Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 215970 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rury Fuadhilah
"ABSTRAK
Sampah merupakan permasalahan yang tak kunjung selesai sampai hari ini di Indonesia, khususnya di kota-kota pendukung ibukota seperti pada Kota Tangerang Selatan. Kecamatan Serpong, Serpong Utara, dan Setu merupakan bagian dari Kota Tangerang Selatan yang memiliki karakteristik khusus yaitu sebagai daerah industri di Tangerang Selatan. Pelayanan persampahan yang dilakukan oleh Dinas Kebersihan, Pertamanan, dan Pemakaman Kota Tangerang Selatan baru mencapai 23% di tahun 2011. Sementara timbulan sampah akan meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk, dan komposisi sampah mengalami perubahan setiap tahun akibat adanya perubahan pada pola hidup dan tingkat ekonomi masyarakat. Paradigma pengelolaan sampah yang ada masih konvensional sehingga jumlah timbulan yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir masih cukup besar. Tangerang Selatan merupakan salah satu kota yang memiliki timbulan sampah cukup besar yaitu sebesar 3.919 m3/hari pada tahun 2010.
Penelitian ini mengukur timbulan dan komposisi sampah di Kecamatan Serpong, Serpong Utara, dan Setu meliputi perumahan, pertokoan, industri, pasar, perkantoran dan sekolah. Penelitian ini bersifat kuantitatif dan menjadi dasar usulan desain pengelolaan persampahan. Untuk memperoleh data kuantitatif tersebut perlu dilakukan studi timbulan dan komposisi sampah terlebih dahulu dengan cara melakukan pengambilan dan pengukuran sampel (sampling) pada masing-masing sumber sampah. Untuk merencanakan sistem persampahan dibutuhkan data timbulan sampah pada 20 tahun mendatang maka dilakukan proyeksi timbulan sampah pada tahun 2031 di Kecamatan Serpong, Serpong Utara, dan Setu adalah 305,11 ton/hari, 193,38 ton/hari dan 251,47 ton/hari atau 3597 m3/hari, 1747,22 m3/hari, dan 3623,74 m3/hari. Sehingga didapatkan kebutuhan sarana pewadahan, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan, serta pembuangan akhir. Adapun proses pengolahan di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) adalah pemilahan, daur ulang, dan komposting.

ABSTRACT
Solid waste is an unstoppable problem in Indonesia, especially in suburban city such as Kota Tangerang Selatan. Serpong, Serpong Utara and Setu Sub-District is part of South Tangerang city that has special characteristic as the industrial area in Tangerang Selatan. Waste services that was performed by the Dinas Kebersihan, Pertamanan, dan Pemakaman Kota Tangerang Selatan has only reached 23% in 2011. While waste generation will increase by the increasing of population. Moreover, waste composition changes each year due to lifestyle and the change of economic levels in society. There is only conventional waste management paradigm so the amount of generation coming into the final disposal is still quite large. Tangerang Selatan is a city that has a pretty big waste that is equal to 3919 m3/day in 2010.
This study measures the generation and composition of waste in the Serpong, Serpong Utara and Setu Sub-District include housing, shops, industries, markets, offices and schools. This study is a quantitative and for basis design of the proposed solid waste management. To obtain quantitative data, it is necessary to study the generation and waste composition in advance by means of sample collection and measurement (sampling) on each source of waste. To plan for solid waste systems, requires data on the 20-year solid waste carried out projections of future waste generation in the year 2031 in Serpong, Serpong Utara and Setu Sub- District is 305,11 tons/day, 193,38 tons/day and 251,47 tons/day or 3597 m3/day, 1747,22 m3/day, and 3623,74 m3/day. So we get the means storage, collection, transportation, processing, and final disposal needs. The treatment process at the Integrated Waste Sites (TPST) is the sorting, recycling, and composting."
2012
S42148
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Ayu Kusumaningtyas
"Penelitian ini membahas tentang timbulan dan komposisi sampah pada Kecamatan Pamulang dan Kecamatan Ciputat sebagai daerah pemukiman padat penduduk di Kota Tangerang Selatan. Metode yang digunakan yaitu SNI 19-3964-1994 tentang metode pengambilan dan pengukuran contoh timbulan dan komposisi sampah perkotaan. Hasil dari penelitian ini yaitu berupa alternatif pengelolaan sampah skala kawasan yang dapat diterapkan di Kecamatan Pamulang dan Kecamatan Ciputat untuk mereduksi beban timbulan yang akan dibuang ke TPA.
Timbulan sampah yang dihasilkan di Kecamatan Pamulang pada tahun 2011 mencapai 1248,95 m3/hari atau 161,7 ton/hari. Proyeksi timbulan sampah Kecamatan Pamulang pada tahun 2031 mencapai 1610,72 m3/hari atau 208,53 ton/hari, sedangkan timbulan sampah pada Kecamatan Ciputat pada tahun 2011 mencapai 964,66 m3/hari atau 128,65 ton/hari. Proyeksi timbulan sampah Kecamatan Ciputat pada tahun 2031 mencapai 1351,42 m3/hari atau 180,24 ton/hari.
Komposisi sampah total pada Kecamatan Pamulang terdiri dari 71,99% sampah organik dan 28,01% sampah anorganik, sebesar 15,74% merupakan sampah yang dapat didaur ulang, sedangkan komposisi sampah total pada Kecamatan Ciputat terdiri dari 68,62% sampah organik dan 31,83% sampah anorganik, sebesar 13,91% merupakan sampah yang dapat didaur ulang.

This study discusses about waste generation and waste composition in District Pamulang and District Ciputat as a residential areas in Tangerang Selatan City. The measurement method of waste generation and composition refers to SNI 19-3964-1994. The result of this study is use to design waste management options in District Pamulang and District Ciputat to reduce the amount of waste generation that will be dump in landfill.
The amount of waste generation in District Pamulang at 2011 currently for about 1248,95 m3/day or 161,7 ton/day , projection of waste generation in District Pamulang at 2031 increase until 1610,72 m3/day or 208,53 ton/day, whereas the amount of waste generation in District Ciputat at 2011 currently for about 964,66 m3/day or 128,65 ton/day, projection of waste generation in District Ciputat at 2031 increase until 1351,42 m3/hari or 180,24 ton/day.
The composition of municipal solid waste in District Pamulang consists of 71,99% organic and 28,01% anorganic, include 15,74% from anorganic fraction as a recyclable material. The composition of municipal solid waste in District Ciputat consists of 68,62% organic and 31,38% anorganic, include 13,91% from anorganic fraction as a recyclable material.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42291
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Purtomo
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
T39787
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. G. Dwi Widijatmiko
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S40991
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Veronika Citadwi Kartikaningrum
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S41004
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S41013
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Industri laundry dengan COD 488-2847 mg/l dan Suspended Solid (SS) 38-857 mg/l menimbulkan dampak lingkungan berupa penurunan oksigen perairan. Alternatif pengolahan limbah laundry mempunyai pertimbangan dalam kemudahan operasi, kebutuhan lahan minimal dan reuse effluent. Salah satu alternatif pengolahan dengan elektrokoagulasi monopolar. Pada proses elektrokoagulasi terjadi pelepasan Al3+ dari pelat anoda sehingga membentuk flok Al(OH)3 yang mampu mengikat zat organik yang merupakan partikel koloid bermuatan negatif (-) penyebab TSS dan COD tinggi limbah laundry. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh jenis dan jarak elektroda dalam menurunkan COD dan TSS limbah laundry pada elektrokoagulasi monopolar aliran kontinyu. Jenis elektroda yang digunakan Aluminium dan Besi. Sedangkan variasi jarak antar elektroda 0,5 cm, 1,5 cm, dan 2,5 cm. Metode analisa konsentrasi COD dan TSS berturut-turut adalah closed reflux titrimetric dan gravimetri. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara jenis elektroda Aluminium dan Besi dalam penurunan COD dan TSS limbah laundry menggunakan eletrokoagulasi monopolar aliran kontinyu. Sedangkan jarak antar elektroda mempunyai pengaruh yang signifikan. Konsentrasi COD terendah terjadi pada variasi jarak antar elektroda 0,5 cm dengan elektroda Aluminium sebesar 184,95 mg/l (72,35%). Konsentrasi TSS terendah terjadi pada variasi jarak antar elektroda 0,5 cm dengan elektroda Aluminium sebesar 60,94 mg/l (81,73%).
"
540 LTR 4:2 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Adhi Primartomo
1999
S40987
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hana Restu Oktavia
"Produksi plastik yang terus meningkat disertai sistem pengelolaan yang buruk menyebabkan tercemarnya lingkungan oleh limbah plastik. Pencemaran tersebut juga terjadi pada lautan dan daerah pesisir. Vegetasi mangrove di daerah pesisir dapat berperan sebagai perangkap bagi limbah plastik. Plastik-plastik yang terperangkap biasanya merupakan plastik dengan ukuran besar atau biasa disebut dengan makroplastik. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui korelasi antara kerapatan mangrove jenis pohon, pancang, dan semai dengan kelimpahan makroplastik di Suaka Margasatwa Pulau Rambut, DKI Jakarta. Pengambilan data kerapatan mangrove dilakukan pada plot kuadran 10 x 10 m yang tersebar di 30 titik pada 7 stasiun pengamatan. Pengambilan data kelimpahan makroplastik dilakukan pada sub-plot kuadran berukuran 1 x 1 m yang berada di dalam plot kuadran mangrove dengan 3 kali pengulangan. Data-data tersebut kemudian dianalisis menggunkan uji korelasi Spearman. Terdapat korelasi signifikan yang bersifat positif sangat kuat antara kerapatan mangrove jenis pohon dengan kelimpahan makroplastik di Suaka Margasatwa Pulau Rambut. Kerapatan mangrove jenis pancang dengan kelimpahan makroplastik di Suaka Margasatwa Pulau rambut memiliki korelasi yang tidak signifikan dan bersifat negatif sangat lemah. Terdapat korelasi signifikan yang bersifat positif lemah antara kerapatan mangrove jenis semai dengan kelimpahan makroplastik di Suaka Margasatwa Pulau Rambut.

Plastic production continues to increase accompanied by poor management systems that causes environmental pollution by plastic waste. Pollution also occurs in the oceans and coastal areas. Mangrove vegetation in coastal areas can act as a trap for plastic waste. Trapped plastics are usually large plastics or commonly known as macroplastics. This research was conducted to determine the correlation between the density of mangrove tree species, saplings, and seedlings with macroplastic abundance in Pulau Rambut Wildlife Reserve, DKI Jakarta. Mangrove density data was collected in 10 x 10 m quadrant which was spread over 30 points at 7 observation stations. Data collection on macroplastics abundance was carried out in the 1 x 1 m sub-plot quadrant which placed inside the mangrove quadrant plot with 3 repetitions. These data were then analyzed using the Spearman correlation test. There is a significant positive and very strong correlation between the density of mangrove tree species with the macroplastics abundance in Pulau Rambut. The density of sapling mangroves with macroplastic abundance in Pulau Rambut has an insignificant correlation and is very weakly negative. There is a significant correlation that is weak positive between the density of mangrove seedlings and the macroplastics abundance in Pulau Rambut."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edi Ratman
"ABSTRAK
Untuk bisa mewujudkan misi dan objektifnya, setiap organisasi memerlukan strategi. Strategi dirumuskan dengan Manajemen Strategi. Manajemen Strategi memiliki empat elemen dasar yaitu : analisa situasi, formulasi strategi, implementasi strategi dan evaluasi serta kontrol. Penelitian ini hanya fokus pada dua elemen pertama yaitu analisa situasi dan formulasi strategi.
Metode analisa situasi dan strategi yang banyak dijelaskan dalam berbagai literatur cenderung untuk industri manufaktur, Pekerjaan jasa memiliki karakteristik unik yang membedakannya dari pekerjaan manufaktur seperti : intangabilitiy, inseparability, perishability, variability, ownership dan consumer as a participant in the service process. Jika perbedaan ini diabaikan maka dapat terjadi kesalahan dalam menangani pekerjaan jasa.
Pada kesempatan ini, telah dibuat metode analisa situasi dan formulasi strategi khusus untuk industri jasa. Metode ini dikembangkan dari metode yang sudah ada dengan memasukkan karakteristik unik pekerjaan jasa padanya, Akibatnya adalah terjadi perubahan pada beberapa bagian dari metode yang ada. Karakter intangability memiliki implikasi pada industry environment yaitu dengan perlunya penambahan elemen baru ' Pengakuan'. Elemen baru ini juga ditambahkan pada Basic Competitive Forces. Karakter inseparability memiliki implikasi pada value chain, yaitu fungsi outbond logistic menjadi tidak diperlukan, serta fungsi produksi dan fungsi marketing disatukan. Akhirnya, pada kesempatan ini dibuat Strategy Formulator, yaitu berupa satu paket pertanyaan-pertanyaan dan arahan-arahan yang akan menghantarkan pengguna merumuskan strategi yang sesuai bagi organisasi jasanya.
Strategy formulator ini telah dicobakan pada suatu industri jasa, tempat penulis bekerja yaitu UPT XYZ.

ABSTRACT
Strategy is needed by an organization to accomplish its mission and objectives. The strategy has to be formulated by Strategic Management. Strategic Management consist of four basic elements, that are : situation analysis (environmental scanning), strategy formulation, strategy implementation and evaluation/control. This research was focused on the first two elements, i.e situation analysis and strategy formulation.
Situation analysis and strategy formulation method which is explained in many references is more suitable for manufacturing or processing industry. Services sector has a number of distinctive characteristics which differentiate them from manufacturing, such as : intangability, inseparability, perishability, variability, ownership and consumer as participant in the service process. ignoring the differences will result in failure in managing service organizations.
By this research, a method for situation analysis and strategy formulation specifically for service sector had been created. This method was developed from the already presence method which is good for manufacturing, by introducing the distinctive characteristics of service sector to the method. It had consequences of change in the already presence method. The intangabilily character had implication on industry environment that need new additional element Pengakuan=Registered'. This new element is also added into Basic Competitive Forces. The inseparability character had implication on value chain analysis, that is the outbond logistic function is not needed anymore, and production function is united with marketing function. Finally, by this research had been created a Strategy Formulator that is a package of questions and directions which will drive the user easily to formulate strategy for its service organization.
This Strategy Formulator had been tested on a service organization, UPT XYZ, where researcher is working.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>