahun 2002 menunjukkan kecenderungan peningkatan, namun perusahaan terlihat kurang efisien dalam biaya pembelian persediaan dan beban usaha, sehingga net profit margin perusahaan menjadi kecil. Untuk meningkatkannya pihak manajemen hams dapat efisien, lalu dapat pula melakukan inovasi produk guna mendongkrak penjualan barang hasil produksi sendiri dan bukan hanya mengandalkan pendapatan sebagai distributor merk asing. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1994
S9178
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wita Indriany
"Selain fungsi sebagai lembaga penghimpunan dana masyarakat, lembaga perbankan juga diharapkan mampu menyediakan dana untuk mendorong laju dan keseimbangan pembangunan serta pertumbuhan ekonomi nasional. Mengingat peranannya yang demikian penting dan perkembangannya yang pesat, perbankan perlu diawasi agar kegiatannya terarah dan terkendali sehingga dapat tercipta sistem perbankan yang sehat. Sehubungan dengan hal tersebut, Bank Indonesia telah mengeluarkan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 26/23/KEP/DIR tanbggal 29 Mei 1993 tentang Tatacara Penilaian Tingkat Kesehatan Bank. Salah satu aspek yang dinilai adalah aspek keuangan. Tujuan penelitian adalah untuk menilai kesehatan PT. Bank X dengan menggunakan perangkat analisa laporan keuangan dan juga dengan ketentuan yang diterapkan oleh Bank Indonesia. Penulis melakukan penelitian ini dengan menggunakan penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan. Penelitian kepustakaan dilakukan untuk mendapatkan teori yang melatarbelakangi penelitian. Penelitian lapangan dilakukan untuk memperoleh data-data dan informasi, melalui wawancara dengan pejabat yang berwenang. Faktor-faktor yang dinilai dalam penelitian kesehatan bank menurut kententuan Bank Indonesia adalah permodalan, kualitas aktiva produktif, manajemen, rentabilitas dan likuiditas (CAMEL). Disamping itu juga dinilai kepatuhan terhadap ketentuan-ketentuan prlaksanaan Kredit Usaha Kecil, Kredit Ekspor, Batas Minimum Pemberian Kredit dan Posisi Devisa Neto. Dalam melakukan analisa laporan keuangan PT. Bank X dengan menggunakan rasio-rasio keuangan perbankan yang umum digunakan data dari laporan keuangan perbankan yang mencakup neraca dan laporan laba rugi. Sedangkan untuk menilai tingkat kesehatan menurut Bank Indonesia, selain laporan yang disebutkan terdahulu, juga digunakan Laporan Mingguan dan Laporan Bulanan. Hasil analisa memperlihatkan bahwa PT. Bank X berasa dalam kondisi yang sehat dalam kurun waktu dua tahun terakhir."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1995
S19064
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adisti Andriawati
"Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan keuntungan agar kegiatan operasional perusahaan terus berjalan. Tanggung jawab perusahaan bukan hanya kepada pemilik dan karyawan namun juga pada pemegang saham .Pengukuran kinerja dan prestasi dapat diukur berdasarkan laporan laba rugi dan neraca perusahaan dengan menggunakan analisa rasio. Namun analisa rasio tidak mencerminkan keseluruhan data apakah perusahaan tersebut dapat menambah nilai perusahaan pada tahun tersebut. Untuk dapat mengukur nilai tambah yang diciptakan perusahaan maka dapat digunakan metode Economic Value Added (EVA). Pendekatan EVA merupakan salah satu alat penilaian kinerja perusahaan yang lebih mencerminkan nilai bisnis secara riil dengan mengukur nilai tambah yang dihasilkan perusahaan kepada investor. Metode yang digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan adalah melakukan analisa perhitungan dengan enggunakan laporan keuangan perusahaan tersebut. Perhitungan dilakukan pada PT. ABC yang kemudian hasilnya akan dibandingkan dengan kompetitor yang berada di industri yang sama. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa PT. ABC merupakan perusahaan yang paling stabil dan mempunyai tingkat return yang paling tinggi dibandingkan dengan kompetitornya. Nilai tambah yang dihasilkan oleh perusahaan juga paling tinggi ini dibuktikan dengan harga saham PT. ABC di bursa saham paling tinggi dibandingkan kedua kompetitornya. Berdasarkan dari hasil perhitungan diatas maka dapat disimpulkan bahwa selain analisis rasio, metode EVA merupakan metode yang efektif dalam mengukur kinerja perusahaan. Pendekatan EVA dapat dijadikan tolak ukur tingkat kestabilan perusahaan dan dapat dijadikan rekomendasi dalam melakukan investasi.

The main purpose of the company is to maximize the profit, thereupon the operation of the company will continue smoothly. The company`s responsibility is not limited only to the owner and the employee, but also to shareholder. Performance measurement can be calculated based on financial statement (i.e income statement and balance sheet) with Ratio analysis. However, the result of ratio analysis is not really reflected whether the management can increase the value added or not. In measuring the value added of the company we can use the Economic Value Added (EVA) Method. EVA is an estimate of true economic profit after making particular adjustment, including the opportunity cost of equity capital. The method can be used to value the performance of the company in real amount, so investor could be considered to use it to know the real information of the company. One of the way to measure the company`s performance is doing the financial statement analysis based on Financial Statement from PT. ABC and then compare to the competitor in the same industry. The result shows that PT. ABC is the most effective company and got the highest return on equity among the competitors. Also, PT. ABC successful in creating value added and its shown on the market price . PT ABC got the highest stock market price among the others. The conclusion from the calculation above is the effective method in measuring company performance is Economic Value Added. The EVA method can be used in justifying the company`s return and the imperturbability. The investment recommendation also can fulfill by the EVA method."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T26553
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ignatius Terkelin Maringan Surbakti
"Penting untuk memahami nilai intrinsik aset keuangan tertentu, terutama dalam konteks sebagai pertimbangan yang berpengaruh bagi proses pengambilan keputusan investor. Oleh karena itu, laporan ini akan mengevaluasi potensi investasi salah satu perusahaan terbesar di Australia, The Woolworths Group. Laporan tersebut dibuat berdasarkan analisis dan penilaian keuangan perusahaan dari 5 tahun terakhir laporan tahunan yang tersedia.

Understanding the specific financial asset's intrinsic value is important, especially in the context as an influential consideration for the investor decision-making process. Therefore, this report will evaluate the investment potential of one of the biggest company in Australia, The Woolworths Group. The report is made based on the company's financial analysis and valuation from the last 5 years of annual reports available."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Rahman Yasin Honsin
"ABSTRAK
Sejak ditetapkannya Undang-Undang Dana Pensiun pada tahun 1992, Dana Pensiun di
Indonesia semakin berkembang pesat. Dana Pensiun semakin dikenal di mata
masyarakat antara lain karena urgensinya yang semakin nyata dalam kehidupan setiap
Insan Indonesia dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan bahkan
bagi kepentingan pembangunan naslonal.
Pada hakekatnya, kepentingan akan adanya dana pensiun ini tidak hanya bagi karyawan
saja, tetapi juga menyangkut berbagai pihak, baik secara mikro maupun makro. Secara
mlkro, tujuan dan pengadaan program dana pensiun dapat dilihat dari sisi kepentingan
karyawan dan kepentingan pemberi kerja. Dengan adanya program ini, karyawan
peserta program akan memperoleh rasa aman dan kompensasi yang tebih baik karena
adanya tambahan pendapatan dari perusahaan pada saat puma bakti. Dan ¡nii
diharapkan meningkatkan motivasi mereka untuk lebih produktif. Dan secara makro,
dana pensiun dapat menjadi sumber pembiayaan pembangunan nasional dalam upaya
mengurangi ketergantungan sumber dana dari luar negeri.
Namun demikian, dengan semakin berkembangnya program dana pensiun ini, perlu pula
dilakukan pengukuran kinerja suatu dana pensiun seperti pada perusahaan-perusahaan
secara umumnya. Hai ini terutama agar dana pensiun dapat memenuhi kewajiban
utamanya kepada karyawan pada saat pensiun nanti.
Studi yang dilakukan penulis disini adalah pada Laporan Keuangan Dana Pensiun A yang
merupakan Dana Pensiun Pemberi Kerja dengan Program Pensiun Manfaat Pasti.
Dengan program ini, peserta program akan mendapatkan Manfaat Pensiun yang pasti
dan risiko dana berada pada perusahaan Pemberi Kerja. Oleh karena itu, perusahaan
concern agar keadaan dana tersebut mencukupi atau dalam keadaan surplus, sehingga
hal ini akan mengurangi beban iuran yang dibayarkan perusahaan.
Anailsis kinerja berdasarkan laporan keuangan ini, dimulai dengan mernperbandingkan
Laporan keuangan selama periode tahun 1996-1998. Kernudian dilanjutkan dengan
menganalisis laporan arus kas dan analisis common-size. Dan terakhir, dilakukan analisis
rasio melalul kriteria-kriteria aktlvitas, likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas. Dalam
melakukan analisis raslo dana pensiun ini, raslo-raslo yang digunakan diambil seperti
pada rasio perusahaan secara umum, dan rasio-rasio lain yang dibuat dan disesuaikan
dengan tujuan analisis yang ingin dicapai.
Dari analisis tersebut, menunjukkan kinerja Dana Pensiun A mengalami peningkatan
yang pesat selama periode tersebut. Hal ini terutama dengan terjadi peningkatan
pendapatan investasi yang besar yang didominasi dan pendapatan bunga, yang
dikarenakan tingkat bunga perbankan yang tinggi pada permulaan krisis ekonomi di
Indonesia. Dengan peningkatan kinerja ini, dlharapkan dapat mengurangi beban iuran
yang dibayarkan Pemberi Kerja, meningkatnya Manfaat Pensiun yang diterima peserta
pensiun, dan juga akan dapat pula meningkatkan pajak yang diterima Pemerintah.
Namun, kinerja dana penslun yang meningkat pada Dana Pensiun A ini, belum tentu
dapat dipertahankan. Hal ini terutama dengan kondisi perekonomian yang semakln baik,
maka tingkat bunga akan turun. Sehingga hasil investasi Dana Pensiun A yang
didominasi deposito, akan berubah seiring dengan perbaikan ekonomi. Untuk itu, dalam
studi lebih lanjut, penulls menyarankan pertu diperpanjangnya penode analisis yang
dilakukan agar dapat terlihat konsistensi kinerja Dana Pensiun A untuk periode
selanjutnya. Dan analisis kinerja dana pensiun ini, akan lebih comprehensive apabila
dilakukan pula analisis terhadap Laporan Aktuarisnya. Sehingga, pengaruh Kewajiban
Aktuaria, besar luran, dan lan-laln dapat dilihat dan dianalisis pengaruhnya. Namun,
dikarenakan keterbatasan data dan waktu, maka dalam analisis ini belum dapat
dilakukan. Dan mudah-mudahan, hal ¡ni menjadi pertimbangan bagi rekan-rekan lain
untuk melakukan analisis tersebut.
"
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T2355
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yunifar Ferariani
"Usaha telekomunikasi memberi keuntungan yang sangat memadai, apalagi di sektor seluler-khususnya saat ini GSM-yang dari tahun ke tahun tumbuh pesat. Tahun-tahun terakhir ini pasar seluler tumbuh dengan lebih dari 50 persen setahun, hal ini tentu saja makin menarik minat investor. Akan tetapi keputusan untuk ikut serta dalam bisnis perlu juga ditunjang penelitian-penelitian untuk menunjang keputusan dan meminimasi kerugian. Aspek-aspek tersebut diantaranya yang pertama adalah kondisi perekonomian Indonesia saat ini dibanding tahun-tahun sebelumnya dan prospek di masa depan. Berdasarkan analisis makro ekonomi dalam penelitian diketahui bahwa kondisi ekonomi Indonesia semakin kondusif seiring dengan meningkatnya Produk Domestik Bruto, menurunnya inflasi, stabilnya nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika. Jika kondisi ini terus dapat dipertahankan pemerintah indonesia maka industri akan bertumbuh, sehingga dapat menyerap lebih banyak tenaga kerja, mengurangi pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Aspek yang Iain adalah peta industri telekomunikasi. Dari analisis five forces diketahui bahwa memang industri telekomunikasi sedang tumbuh pesat sesuai dengan prediksi perusahaan telekomunikasi. Hal ini ditandai dengan banyaknya investor baru yang masuk. Banyaknya pemain dalam industri ini menyebabkan tingkat persaingan semakin tinggi, akhimya kekuatan tawar pelanggan menjadi tinggi. Disinilah dibuktikan kekuatan strategi perusahaan dalam menjaga loyalitas pelanggan lamanya dan meraih lebih banyak pelanggan baru.
Kinerja perusahaan merupakan aspek yang menunjang keputusan investasi. Apakah selama ini perusahaan telekomunikasi tempat kita berinvestasi sudah memiliki kinerja di atas kinerja industri. Dengan mengetahui kinerja perusahaan dari tahun ke tahun dapat terbaca tren kinerja apakah membaik, datar atau menurun. Dari hasil penelitian diketahui dari tahun 2002 hingga 2006 kinerja PT Telkom terus tumbuh, begitu juga PT Indosat. Akan tetapi pertumbuhannya semakin menurun. Kemungkinan karena persaingan yang semakin berat antar perusahaan. Jika perusahaan terus tumbuh maka diharapkan investor masih dapat mengandalkan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan dengan menginvestasikan dana di perusahaan ini. Dengan menggunakan beberapa teknik analisis seperti analisis horisontal, analisis vertikal, analisis rasio dan analisis cross section, dapat diketahui bahwa kinerja PT Telekomunikasi Indonesia dan PT Indosat masih terus bertumbuh. Akan tetapi kecenderungan pertumbuhannya semakin menurun. Artinya PT Telekomunikasi Indonesia sudah akan mencapai tahap stabil. Walaupun demikian, secara umum kinerja PT Telekomunikasi Indonesia masih lebih baik daripada perusahaan sejenis yaitu PT Indosat. Jika dirinci lebih Ianjut, rasio Iikuiditas PT Telekomunikasi Indonesia lebih rendah daripada PT lndosat, akan tetapi rasio solvabilitas, rasio aktivitas dan rasio proiitabilitasnya lebih baik.
Selain itu perlu diketahui juga harga wajar PT Telekomunikasi Indonesia dan PT Indosat. Apakah posisinya undervalued sehingga masih patut dibeli atau pada posisi overvalued sehingga harus dijual bagi mereka yang memegang sahamnya. Dari penelitian diketahui bahwa posisi saham PT Telkom masih dibawah nilai wajarnya atau undervalued sehingga patut untuk dibeli. Yaitu nilai wajar saham yang dihitung sebesar Rp 11.8S2 dan harga pasar pada akhir tahun 2006 masih Rp 10.100. Perhitungan juga untuk harga wajar Saham PT Indosat diketahui harga wajar sahamnya Rp 7.299 dan posisi harga pasar di akhir 2006 adalah sebesar Rp 6.750. Artinya, saham PT Indosat juga dalam posisi undervalued. Hanya saja jika dibandingkan, nilai diskon yang dimiliki PT Telekomunikasi Indonesia lebih besar dibandingkan dengan PT Indosat. Posisi di akhir 2006, saham PT Telekomunikasi Indonesia dengan kode TLKM terdiskon sebesar 17,64% sedangkan saham PT Indosat dengan kode ISAT hanya terdiskon 8,14%. Artinya, peluang untuk meraih keuntungan lebih besar dengan investasi di saham TLKM karena harga pasar saham tersebul akan mendekati harga wajarnya.

Telecommunication industry give high profit, especially GSM in cellular sector, that growing fast year to year. ln latest year, cellular market grow over 50 percent a year, which attract investor to deal with. Decision to invest in this business must base on some reason from research or prospective in order to minimize lost. Some aspect to watch are Indonesian macroeconomic condition. Whether the recent condition is better than last year or worst. Base on macroeconomic analysis, we knew the Indonesian macroeconomic is better year to year with good sign in Gross Domestic Product (GDP), inflation, Rupiah-US Dollar exchange rate. If government can stabilize this condition or make it better, Indonesian industry will grow up. Then, we can reduce unemployment that already became many problems in this country.
Other aspect is telecommunication industry in Indonesia. With Porter 's five forces analysis we knew the industry is growing fast, same with the prediction from telecommunication companies. The Sign are many new investors in this industry that produce higher competition. It give buyer a lot of choice to choose an operator . To win the market, tellecomunication need strategy to hold their customer move to the other operator and also to get new customer.
Company pedormance is also aspect we should concern. Whether all these years the company has performance above industry average perybrnrance. By knowing company performance year to year, we knew the trend of company performance. getting better, stable or worst. The research's result is PT Telkom and PT1ndosat is growing. But the grow rate is decline. lt can be because of higher competition between companies. lf the company still growing, we confidence that company still can get some profit so the investor can invest in these companies. Using many analysis technique such as horizontal analysis. vertical analysis, financial ratio analysis and cross section analysis, PT Telkom and PT lndosat still grow up but the grow rote is decline. We believe that these companies will be stable firm in 10 years. From the analysis PT Telkom has liquidity ratio lower than PT lndosat but higher in Solvability ratio, activity ratio and profitability ratio.
This research also calculates intrinsic value for both companies. Whether the stock is undervalued or overvalued At the end of 2006, intrinsic value of Telkom stock is Rp 11.882 and the market price is Rp 10. 100. Intrinsic value of lndosat stock is Rp 7299 and the market price Rp 6750. So. PT Telkom ana' PT lndosot stock, coded with TLKM and ISAT is in undervalued position. But discount rate PT Telkom is higher, which is 17,64% than PT lndosat which is 8.14% It means, we can get more profit from investment in Telkom rather than investment in PT lndosat."
Depok: Universitas Indonesia, 2007
T23195
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>