Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 151490 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
S9737
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Antonius Atmaja Soen Lijadi
"ABSTRAK
Di era globalisasi dan komputerisasi, kepuasan pelanggan tidak lagi menjadi
opsi bagi suatu perusahaan, melainkan merupakan syarat mutlak yang harus dimiliki
setiap perusahaan yang ingin unggul dalam persaingan usaha. Perusahaan berusaha
dengan segala cara agar customer menjadi pembeli yang setia.
Call Center adalah layanan melalui telepon yang berfungsi sebagai Customer
Service dimana pelanggan menelpon untuk memperoleh layanan dan staf Call Center
untuk memenuhi kebutuhannya. Industri perbankan merupakan industri jasa yang
keberhasilannya sangat ditentukan kualitas jasa yang dibetikan kepada nasabahnya
baik melalul Walk-in Center maupun Call Center.
Penelitian kuantitatif diadakan untuk mengetahui tingkat kepuasan pelanggan
serta dimensi-dimensi layanan call center yang menjadi prioritas utama pelanggan
dalam rangka meningkatkan kualitas layanan Call Center.
Penelitian bersifat deskriptif dan dilakukan dengan menggunakan metode studi
Iapangan dengan menggunakan sampel dan pelanggan yang dalam tiga bulan terakhir
pernah menelpon Call Center. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 30 orang per
bank.
Dari hasil penelitian ini, disimpulkan bahwa dimensi layanan yang menjadi
prioritas utama pelanggan adalah ketanggapan, akses dan keandalan sedangkan yang
kurang dianggap penting oleh pelanggan adalah fasilitas ATB, mengerti pelanggan,
toll free number. Tingkat kepuasan pelanggan terhadap layanan Call Center belum
baik sehingga harus diperbaiki terutama pada dimensi layanan kemudahan dihubungi,
informasi produk, penyelesaian keluhan. Sesuai dengan tingkat kepuasannya, semakin
puas nasabah semakin loyal dan tinggi preferensinya serta promosi lisan yang
dilakukan juga semakin meningkat.
Dengan demikian perusahaan harus terus meningkatkan kinerja Call Center
agar kepuasan pelanggan dapat diperbaiki. Langkah yang dapat dilakukan terutama
pada dimensi yang menjadi prioritas pelanggan, seperti dengan mengalokasikan staf
lebih banyak pada saat beban kerja sangat tinggi dan memperbaiki sistim agar lebih
user friendly. memperbaiki proses penyelesaian keluhan, menyeragamkan kualitas
servis yang diberikan dengan Iebih banyak training product knowledge dan customer
service skill guna meningkatkan kemampuan dan staf Call Center, proses peralihan
dan pelayanan oleh staf menjadi pelayanan oleh mesin untuk layanan yang sifatnya
reguler, harus disosialisasikan dengan baik.
Diharapkan di masa depan call center dapat digunakan sebagai perangkat
Customer Relationship Management yang dapat mengidentifikasi konsumen sehingga
diperoleh akumulasi pengetahuan yang dibutuhkan untuk mendiferensiasi konsumen
berdasarkan profit dan kebutuhannya sehingga perusahaan dapat menawarkan solusi
servis yang lebih customized.
"
2002
T3938
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
S4954
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Romi Gozali Rukmawijaya
"Berkembangnya bisnis taksi di Jakarta yang tidak diimbangi dengan system pelayanan yang balk membuat persaingan di bisnis ini hanya dikuasai oleh sedikit merek dari banyaknya merek taksi yang beroperasi di Jakarta. Tingkat persaingan yang tidak imbang membuat pelaku bisnis taksi mencoba untuk merebut pasar dengan Cara-cara yang tidak baik walaupun cara tersebut tidak melanggar hukum, misalnya dengan meniru penampilan fisik dari market leader. Saat ini banyak pengusaha taksi yang hanya meniru ciri fisik penampilan saja tanpa diikuti oleh peningkatan kualitas pelayanan. Hal ini bisa dimaklumi karena pada saat ini belum ada standar kulaitas pelayanan yang berlaku dalam bisnis taksi ini. Dengan tidak adanya sistem pelayanan yang standar membuat pelanggan hanya pasrah dan menerima saja baik atau buruk pelayanan yang diberikan oleh penyedia jasa taksi. Bahkan pelanggan cenderung berhati-hati dalam memilih taksi berkaitan dengan buruknya image pelayanan taksi di Jakarta.
Agar bisa bersaing para pengusaha taksi harus bisa memahami apa yang harus dilakukan untuk dapat memenuhi kepuasan pelanggan agar mereka bisa menjalin hubungan yang balk dan bisa menjadikan mereka Ioyal. Aspek ketidak berwujudan dari suatu hubungan merupakan suatu nilai tambah yang dapat dikembangkan menjadi suatu keunggulan kompetitif yang tidak mudah ditiru oleh pesaing. Menjalin ikatan yang kuat dengan pelanggan dapat dilakukan dengan meningkatkan kualitas hubungan (Bruggen, Kacker, dan Nieuwlaat, 2001). Tingginya tingkat kepuasan, kepercayaan, dan komitmen pelanggan adalah karakteristik penting bagi kualitas hubungan yang berkualitas tinggi dan berjangka panjang (Anderson dan Narus, 1990; Coleman dan Robicheaux, 1994; Morgan dan Hunt, 1994).
Penelitian ini dilakukan untuk mengukur dimensi kualitas jasa taksi dengan metode SEROUAL yang kemudian dihubungkan kepada loyalitas pelanggan melalui kepercayaan dan komitmen pelanggan. Penelitian dilakukan melalui survei terhadap 170 responden pengguna taksi yang tersebar di wilayah Jakarta. Data yang diperoleh kemudian diproses dan dianalisa dengan menggunakan SPSS 12.0 for Windows.
Hasil penelitian menunjukan ternyata dari lima dimensi kualitas jasa yang ada dalam metode SERVOUAL baru dua saja yang memiliki hubungan positif terhadap kepuasan pelanggan, yaitu Assurance dan Eniphaty. Penampilan fisik atau tangible yang selama ini menjadi fokus para pengusaha taksi, ternyata tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap kepuasan pelanggan. Walau demikian, kepuasan pelanggan menyeluruh terbukti memiliki pengaruh yang positif terhadap kepercayaan, komitmen dan loyalitas pelanggan. Dari penelitian ini dapat disusun implikasi manajerial yang bisa dijadikan pedoman bagi pengusaha taksi untuk lebih meningkatkan kualitas dimensi jasanya yang saat ini masih belum baik agar bisa bersaing dengan perusahaan taksi yang lain, sehingga pelangganpun mempunyai lebih banyak pilihan merek taksi yang dapat memberikan pelayanan yang lebih baik.

The growth of the taxi business in Jakarta does not come with the well-standardized procedure of service. Therefore there are only few companies left in the competition. Thus there are only several companies are taking part of this public transportation business base on hundred registered companies. With the rapid growth of the public transportation business have created several taxi services engage to the unfair conduct; Even though, they do not cross any guideline or law. For the example; some companies have created their vehicles similar with the leading competitor such as body appearance. However, they cannot deliver best service to the passengers as their well know competitor. That circumstance can be found because they have lack of knowledge on customer standard quality. All of these conditions have made the passengers intend to select the taxi service very carefully, without the standardized on quality standard often the passenger always get the unpleasant consequences.
The taxi companies need to recognize how to improve their performance to their clients. They need to deliver best quality of service to their clients, in order to satisfy their passengers. The taxi companies have to create good relationship with their customer. 13y delivering the best service and maintained good relationship with their clients, the companies has made their clients loyal to them. All of these aspects above have created the brand image which can not be easily copy by other competitors. In order to have relationship with their customer, the companies need to improve their quality of relationship to their clients (Bruggen, Kacker, and Nieuwlaat, 2001). The highest satisfaction, trust, and the committed customer are characteristic to maintain their best quality of service and long-term relationship with their customer (Anderson and Narus, 1990; Coleman and Robicheaux, 1994; Morgan and Hunt, 1994).
This research is perform in order to measure the quality of dimension of the taxi service based the SERQUAL method in which connected to the customer-loyalty trust and the commitment of the customer. The research is taken by several surveys based on one hundred seventy correspondents which are the customer of the taxi service in Jakarta. All these data are gathered, processed, and analyzed using SPSS 12.0 for windows.
The final result of this research has determined five points the quality of dimension of service. Which is come form SERVQUAL, and it is only can be found of two methods such as Assurance and Empathy, The physical attraction or the tangible which usually become the focus of the taxi service companies does not have any significant relationship to the customer satisfaction. However, the customer satisfactions determine to have the positive impact on trust, commitment, and loyalty to their taxi service. This research can create managerial implication on the taxi service. The necessary action need to be taken by taxi companies in order to give their customer the flexibility to choose any taxi companies as they want and desire.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T20598
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Damayanti Wardyaningrum
"Penelitian ini dilakukan pada suatu perusahaan yang bergerak dibidang telekomunikasi (selanjutnya disebut PT.X) yang telah beroperasi sekitar lima tahun. Untuk memperluas jumlah jaringan dan mempertahankan pelanggan dan persaingan dengan perusahaan telekomunikasi lain, PT X memerlukan upaya-upaya untuk memahami sampai sejauh mana tingkat persepsi kepuasan pelanggannya terhadap pelayanan yang selama ini disampaikan.
Dalam menyampaikan pelayanan kepada pelanggan, maka tolok ukur keberhasilan dari pelayanan adalah persepsi yang dirasakan oleh pelanggan. Seringkali penyedia jasa menganggap tingkat kualitas pelayanan yang disampaikan adalah indikator tercapainya kepuasan pelanggan bukan aktual yang diterima oleh pelanggan. Sehingga sering terjadi gap antara penyedia jasa dan pelanggan yang dikarenakan perbedaan persepsi terhadap kepuasan pelanggan. Persepsi sebagai inti dari komunikasi merupakan hal yang perlu dipahami oleh pihak penyedia jasa dalam upayanya memahami keinginan pelanggan.
Adapun tujuan dari penelitian persepsi kepuasan pelanggan pada PT X ini adalah 1) untuk mengetahui deskripsi tingkat kepuasan pelanggan menurut persepsi kelompok pelanggan dan kelompok karyawan, 2) untuk mengetahui signifikansi perbedaan tingkat kepuasan pelanggan antara persepsi kelompok pelanggan dan persepsi kelompok karyawan mengenai kepuasan pelanggan 3) untuk mengetahui variabel-variabel mana saja yang membedakan dan paling membedakan antara kelompok pelanggan dan kelompok karyawan 4) untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan pada komunikasi internal antara karyawan yang memiliki persepsi sama dengan pelanggan dan karyawan yang yang memiliki persepsi berbeda dengan pelanggan.
Metode yang digunakan untuk memenuhi tujuan penelitian diatas adalah dengan menggunakan deskripsi statistik crosstabs, analisa diskriminan dan uji beda rata-rata kelompok (t-test). Sebelum dilakukan analisa dengan menggunakan metode-metode tersebut dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas terhadap data yang masuk.
Dari analisa deskriptif menunjukkan bahwa persepsi kepuasan pelanggan baik pada kelompok pelanggan maupun karyawan belum mencapai skala kepuasan yang maksimal. Pada dimensi assurance dan empathy persepsi kepuasan lebih tinggi pada kelompok karyawan, sedangkan untuk dimensi tangible dan reliability persepsi kepuasan lebih tinggi pada kelompok karyawan.
Dari hasil analisa diskriminan ditemukan terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok pelanggan dan kelompok karyawan dalam hal persepsinya tentang pelayanan kepada pelanggan. Dari kelima dimensi kepuasan pelanggan yaitu tangible, reliability, responsiveness, assurance dan empathy terdapat tiga dimensi yang berbeda yaitu dimensi assurance, empathy dan tangible. Dengan variabel assurance sebagai variabel yang paling membedakan kedua kelompok, selanjutnya variabel pembeda yang kedua adalah variabel empathy dan variabel tangible sebagai variabel pembeda yang terkecil.
Selain itu dengan analisa uji perbedaan rata-rata diketahui mengenai iklim organisasi karyawan. Dari hasil analisa diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan diantara kelompok karyawan. Sehingga hipotesa yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan komunikasi internal antara kelompok karyawan yang memiliki persepsi sama dan karyawan yang memiliki persepsi berbeda dengan persepsi pelanggan ditolak.
Meskipun komunikasi internal di perusahaan dianggap cukup baik oleh sebagian besar karyawan, namun ternyata faktor komunikasi internal bukan merupakan pembeda antara kelompok karyawan yang memiliki persepsi sama maupun berbeda dengan pelanggan.
Hasil penelitian dan rekomendasi dalam tesis ini diharapkan dapat memberikan informasi tambahan bagi pihak manajemen untuk mengambil kebijakan dan membantu mengurangi kondisi ketidakpastian dalam menjalankan operasional bisnis."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T9934
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ocky Siswanto Suhono
"Dengan adanya game-game online yang terus berkembang dan bermunculan di Indonesia, maka bermunculan pula bisnis tempat bermainnya. Game center sebagai usaha bidang jasa sangat erat hubungannya dengan konsumen. Kegagalan game center selain karena faktor lokasi, juga dipengaruhi oleh persepsi konsumen terhadap game center. Masalah penelitian yaitu karakteristik lokasi game center bagaimana yang menarik konsumen dalam jumlah besar beserta karakteristik konsumen di tiap kategori game center. Tujuan penelitian untuk mengetahui karakteristik lokasi dan konsumen game center di Kecamatan Palmerah. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan analisis keruangan. Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah game center jenis waralaba semuanya termasuk dalam kategori game center besar yang terdapat di kelas jalan kolektor, sedangkan game center mandiri terdiri dari berbagai kategori (besar, menengah, dan kecil) yang lokasinya cenderung berada pada kelas jalan kolektor. Jumlah konsumen bertambah seiring dengan semakin besarnya game center, namun jumlah konsumen terbanyak dimiliki oleh game center yang berada pada jalan-jalan kolektor dengan penggunaan tanah permukiman padat penduduk dan dekat dengan fasilitas pendidikan. Perbedaan kategori dan lokasi game center mengakibatkan adanya perbedaan karakteristik konsumen.

With the online games are constantly evolving and appear in Indonesia, it is also emerging business playground. Game center as business services sector is closely connected with consumers. Failure besides gaming center due to its location, is also influenced by consumers' perceptions of the game center itself. The research problem is how the game center location characteristics that attract consumers in the large numbers along with the characteristics of consumers in each category of game center. Research purposes to determine the site characteristics and consumer game center in the District Palmerah. This is a qualitative study with spatial analysis. The results obtained from this study is Game Center type of franchise are all included in the category of big game center located on collector road class, while the standalone game center consists of various categories (large, medium, and small) which tend to be located on the class of collector roads. The number of consumers increases with the more extensive of the game center, but the number of consumers most owned by gaming center located on collector streets in densely populated residential land use and near to educational facilities. Differences game center category and location results in disparities consumer characteristics."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S53418
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
S8679
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lina Listiana
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
S9765
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
S9311
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Qadriansyah
"Perkembangan jasa telepon tetap yang dikelola PT. Telkom saat ini cenderung menurun seiring dengan perkembangan teknologi telekomunikasi, diantaranya teknologi telekomunikasi bergerak. Untuk itulah dibutuhkan suatu layanan baru yang inovatif pada jasa telepon tetap sehingga dapat meningkatkan perkembangan jasa telepon tetap tersebut.
Video conference merupakan suatu layanan yang berbasiskan multimedia yang akhir-akhir ini di tingkat global meningkat cukup pesat Walaupun begitu penggunaan video conference saat ini khususnya di Indonesia masih sangat terbatas. Hal ini disebabkan infrastruktur telekomunikasi yang masih sangat terbatas. Tetapi dengan adanya standar 11,324, layanan video conference ini dapat diterapkan pada jaringan jasa telepon tetap yang disebut sebagai layanan Videophone. Sehingga dengan adanya layanan Videophone ini akan meningkatkan jasa telepon tetap yang dikelola oleh PT. Telkom disamping menjadi sumber pendapatan baru dalam penjualan terminal Videophone ini.
Oleh karena itu, tesis ini akan membahas analisa kelayakan dari layanan Videophone dan memberikan strategi pemasaran kepada DIVRE II PT. Telkom selaku penanggung jawab penggelaran layanan jasa telepon tetap di Jakarta.

Fixed Telephone Service growth remain to managed by PT. Telkom in this time tend to downhill along with technological growth of telecommunications, among other things is technology of celullar telecommunications. To that's required, a new innovative service of fixed telephone service remain to, so that can improve the growth of this fixed telephone service.
Video Conference represent a service which have bases of multimedia which latterly in global storey has a level mount fast enough. Nevertheless video conference use in this time specially in Indonesia still very limites. This matter caused by a telecommunications infrastructure which still very limited. But with standard H.324 existence, this video conference service is applicable at fixed telephone service network, as known as Videophone. So that with this Videophone product, it will improves of demand and income of fixed telephone that managed by PT. Telkom. And beside that, it will become a source of new earnings in sale terminal of this Videophone.
Therefore, this thesis will study elegibility analysis from Videophone service and give marketing strategy to DIVRE II PT. Telkom as underwriter reply a fixed telephone service service that remain in Jakarta.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
T14955
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>