Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 149806 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rizky Amalia Kusuma
"ABSTRAK
Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Cipayung, Depok, yang berada di daerah pemukiman warga tentu saja memberikan dampak bagi kehidupan warga sekitar, salah satunya ialah pencemaran udara baik karena bau yang ditimbulkan maupun mikroba yang berasal dari tumpukan sampah yang ada di TPA Cipayung, Depok tersebut. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk melihat kualitas udara mikrobiologis yang dilakukan di 3 lokasi sampling di daerah sekitar TPA Cipayung, Depok.
Konsentrasi jamur maksimum yang didapat dari 3 lokasi sampling ialah sebanyak 4099 CFU/m3 dan minimum sebanyak 848 CFU/m3. Sedangkan untuk bakteri, konsentrasi maksimumnya ialah sebanyak 14276 CFU/m3 dan minimumnya ialah sebanyak 890 CFU/m3. Jika mengacu kepada hasil penelitian yang dilakukan oleh Shelton et al., 2002 untuk jamur dan Folmsbee & Strevett, 1999 untuk bakteri maka sebagian besar konsentrasi jamur dan bakteri di 3 lokasi sampling di daerah sekitar TPA Cipayung, Depok melebihi hasil penelitian tersebut, sehingga bisa menyebabkan dampak lebih lanjut bagi masyarakat sekitar.
Upaya untuk mencegah agar udara yang berasal dari tumpukan sampah di TPA Cipayung, Depok tidak masuk ke pemukiman warga ialah dengan memasang ventilasi gas serta green barrier di wilayah TPA Cipayung, Depok.

ABSTRACT
Place of End Processing (TPA) Cipayung, Depok, which located in residential areas certainly impact the lives of people around, one of which is either due to air pollution and microbial odor that generated from the waste pile at the landfill Cipayung, Depok. Therefore, the study was conducted to look at microbiological air quality at three locations in the area around the Cipayung, Depok landfill.
The maximum concentration of fungal that obtained from 3 sampling locations area is 4099 CFU/m3 and the minimum concentration is 848 CFU/m3 For bacterial, the maximum concentration is 14276 CFU/m3 and the minimum concentration is 890 CFU/m3. Referring to the results of research conducted by Shelton et al., 2002 for fungal and Folmsbee & Strevett, 1999 for bacterial, that the most concentration of fungal and bacterial in the three sampling locations area around the Cipayung, Depok landfill are exceed the results, which can cause further impact to the surrounding community.
Efforts to prevent the spread of air pollution from waste in the Cipayung, Depok landfill are by using gas vents and green barrier around the Cipayung, Depok landfill area."
2012
S42107
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yuli Nurraini
"ABSTRAK
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipayung Depok terletak di Kelurahan Cipayung, merupakan tempat pembuangan akhir sampah yang berasal dari Kota Depok. TPA sampah Cipayung beroperasi dengan sistem control landfill sehingga berpotensi untuk mencemari air tanah dangkal di sekitarnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola spatial kualitas air tanah dangkal dengan parameter TDS, DHL, nitrat (NO3), amoniak (NH3-N), dan fosfat (PO4)-3 di sekitar TPA, serta menggambarkan perbedaan dan persamaan kualitas airtanah dangkal berdasarkan waktu hujan dan tidak hujan, jarak dari TPA, penggunaan tanah, jenis tanah, dan jenis batuan daerah penelitian. Dalam penelitian ini, pengukuran kualitas air dari 33 titik penentuan yang diambil dengan menggunakan teknik systematic random sampling, dengan batasan jangkauan hingga 500 meter dari pusat TPA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas airtanah untuk konsentrasi nitrat dan fosfat diatas baku mutu atau tercemar. Pola spatial untuk setiap parameter kualitas airtanah membentuk pola acak atau tidak seragam saat kondisi hujan dan tidak hujan dan tidak dipengaruhi oleh jarak dari TPA, jenis tanah, jenis batuan dan penggunaan tanah.

ABSTRACT
Garbage Dump (GD) of Cipayung Depok which is located at the the Village of Cipayung, district is dump of garbage coming from the City of Depok. Garbage Dump of cipayung operates with control landfill so that it is potential to pollute the surrounding shallow ground water. his study aims to determine the spatial pattern of shallow ground water quality with TDS parameter, DHL, nitrate (NO3), ammonia (NH3-N) and phosphate (PO4)-3 around the landfill, and explains the differences and similarities shallow ground water quality based on the time it did n rain and not rain, distance from the landfill, land use, soil types and rock types of research areas. In this study, measurement of water quality determination of the 33 points taken using systematic random sampling technique, with coverage limits up to 500 meters from the center of the landfill. The results showed that the quality of ground water for nitrate and phosphate concentrations above the standard quality or contaminated. Spatial patterns of soil water quality parameters for each pattern is not random or uniform when the rain and wet conditions did not exist and is not influenced by the distance from the landfill, soil types, rock types and land use. "
Universitas Indonesia, 2011
S989
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Narsya Prisila
"Sebagian besar timbulan sampah yang dihasilkan oleh masyarakat di Kota Depok adalah sampah organik. Dengan jumlah tempat pemrosesan akhir sampah yang sedikit, maka fasilitas pengomposan menjadi solusi. Namun, fasilitas pengomposan dapat menjadi sumber pencemar mikroorganise yang dapat mempengaruhi pekerja maupun peduduk yang tinggal dekat lokasi pengomposan Salah satu mikroorganisme yang dimaksud adalah jamur Aspergillus fumigatus, dimana jamur tersebut merupakan mikroba indikator yang dapat bersifat patogen yang dapat menyebabkan penyakit Aspergillosis. Fasilitas pengomposan sebagai studi kasus penelitian kali ini adalah UPS TPA Hanggar 4 Cipayung, Depok, Jawa Barat. Penelitian dilakukan terhadap konsentrasi jamur A. fumigatus di udara dan gundukan kompos, kualitas kompos hasil prosuksi, dan serta faktor-faktor yang mempengaruhi jalur persebaran jamur A. fumigatus. Konsentrasi jamur A. fumigatus di udara diambil dengan menggunakan EMS Bioaerosol Sampler Single Stage Sampler dengan menggunakan media Malt Extract Agar pada area loading sampah, area pencacahan, area gundukan kompos, dan area pengayakan. Pengambilan sampel pada gundukan kompos dilakukan pada kedalaman 20 cm, 90 cm, dan 160 cm dari permukaan kompos. Pengambilan sampel di udara dan gundukan kompos tersebut dilakukan setiap 7 hari sekali selama 70 hari. Parameter kualitas kompos utama yang diteliti adalah suhu kompos, pH, kadar air, rasio C/N, serta kemampuan ikat air WHC, dengan parameter tambahan pada kompos umur 7 hari dan kompos matang yaitu lignin, total Phosphor, dan kadar volatil. Konsentrasi jamur A. fumigatus di udara pada keempat area pengambilan sampel tertinggi adalah 15,6 x 10 CFU/m pada area loading sampah pada minggu ke-28 dan gundukan kompos pada umur kompos 14 hari yaitu sebesar 116 CFU/gram. Berdasarka kualitas kompos yang didapatkan juga memenuhi rentang baku mutu SNI 19-7030-2004. Konsentrasi jamur A. fumigatus pada fasilitas pengomposan utamanya dipengaruhi oleh kegiatan seperti pembalikan, pencacahan, loading sampah, maupun pengayakan kompos, namun turut dipengaruhi oleh faktor lain seperti suhu udara, kelembapan udara, serta kecepatan dan arah angin. A. fumigatus dapat menyebabkan penyakit seperti, Aspergillosis, pada pernapasan dan kulit manusia.

Most of the waste produced by people in Depok City is organic waste. With a big amount of final waste bin, the composting facility becomes the solution. However, the composting facility can be a source of micro pollutants that can affect the workers and people near the location of the composting site. One of the microorganisms is called Aspergillus fumigatus fungus, an indicator that can affect Aspergillosis disease. Composting facility as case study of this case is UPS TPA Hanggar 4 Cipayung, Depok, West Java. The research was focus on fungi A. fumigatus content in air and mound of compost, quality of compost result, and also factors that is influencing fungus A. fumigatus distribution path. The concentration of fungus A. fumigatus was solved by using EMS Bioaerosol Sampler Single Stage Sampler with Malt Extract Agar media in feedstock loading area, shredding area, compost mound area, and sieving area. Sampling at the mound is carried out at a depth of 20 cm, 90 cm, and 160 cm from the compost surface. Sampling in air and mound of compost is done every 7 days for 70 days. The main compost quality parameters studied were compost temperature, pH, moisture content, C N ratio, and water holding capability WHC, with additional parameters on 7 days old sompost and mature compost ie lignin, total phosphor, and volatile solid. The concentration of air fungi A. fumigatus in the highest sampling peak area was 15.6 10 CFU m at waste loading area at week 28 and compost mound at 14 days compost time was 116 CFU gram. Based on the quality of the compost obtained also meets the quality standard of SNI 19 7030 2004. Concentration of fungus A. fumigatus in composting facility not only influenced by activities such as turning, shredding, feedstock loading, and sieving, but also influenced by factors such as air temperature, humidity, and wind speed and direction. A. fumigatus can cause diseases such as, Aspergillosis, on the breathing and human skin."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
Spdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Grace Oktavina
"Kualitas udara luar ruangan, khususnya kualitas udara mikrobiologis, belum menjadi perhatian khusus di Indonesia. Kualitas udara mikrobiologis seharusnya mendapat perhatian khusus karena pencemaran oleh mikroorganisme ke udara dapat memicu persebaran infeksi dan penyakit-penyakit lain. Penelitian ini dilakukan terhadap kualitas udara di TPA Cipayung, Depok, Jawa Barat, dan udara di permukiman sekitar TPA untuk mengetahui konsentrasi mikroorganisme dan jangkauan persebarannya di udara. Tujuan penelitian ini adalah: (1) menganalisis besarnya konsentrasi jamur Aspergillus fumigatus di area TPA Cipayung Depok; (2) menganalisis tingkat penyebaran jamur A. fumigatus pada kawasan permukiman di sekitar TPA Cipayung Depok; (3) menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi persebaran jamur A. fumigatus di udara di sekitar TPA Cipayung Depok. Pengambilan sampel udara dilakukan di 5 titik di TPA dan 5 titik lainnya di permukiman pada jarak 50, 100, 250, 500, dan 1.000 meter. Sampel udara diambil menggunakan alat EMS Bioaerosol Single Stage Sampler dengan debit aliran udara sebesar 28,3 L/menit. Pengambilan sampel udara untuk parameter jamur dilakukan selama satu menit pada media Malt Extract Agar dan diinkubasi pada temperatur 29-30C selama ± 48-72 jam. Parameter utama yang diteliti merupakan jamur A. fumigatus. Koloni yang tumbuh dihitung sebagai Colony-forming Units (CFU/m3). Hasil penelitian menunjukkan hasil angka kuman (konsentrasi A. fumigatus), temperature, kelembaban udara, dan kecepatan angin di TPA Cipayung pada rentang 43+13,5-1151.6+484,2 CFU/m3, 27-42oC, 40-83,8%, dan 0,4-3 m/s. Hasil pengukuran konsentrasi jamur A. fumigatus diuji secara statistik menggunakan uji non-parametrik untuk menunjukkan korelasinya dengan jumlah truk yang beraktivitas dan hasil menunjukkan korelasi (A>¼ >0,05) pada konsentrasi jamur A. fumigatus dengan jumlah truk yang beroperasi. Berdasarkan pengukuran dan perhitungan, nilai kecepatan jatuh dari spora A. fumigatus sesuai dengan Hukum Stokes, yaitu sebesar 0,000576-2,556 x10-3 m/jam dan termasuk ke dalam jenis submicroscale transport. Besarnya konsentrasi jamur yang ditemukan dapat dipengaruhi oleh suhu, kelembaban udara, dan kecepatan angin. Sementara itu, jumlah truk yang lewat serta melakukan kegiatan unloading sampah dapat mempengaruhi penambahan jumlah konsentrasi jamur karena dapat dikategorikan menjadi sumber garis (launching).

Indonesia has yet to pay a serious attention to study about outdoor air quality, especially microbial air quality. It is a subject that must be seriously studied because microorganism-sponsored air pollution could cause the spread of infection and other diseases. This study aims to assess air quality at Cipayung Landfill in Depok, West Java, and the air in the vicinity of the facility so that the concentration and the dispersion in the air of microorganism could be detected. This study aims to: (1) analyze the concentration of Aspergillus fumigatus inside the Cipayung Landfill area; (2) analyze the movement rate of A. fumigatus in air inside the Cipayung Landfill area; (3) analyze the factors influencing the movement of A. fumigatus in air inside the Cipayung Landfill area. The air sampling for the study was conducted in five points at the Cipayung Landfill area and in five points at the neighborhood around the landfill. The author obtained the air sample through using the EMS Bioaerosol Single Stage Sampler with air flow rate at 28.3 liter/minute. The air sampling, used for fungi parameter, was conducted for one minute using the Malt Extract Agar medium, which was then incubated at temperatures between 29 and 30 degree Celcius for 48 to 72 hours. The primary parameter of the study is the A. fumigatus. The grown colony is counted as colony-forming units (CFU/m3). The results show that the concetration of A. fumigatus, temperature, humidity level and wind speed at Cipayung Landfill are, 43+13,5-1151.6+484,2 CFU/m3, 27-42oC, 40-83,8%, dan 0,4-3 m/s. The measurement results of A. fumigatus concentration is assessed by a non-parametric assessment to show its correlation with the number of trucks conducting activities at the facility. The results show the correlation (A>¼>0,05) between the two. Based on measurement and calculation, the downward velocity of the spores of A. fumigatus is inline with the Stokes Law at 0,000576-2,556 x10-3 m/hour and is part of submicroscale transport. The amount of fungi concentration found at the facility is influenced by temperature, humidity and wind speed. Meanwhile, the number of trucks passing at the facility and unloading waste there could influence the rise of concentration of fungi because it can be categorized as a linear source (launching)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wanda Luthfiah
"Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsi pengelolaan air lindi di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Cipayung Kota Depok Tahun 2019. Jenis penelitian ini yaitu deskriptif dengan metode penelitian kualitatif. Penelitian ini menerapkan teori pendekatan sistem dimana terdiri dari unsur-unsur input, proses, dan output . Pada unsur input pengelolaan air lindi mencakup enam hal yaitu man, money, method, machine, dan sarana penunjang. Unsur proses mencakup produksi dan pengolahan air lindi. sedangkan
untuk unsur output mencakup kualitas air lindi yang dihasilkan. Data yang digunakan pada penelitian ini
yaitu data primer dengan cara pengujian kualitas air lindi dan wawancara terhadap informan penelitian.
Hasil penelitian yang didapatkan bahwa pengelolaan air lindi di TPA Cipayung sudah cukup sesuai dengan teori yang diterapkan pada penelitian ini hanya saja beberapa bagian dari unsur yang ada masih belum terpenuhi baik dari segi kualitas maupun kuantitas.

This study aims to describe the management of leachate at Cipayung Landfill (TPA) Depok City in 2019. This type of research is descriptive with qualitative research methods. This research applies a system approach theory which consists of elements of input, process, and output. The input elements of leachate management include six things, namely man, money, method, machine, and supporting facilities. Process elements include production and processing of leachate. while for the output element includes the quality of leachate produced. The data used in this study are primary data by testing the quality of leachate and interviewing research informants. The results showed that the management of leachate in Cipayung landfill was quite in accordance with the theory applied in this study except that only a few parts of the existing elements were still not fulfilled both in terms of quality and quantity.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farizan Fathur Rachman
"Keberadaan Tempat Pemrosesan Akhir TPA Sampah dapat menghasilkan cairan lindi. Dalam cairan lindi, seringkali ditemukan kontaminan dengan kadar yang melebihi batas atas yang ditentukan. Hal ini menunjukkan adanya potensi terjadinya masalah kesehatan masyarakat jika cairan lindi tersebut dapat mencemari sumber air tanah yang digunakan sebagai sumber air minum bagi penduduk. Salah satu kontaminan yang pada penelitian-penelitian sebelumnya ditemukan dalam air tanah sekitar TPA Sampah dengan kadar yang tidak memenuhi baku mutu adalah besi Fe. Walaupun besi termasuk zat esensial bagi tubuh, konsumsi besi dalam jumlah berlebih dapat menimbulkan efek toksik. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis risiko kesehatan lingkungan. Metode ini memungkinkan peneliti melakukan estimasi tingkat risiko kesehatan akibat pajanan besi melalui air tanah yang diminum oleh penduduk. Lokasi penelitian adalah pemukiman sekitar TPA Sampah Cipayung, Kelurahan Cipayung, Kota Depok dengan total jumlah sampel adalah 110 sampel. Teknik pengambilan sampel adalah Purposive sampling. Sampel manusia terdiri dari kriteria inklusi berupa penduduk berusia lebih dari 17 tahun dan sudah bermukim minimal satu tahun serta menggunakan air tanah sebagai sumber air minum utama. Sampel lingkungan berupa air tanah/sumur siap minum dari setiap rumah responden. Pengambilan data meliputi wawancara, pengukuran antropometri, dan pengambilan sampel air. Sampel air tersebut selanjutnya dianalisis di laboratorium untuk parameter besi Fe. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata nilai konsentrasi besi Fe dalam air tanah masih memenuhi baku mutu yang berlaku. Rata-rata nilai berat badan dan asupan besi masih berada di bawah nilai yang direkomendasikan. Tingkat risiko pada durasi realtime dan lifespan adalah 0.001959 dan 0.005011. Baik secara kolektif maupun individual, tingkat risiko penduduk Kelurahan Cipayung sekitar TPA Sampah terhadap risiko kesehatan akibat pajanan besi Fe melalui air tanah yang diminum adalah aman/tidak berisiko.

Muncipal Solid Waste landfill can produce leachate. In leachate, it is often found various contaminant with amount that exceeding maximum limit value. It shows that there are possibilities of public health problem to occur if the leachate contaminate the groundwater that is used as a primary source of drinking water. Iron is one of contaminants that has already proven in previous research that its concentration in groundwater around Municipal Solid Waste Landfill doesnt meet the quality standard. Eventhough iron is essentially needed by the body, it can pose some toxic effects if it is consumed at the high dose. The design of this study is environmental health risk assessment. By this study design, the researcher become able to estimate the health risk due to iron exposure in drinking groundwater by the population. The study area is resident area around Cipayung municipal solid waste landfil, Depok city with amount of total sample is 110 samples. The sampling technique used in this research is purposive sampling. The inclusi criterias for human samples are the ones who have age 17 y.o., the ones who have lived there for at least one year, and the one who use groundwater as primary source of their daily drinking water. The environmental samples are the ready to drink groundwater from every single respondent. The data are collected by interview, anthropometry measurement, and collecting water samples. Then, the water samples are brought to the laboratorium for analyzing concentration of Fe in the groundwater. The results of the study show that the mean value of iron concentration in groundwater is meet the quality standard. The mean value of weight body and iron intake are less than the minimum recommended value. Value of RQrealtime is 0.001959. The value of RQlifespan is 0.005011. It shows that, the level of risk in population near the Municipal Solid Waste Landifll by iron exposure through drinking groundwater is safe."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erza Nur Afrilia
"ABSTRAK
Masyarakat yang tinggal dalam kondisi yang tidak memenuhi syarat atau dalam
lingkungan yang buruk dapat menarik lalat untuk hidup berkembang dan
mentransmisikan penyakit di dalamnya. Dalam perlindungan terhadap penyakit,
rumah harus memiliki yang sarana atau fasilitas aman dan bersih serta tercegah dari
vektor yang berperan dalam menularkan penyakit, seperti lalat. Pemukiman
penduduk di Kelurahan Cipayung , khususnya sekitar Tempat Pembuangan Akhir
(TPA) sampah Cipayung, Depok dengan radius 200 m dari TPA berpotensi untuk
menjadi tempat hinggapnya lalat karena jangkauan terbang lalat sekitar 200-1000
m. Penelitian ini merupakan penelitianan berdesain cross sectional study yang
bertujuan untuk mengetahui hubungan antara rumah sehat dengan kepadatan lalat.
Hasil sayaan menunjukan tidak ada tidak ada hubungan yang signifikan antara
kriteria rumah dengan kepadatan lalat dalam rumah p value 0,659 (OR 0,7; 95% CI
: 0,136 ? 3,920), dan terdapat hubungan yang signifikan antara kriteria rumah
dengan kepadatan lalat luar rumah, rumah dengan kriteria tidak sehat berisiko 4,2
kali memiliki kepadatan lalat tinggi disbanding rumah dengan kriteria sehat p value
0,011, (OR 4,273; 95% CI : 1,414 ?12,909). Upaya pengendalian lalat dapat
dilakukan dengan menyehatkan lingkungan permukiman.

ABSTRACT
People who live in a not qualified condition of house or in a bad environment
quality can attract flies to thrive and transmit disease. In the protection against
disease, the house should have safe and clean facilities and being prevented from
vector that has role in transmitting the disease, such as housefly. Residential area in
Cipayung village , especially around Cipayung final waste disposal Cipayung,
Depok with a radius of 200 meters from the landfill of final waste disposal has the
potential to become perching place of housefly , because of flight range of housefly
can reach around 200-1000 meters. This research is a cross sectional study design
that aims to determine relation between healthy house with the density of housefly.
The results showe that there was no significant relation between house criteria with
housefly density inside house with p value 0.659 (OR 0.7; 95% CI: 0.136 to 3.920),
and there is a significant relation between house criteria with housefly density
outside house, house with unhealthy house criteria has risk 4.2 times higher
houseflies density rather than house with healthy house criteria p value 0.011, (OR
4.273; 95% CI: 1.414 -12.909). Housefly control can be executed through making
healthy housing and environtmental."
2016
S62819
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Winda Hayu Pratiwi
"Studi-studi terdahulu menyebutkan bahwa TPA atau manajemen pengelolaan sampah yang tidak tertangani dengan baik merupakan salah satu penyebab utama terjadinya kontaminasi nitrit, nitrat, dan logam berat pada pada air tanah. Sebanyak 70% penduduk Kota Bekasi masih sangat tergantung terhadap penggunaan air tanah, salah satunya adalah penduduk di Kelurahan Sumur Batu yang berbatasan langsung dengan 2 TPA, yaitu TPA Bantar Gebang yang merupakan TPA terbesar di Indonesia dan TPA Sumur Batu. Penelitian ini menganalisis kualitas air tanah Kelurahan Sumur Batu, memetakan sebaran spasial pencemar, dan menganalisis risiko kesehatan yang ditimbulkan dari air tanah yang mungkin telah tercemar nitrit, nitrat, dan logam berat yang digunakan sebagai sumber air minum oleh penduduk. Pengolahan data dilakukan sesuai kelompok usia yaitu usia bayi, usia anak-anak, dan usia dewasa. Hasil penilaian status mutu air di Kelurahan Sumur Batu dengan metode Water Quality Index (WQI) menunjukkan bahwa hanya 41,6% sampel air dari sumur penelitian yang dapat digunakan sebagai air baku air minum. Pemodelan geostatik menunjukkan tidak ada korelasi antara konsentrasi NO2 dan NO3 pada air tanah di Kelurahan Sumur Batu dengan jarak sumur ke TPA, hal ini mungkin dipengaruhi oleh adanya sumber pencemar lain yang lebih dominan seperti tanki septik yang berjarak < 10 meter dari sumur dan adanya titik-titik pembuangan liar di sekitar rumah warga. Hasil analisis risiko kesehatan menunjukkan adanya risiko non kanker NO2 dari paparan oral pada semua kelompok usia dan risiko kanker oleh paparan oral di kelompok usia dewasa di Kelurahan Sumur Batu. Besarnya potensi pencemaran menjadikan pentingnya monitoring kualitas air tanah secara berkala selama belum ada layanan akses air yang aman dan terjamin di Kelurahan Sumur Batu. Penambahan sumur artesis dengan treatment awal yang sesuai bisa menjadi solusi yang patut dipertimbangkan.

Previous studies state that unproperly managed landfill or waste management that is not handled properly is one of the main causes of nitrite, nitrate and heavy metal contamination in groundwater. In Bekasi City, Indonesia, 70% of the population depend on groundwater for daily use, including the resident of Sumur Batu Village. Sumur Batu Village is located adjacent to 2 landfills, namely the Bantar Gebang landfill which is the largest landfill in Indonesia and Sumur Batu landfill. This research analyzed the groundwater quality of Sumur Batu Village, maping the spatial distribution of pollutants and analyze the health risks of groundwater consumption as drinking water that may have been contaminated by nitrite, nitrate, and heavy metals in Sumur Batu village. Data processing was performed according to age groups: infant, children, and adult. The results of the assessment of water quality status in Sumur Batu Village using the WQI method show that only 41.6% of water samples can be used as raw water for drinking water. Geostatic modeling shows that NO2 and NO3 concentration was not influenced by landfill, this may be influenced by the presence of other dominant pollutant sources such as septic tanks that are <10 meters from well and the presence of illegal waste points around the residents' house. The results of health risk analysis indicate non-cancer risk of NO2 from oral exposure in all age groups in the Sumur Batu Village. A large amount of pollution potential makes the importance of monitoring groundwater quality regularly as long as there is no safe and guaranteed water access service in Sumur Batu Village. The addition of artesian wells with appropriate initial treatment can be a solution worth considering."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Herliningsih
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T39644
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulia Pasha
"Kebutuhan lahan untuk TPA mendorong Pemerintah Kabupaten Klaten menggunakan lahan di Desa Troketon, Kecamatan Pedan, namun disikapi penolakan dari masyarakat setempat. Permasalahan lingkungan menjadi faktor utama yang menyebabkan konflik NIMBY antara pemerintah dan masyarakat setempat. Berdasarkan latar belakang tersebut, riset ini bertujuan untuk menganalisis faktor lingkungan, sosial, dan ekonomi yang menyebabkan konflik, dan menyusun strategi penyelesaian konflik penggunaan lahan untuk TPA di Desa Troketon Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten. Riset ini menggunakan metode analisis data kualitatif secara induktif deskriptif. Data primer diperoleh melalui wawancara mendalam terhadap tujuh informan yang dipilih menggunakan purposive dan snowball sampling. Analisis data primer dilakukan melalui tahapan initial coding dan theoretical coding. Hasil riset menunjukkan adanya faktor lingkungan, sosial, dan ekonomi yang menyebabkan konflik NIMBY. Faktor lingkungan paling dominan adalah kualitas air tanah, faktor sosial paling dominan adalah kepercayaan dan nilai sejarah terhadap situs yang dikeramatkan, dan faktor ekonomi paling dominan adalah harga tanah. Dari ketiga faktor, konflik NIMBY paling kuat berasosiasi dengan faktor sosial. Strategi utama penyelesaian konflik penggunaan lahan untuk TPA adalah partisipasi masyarakat dalam bentuk diskusi dan dialog antara Pemerintah Kabupaten Klaten, pemerintah desa dan masyarakat desa setempat yaitu Desa Troketon, Desa Kalangan, dan Desa Kaligawe, dilakukan secara rutin atau berkala.

The land requirements for TPA encourages the Klaten District Government to use land in Troketon Village, Pedan District, but it is responded by resistence of the local community. Environmental problems are a major factor that causes conflict between the government and local communities. Based on this background, this research aims to analyze the environmental, social and economic factors that cause conflict, and develop a strategy for resolving land use conflicts for landfill waste in Troketon Village Pedan District, Klaten Regency. This study uses qualitative data analysis methods with qualitative descriptive. Primary data collection is done through interviews conducted on seven informants selected using purposive and snowball sampling. Analysis of primary data is done through initial coding and theoretical coding stages. The results of the study indicate the existence of environmental, social, and economic factors that have caused NIMBY conflicts. The most dominant environmental factor is groundwater quality, the most dominant social factor is the trust and historical value of sacred sites, and the most dominant economic factor is land prices. Related to the three factors, the NIMBY conflict is most strongly associated with social factors. The main strategies for conflict resolution land use for landfill is community participation in the form of discussions and dialogues between the Government of Klaten Regency, the village government and local village communities namely Troketon Village, Kalangan Village, and Kaligawe Village, carried out regularly."
Depok: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>