Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 38098 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Irina Pendjol
"Pada awal berdirinya tahun 1987, PT. Ax merupakan salah satu Divisi di PT. AK (Persero) yang dibuat lmtuk mendukung ketersediaan material (beton cair) yang akan digunakan oleh PT. AK dalam menjalankan bisnisnya sebagai suatu perusahaan kontraktor bangunan dan jalan milik negara. Saat ini, sejalan dengan adanya himbauan dari Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara mengenai keharusan Badan Usaha Milik Negara untuk kembali ke core-business nya, maka PT. AK memutuskan untuk melepaskan divisi-divisinya yang non-kontraktor, termasuk didalamnya PT. Ax. Maka mulai tanggal 1 Juli 2002, PT. AK memberlakukan PT. Ax sebagai anak perusahaan. Perubahan status ini tentu saja memberikan dampak yang signifikan terhadap PT. Ax, antara lain dalam struktur organisasi, segi pemasaran, financial, dll.
- Semula dari struktur organisasi PT. Ax merupakan divisi dan menjadi bagian dan PT. AK, sekarang ia merupakan anak perusahaan dan menjadi ‘entitas’ sendiri.
- Segi pemasaran dimana dulu sebagai divisi pendukung PT. AK, PT. Ax tidak melakukan kegiatan pemasaran karena lebih banyak berperan sebagai pihak yang harus memenuhi kebutuhan produksi material dari PT. AK dan PT. AK merupakan captive market bagi PT. Ax. Saat ini PT. Ax harus aktif dan agresif melakukan kegiatan pemasaran karena sudah tidak ada lagi kewajiban bagi PT. AK untuk menggunakan beton cair dari PT. Ax."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
T38475
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vidhestira Dwimadia
"Konsep kompetensi telah digunakan dalam bidang-bidang industri. Penerapan konsep kompetensi dimulai sejak penelitian McClelland tahun 1973 menunjukkan bahwa kompetensi dipercaya sebagai faktor kunci dalam keberhasilan seseorang di dalam pekerjaannya. Identifikasi kompetensi yang tepat memiliki nilai prediksi yang cukup valid terhadap kinerja seorang karyawan. Di dalam industri penerbangan telah di luar negeri telah banyak digunakan standar komptensi. Namun di Indonesia belum ada standar kompetensi pilot. Padahal standar tersebut perlu dibuat demi tercapainya keselamatan penerbangam. Peneliti tertarik memfokuskan penelitian pada PT. Dirgantara Air Service (PT.DAS) karena PT. DAS merupakan satu-satunya perusahaan yang ditetapkan sebagai perusahaan penerbangan perintis sejak tahun 1993.
Suatu penerbangan perintis dilakukan pada medan yang ganas seorang pilot akan menghadapi kondisi cuaca yang cepat berubah, kabut tebal yang menghalangi jarak pandang minimal, gunung-gunung bukit-bukit yang menjulang dan lain sebagainya Keadaan-keadaan ini membutuhkan keterampilan-keterampilan yang prima dari pilot (yang tercakup di dalam kompetensinya). Selain itu, peneliti tertarik meneliti mengapa pilot-pilot baru PT.DAS kinerjanya kurang memuaskan. Terhadap permasalahan ini peneliti mengusulkan untuk menerapkan seleksi berdasarkan kompetensi. Seleksi berdasarkan kompetensi menjamin perusahaan merekrut pilot yang tepat sesuai maktelistik yang di pemyamtkan perusahaan dan memberikan kinerja optimal di dalam pekerjaannya. Untuk mendapatkan data, penulis melakukan wawancara dengan pemegang jabatan, atasan pemegang jabatan dan manajemen puncak."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
T38376
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pribadi
"ABSTRAK
Peningkatan produktivitas kerja karyawan berkaitan erat dengan pengalaman, pelatihan, keterampilan dan peluang untuk mengembangkan bakat, karier dan potensinya. Oleh karena itu peningkatan produktivitas kerja merupakan salah satu hal penting untuk pengembangan sumber daya manusia dan perusahaan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengalaman kerja dan pelatihan dengan produktivitas kerja karyawan serta seberapa besar sumbangan pengalaman kerja dan pelatihan terhadap peningkatan produktivitas kcrja. Sampel penelitian yang diambil sebanyak 200 orang.
Berdasarkan analisis hasil penelitian ditemukan bahwa rata-rata pengalaman kcrja karyawan adalah 9 tahun dengan standar deviasi 4.01. pelatihan yang pernah diikuti rata-rata 75 jam dengan standar deviasi 13.26 dan produktivitas kerja rata-rata 1.092 dengan standar deviasi 0,164.
Disamping itu juga terungkap bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan secara bersama-sama antara pengalaman kerja dan pelatihan dengan produktivitas kerja pada taraf signifikansi 0,05 dan diperoleli harga koefisien determinasi R2 = 0,558. Pengalaman kerja memberikan sumbangan relatif sebesar 62.08 persen dan sumbangan efektif sebesar 34,64 persen terhadap produktivitas keija sedangkan pelatihan memberikan sumbangan relatif sebesar 37,92 persen dan sumbangan efektif sebesar 21,16 persen terhadap produktivitas kerja.
Dari penelitian ini juga dapat disimpulkan bahwa ada 45,08 persen responden yang tingkat produktivitasnya diatas rata-rata dan pengalaman kerja memberikan sumbangan relatif dan efektif yang lebih besar dalam peningkatan produktivitas kerja dari pada pelatihan.
Dengan demikian untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawan seyogyanya perusahaan lebih memperhatikan pengalaman kerja dan pelatihan untuk meningkatkan keterampilan sekaligus mempersiapkan SDM yang berkualitas untuk menghadapi pasar global tahun 2003."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mathilda Margrietha I.K.
"Tulisan ini merupakan suatu bentuk analisa dan usulan dalam meningkatkan komitmen karyawan terhadap organisasi sehubungan dengan tidak jelasnya kesempatan karir yang dapat diraih di PT X. PT X merupakan Iink corporate dari Perusahaan Jepang yang bergerak di bidang teknologi informasi Informazion technology). Selama masa berdirinya, perusahaan telah berulang kali mengalami pergantian karyawan. Masalah kesempatan pengembangan karir yang tidak jelas jadi hal yang bisa disimpulkan dad semua alasan yang dikemukakan oleh karyawan yang mengundurkan diri.
Dalam menganalisa permasalahan yang ada, akan dipakai kerangka teori Interaksi Individu dan Organisasi dari Schein (1978) dan pandangan Steers (1977, dalam Muchinsky, 1993) mengenai komitmen terhadap organisasi. Menurut Schein, organisasi tergantung pada kinerja individu-individu yang mcreka miliki dan individu tergantung pada organisasi untuk memperoleh pekerjaan dan kesempatan karir. Dalam interaksinya, ada proses penyesuaian yang membawa organisasi dan individu pada hubungan yang saling menguntungkan. Jika proses penyesuaian ini berjalan optimal, maka organisasi akan memperoleh keuntungan berupa peningkatan produktivitas, kreativitas, efektivitas jangka panjang, dan sebagainya. Sedangkan individu akan memperoleh keuntungan berupa kepuasan kerja yang akan berlanjut pada peningkatan motivasi kerja, pengembangan personal yang optimal, keterlibatan dalam kerja dan organisasi, dan sebagainya. Mengenai komitmen terhadap organisasi, Steers mendefinisikan sebagai kekuatan identifikasi individu terhadap keterlibatan dalam organisasi yang dikarakteristikkan dengan penerimaan dan keyakinan yang kuat atas nilai dan tujuan organisasi, kesediaan berusaha bagi organisasi, dan keinginan untuk mempertahankan keanggotaan dalam organisasi.
Pada PT X, proses penyesuaian bagi karyawan terhadap perusahaan tidak berjalan dengan lancar. Tidak adanya sistem perekrutan dan seleksi yang jelas, penilaian kinerja yang memberikan umpan balik, dan jejang karir yang membuka kesempatan pada tingkat yang lebih tinggi, membuat karyawan khawatir bahwa apa yang rnenjadi harapan mereka dalam perusahaan tidak dapat tercapai Keyakinan karyawan akan nilai dan tujuan perusahaan tidak terbangun dengan baik, sehingga ketika mereka melihat ada kesempatan yang Iebih baik untuk dapat berkembang di perusahaan lain, mereka memilih untuk mengundurkan diri.
Untuk menangani masalah ini, perlu adanya sistem pengembangan karir yang direncanakan dan dikelola dengan baik. Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dilakukan oleh pihak manajemen PT X adalah (1) melakukan analisa pekerjaan untuk membuat uraian pekerjaan yang jelas, (2) memperjelas sistem rekruitmen dan seleksi, (3) melakukan survei terhadap kebutuhan karyawan berkenaan masalah karir, (4) melakukan tahap pengukuran untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan karyawan, (5) melakukan tahap pengarahan dengan mengadakan konseling karir atau memberikan pelayanan informasi, (6) melakukan tahap pengembangan dcngan memilih program pengembangan karir yang sesuai dengan kondisi dan harapan perusahaan. "
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
T38201
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alessia Anindiya Melinda
"Skripsi ini bertujuan untuk melihat pengaruh tingkat kohesivitas kelompok terhadap tingkat komitmen organisasi karyawan. Kohesivitas kelompok dikatakan tinggi jika anggota kelompok terlibat dalam interaksi yang mengarah pada menguatkan kelompok, sedangkan komitmen organisasi tinggi jika karyawan bersedia bekerja keras dan memilih melanjutkan keanggotaannya dalam perusahaan.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan teknik pengumpulan data melalui survey yang dilakukan di PT. Bank Syariah X, Jakarta. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 46 orang yang terdiri dari seluruh staf pada divisi bisnis institusi komersial. Teknik penarikan sampel menggunakan total sampling karena jumlah populasi sedikit.
Temuan penelitian menunjukkan bahwa tingkat kohesivitas kelompok memberikan pengaruh yang cukup atau moderat positif terhadap tingkat komitmen organisasi karyawan, setelah mengeluarkan dimensi turnover anggota kelompok dari variabel tingkat kohesivitas kelompok. Lebih lanjut, penelitian ini juga melihat pengaruh tingkat kohesivitas kelompok terhadap tingkat komitmen organisasi karyawan dengan menggunakan variabel kontrol identitas responden. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa memang terdapat hubungan antara kohesivitas kelompok dengan komitmen organisasi karyawan, namun variabel itu hanya berhubungan dalam kondisi karyawan laki-laki, bersuku bangsa Jawa, berusia tua, dan berpendidikan rendah ataupun tinggi.

This undergraduate thesis discusses the influence of group cohesiveness on employees' organizational commitment. Group cohesiveness is high when group members involve in an interaction which lead to the integration of the group. Meanwhile the employees' organizational commitment is categorized as high when the employees have willingness to work hard and choose to continuing their membership in the company.
This study uses quantitative methode by doing survey as the technique to collect the data from PT. Bank Syariah X. The sample consists of 46 workers who work as the staff at the bussiness institution and commercial division. Total sampling is used as the techinque to get the sample since the amount of population is small.
The findings of the study indicate that group cohesiveness has a moderate and positive influence on employees' organizational commitment after taking out the turnover membership dimension. Furthermore this study also test the relationship between group cohesiveness with employees' organizational commitment by using the control variable respondent identity. Statistical test show that there is a relationship between group cohesiveness with employees' organizational commitment. But that relationship only applied for male respondent, javanese respondent, old responden, and respondent who have high and low educational background.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Daviq Chairilsyah
"PT JICT (Jakarta Intemational Container Terminal) adalah salah satu perusahaan operator kontainer terminal yang berada di pelabuhan Tanjung Priok. Sebelum privatisasi PT JICT dilakukan (Sebelum tahun 1999), fakta di lapangan menunjukkanan bahwa upah karyawan, jumlah tunjangan, dan jumlah insentif masih rendah. Selain itu pungutan berupa uang sering dilakukan oleh karyawan kepada para pengguna jasa kontainer, disiplin kerja karyawan masih rendah dan tingkat produktifitas kerja karyawan di lapangan juga masih rendah.
Saat dilakukan privatisasi, manajemen perusahaan berusaha untuk menjadikan PT JICT sebagai terminal pelabuhan petikemas dengan standar internasional. Untuk mencapai hal tersebut, pihak manajeman berusaha meningkatkan kesejahteraan karyawan dengan cara meningkatkan upah pokok, bonus, insentif dan tunjangan Iainnya secara signifikan. Harapan pihak manajemen perusahaan setelah dilakukannya privatisasi agar para karyawan menjadi semakin termotivasi untuk bekerja, semakin loyal pada perusahaan, kepuasan kerja meningkat, menghilangkan pungutan atau sogokan oleh konsumen, dan peningkatan disiplin kerja pada kenyataannya masih belum terwujud.
Masalah yang paling besar saat ini adalah para karyawan masih melakukan pungutan liar atau menerima sogokan dari konsumen. Timbul pertanyaan mengapa setelah adanya program privatisasi dan pemberian treatment oleh manajemen PT JICT dengan cara meningkatkan kesejahteraan para karyawan melalui peningkatkan upah pokok, tunjangan-tunjangan dan bonus namun masih terjadi perilaku meminta dan menerima pungutan berupa uang oleh karyawan PT JICT kepada konsumennya.
Manfaat penelitian ini untuk mendapatkan gambaran tentang penyebab adanya perilaku menerima dan meminta pungutan uang oleh karyawan PT JICT Serta nantinya diharapkan dapat menetapkan program intervensi yang sesuai untuk perusahaan PT JICT. Penyebab perilaku individu/karyawan meminta dan menerima sogokan uang menurut teori Perilaku Organisasi (OB) tergantung dari tiga faktor penentu, yaitu; dari dalam diri individu sendiri, interaksi individu dengan kelompoknya, dan sistem organisasinya. (Robbins, 2003).
Sesuai dengan tujuan penelitian ini, maka individu yang menjadi subyek penelitian adalah para karyawan yang tercatat bekerja di Departemen Operasional PT JICT. Pengambilan sampel (sampling) akan dilakukan dengan menggunakan teknik accidental sampilng. Jumlah karyawan yang direncanakan menjadi responden penelitian sebanyak 131 orang (30%) jumlah karyawan departemen operasional PT JICT. Variabel bebas pada penelilian ini adalah determinan faktor individual, kelompok dan sistem organisasi. Sedangkan variabel terikat adalah perilaku menerima dan meminta sogokan karyawan PT JICT.
Alat pengumpul data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Dalam kuesioner ini akan digunakan bentuk skala likert, dengan 6 alternatif pilihan jawaban. Pengujian validitas kuesioner dengan menggunakan teknik korelasi Pearson's Product Moment Sedangkan pengujian reliabilitas menggunakan teknik statistik Alpha Cronbach. Hasil data dari angket yang telah diperoleh pada saat melakukan kegiatan pengambilan data di lapangan diuji dengan menggunakan teknik Multiple Regression."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T38495
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"PT X adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri konstruksi dan enjiniring Dalam visinya, PT X ingin menjadi perusahaan terkemuka dalam industri konstruksi dan enjiniring di Asia Tenggara Adapun misi PT X yaitu memelopori pengembangan industri konstruksi dan enjiniring yang berkualitas dan memenuhi kepuasan semua pihak yang berkepentingan.
Sejalan dengan visi dan misi perusahaan, struktur organisasi PT X didesain dalam bentuk matrik (Lampiran l). Struktur matrik menjadi pilihan sebab proses I fungsi pekerjaan, jenis tugas, situasi dan kondisi organisasi PT X yang terbagi beberapa wilayah pekerjaan, memerlukan tanggung jawab suatu posisi pada proyek-proyek tertentu.
Selaku kantor pusat yang membawahi enam divisi, satu departemen serta tiga perusahaan anak*), Divisi Pengembangan Sumber Daya Manusia khususnya Biro Perencanaan dan Pengembangan SDM (Biro PSDM) dalam menjalankan salah satu kegiatannya adalah memberikan pelayanan konseling bagi karyawan yang membutuhkan. Pelayanan konseling diberikan atas rekomendasi atasan, yang pada tahap awal karyawan telah mendapatkan konseling dari atasan masing-masing. Dalam praktek pelaksanaannya, pihak Biro PSDM menyatakan bahwa sebagian besar atasan cenderung mengambil jalan pintas dengan mengirimkan langsung karyawannya ke Biro PSDM. Kondisi ini memberikan stres tersendiri bagi karyawan (sumber daya) di PT ?X?.
Berkaitan dengan hal tersebut di atlas, maka penulis mengusulkan pengelolaan terhadap kondisi yang ada melalui manajemen stres ke dalam suatu program yang terpadu yaitu Employee Assistance Program (EAP). EAP adalah program pelayanan yang secara temadu disediakan organisasi kepada karyawan dan anggota keluarganya untuk membantu karyawan dalam mengatasi berbagai masalah yang dimungkinkan akan mempengaruhi kinerja. Dengan diterapkannya EAP sebagai metode intervensi diharapkan mampu mengantisipasi terjadinya penurunan kinerja maupun kemungkinan pengunduran diri karyawan akibat stres kerja yang diabaikan organisasi.
lntervensi program (EAP) disarankan sebagai salah satu alternatif solusi terutama bagi Biro Perencanaan dan Pengembangan SDM PT karena EAP dengan program yang ditawarkan dapat digunakan untuk menangani masalah stres dan pekerjaan. Upaya preventif atau kuratif dalam EAP, diharapkan dapat membantu karyawan mengatasi stres kerja yang dialami.
Langkah yang harus dilakukan dalam pelaksanaan EAP adalah sebagai berikut;
a) menentukan komite khusus EAP
b) menentukan kebijakan pelaksanaan EAP
c) menentukan karyawan profesional EAP
d) melakukan rujukan pada pihak yang kompeten
e) menjaga kerahasiaan sistem penyimpanan dokumen
f) melakukan pelalihan bagi atasan g) menjunjung tinggi kode etik peiayanan EAP Hal penting yang perlu diperhatikan adalah program tersebut tidak dapat berjalan sempurna bila tidak ditunjang oleh dukungan dan komitmen dari manajemen puncak, serta adanya sosialisasi program tersebut bagi semua karyawan.
Keterangan :
*) = istilah baku PT X"
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
T38817
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eri Suhendra Irawan
"Dengan pelaksanaan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah yang menitik beratkan pada otonomi daerah, membawa konsekwensi logis terhadap tuntutan untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan sumber daya manusia di berbagai bidang. Kebijakan pembangunan dalam kerangka otonomi daerah hamslah diartikan sebagai peluang sekaligus tantangan bagi pembangunan bangsa di masa depan. Oleh karena itu tidak ada pilihan Iain kecuali memberikan perhatian yang seksama tentang arti penting kompetensi sumber daya manusia aparatur di daerah untuk terus menerus ditingkatkan secara konsisten dan berkesinambungan. Dalam konteks ini permasalahan yang muncul adalah sejauh mana tingkat kompetensi sumber daya manusia aparatur yang ada pada saat ini untuk menunjang kebijakan yang dimaksud. Kemudian seberapa jauh sumber daya manusia aparatur dalam memahami berbagai aspek desentralisasi dan identifikasi pendidikan dan pelatihan yang dibutuhkan untuk peningkatan kompetensi sumber daya manusia aparatur tersebut sehingga semua itu dapat memberikan sumbangan yang besar terhadap pelaksanaan otonomi daerah di masa yang akan datang. Penelitian dilakukan untuk mengetahui gambaran tingkat pengusaan kompetensi berdasarkan konsep kompetensi generik Civil Service Coiiege terhadap 30 orang pegawai negeri sipil golongan III di lingkungan Sekretariat Dewan Peiwakilan Rakyat Daerah Propinsi Kalimantn Selatan. Pendekatan yang dilakukan terhadap penelitian ini adalah bersifat kualitatif, dengan juga melakukan studi kepustakaan terhadap teori-teori yang relevan dan melakukan pengamatan dan observasi serta melakukan serangkaian wawancara dengan 30 orang responden yang dipilih secara purposive sampiing. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif, yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan atau menjelaskan sesuatu yang sedang berlangsung pada saat riset dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu. Berdasarkan hasil penelitian disimpuikan bahwa gambaran tentang persepsi pegawai tentang kompetensi secara generik berdasarkan konsep kompetensi Civil Service College sudah cukup memadai. Kemudian tingkatpemahaman para pegawai terhadap konsep desentralisasi sudah cukupmemadai."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T3231
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heryudana
"Perkembangan dan pertumbuhan suatu bangsa tidak terlepas dari peranan proses industrialisasi. Maju mundurnya suatu industri sangat ditunjang oleh tenaga kerja yang produktif, sehat, dan berkualitas dengan manajemen yang baik, khususnya yang berkait dengan masalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3).
K3 dalam suatu perusahaan terkadang terlupakan oleh para pengusaha. Betapa tidak? Sebab, K3 mempunyai tujuan pokok dalam upaya memajukan dan mengembangkan proses industrialisasi, terutama dalam mewujudkan kesejahteraan para buruh.
K3 dikatakan merupakan modal utama kesejahteraan para buruh/tenaga kerja secara keseluruhan. Dengan penerapan K3 yang baik dan terarah akan memberikan dampak pads sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Di era pasar babas tentu daya saing dari suatu proses industrialisasi semakin ketat dan sangat menentukan maju tidaknya pembangunan suatu bangsa.
Perkembangan ekonomi dan perkembangan teknologi yang begitu cepat yang berdampak pada persaingan yang berlangsung sangat ketat menuntut perusahaan untuk mengutamakan tuntutan pasar yang menghendaki kecepatan dan respon yang fleksibel terhadap tuntutan pelanggan. Respon yang cepat terhadap tuntutan pasar dan pelanggan ini dapat menentukan kemenangan dan kekalahan dalam persaingan usaha. Oleh karena itu, belakangan ini perusahaan mementingkan hal-hal yang mempercepat proses ini demi efisiensi dan effektivitas perusahaan. Salah satu cara adalah dengan menyerahkan sebagian pekerjaan kepada pihak lain melalui jasa pemborongan atau penyediaan jasa pekerja buruh atau dikenal dengan istilah outsourcing.
Outsourcing kemudian menjadi trend dan merupakan tuntutan pasar yang tidak dapat dihindari. Karena dengan penggunaan outsourcing ini maka perusahaan dapat lebih memperhatikan kegiatan utama perusahaan sehingga perusahaan lebih kompetitif.
Namun, praktek outsourcing menimbulkan masalah, khususnya mengenai perlindungan pekerja/buruh. Umumnya, pekerja/ buruh outsourcing mendapatkan gaji yang lebih rendah, jaminan social yang diterima minimal, dan bahkan pekerja/ buruh outsourcing dianggap seperti factor produksi. Ada pekerjaan, dipekerjakan oleh perusahaan, tidak ada pekerjaan di PHK. Sehingga pekerja/ buruh outsourcing ini seperti "budak dalam zaman modern".
Tesis ini menganalis apakah benar bahwa pekerja/ buruh tersebut diperlakukan tidak sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai manusia dengan tidak adanya kepastian hukum dan perlindungan hukum bagi pekerja/ buruh outsourcing yang ditinjau dari sudut hukum ketenagakerjaan Indonesia, yakni UU No.13 tahun 2003."
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T18885
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lailatul Rahmi
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh program pelatihan dan pengelolaan karir organisasi terhadap kinerja karyawan karyawan tetap pada PT Berbagai Markas Pertambangan. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Pelatihan diukur berdasarkan teori Bulut dan Culha (2010) dan manajemen karir organisasi diukur berdasarkan teori Kong (2011) sedangkan variabel Ketergantungan adalah kinerja karyawan yang diukur dengan teori Aguinis (2009). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan instrumen kuesioner penelitian. Sampel penelitian ini adalah 120 karyawan tetap pada kantor pusat PT Aneka Tambang yang telah bekerja minimal satu tahun. Analisis yang yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis inferensial. Hasil penelitian menunjukkan saat diujicobakan secara bersamaan program pelatihan dan manajemen karir mempengaruhi kinerja karyawan. Sebagian hasil penelitian menunjukkan bahwa program pelatihan dan kinerja karyawan berdampak kinerja karyawan, sedangkan variabel manajemen karir organisasi tidak mempengaruhi kinerja karyawan.

This study aims to analyze the effect of training programs and organizational career management on the performance of permanent employees at PT Various Headquarters Mining. The independent variable in this study is training measured based on Bulut and Culha's theory (2010) and organizational career management is measured based on Kong's theory (2011), while the dependent variable is employee performance as measured by the theory of Aguinis (2009). This study uses a quantitative approach with a research questionnaire instrument. The sample of this research is 120 permanent employees at the head office of PT Aneka Tambang who have worked for at least one year. The analysis used is descriptive analysis and inferential analysis. The results showed that when training and career management programs were tested simultaneously, they had an effect on employee performance. Some of the research results indicate that training programs and employee performance have an impact on employee performance, while organizational career management variables do not affect employee performance"
Depok: Fakultas Ilmu Adminstrasi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>