Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 154798 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Emi Chaermayatun Munifah
"Diperkenalkannya system pemancar Frequency Modulation (FM) sebagai penyempurnaan system Amplitudo Modulation (AM) di bidang komunikasi radio telah mendorong radio-radio siaran swasta memanfaatkan kemajuan teknologi ini dengan beralih dari penggunaan pemancar radio AM ke FM. Pemancar yang dikenal dengan kemampuannya yang stereo ini mampu memberikan kualitas suara yang lebih jernih bagi telinga
pendengarnya.
Bagaimana faktor perpindahan pemancar radio AM ke FM ini dipertimbangkan dalam perencanaan media periklanan merupakan masalah yang diteliti penulis dalam skripsi ini.
Penelitian ini mengambil kasus yang terjadi pada radio-radio siaran swasta yang mengalami perpindahan penggunaan pemancar radio AM ke FM di Jakarta. Radio-radio tersebut adalah Radio Sonora, Radio Suara Kejayaan, Radio Camajaya, Radio Prambors, Radio Amigos dan Radio queen.
Sebagai obyek penelitian ditentukan para key informants di radio-radio siaran swasta tersebut, serta para perencana media di perusahaan-perusahaan periklanan Fortune Indo Ad Matarm Inc, Grafik Perwanal DMB & B dan Wahana Adi Media.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya perpindahan penggunaan pemancar AM ke FM di radio-radio siaran swasta tersebut pada dasarnya turut dipertimbangkan oleh para perencana media dalam merencanakan media periklanannya sekalipun pada kenyataannya menunjukkan bahwa pertimbangan yang diberikan oleh para perencana media tersebut berbeda-beda.
Empat perusahaan periklanan Fortune Indonesia, Grafik Advertising Indo Ad dan Wahana Adi Media mempertimbangkan faktor perpindahan ini dalam menentukan langkah-langkah perencanaan media periklanan yang terdiri dari (a) penentuan tujuan media yang memandang faktor ini penting untuk menentukan media mana yang paling tepat untuk menyampaikan pesan iklan pada khalayak sasaran yang diinginkan (b) penentuan strategi media yang memperhatikan faktor penggunaan pemancar AM/FM tersebut dalam peinilihan dan penentuan koinbmnasipenggunaan media-media radio yang ada dan (c) penentuan anggaran media yang sangat terkait dengan harga iklan yang ditetapkan oleh masing- masing media radio yang akan digunakan.
Sedangkan pertimbangan tentang faktor perpindahan pemancar AM ke FM di dua perusahaan periklanan lainnya Matari Inc dan Perwanal DMB & B banyak tergantung pada besarnya khalayak sasaran yang mampu dijangkau oleh media radio baik berpemancar AM ataupun FM.
Dalam penelitian ini juga ditemukan bahwa dengan pindahnya beberapa radio siaran swasta ke pemancar FM ternyata mempengaruhi hubungan kerja antara beberapa media radio sebagai media iklan dan perusahaan periklanan sebagai pemasang iklan Pengaruh tersebut antara lain dapat dilihat dengan mundurnya beberaa perusahaan periklanan sebagai pemasang iklan di radio-radio tersebut. Hal ini disebabkan karena adanya kebijaksanaan harga iklan yang ditentukan oleh beberapa radio yang pindah ke FM ternyata tidak diikuti dengan peningkatan, jumlah jangkauan khalayaknya setelah di FM."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chandra Novriadi
"Sebagai salah satu media massa. radio siaran telah mendapat tempat di hati masyarakat Hal ini ditunjang beberapa kelebihan radio siaran antara lain : (1) mempunyai daya tembus yang kuat; (2) memiliki daya siaran langsung; (3) harganya relatif komersial Indonesia. murah. Bagi pengelola radio siaran komersial, pendengar merupakan unsur yang penting dalam mencapai tujuan usaha. Sekalipun tidak memberikan kontribusi secara langsung, tetapi jumlah dan kwalitas pendengar suatu stasiun radio siaran komersial sangat berpengaruh pada peluang mendapatkan dana dari iklan dan sponsor acara. Oleh sebab itu terjadilah persaingan yang ketat di antara radio siaran komersial dalam memperebutkan pendengar.
Untuk memenangkan persaingan dalam memikat dan mengikat pendengar, umumnya pengelola radio siaran komersial melakukan beberapa upaya antara lain (1) memilih khalayak sasaran yang terbatas agar dapat dengan mudah mengenali selera, kebutuhan dan minat mereka; (2) menyusun suatu strategi siaran yang akan dituangkan ke dalam acara-acara radio.
Skripsi ini bermaksud mendeskripsikan serta mengkaji strategi siaran radio siaran komersial terhadap khalayak sasaran yang mereka pilih. Penelitian difokuskan kepada hal-hal : (1) pemilihan khalayak sasaran; (2) penyusunan strategi siaran; (3) hubungan antara simbol-simbol khalayak sasaran dengan simbol-simbol komunikasi yang milik digunakan dalam acara. Hasil penelitian di Radio Prambors menunjukkan bahwa baik ketika melakukan pemilihan khalayak sasaran maupun menyusun dan mengimplementasikan strategi ciaran. Pengelola radio siaran komersial mempergunakan pengetahuan kebudayaan mereka mengenai kondisi lingkungan di luar dan di dalam perusahaan.
Pengetahuan kebudayaan pengelola radio siaran komersial mengenai kondisi lingkungan ekstern perusahaan antara lain : (1) pengetahuan mengenai kwantitas dan kwalitas kelompok masyarakat yang akan dipilih sebagai khalayak sasaran; (2) pengetahuan mengenai minat, selera dan kebutuhan khalayak sasaran terhadap siaran radio; (3) pengetahuan mengenai perkembangan musik di dalam maupun di luar negeri; (4) pengetahuan mengenai peraturan-peraturan pemerintah di bidang radio siaran; (5) pengetahuan mengenai kondisi para pesaing.
Pengetahuan kebudayaan mengenai lingkungan di dalam perusahaan mencakup pengetahuan mengenai : dan kelemahan radio siaran sebagai media massa; (2) pengetahuan mengenai kekuatan dan kelemahan seluruh sumber (1) kekuatan daya yang dimiliki perusahaan. Temuan lain adalah adanya bukti bahwa pengelola radio siaran komersial menganggap penting upaya mengkaitkan strategi siarannya dengan simbol-simbol yang relevan, milik khalayak sasaran yang mereka pilih. Simbol-simbol acara, musik dan bahasa pengantar yang dimunculkan dalam siaran selalu diupayakan agar sesuai dengan simbol-simbol yang dimiliki oleh khalayak sasaran.
Hambatan-hambatan yang ditemui pengelola radio siaran komersial dalam membuat acara-acara yang sesuai dengan selera dan khalayak sasaran adalah : terbatasnya data yang mendalam mengenai kelompok-kelompok masyarakat yang akan dijadikan khalayak sasaran; serta kurangnya tenaga trampil yang mampu membaca dan menterjemahkan data yang ada ke dalam rancangan-rancangan acara yang menarik."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1990
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1995
S9162
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afra Amalia
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
S7673
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gatot Permadi Joewono
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1982
S16860
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ali Hakim
"Latar Belakang penelitian ini adalah (1) peningkatan signifikan dari jumlah stasiun radio selama 30 tahun terakhir, yaitu sebanyak 578 stasiun radio; (2) Fenomena pertumbuhan jaringan radio pada akhir tahun 2003 yang tercatat sebanyak 25 stasiun radio/ grup.
Jaringan Delta Female Indonesia (PT. JDFI) adalah suatu perusahaan yang didirikan untuk menjadi pengelola jaringan bagi stasiun radio yang berada dalam kelompok jaringannya. Perusahaan ini menjalankan fungsi sentralistik dalam bidang pemasaran dan keuangan. Sedangkan fungsi produksi dan operasi dijalankan secara otonom oleh masing-masing stasiun radio anggota jaringan. Perusahaan tersebut dibentuk dalam rangka mengantisipasi persaingan bisnis radio yang sangat dibatasi oleh jangkauan area siaran, dan untuk menghadapi perkembangan teknologi dan globalisasi melalui suatu jaringan radio yang tersebar di beberapa kota di Indonesia.
Teori yang mendasari tulisan ini adalah strategi horisontal yang diterapkan perusahaan sehingga menimbulkan interelasi antar unit usaha melalui pemakaian bersama fungsi-fungsi tertentu. Interelasi tersebut meningkatkan keunggulan bersaing radio jaringan dibandingkan dengan radio yang beroperasi secara tunggal.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengertian jaringan radio pada PT. JDFI, keunggulan bersaing yang diperoleh dari jaringan , untuk menilai kinerja PT. JDFI dalam mencapai target yang direncanakan dan untuk menilai positioning PT. JDFI dibandingkan jaringan lainnya. Selain itu penelitian juga ditujukan untuk mengetahui kinerja Radio Delta Jakarta sebelum dan setelah terbentuknya jaringan, untuk mengetahui posisi bersaing Radio Delta Jakarta sebelum dan setelah terbentuknya jaringan dan untuk mengidentifikasi langkah kerja strategis yang dapat meningkatkan kinerja Radio Delta Jakarta.
Metode Penelitian dari tulisan ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Sedangkan tipe penelitiannya adalah studi kasus.
Dari hail penelitian pada PT. JDFI disimpulkan bahwa: (1) Konsep jaringan radio yang dimaksud pada PT. JDFI merupakan strategi pengembangan usaha secara horisontal dengan membentuk stasiun radio di daerah melalui penyertaan atau kontrak waralaba, dimana PT. JDFI sebagai pengelola jaringan radio memperoleh fee atas kegiatan marketing dan keuangan yang dikelola secara terpusat. Selain sebagai konsep pengembangan bisnis, konsep ini juga mengkombinasikan bagaimana suatu perusahaan radio siaran membidik segmen pendengarnya melalui gabungan antara lokal, network dan sindikasi; (2) Keunggulan bersaing dari dibentuknya jaringan radio ini adalah terciptanya interelasi antar rantai nilai sehingga timbul efisiensi dan efektivitas kerja yang diterapkan pada pengelolaan pemasaran dan keuangan secara bersama, produksi program siaran bersama dan penjualan waktu komersial secara bersama untuk iklan-iklan berskala nasional, serta area yang dilayani menjadi lebih luas; (3) Kinerja PT. JDFI belum optimal sesuai target penjualan yang direncanakan, karena belum terbentuknya semua jaringan sebagaimana direncanakan dan ketidaksiapan manajemen dalam hal prosedur operasi penjualan waralaba; (4) PT. JDFI memiliki positioning yang cukup dibandingkan dengan jaringan lainnya.
Sedangkan kesimpulan penelitian pada Radio Delta Jakarta adalah: (1) Kinerja Radio Delta Jakarta setelah terbentuknya jaringan radio dibandingkan dengan sebelum terbentuknya jaringan radio adalah sebagai berikut: Penjualan perusahaan menurun, Profit margin meningkat, Laba perusahaan menurun, Return on Investment (ROI) menurun dan Biaya operasional menurun; (2) Posisi bersaing Radio Delta Jakarta sebelum terbentuknya jaringan radio berada pada pangsa pasar relatif tinggi dan tingkat pertumbuhan yang tinggi (stars), setelah terbentuknya jaringan perusahaan berada pada posisi pangsa pasar yang relatif rendah namun masih dalam tingkat pertumbuhan yang tinggi sekali (question mark); (3) Preferensi langkah kerja Radio Delia Jakarta untuk meningkatkan kinerjanya secara berturut turut adalah fokus pada segmen tertentu, meningkatkan pelayanan kepada pendengar dan pengiklan dan meningkatkan coverage area dan quality audio.
Rekomendasi penelitian yang ditujukan kepada PT. JDFI adalah (1) agar segera membuat prosedur operasi standar guna merealisasi pembeli waralaba yang sudah terdaftar dan mempersiapkan program pendidikan dan latihan bagi sumber daya manusia pemegang waralaba; (2) melakukan penelitian tentang kemungkinan diterapkannya initial cost bagi pembeli waralaba baru. Sedangkan rekomendasi yangditujukan kepada Radio Delta Jakarta adalah bahwa untuk meningkatkan kinerja, preferensi langkah kerja yang harus segera dilakukan oleh Radio Delta Jakarta adalah memfokuskan segmen tertentu untuk dibidik, meningkatkan pelayanan kepada pendengar dan pengikian serta meningkatkan coverage area dan quality audio.

The background of this research are: (1) the significant growth of radio stations in the last of thirty years which now there are 578 radio stations available; (2) radio network growth phenomenon in the end of 2003 which lists 25 radio station networks or groups in operation.
PT. Jaringan Delta Female Indonesia (JDFI) is a company established to be a network arranger to all radio stations in its network group. This company runs centralized functions in marketing and finance, whereas production and operation functions are autonomously run by each radio station within the network. The company-is also formed to anticipate radio business competition, which has strictly limited broadcast radio coverage, and to face globalization and technological advancement trough spread radio network in several town in Indonesia.
The underlined theory of this thesis is the horizontal strategy applied by the company, which can result an interrelation among business units trough the used of certain functions. The interrelation can increase the competitive advantage of radio network against the single-operated radio station.
This research aims at exploring the definition of radio network in PT. JDFI, competitive advantage of the network, assessing PT. JDFI performance in accomplishing its target and evaluating PT. JDFI positioning among other networks. Moreover. The research also aims at knowing the performance of Radio Delta Jakarta before and after the emergence of the network and identifying strategic procedures to enhance Radio Delta Jakarta performance.
The research method of the thesis is the usage of qualitative and quantitative approach. The research type is case study.
The results of research on PT. JDFI are: (1) the concept of network radio in PT. JDFI is a business development strategy horizontally by forming radio station in local area through direct investment or franchising, where PT. JDFI as the network radio arranger will earn fee on marketing and financial activities which is centralized managed. Moreover, this concept also combines the way how a broadcast radio company covers its audience through a joint local area, network and syndication; (2) the competitive advantage of the radio network is the emergence of interrelation among chain values in order to have efficiency and effectively of work applied in the management of marketing and finance altogether, a joint broadcasting program production and a commercial time sale for national scope advertisement, and also a larger coverage area; (3) the performance of PT. JDFI is yet optimum in reaching selling target due to the fact that not all networks are formed as planned and the unready of the management in franchise operational procedure; (4) PT. JDFI has enough positioning compared to other networks.
The research conclusions on Radio Delta Jakarta are: (1) The productivity of Radio Delta Jakarta has improved compared to before the establishment of radio network, which the company selling has gone down, profit margin has increased, company profit has decreased, Return on Investment (ROI) has decreased and operation cost has decreased; (2) the competitive position of Radio Delta Jakarta before the establishment of radio network has relative high market share and high growth (stars), but after this establishment, the company has on relatively low market share with very high growth (question mark); (3)the Preference of the Radio Delta Jakarta' step work is to improve its productivity by focusing on certain market share and to give better services for its audiences and advertisers, and to increase coverage area and quality audio.
PT. JDFI has recommended that the company should prepare operating procedure and education program for manpower for franchise holder and observe the initial cost for new franchising holder. Additionally, Radio Delta Jakarta should improve its performance, set preference step work by focusing on certain market segment, and increase audience and advertiser services, broader coverage area and quality audio.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14117
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ismiralda, Cera
"Jumlah dan jenis media massa pada saat ini semakin banyak dan beragam, namun perkembangan ini tidak disertai dengan kenaikan budget iklan yang ada. Akibatnya persaingan antar media massa termasuk media radio menjadi semakin ketat. Dalam kondisi persaingan seperti ini muncul sebuah stasiun radio baru yang membidik segmen wanita di Jakarta.
Gebrakan awal yang dilakukan untuk meningkatkan brand awarness adalah menggandeng brand Cosmopolitan yang telah lebih dulu dikenal sebagai majalah yang sarat akan info mengenai seks dan relationship. Dengan hadirnya radio ini yang merupakan radio pertama didunia yang menggunakan brand Cosmopolitan, maka peneliti ingin mengetahui pertama konsep awal pernbentukkan radio Cosmopolitan, kedua bagaimana bentuk penjabaran konsep tersebut ke dalam salah satu program unggulan yaitu acara pagi dan ketiga bagaimana gambaran respon pendengar mengenai program acara tersebut dilihat dari kesukaan sampai ketidaksukaan terhadap topik acara, narasumber, variasi program, humor, karakteristik, musik dan sound effect yang digunakan.
Kerangka konsep penelitian ini adalah karakteristik media radio, fungsi media, brand, segmentasi. targeting dan positioning, audiens dan program radio. Konsep tersebut akan memberikan teori dan definisi yang dapat dijadikan acuan pada penelitian ini. Metodologi penelitian yang dilakukan pada penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang didukung dengan data kuantitatif yang selanjutnya dapat dijadikan acuan bagi manajemen radio untuk menetapkan langkah selanjutnya.
Dari hasil in depth interview yang dilakukan terlihat bahwa radio Cosmopolitan dibuat dengan konsep awal sebagai on air magazine. Namun karena perbedaan karakter kedua media tersebut, maka terdapat peruedhan usia antara pendengar Radio dan pembaca majalah Cosmopolitan. Info yang diberikan juga mengalami perubahan namun perubahan-perubahan ini harus tetap berada pada satu rujukan yang sama yaitu Fun Fearless Female.
Salah satu turunan dari konsep radio yang dibuat tercemiin dari konsep program acara pagi yang ada setiap hari Senin sampai Jum'at dari jam 06.00 - 10.00 WIB tang disebut dengan acara Breakfast Club. Acara ini dibuat dengan konsep ringan santai, lucu dan tidak serius yang berfungsi sebagai teman perjalanan dari rumah ke tempat aktifitas dan bias membuat orang semangat menghadapi hari ini.
Topik yang dipilih setiap harinya dibagi beberapa kategori yaitu karir, keluarga, current issues, seks dan relationship. Penyiar yang bertugas harus seorang publik figure, memiliki karakter yang kuat dan good story teller. Dari hasil survey yang dilakukan sebagian responden menyukai topik karir dan seks. Sedangkan humor yang spontan dan istilah baru merupakan humor yang disukai oleh responden.
Penggunaan public figure dapat membuat responden memiliki ikatan emosional dengan penyiarnya, namun konsekuensi yang harus diterima adalah pendengar menjadi lebih loyal ke penyiamya dibandingkan dengan stasiun radio tersebut, akibatnya bargaining power pihak manajemen dapat melemah. Untuk menghindari hal tersebut, sebaiknya publik figur tersebut harus dapat mempromosikan program acara dan penyiar lainnya sehingga akan terjadi keseimbangan antar program acara lainnya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12216
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marsha Aulia Paramita
"Penelitian ini membahas alih-kode bahasa Inggris dan bahasa Indonesia pada siaran radio Cosmopolitan FM. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menghitung frekuensi bentuk-bentuk alih-kode yang muncul. Data yang diteliti adalah percakapan antar-penyiar dengan total durasi 206 menit. Hasilnya menunjukkan bahwa jumlah alih-kode yang muncul adalah 725, yang terdiri dari alih-kode antarkalimat sebesar 28,41%, alih-kode intrakalimat sebesar 49,65%, dan alih-kode interjeksi sebesar 21,93%. Banyaknya kemunculan alih-kode intrakalimat berkaitan dengan kompetensi penutur yang harus menyesuaikan aturan-aturan sintaksis kedua bahasa.

This study focuses on English-Indonesian code-switching in Cosmopolitan FM radio broadcasting. The purpose of this study is to describe and to count the frequency of the occurrence of the types of code-switching. The data is obtained from the conversation between broadcasters with total duration of 206 minutes. The study shows that the total occurrence of code-switching is 725 which contain 28,41% of inter-sentential switching, 49,65% of intra-sentential switching, and 21,93% of tag-switching. The most occurrence of intra-sentential switching relates to the competency of the speakers in adjusting the syntactic rules of both languages."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S54270
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadhil Patra Dwi Gumala
"Tesis ini akan menganalisa keberhasilan radio 987 Gen FM Jakarta yang dalam waktu singkat berhasil melesat menjadi stasiun radio papan atas di kota Jakarta. Dalam tulusan ini saya akan mencoba menganalisa mengenai keberhasilan strategi bisnis radio Gen FM yang dalam waktu singkat bisa menjadi market leader baik dari segi bisnis dan segi program. Untuk menganalisa keberhasilan strateginya saya akan mencoba menganalisa berdasarkan Structure, Performance, dan Conduct dengan menggabungkan teori ekonomi mikro dan juga teori komunikasi. Indikator yang dipakai untuk mengukur dan menganalisa tingkat keberhasilan yang terjadi antara lain berdasarkan data jumlah pendengar, besarnya margin laba, efisiensi perusahaan dan banyaknya pengiklan.

This thesis will analyze the success of 98.7 Gen FM Jakarta Radio into a prominent radio station in Jakarta within a short time. In my writing, I will try to analyze the success of Radio Gen FM?sbusiness strategy that has made them a market leader, both in terms of businesses and programs, in such short time. I will try to analyze their efficacious strategy based on Structure, Performance and Conduct by incorporating microeconomic theory and also communication theory. The indicator that was used to measure and analyze the success rate was based on the number of listeners data, profit margin, company efficiency and the amount of advertisers."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
T30397
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>