Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 147562 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Two things that become world concern are energy crisis and environmental problem, Refrigerator is
one of the causes of the problems either direct or indirect. Refrigerator uses electricity source that comes
front fossil fuel as indirect cause of energy crisis and environmental' problem which contributes to ozone
depletion and global warming by using the refrigerant. Therefore we need a solution that can answer
the problems. The solution is photovoltaic refrigerator .system with hydrocarbon refrigerant. This system
uses photovoltaic module connected to the inverter. The function of inverter is to convert i2 Volt DC
electric voltage from photovoltaic module into 220 Volt A C electric voltage, The refrigerant are
hydrocarbon R-600a and HC-134 which charged at 20 bar pressure. The experiment shows that the
inverter which suitable for refrigerator is pure sine wave inverter type and the alternative refrigerant is
R-600a. Refrigerator with photovoltaic module can be used until 21.5 hours without charging.
"
Jurnal Teknologi, 21 (4) Desember 2007 : 265-273, 2007
JUTE-21-4-Des2007-265
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Subadi
"Karya tulis ini berisikan suatu tinjauan dan perbaikan mengenai tidak tercapainya temperatur yang dilnginkan dari "Laboratorium Pengujian Lemari Pendingin". Dalam suatu sistem Refrigerasi dan Tata Udara kornponen yang satu berhubungan dengan komponen lainnya, sehinggu apabila ada satu komponen yang tidak berfungsi, maka sistem secara kcseluruhan akan terganggu {tidak berfungsi secara optimal). Dalam menangani suutu masalah Sistem Refrigerasi dan Tata Udara ilem pertama yang harus dicek yaitu kompresor~ karena kompresor merupakan jantung dari sistem refrigerasi. Hasil pengecekan kompresor dalam keadaan baik dengan ampere yang rnasih sesuai dengan spesifikasi, dari kondenser sistem dapat mengeluarkan panas dan evaporator juga dapat menyerap panas, dari pernyataan~pemyataan diatas sistem refrigerasi dalam keadaan baik. Untuk sistem tata udara (mesin pengolah udara), hal pertama yang harus dicek yaitu iaju ali ran volume udara suplai dan laju a! iran udara balik. Laju aliran udara suplai didapat 147 CMH dan uJara balik 112 CMH, nilai lersebut sangatjauh dari perhitungan. Hasil dari perhitungtm analisa psikrometrik didapat laju aJiran udara supplai dan batik yaitu 370 CMH. Dalarn kasus diallls ternyata suplai fan yang terlalu kecil, sehingga diputuskan untuk menganti fan dengan kapsitas yang lebih besar. Setelah penggantian Lajc aliran volume suplai dan balik menjadi 409 dan 359, nilai tersebut tidak bisa ldta bual persis 370 kan::na tidak tersedianya alat pengatur laju aliran volume (volume damper), tetapi pada dasamya nilai diatas sudah masuk dalam spesifikasi yang diinginkan. Setelah kasus laju aliran volume selesai, langkah selanjutnya yaitu pengambllan data, dimana hasilnya temperatur ruang uji tidak tercapai. Dari hasH analisa dengan mellhat grafik perbedaan temperatur refrigeran dan temperatur air dingin (evaporator approach) yang diha.sllkan sangat tinggi, sehingga dapat disimpulkan bahwa evaporator (penukar kalor) tidak dapat berfungsi secant optimal, disamping itu kalu kita melihat tekanan kondenser yang sekitar 280 Psi padahal tekanan tinggi maksimum sistem refrigerasi yang mcnggunakan refrigeran R~22 adalah sekitar 240, ada indikasi bahwa kapasitas kondenser kurnag besar (undersize)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S37732
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S37174
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Feisul Fadely
"Kebutuhan lemari pendingin sudah menjadi hal yang umum. Hal ini mengakibatkan peningkatan produksi refrigerant yang tidak ramah lingkungan. Salah satu solusinya adalah dengan menggunakan refrigerant hidrokarbon yang ramah lingkungan. Refrigeran yang digunakan adalah R-600a dan HC 134. Pengujian dilakukan pada suhu lingkungan 30 - 36°C. Lalu dilakukan analisa dengan melihat suhu dari kondenser dan evaporator. Suhu evaporator diambil suhu ratarata dari 10°C sampai -4°C. Diharapkan didapat hasil yang lebih baik dari refrigerant hidroflorocarbon. Pengolahan data dibantu dengan software coolpack. Penggunaan fotovoltaik pada lemari pendingin hanya bertujuan agar lemari pendingin dapat digunakan didaerah terpencil.

The need of refrigerator has become an ordinary matter. This cause an increase in the production of refrigerant that not environmental friendly. One of the solution is by using hydrocarbon refrigerant which is environmental friendly. The refrigerant in use are R-600a and HC 134. The test is being done in ambient temperature between 30 - 36°C. Then the analysis is done by seeing the condenser and evaporator temperature. The mean evaporator temperature taken is between 10 and -4°C. Coolpack software is used to help the analysis. And hoping that the result is better than hydroflourocarbon refrigerant. The reason of using photovoltaic is to make refrigerator can be used in remote area."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S37951
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Maswan
"Penggunaan refrigeran HFC dan HCFC yang mempunyai dampak terhadap ozon lebih kecil dibandingkan CFC, ternyata dari masyarakat pemerhati lingkungan mengajukan keberatan atas penggunaan jenis refrigeran ini. Karena senyawa ini masih memiliki potensi pemanasan global atau GWP (Global Warming Potensial) yang cukup tinggi. Walaupun pelarangan resmi secara internasional senyawa ini belum ada, pada beberapa negara main seperti negara-negara di Eropa mengkategorikan refrigeran HFC dan HCFC sebagai refrigeran yang harus dikontrol penggunaannya dan mengusulkan agar jadwal pengurangannya harus diatur secara internasional.
Refrigeran alternative hidrokarbon dengan komposisi utama propana, yang tidak memiliki dampak terhadap pengurangan ozon dan tidak memiliki dampak terhadap pemanasan global saat ini di tawarkan sebagai pengganti HCFC-22- Dari hasil pengujian unjuk kerja refrigeran hidrokarbon H dapat menggantikan refrigeran HCFC-22, dan juga mempunyai beberapa kelebihan diantaranya tekanan kondensasi, temperatur buang, dan daya listrik yang rendah dibandingkan refrigeran HCFC-22."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S37277
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Safri Maruta Hadi
"Lemari pendingin membutuhkan energi listrik agar dapat digunakan. Namun di daerah terpencil yang belum mendapatkan fasilitas energi listrik, sehingga lemari pendingin tidak dapat dinikmati oleh masyarakat. Maka dari itu diperlukan sumber energi alternatif lain sebagai penggantinya, salah satu contohnya adalah energi listrik yang berasal dari modul fotovoltaik. Energi listrik yang berasal dari modul fotovoltaik merupakan tegangan DC 12 Volt sehingga perlu diubah menjadi tegangan AC 220 Volt agar kompresor dapat bekerja. Maka dari itu diperlukan inverter untuk merubah tegangan DC menjadi tegangan AC.

Refrigerator require electricity power in order to can be used, but in remote area which not yet got facility of electricity power. So that refrigerator cannot be enjoyed by people. Hence from that needed by power source of other alternative power, one of the example electrics power coming from photovoltaic module. Electrics power coming from photovoltaic module represent 12 Volt DC voltage so that require to be turned into 220 Volt AC voltage in order to compressor earn to work. Hence from that needed inverter for convert DC voltage become AC voltage."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S37948
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rusydi
"Penelitian sebelumnya tentang sintesis hidrokarbon fraksi C3 dan C4 dari minyak kelapa sawit (CPO) menggunakan katalis zeolit RCC (Residue Catalytic Cracking) menunjukkan adanya kompetisi reaksi antara perengkahan gugus C=O dan hidrokarbon rantai panjang. Pada penelitian ini dilakukan perengkahan katalitik dua tahap agar menghindari kompetisi reaksi sehingga dapat mengoptimalkan yield C3-C4. Reaksi tahap pertama dilakukan pada suhu 350_C dan tahap kedua pada 370_C. Penelitian ini dilakukan pada fasa cair dan tekanan atmosfer menggunakan katalis zeolit RCC. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perengkahan katalitik dua tahap tidak dapat menghindari terjadinya kompetisi reaksi perengkahan gugus C=O yang menghasilkan CO2 dan perengkahan hidrokarbon rantai panjang yang menghasilkan C3 dan C4 karena katalis memiliki selektifitas yang hampir sama. Pada tahap pertama dan kedua selalu terdapat produk hidrokarbon C3-C4 dan CO2. Pada penelitian ini didapatkan yield hidrokarbon C3 dan C4 sebesar 18% volum pada rasio massa CPO/katalis 75:1. Didapatkan pula katalis mengalami deaktivasi pada 20 menit waktu perengkahan. Sehingga untuk mengoptimalkan produk C3-C4 katalis harus diregenerasi setiap 30 menit.

Previous Research about synthesis hydrocarbon C3 and C4 fraction from palm oil (CPO) using zeolite catalytic cracking shows existence of reaction competition between C=O function cracking and long chain hydrocarbon cracking. In order to avoid competition reaction which mention above, this research use two stage zeolite catalytic cracking reaction. First stage happens at 350_C and second stage at 370_C. This research is conducted at liquid phase and atmosphere pressure uses RCC (Residue Catalytic Cracking) zeolite catalyst. This research result indicates that two stage zeolite catalytic cracking reaction can't avoid reaction competition between C=O function cracking produce CO2 and long chain hydrocarbon cracking produce C3 and C4. This result happens because catalyst has almost same selectivity. CO2 and C3-C4 always be produced in first stage and second stage. This research got 18% volume C3 and C4 at CPO/catalyst mass ratio 75:1. Beside that, research found that catalyst was deactivated after 20 minute at cracking temperature. Base on this fact, catalyst must be regenerated every 30 minutes to optimize C3 and C4 yield."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S52242
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Davied Sapan R.
"Dalam pengobatan dan penelitian biomedis dibutuhkan ultra low cold storage. Pada umumnya proses pendinginan dilakukan dengan nitrogen cair, namun ini tidak praktis dan mahal karena perlu pengisian secara berkala. Untuk mengatasinya harus diusulkan menggunakan mesin pendingin autocascade. Mesin pendingin autocascade mampu mencapai temperatur -40ºC s/d -180ºC (Missimer, 1996), memiliki bentuk yang sederhana, handal dan murah (Yu, 2007).
Penelitian yang dilakukan oleh Chen (2007) dan Apprea (2009) dengan mesin pendingin autocscade terbukti bahwa mesin pendingin ini mampu mencapai lebih rendah dari -120ºC. Namun penelitian tersebut masih menggunakan campuran refrigeran CFC atau HFC yang segera dilarang karena merusak lingkungan.
Penelitian pendahuluan simulasi dan eksperimental mesin pendingin cascade dua tingkat dengan refrigerant ramah lingkungan terbukti mampu mencapai -80ºC (Nasruddin, 2008 & 2009), sehingga bila dilakukan penelitian lebih lanjut akan dapat mencapai temperatur lebih rendah dari -100.
Mempertimbangkan hal tersebut, maka tujuan utama penelitian ini adalah mengembangkan prototipe ultra low cold storage untuk aplikasi bidang biomedis menggunakan mesin pendingin autocascade dengan refrigeran ramah lingkungan. Selain itu juga, hasil penelitian ini juga berpeluang untuk mendapatkan patent ultra low cold storage menggunakan mesin pendingin autocascade dengan refrigeran ramah lingkungan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S50982
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Taufan
"Isu lingkungan mengenai pemanasan global dan penipisan ozon merupakan faktor pendorong inovasi ramah lingkungan. Oleh karena itu, dikembangkanlah alat pendingin adsorpsi menggunakan metanol yang ramah lingkungan sebagai refrigeran dan karbon aktif sebagai adsorben. Pada alat pendingin adsorpsi yang sedang dikembangkan Departamen Teknik Mesin Universitas Indonesia perlu untuk diketahui karakteritik proses adsorpsi dan efek pendinginannya. Pengujian dilakukan dengan menggunakan metanol sebanyak 250 ml sebagai gambaran awal performa adsorber pada proses adsorpsi selama 75 menit. Pada akhir proses didapatkan perubahan tekanan di evaporator sebesar 2 cmHg dan di adsorber sebesar 1,3 cmHg dengan rata-rata perbedaan tekanan antara keduanya selama 75 menit sebesar 4,6 cmHg. Temperatur terendah yang dicapai di evaporator sebesar 14°C yang dicapai setelah menit ke-65.

Environmental issues about global warming and ozone depleting are the factors stimulating green innovation. Therefore, adsorption refrigeration system has been developed with methanol as a green refrigerant and actived carbon as adsorbent. It is important to know the characteristics of the adsorpstion process and refrigeration effect of the machine that developed by Department of Machine Engineering, Universitas Indonesia. It is used 250 ml methanol as refrigerant during 75 minutes of experiment. At the end of adsorpstion process it is produce the pressure difference in evaporator about 2 cmHg and 1,3 cmHg in adsorber with mean pressure difference about 4,6 cmHg. The lowest temperature in evaporator is 14°C that reached after 65 minutes running."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S50739
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>