Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 116143 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Intan Puspita Nur
"Yakuza sebagai organisasi kriminal di Jepang, yang berawal hanya bekerja sebagai pedagang dan penjudi, meluas dan berkembang ke dalam bisnis lainnya, seperti perjudian, penyelundupan narkotika, dan prostitusi. Usaha Yakuza dalam perkembangan bisnis mereka tidak lepas dari adanya perluasan jaringan yang mereka buat dengan pihak-pihak luar yang terkait dan cara kerja Yakuza agar semua bisnis mereka dapat terus berjalan. Skripsi ini bersifat kualitatif, dengan menggunakan metode penelitian deskriptif analisis. Melalui analisis ini, terlihat cara dan sistem yang di gunakan Organisasi Yakuza sebagai organisasi kriminal agar bisnis mereka dan keberadaan Yakuza di dalam masyarakat Jepang terus berkembang. Yamaguchi-gumi, organisasi Yakuza terbesar di Jepang menjadi pembahasan di dalam skripsi ini.

Yakuza, as a criminal organization in Japan, started off with trading and gambling, which then expand to other businesses such as smuggling drugs and prostitution. In developing their business, The Yakuza expand their business networks with other interconnected parties within their business scope. And to make sure that their business continues to run, the attitude of The Yakuza is also important. This is a qualitative research that uses the descriptive-analytic method. This analysis shows the ways and system that are being used by The Yakuza as a criminal organization, in order to attain their business and to flourish their existence in the Japanese Society. As the biggest Yakuza organization, Yamaguchi-gumi became the main of this thesis."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S42105
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ervina Astuti
"Jepang merupakan salah satu dari negara-negara maju yang tetap menjunjung tinggi tradisinya. Semua unsur kebudayaan dan masyarakat Jepang dianggap menarik untuk dipelajari, namun selain hal tersebut masih ada sisi lain dari Jepang yang menarik untuk dipelajari, yaitu organisasi kriminal Jepang, Yakuza. Yakuza sebagai organisasi kriminal Jepang memiliki ciri khas jika dibandingkan dengan organisasi kriminal lain di dunia, seperti latar belakang sejarah, struktur organisasi, pola perilaku, bisnis-bisnis yang- dimiliki serta hubungannya dengan berbagai pihak di Jepang mulai dari polisi, masyarakat umum, politikus, dan Para pengusaha serta keberadaan yakuza itu sendiri di dalam masyarakat Jepang.Keberadaan yakuza di dalam masyarakat Jepang tidak dapat dipandang sebelah mata karena sejalan dengan perubahon Jepang mepjadi negara modern, yakuza pun memperluas kegiatannya yang tidak lagi hanya berorientasi pada bisnis_bisnis ilegal tetapi juga bisnis-bisnis legal. Dalam menjalankan bisnisnya, yakuza menjalin kerjasama dengan berbagai pihak di Jepang, yang kemudian menciptakan suatu hubungan simbiosis antara yakuza dan pihak-pihak terkait, yang saling menguntungkan. Sehingga keberadaan yakuza dapat dikatakan mengalami peningkatan karena baik pemerintah maupun masyarakat tidak dapat begitu saja memberantas yakuza."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2003
S13648
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sukamdani Sahid Gitosardjono
Jakarta: Tema Baru, 2000
650 SUK p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Tisa Chaterine
"[ ABSTRAK
Yakuza merupakan suatu istilah yang menunjuk, baik seorang individu maupun kelompok organisasi kriminal yang ada di Jepang. Mereka sudah ada di Jepang sejak awal abad ke-17, dan masih terus ada sampai masa sekarang ini. Yakuza dari dulu sudah dikenal sebagai penjudi, dan berjdudi dianggap sebagai salah satu pemasukkan mereka. Memasuki tahun 1985, yaitu masa ketika Ekonomi Gelembung Jepang mulai muncul, yakuza ikut masuk ke dalam bisnis legal seperti saham dan properti. Tidak hanya masyarakat biasa saja yang dapat berbisnis dengan mudah, yakuza pun yang adalah organisasi kriminal dapat dengan mudah membangun dan memperluas bisnis-bisnis mereka. Harga properti dan saham ketika masa ekonomi gelembung menjadi murah, dan peminjaman yang diberikan oleh bank-bank di Jepang untuk berbisnis dan berinvestasi diberikan dengan sangat mudah, bahkan tidak lagi memeriksa latar belakang klien yang meminjam uang. Pada masa Ekonomi Gelembung Jepang, pendapatan yang diperoleh yakuza menjadi meningkat, baik pendapatan tersebut diperoleh dari bisnis legal maupun ilegal. Pada tahun 1989, melalui survey yang dilakukan oleh NRIPS, diketahui bahwa angka pendapatan yakuza mencapai hingga 1,3 triliun yen, atau sekitar 11,28 triliun rupiah pada saat itu.

ABSTRACTYakuza is a term refering to whether a person or groups of criminal organization in Japan. They appeared since the begining of the 17th Century, and still exist until today. Yakuza are always known as a gambler. Gambling is considered as one of their income. When entering 1985—which was an era, where Japan's Bubble Economy starting to exsist—the yakuza started to join in the legal businesses such as real estate and property. It is not only the common people that may easily established legal businesses, the yakuza, which is a criminal organization, may also built and expanded their bussinesses easily. Real estate and property prices in the bubble era became inexpensive and the loaned that were given by the banks in Japan to establish and invest in businesses were given very easily, that even the banks were no longer checking into their clients' background. At Japan's Bubble Economy, the income that the yakuza earned were inreased, whether those incomes came from the legal or the illegal businesses. By 1989, with the survey held by NRIPS, it is known that the numbers of the yakuza's income reached until 1,3 trillion yen or approximately 11,28 trillion rupiah at the time., Yakuza is a term refering to whether a person or groups of criminal organization in Japan. They appeared since the begining of the 17th Century, and still exist until today. Yakuza are always known as a gambler. Gambling is considered as one of their income. When entering 1985—which was an era, where Japan's Bubble Economy starting to exsist—the yakuza started to join in the legal businesses such as real estate and property. It is not only the common people that may easily established legal businesses, the yakuza, which is a criminal organization, may also built and expanded their bussinesses easily. Real estate and property prices in the bubble era became inexpensive and the loaned that were given by the banks in Japan to establish and invest in businesses were given very easily, that even the banks were no longer checking into their clients' background. At Japan's Bubble Economy, the income that the yakuza earned were inreased, whether those incomes came from the legal or the illegal businesses. By 1989, with the survey held by NRIPS, it is known that the numbers of the yakuza's income reached until 1,3 trillion yen or approximately 11,28 trillion rupiah at the time.]"
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Jusuf Panglaykim, 1922-1986
Yogyakarta: Andi, 1984
332.743 JUS b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Doddy Rudianto
Jakarta: Golden Terayon, 1985
338.959 8 DOD p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1996
UI-BB 13(1-3) 2005 (2)
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Chairul Anwar
Bandung: Sumur, 1962
334 CHA s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Farhan
"Organisasi kriminal sering diceritakan melakukan kejahatan terselubung dalam kerahasiaan dan melanggar sesuatu yang sudah diatur oleh aturan hukum yang telah lama ditetapkan. Salah satu dari organisasi kriminal tersebut adalah Yakuza. Yakuza adalah nama yang digunakan untuk menyebut sindikat kejahatan terorganisir di Jepang. Bisnis utama Yakuza pada dasarnya sama dengan organisasi kejahatan pada umumnya: perdagangan narkoba, penyelundupan, pelacuran, perjudian, dan pemerasan. Pada tahun 1992, kebijakan Anti-Boryokudan atau Botaiho membuat arus bisnis Yakuza menjadi lebih sulit dan mengurangi pendapatan mereka, sehingga mengurangi kegiatan ilegal yang biasa mereka lakukan. Hal ini akhirnya membuat kedudukan mereka semakin tersingkir dalam tatanan masyarakat Jepang.

Criminal organizations are often committing crimes hidden in secrecy and violate something that has been regulated by long-established legal rules. One of these criminal organizations is the Yakuza. Yakuza is a name used to refer to the organized crime syndicates in Japan. The Yakuza's main business is basically the same as the general crime organizations: drug trafficking, smuggling, prostitution, gambling, and extortion. In 1992, the Anti-Boryokudan or Botaiho policy made the Yakuza business flow more difficult and reduced their income, thereby reducing the illegal activities they used to do. This eventually made their position more and more marginalized in the fabric of Japanese society."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Farhan
"Organisasi kriminal sering diceritakan melakukan kejahatan terselubung dalam kerahasiaan dan melanggar sesuatu yang sudah diatur oleh aturan hukum yang telah lama ditetapkan. Salah satu dari organisasi kriminal tersebut adalah Yakuza. Yakuza adalah nama yang digunakan untuk menyebut sindikat kejahatan terorganisir di Jepang. Bisnis utama Yakuza pada dasarnya sama dengan organisasi kejahatan pada umumnya: perdagangan narkoba, penyelundupan, pelacuran, perjudian, dan pemerasan. Pada tahun 1992, kebijakan Anti-Boryokudan atau Botaiho membuat arus bisnis Yakuza menjadi lebih sulit dan mengurangi pendapatan mereka, sehingga mengurangi kegiatan ilegal yang biasa mereka lakukan. Hal ini akhirnya membuat kedudukan mereka semakin tersingkir dalam tatanan masyarakat Jepang.

Criminal organizations are often committing crimes hidden in secrecy and violate something that has been regulated by long-established legal rules. One of these criminal organizations is the Yakuza. Yakuza is a name used to refer to the organized crime syndicates in Japan. The Yakuza's main business is basically the same as the general crime organizations: drug trafficking, smuggling, prostitution, gambling, and extortion. In 1992, the Anti-Boryokudan or Botaiho policy made the Yakuza business flow more difficult and reduced their income, thereby reducing the illegal activities they used to do. This eventually made their position more and more marginalized in the fabric of Japanese society."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>