Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 148048 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aida Rachmania P.
"Potensi sampah biologi seperti tulang sapi di Indonesia cukup besar ketersediaannya, dan dapat digunakan sebagai sumber hidroksiapatit (BHA) dalam aplikasi biomedik yang ekonomis dan ramah lingkungan. Penelitian ini melakukan preparasi hidroksiapatit menggunakan penggabungan tiga metode yaitu mekanik, ultrasonik dan spray drying untuk menghasilkan hidroksiapatit dengan distribusi ukuran yang seragam. Preparasi bahan baku dilakukan dengan dan tanpa proses kalsinasi.
Metode ultrasonik dilakukan dengan variasi pelarut, aquabides dan etanol dengan variasi waktu sonikasi 20, 40, 60 dan 180 menit dan dilanjutkan dengan spray drying. Karakterisasi BHA menggunakan PSA, FTIR dan XRD. BHA dengan kristalinitas tinggi dan distribusi ukuran yang seragam tercapai pada metode ultrasonik pada media aquabides dengan kalsinasi.

Bovine bone biowaste is potential as a source of hydroxyapatite (BHA), thus it is necessary to preparation by simple and environmentally friendly. In the present study investigated the preparation and characterization of hydroxyapatite from bovine bone by combination methods of mechanical, ultrasonic and spray drying to produce hydroxyapatite with homogenous distibution size, high efficiency, and also high reproducibility. We also investigated the types of solvents and ultrasonic times to evaluate the particle size of HA. Preparation was done in two difference phases, with and without calcination process.
Ultrasonic method is performed by variation of solvent, ethanol and aquabides with sonication time 20, 40, 60 and 180 minutes and followed by spray drying. BHA was characterization with PSA, FTIR and XRD. BHA that have high crystallinity, uniform size and distribution is achieved by the ultrasonic method with calcination in aquabides.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
T30715
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Syifa Luthfiyah
"Hidroksiapatit (HA) merupakan biomaterial yang dapat diekstrak dari limbah alami. Material hidroksiapatit dapat diaplikasikan dalam medis karena memiliki sifat biokompatibel, bioaktivitas, dan osteokonduksi yang bagus. Penelitian ini bertujuan untuk mensintesis hidroksiapatit dari tulang femur sapi dengan menggunakan suhu kalsinasi yang berbeda yaitu pada suhu 850oC dan 900oC. Hidroksiapatit yang diperoleh akan dikarakterisasi menggunakan Thermogravimetric Analysis (TGA), X-Ray Diffraction (XRD), Scanning Electron Microscopy Energy Dispersive Spectroscopy (SEM-EDS), dan Fourier Transform Infra Red (FTIR). Hasil karakterisasi menunjukkan bahwa semakin tinggi suhu kalsinasi maka akan semakin banyak senyawa organik yang terdekomposisi. Selain itu, peningkatan suhu kalsinasi menyebabkan ukuran kristal dan kristalinitas meningkat. Ukuran kristal HA sintesis meningkat dari 41,11 nm menjadi 57,50 nm dan derajat kristalinitas meningkat dari 87,34% menjadi 88,18%. HA sintesis dan HA komersial memiliki struktur kristal heksagonal yang menunjukkan bahwa rasio Ca/P tidak sesuai dengan stoikiometri. Rasio Ca/P yang diperoleh pada suhu kalsinasi 850oC adalah 1,689 yang mana lebih mendekati rasio CaP stoikiometri 1,67 dibandingkan dengan menggunakan suhu kalsinasi 900oC. Sedangkan HA komersial memiliki rasio Ca/P yang lebih rendah dibandingkan HA sintesis dengan nilai rasio 1,523.

Hydroxyapatite (HA) is a biomaterial that can be extracted from natural waste. Hydroxyapatite can be applied medically because it has good biocompatibility, bioactivity, and osteoconduction. This study aims to synthesize hydroxyapatite from bovine bone using different calcination temperature, at 850oC and 900oC. Hydroxyapatite obtained will be characterized using Thermogravimetric Analysis (TGA), X-Ray Diffraction (XRD), Scanning Electron Microscopy Energy Dispersive Spectroscopy (SEM-EDS), and Fourier Transform Infra Red (FTIR). The results show that the higher temperature, the more organic compounds will be decomposed. In addition, an increase in calcination temperature causes crystallite size and crystallinity increased. Crystallite size of synthesis HA increased from 41.11 nm to 57.50 nm and the degree of crystallinity increased from 87.34% to 88.18%. Synthesis HA and commercial HA have a hexagonal crystal structure which means Ca/P ratio incompatible with stoichiometry. The Ca/P ratio obtained at temperature 850oC is 1.689 which is closer to the stoichiometric Ca/P ratio 1.67 compared using temperature 900oC. Whereas commercial HA has a lower Ca/P ratio than synthesis HA with ratio value 1.523."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dippo Lafitra Bastaman
"ABSTRAK
Pada proses pengeringan semprot temperature udara pengeringan mempengaruhi kualitas dan kuantitas produk hasil pengeringan. Jika temperatur pengeringan terlalu tinggi dapat menyebabkan terjadi kerusakan pada material sensitif panas yang terkandung di dalam bahan, akan tetapi jika temperatur pengeringan terlalu rendah proses pengeringan berjalan lambat sehingga dihasilkan produk yang sedikit. Untuk mengatasinya sistem pengering semprot dikombinasikan dengan pompa kalor.
Studi ini menggunakan simulasi termodinamika dan simulasi CFD untuk melihat pengaruhnya variasi temperature udara pengeringan, laju aliran udara pengeringan, dan kelembaban spesifik udara yang dipengaruhi oleh temperatur dew point pada evaporator terhadap penggunaan energi sistem dan laju pengeringan bahan. Simulasi termodinamika dan simulasi CFD menggunakan variasi temperature dew point 10°C, 15°C, dan 20°C, variasi temperatur udara pengeringan 60°C, 80°C, 100°C, 120°C, 140°C, dan variasi laju aliran udara pada 150 lpm, 300 lpm, 450 lpm.
Hasil menunjukkan bahwa penggunaan pompa kalor terbukti dapat mengurangi konsumsi energi keseluruhan secara signifikan. Laju pengeringan terbesar terjadi pada sistem dengan variabel kelembaban udara pada temperatur dew point 10 ℃, laju aliran udara 450 lpm, dan temperatur udara 140℃. Konsumsi energi paling rendah adalah sistem yang dirancang menggunakan dehumidifier dengan temperatur 10°C, temperatur udara 60°C, dan laju aliran udara 450 lpm.
Kata kunci: pengering semprot; laju pengeringan, konsumsi energi
ABSTRACT
In the spray drying process, drying air temperatures affect the quality and quantity of products drying results. If the drying temperature is too high can cause damage to the heat-sensitive material contained in the material, but if the drying temperature is too low, drying process running slow so that decrease resulting product. To overcome this problem spray dryer system combined with heat pumps.
This study uses a thermodynamic simulation and CFD simulations to see the effect of temperature variation of air drying, drying air flow rate, and specific humidity of the air that is influenced by the dew point temperature at the evaporator to the use of energy systems and the rate of drying material. Simulation of thermodynamic and CFD simulation using the variation of temperature dew point 10°C, 15°C and 20°C, variations in air temperature drying 60°C, 80°C, 100°C, 120°C, 140°C, and the variation rate airflow at 150 lpm, 300 lpm, 450 lpm.
Results showed that the use of heat pumps is proven to reduce overall energy consumption significantly. The highest drying rate on a system with variable air humidity at 10 ℃ dew point temperature, air flow rate of 450 lpm, and the air temperature of 140 ℃. The lowest energy consumption is a system designed using a dehumidifier with a temperature of 10°C, 60°C air temperature and air flow rate of 450 lpm."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S62715
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Win Alfalah
"Penelitian ini adalah tentang proses pengeringan semprot dengan fluida air. Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah debit maksimum bahan dengan suhu pengeringan, debit udara pengeringan, dan suhu dehumidifier sebagai variabel kontrol pada tekanan nozzle sprayer 2 bar. Kondisi yang divariasikan tersebut adalah suhu udara 60°C, 90°C, dan 120°C, laju pengeringan aliran udara dari 150, 300 dan 450 (LPM), suhu dehumidifier udara pengering sekitar 20°C, 15°C, 10°C, dan tanpa dehumidifier . Hasil penelitian ini adalah perbandingan kinerja kondisi pengeringan semprot aliran pada pengeringan air.
Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh dari pemanfaatan dehumidifier dan panas kondensor pada pengering semprot terhadap laju aliran air maksimum yang dapat dikeringkan dan terhadap konsumsi energi spesifik.
Hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah RH pengeringan udara diturunkan dengan dehumidifier sehingga penguapan maksimum cairan bahan meningkat seiring dengan menurunnya kelembaban udara. Sementara itu, penggunaan panas kondensor untuk menurunkan konsumsi energi pengeringan.

This experiment was about water spray drying process. Variables observed in this study were the maximum discharge of materials with drying temperature, flow of drying air, dehumidifier temperature as controlled variables at 2 bars sprayer nozzle pressure. Conditions those were varied are drying air temperature 60 °C, 90 °C, and 120 °C, drying air flow rate of 150, 300 and 450 (LPM), drying air dehumidifier temperature about 20 °C, 15 °C, 10 °C, and without dehumidifier. Results of this experiment are comparison of the performance of the material flow spray drying conditions for drying water, etc. The result of this study is a comparison of the performance of spray drying conditions on the drying of water flow.
The purpose of this study was to observe the effect of the use of a dehumidifier and heat spray dryers condenser at the maximum water flow rate that can be dried and the specific energy consumption.
Results obtained from this research are the RH drying air with a dehumidifier that lowered the maximum evaporation of the liquid material increases with decreasing air humidity. Meanwhile, the use of condenser heat to reduce drying energy consumption.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T42522
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teguh Anandika Putra
"Pengembangan teknologi spray drying diarahkan untuk menemukan cara efisien dan efektif dalam usaha penghematan energi. Kelembaban udara sangat berpengaruh terhadap tingginya temperatur udara pengeringan. Untuk mengatasi kelembaban udara di Indonesia yang tinggi maka dalam penelitian spray drying yang dilakukan di DTM FT UI memanfaatkan sistem dehumidifier sehingga proses pengeringan dapat dilakukan pada temperatur rendah. Penambahan sistem refrigerasi pada alat pengering semprot ini akan menghasilkan panas yang terbuang pada kondensor. Panas yang terbuang bisa dimanfaatkan sebagai pengering dari pompa kalor. Sehingga dapat mengurangi beban daya pemanas listrik.
Penelitian dilakukan dengan melakukan simulasi CFD untuk memperoleh laju penguapan air pada spray drying terhadap beberapa variasi, laju udara, temperatur udara pengeringan dan titik embun udara pengeringan. Hasil simulasi menujukan pengaruh dari peningkatan laju udara pengeringan terhadap penurunnan laju penguapan air. Penurunnan kelembaban udara berpengaruh terhadap meningkatnya laju penguapan air. Penambahan pemanas pompa kalor dikombinasikan dengan pemanas listrik meningkatkan kinerja spray drying.

Development of spray drying technology is conducted to find the most efficient and effective way in energy saving. The air humidity become one of factors that drying process involve high temperature. Indonesia is a country which is covered by high humidity so spray drying research in DTM FT UI used dehumidifier system to reduce air humidty. This refrigeration system produce heat which is not used in spray drying process. This unused energy can be aplied as heat pump dryer so power supplied by electric heater can be decreased.
Research is done by using CFD simulation to get water eveporating rate in spray drying by some variations, air flow, air temperature dan dew point. The result show that the influence of air flow and humidity to evaporating rate. The involvement of heat pump drying from dehumidifier system increase the psray drying performance.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46467
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aryo Bayu Wicaksono
"Clove or Syzygium Aromaticum is one of Indonesias herbs and spices that have variety of uses, its oil contains 80 eugenol and was reportedly able to act as anti microbial, anti fungal, and anti inflamatory. Encapsulation was done to protect clove oil from oxidation. Eugenol encapsulation has been studied with casein micelle as its encapsulator. Production of encapsulated eugenol uses 8 unit procedure, with spray dryer to form solid product. The economical evaluation shows that the project capital investment is 1,249,000 with annual operating cost of 1,448,000. Annual production capacity is 6972 kg year, generating a revenue of 1,634,000 with product price 234.32 kg. Payback period estimated is 6.63 years with IRR 14.30 and NPV 334,000. Sensitivity analysis is conducted using 3 parameters of payback periode, NPV and IRR shows that product price fluctuation is the most sensitive variable, followed by capital investment and clove oil price.

Cengkeh atau Syzygium Aromacitum merupakan salah satu rempah dengan berbagai kegunaan, minyak atsiri cengkeh mengandung >80 eugenol dan telah dilaporkan dapat berfungsi sebagai anti-microbial, anti-fungal dan anti-inflamatory. Enkapsulasi dilakukan untuk melindungi minyak astiri cengkeh dari oksidasi. Enkapsulasi eugenol telah dipelajari menggunakan casein micelle sebagai enkapsulator. Produksi eugenol terenkapsulasi menggunakan 8 unit prosedur dengan spray dryer berfungsi untuk mengeringkan produk akhir. Evaluasi keekonomian menunjukan bahwa proyek ini membutuhkan capital investment sebesar 1,249,000 dengan operating cost 1,448,000. Kapasitas produksi tahunan yaitu 6972 kg/tahun, menghasilkan revenue 1,634,000 dengan harga jual produk 234.34/kg. Payback period diperkirakan mencapai 6.63 tahun dengan IRR 14.30 dan NPV 334,000. Analisa sensitivitas dilakukan menggunakan 3 parameter yaitu payback period, NPV dan IRR menunjukkan bahwa fluktuasi harga produk adalah variable paling sensitif diikuti oleh capital investment dan harga minyak cengkeh.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ananda Aprilla Hamid
"Sebagai pembentuk struktur tubuh, tulang dapat mengalami kerusakan yang disebabkan kecelakaan atau faktor usia. Oleh sebab itu, studi serta penelitian tentang material pengganti tulang telah banyak dilakukan, salah satunya biokomposit Hidroksiapatit/Kolagen. Sebelum melakukan implantasi pada tulang manusia, prosedur awal untuk memastikan material implan memiliki sifat biokompatibel, biaoktivitas, dan osteokonduktif adalah menggunakan model hewan sebagai percobaan implantasi tulang (Studi In-Vivo) setelah memastikan bahwa biomaterial tidak toksik. Model hewan yang dipilih adalah hewan yang memiliki kesamaan karakter tulang dengan tulang manusia, seperti kelinci New Zealand. Preparasi studi in-vivo dilakukan dengan mengkarakterisasi tulang kelinci dan material implan Hidroksiapatit-Kolagen menggunakan mikroskop optik digital yang kemudian dianalisa menggunakan ImageJ untuk mengetahui karakteristik profil histogram. Dari 4 sampel tulang kelinci yang digunakan pada penelitian ini, yaitu tulang tibia, tulang femur, tulang ilium, dan tulang dada, yang telah dikarakterisasi menggunakan mikroskop optik, pada tulang femur dan tibia diketahui memiliki karakter persebaran pori yang sama, yaitu persebaran pori akan meningkat saat mendekati sumsum tulang dan pada daerah trabekular tulang yang disebut daerah spongy bone. Pada tulang ilium persebaran pori akan meningkat saat mendekati permukaan. Sedangkan pada tulang dada, tulang dipenuhi oleh pori dengan ukuran besar, hanya sedikit bagian tulang yang memiliki persebaran pori rendah. Hal ini menandakan bahwa struktur tulang dada lebih rapuh dibandingkan 3 sampel tulang yang lainnya. Berdasarkan profil histogram yang didapatkan, intensitas keabuan pellet memiliki kecocokan nilai intensitas keabuan dengan tulang tibia.

As forming the structure of the body, bones can be damaged due to accidents or age factors. Therefore, many studies and research on bone replacement materials have been carried out, one of which is Hydroxyapatite-Collagen biocomposite. Prior to direct implantation of human bone, the initial procedure to ensure the implant material has biocompatible, bioactivity and osteoconductive properties is to use animal models as bone implantation experiments In-Vivo Studies after confirming that the biomaterial is non-toxic. The animal model chosen is an animal that has similar bone characteristics to human bones, such as the New Zealand rabbit. In-vivo study preparation was carried out by characterizing rabbit bone and Hydroxyapatite-Collagen implant material using a digital optical microscope which was then analyzed using ImageJ to determine the characteristics of the histogram profile. Of the 4 rabbit bone samples used in this study, namely the tibia bone, femur bone, ilium bone, and breastbone, which have been characterized 2 using an optical microscope, the femur and tibia bones are known to have the same pore distribution character, the pore distribution will increase as it approaches the bone marrow and in the trabecular area of the bone called the spongy bone area. In the ilium bone, the pore distribution will increase as it approaches the surface. Whereas in the sternum, the bone is filled with large pores, only a few parts of the bone have a low pore distribution. This indicates that the breastbone structure is more fragile than the other 3 bone samples. From the histogram profile obtained, based on the gray intensity, the pellet has a match with the gray intensity value with the tibia bone."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Yessy Warastuti
"Terdapat beberapa metode untuk mengekstraksi hidroksiapatit dari tulang sapi. Dalam penelitian ini, tulang sapi diekstraksi dengan menggunakan metode alkalin hidrotermal menggunakan larutan NaOH pada suhu 100°C . Karakterisasi hidroksiapatit dengan spektrofotometer Fourier Transform Infrared (FTIR) menunjukkan puncak serapan dari vibrasi regang OH pada daerah 3570-3360 cm-1, serapan yang khas dari karbonat (CO32-) pada 1416 cm-1 dan 874 cm-1, kemudian serapan fosfat (PO43-) pada 1037 cm-1, 604 cm-1 dan 568 cm-1 Karakterisasi pola difraksi dengan XRD menunjukkan puncak difraksi karakteristik dari hidroksiapatit pada posisi 2θ 25.95°, 31.9°, 33.14° , 34.2° 40.05°, 46.83°, 49.59° dan 50.73°. Persentase rata-rata ekstrak hidroksiapatit yang diperoleh dengan metode alkalin hidrotermal adalah sebesar 68,809 ± 0,461. Membran komposit hidroksiapatit tulang sapi-khitosan-poli (vinil alkohol) disintesis dengan metode film casting dan penguapan pelarut.
Karakterisasi secara visual/tampilan fisik menunjukkan membran yang homogen dengan tingkat kelenturan yang bervariasi. Karakterisasi FTIR dan XRD pada sampel membran menunjukkan telah terbentuk komposit yang terdiri dari puncak serapan unsur penyusun yang diperkuat dengan tidak terbentuknya puncak serapan baru pada data FTIR maupun SEM. Analisis sifat mekanik membran menghasilkan membran dengan kekuatan tarik 4-11 MPa untuk kontrol dan 3-8,5 MPa untuk sampel dengan variasi komposisi, perpanjangan putus 90-340%, dan modulus Young sebesar 1- 9,5 MPa. Nilai modulus semakin bertambah dengan kenaikan dosis radiasi. Uji bioaktivitas in vitro dalam larutan SBF menghasilkan data pH larutan naik (8,4-8,6) pada minggu ke-1 dari semula 7,4.
Uji absorbsi air diperoleh sampai 600%, kehilangan berat membran terjadi pada minggu ke-1 dan ke-2 perendaman dengan kisaran 0,75-1,6% pada konsentrasi PVA 3% dan 5%. Pada perendaman minggu ke-3 dan seterusnya sampai minggu ke -12 terjadi penambahan berat membran maksimal 26%. Uji bioktivitas in vitro menunjukkan membran komposit hidroksiapatit-khitosan-poli (vinil alkohol) bersifat bioaktif karena terbentuk lapisan spherical/globular apatit pada permukaan membran dengan bertambahnya waktu perendaman dalam SBF.

There are several methods for extracting hydroxyapatite from bovine bones. In this study, bovine bone was extracted using alkaline hydrothermal method using NaOH solution at a temperature of 100oC. Characterization of hydroxyapatite with Fourier Transform Infrared Spectrophotometer (FTIR) shows the absorption peak of OH stretch vibration in the region 3570-3360 cm-1, absorption characteristic of carbonate (CO32-) in 1416 cm-1 and 874 cm-1, then the uptake of phosphate (PO43-) at 1037 cm-1, 604 cm -1 and 568 cm-1. Characterization by XRD diffraction pattern shows the characteristic diffraction peaks of hydroxyapatite in position 2θ 25.95°, 31.9°, 33.14°, 34.2° 40.05°, 46.83°, 49.59° and 50.73°. The average percentage of hydroxyapatite extract obtained by alkaline hydrothermal method amounted to 68.809 ± 0.461. Composite bovine bone hydroxyapatite-chitosan-poly (vinyl alcohol) membrane was synthesized by films casting and evaporation of solvent method. Visual/physical appearance of membrane showed a homogeneous membrane with various degree of flexibility.
FTIR and XRD characterization of the samples showed that composite membrane comprising absorption peaks constituent elements reinforced with the formation of a new absorption peak in the data FTIR and SEM. Analysis of the mechanical properties of the membrane produces a membrane with a tensile strength of 4-11 MPa for the control and 3 to 8.5 MPa for samples with variations in composition, 90-340% elongation at break, and Young's modulus of 1 to 9.5 MPa. Modulus value increases with increasing of radiation doses. Bioactivity test in vitro in the SBF solution to produce data pH rises (8.4 to 8.6) at week 1 of the original 7.4.
From water absorption result, it showes that membran has water absorption capacity up to 600%. Percentage weight loss of the membrane with PVA concentration of 3% and 5% occurs at 1 to 2 weeks immersion is 0.75 to 1.6%. At 3rd to 12 weeks of immertion time, there is an increasing weight of membrane up to 26%. In vitro bioactivity results show that hydroxyapatite-chitosan-poly(vinyl alcohol) composite membrane are bioactive as indicated by the formation of spherical / globular apatite on the surface of the membrane along with increasing immersion time in SBF."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
T44583
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Natasya Putri
"Dalam penelitian ini dikembangkan kolagen dan hidroksiapatit untuk rekayasa jaringan tulang dari limbah pengolahan ikan. Kolagen diekstraksi dari kulit salmon norway (Salmon salar) meggunakan metode Acid Soluble Collagen (ASC) sementara hidroksiapatit disintesis dari tulang ikan tuna dengan menggunakan metode kalsinasi pada suhu 600°C dan 800°C. Material dievaluasi untuk sifat fisika-kimia, kolagen dievaluasi dengan fourier transform infrared spectroscopy(FTIR), differential scanning calorimetry (DSC), dan scanning electron microscopy with energy dispersive X-ray (SEM-EDX). Kolagen hasil ekstraksi memiliki morfologi dalam bentuk lembaran dengan yield 0,8%. Persentase karbon yang didapatkan dari kolagen yang diekstraksi adalah 47% dan termasuk dalam kelas standar, sementara persentase karbon/nitrogen yaitu 2,63% yang sedikit lebih rendah dari standar. Hidroksiapatit yang telah disintesis dievaluasi dengan fourier transform infrared spectroscopy (FTIR), scanning electron microscopy with energy dispersive X-ray (SEM-EDX), dan X-ray diffraction (XRD). Hidroksiapatit yang diperoleh setelah proses kalsinasi menunjukkan struktur yang serupa yaitu kristal bubuk. HAp yang dikalsinasi pada suhu 600°C dan 800°C tidak memiliki pita sesempit HAp standar, namun lebih sempit daripada HAp yang dikalsinasi pada suhu 600°C. Rasio atom Ca/P HAp 600°C dan 800°C yaitu 2,15 dan 2,01 secara berurutan. Penelitian menunjukkan bahwa kolagen dari kulit salmon dan hidroksiapatit dari tulang tuna memiliki kualitas baik dan aplikasi luas dalam rekayasa jaringan tulang.

In this research, collagen and hydroxyapatite were developed for bone tissue engineering from fish processing waste. Collagen was extracted from the skin of Norwegian salmon (Salmon salar) using the Acid Soluble Collagen (ASC) method, while hydroxyapatite was synthesized from tuna bones using the calcination method at 600°C and 800°C. Materials were evaluated for physico-chemical properties, collagen was evaluated by fourier transform infrared spectroscopy (FTIR), differential scanning calorimetry (DSC), and scanning electron microscopy with energy dispersive X-ray (SEM-EDX). The synthesized hydroxyapatite was evaluated by fourier transform infrared spectroscopy (FTIR), scanning electron microscopy with energy dispersive X-ray (SEM-EDX), and X-ray diffraction (XRD). Extracted collagen have a sheet looking morphology with yield of 0.8%. The percentage of carbon obtained from extracted collagen is 47%, while the percentage of carbon/nitrogen is 2.63% which is slightly lower than the standard. The hydroxyapatite obtained after the calcination process shows a similar structure which is powder crystals. HAp calcined at 600°C and 800°C did not have a band as narrow as standard HAp, although HAp calcined at 800°C had narrower bands than HAp calcined at 600°C. The atomic ratios of Ca/P HAp at 600°C and 800°C are 2.15 and 2.01 respectively. The research findings indicate that collagen from salmon skin and hydroxyapatite from tuna bones are expected to have broad applications in bone tissue engineering."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>