Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 21708 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
cover
Ishikawa, Kaoru
Jakarta: Lembaga Sarana Informasi Usaha dan Produktivitas, 1986
658.5 ISH g
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ofila Irhamna
"Kualitas merupakan elemen kunci yang tidak dapat diabaikan dalam persaingan dan merupakan salah satu masalah penting bagi keberhasilan perusahaan, termasuk dalam perusahaan konstruksi. Di sisi lain, jika kebijakan manajemen mutu tidak dilaksanakan atau partisipasi terbatas akan berdampak negatif terhadap daya saing perusahaan. Pencapaian kinerja dapat lebih baik jika penerapan manajemen mutu terpadu didukung oleh perusahaan. Gugus Kendali Mutu GKM telah ditemukan menjadi teknik sederhana dan produktif dari Total Quality Management TQM dan diusulkan dapat diterapkan dalam perusahaan konstruksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh keefektifan gugus kendali mutu terhadap kinerja perusahaan konstruksi di Indonesia. Regresi digunakan untuk menganalisis efek hubungan antara tujuan gugus kendali mutu terhadap kinerja perusahaan konstruksi dengan aplikasi SPSS 22. Berdasarkan analisis data yang diperoleh dari survei, disimpulkan bahwa tujuan gugus kendali mutu berpengaruh terhadap variabel kinerja perusahaan konstruksi di Indonesia sebesar 61.

Quality is a key element that can not be ignored in the competition and is one of the critical issues for the success of the company, including in the construction industry. On the other hand, if the quality management policy is not implemented or limited participation will both negatively affect the management of the project and competitiveness of the firms. This will also decrease the survival potential of construction firms within the industry. Achievement of performance can be better if the implementation of integrated quality management is supported by the company. Quality Control Circle QCC has been found to be a simple and productive technique of Total Quality Management TQM and is proposed to be applicable in construction companies. This study aims to determine the effect of quality control group objectives on the performance of construction companies in Indonesia. Regression was used to analyze the effect of the relationship between the objectives of the quality control group on the performance of the construction company with software SPSS 22. Based on the data analysis obtained from the survey, it was concluded that the objective of the quality control circle influenced the performance variable of construction companies in Indonesia by 61.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T51595
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Robson, Mike
Jakarta: Binarupa Aksara, 1994
658.5 ROB q
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Vivi Novianti Sutardi
"Tugas akhir ini merupakan laporan kegiatan penulis dalam upaya mengatasi persoalan yang dikeluhkan oleh manajemen PT XYZ, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur kaca lembaran. Upaya ini ditujukan untuk meningkatkan efektivitas kegiatan Gugus Kendali Mutu (GKM) di PT XYZ.
Kegiatan GKM di PT XYZ dimulai pada tahun 2000. Saat itu, manajemen PT XYZ mencoba menerapkan Total Quality Management dengan membentuk Gugus Kendali Mutu (GKM) di tingkat karyawan paling rendah, yaitu operator dan foreman. Para supervisor dan superintendent menjadi fasilitator atau pembimbing dari masing-masing GKM di seksinya. Tujuan program ini sangat positif, yaitu melibatkan seluruh karyawan dalam usaha perbaikan yang berkesinambungan, baik dalam efisiensi penggunaan material maupun dalam kegiatan kerja.
GKM merupakan kelompok kecil karyawan yang terdiri dari 5 sampai 7 orang yang bertemu secara reguler seminggu sekali selama satu jam untuk mengidentifikasi dan memecahkan masalah di tempat kerja. GKM merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk memberdayakan karyawan dalam berpartisipasi mengambil keputusan yang mempengaruhi hubungan mereka dengan pekerjaan, tugas, dan organisasi (Werther & Davis, 1996).
Sikap karyawan yang cenderung kurang peduli terhadap kegiatan GKM di PT XYZ bisa saja bersumber pada beberapa faktor, sehingga diperlukan analisis awal untuk mengidentifikasi permasalahan yang sebenarnya. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi faktor apa saja yang mempengaruhi keputusan karyawan untuk terlibat aktif dalam kegiatan GKM di departemennya sehingga kemudian dapat disusun rekomendasi tindakan strategis untuk mengatasinya.
Menurut Fishbein dan Ajzen (1990), keyakinan seseorang terhadap suatu objek atau tingkah laku tertentu dapat diwarnai oleh informasi yang dimiliki tentang objek atau tingkah laku tersebut. Keyakinan diukur dengan cara menempatkan subjek pada dimensi kemungkinan subyektif yang melibatkan sebuah objek dengan atribut tertentu. Suatu atribut yang bernilai baik, maka sikap individu terhadap objek tersebut menjadi positif, dan tingkah laku individu pun semakin mengarah pada objek tersebut. Sebaliknya, suatu atribut yang diyakini bernilai buruk, maka sikap individu terhadap objek tersebut menjadi negatif, sehingga tingkah lakunya semakin menghindar dari objek tersebut.
Begitu pula halnya dengan sikap terhadap kegiatan GKM. Jika seorang karyawan menganggap GKM sebagai sesuatu yang melelahkan, hanya menambah beban kerja yang sudah ada, dan tidak ada gunanya, maka sikapnya menjadi negatif. Tetapi, jika kegiatan GKM dianggap sebagai sesuatu yang menunjang program kerja dan meningkatkan kesejahteraan karyawan, maka sikapnya menjadi positif.
Berdasarkan analisis terhadap data kuesioner normative belief, norma subyektif, perceived behavioral control, sikap, dan intensi ditemukan bahwa untuk keseluruhan subjek, variabel norma subyektif dan perceived behavioral control memiliki pengaruh yang signifikan terhadap intensi untuk terlibat dalam kegiatan GKM. Dalam hal ini, prediktor yang perannya lebih besar adalah norma subyektif. Ini berarti bagi keseluruhan subjek, intensi untuk terlibat dalam kegiatan GKM sangat dipengaruhi oleh persepsi rekan kerja mereka yang mengharapkan untuk terlibat dalam kegiatan GKM. Selain itu, intensi tersebut juga dipengaruhi oleh kontrol dari dalam diri karyawan sendiri.
Berdasarkan kesimpulan hasil analisis, disusun rencana tindakan yang harus diambil yang dibagi dalam tiga kategori, yaitu: tindakan yang ditujukan untuk kelompok manajer dan kepala seksi, tindakan yang ditujukan untuk kelompok fasilitator GKM, dan tindakan yang ditujukan untuk kelompok anggota GKM."
Jakarta: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Marianto
"ABSTRAK
Sebagai suatu perusahaan yang bergerak di bidang lndustri dimana pada
kostelasi saat ini dibutuhkan keunggulan mutu agar bisa bersaing di pasaran
global, maka program Total Quality Control harus dapat dilaksanakan dengan
sebaik-baiknya. Salah satu bagian yang terpenting dari TQC tersebut adalah
Kegiatan Quality Control Circle (QCC) atau di Indonesia lebih dikenal dengan
sebutan Gugus Kendali Mutu (GKM). Dalam prakteknya kegiatan ini lebih
menekankan keterlibatan aktif karyawan dalam mengatasi masalah-masalah yang
mereka hadapi dengan tenaga dan usaha dari mereka sendiri. Pada akhirnya usaha
atau kegiatan mereka di dalam gugus ini akan meningkatkan produktivitas kerja
mereka, oleh karena itu para karyawan akan selalu dituntut untuk memberikan
kontribusi yang positif mengatasi masalah yang ada untuk kebaikan perusahaan.
Di PT. XYZ dari data yang terlihat menuujukan bahwa semenjak
diperkenalkan dan telah diimplementasikannya kegiatan Gugus Kendali Mutu
(GKM) , ternyata mendapatkan hasil yang cukup baik dalam artian produktivitas
kerja karyawan terlihat meningkat. Keberhasilan program Gugus Kendali Mutu
(GKM) dalam meningkatkan produktivitas kerja karyawan tentu saja tidak terlepas
dari faktor-faktor yang mempengaruhinya atau yang berhubungannya. Pada
penelitian ini penulis membatasi pada empat faktor saja, dengan alasan
rnerupakan suatu faktor yang sangat spesifik di dalam perusahaan, keempat
faktor tersebut adalah :
1. Komitmen/Dukungan Pimpinan.
2. Pelatihan
3. Motivasi Kerja
4. Komunikasi
Ternyata dari hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan
yang signifikan antara faktor-faktor tersebut dengan keberhasilan Gugus Kendali
Mutu (GKM) dalam meningkatkan produktivitas kerja karyawan, adapun
lengkapnya adaiah sebagai berikut :
1. Terdapat hubungan yang signifikan antara komitmen/dukungan pimpinan
dengan keberhasilan Gugus Kendali Mutu (GKM) dalam meningkatkan
produktivitas kerja karyawan. Hal ini diperlihatkan bahwa koefisien
korelasinya adalah sebesar 0,67.
2. Terdapat hubungan yang signifikan antara Pelatihan dengan keberhasilan
Gugus Kendali Mutu (GKM) dalam meningkatkan produktivitas kerja
karyawan. Hal ini diperlihatkan bahwa nilai koefisien korelasinya adalah
sebesar 0,74.
3. Terdapat hubungan yang signifikan antara Motivasi Kerja dengan
keberhasilan Gugus Kendali Mutu (GKM) dalam meningkatkan produktivitas
kerja karyawan. Hal ini diperlihatkan bahwa nilai koefisien korelasinya adalah
sebesar 0,66.
4. Terdapat hubungan yang signifikan antara komunikasi dengan keberhasilan
Gugus Kendali Mutu (GKM) dalam meningkatkan produktivitas kerja
karyawan. Hal ini diperlihatkan bahwa nilai koefisien korelasinya adalah
sebesar 0,65.
Berdasarkan temuan ini maka setidaknya keempat faktor tersebut
harus dapat diprtahankan oleh perusahaan dalam rangka untuk Iebih
meningkatkan dan mengembangkan program Gugus Kendali Mutu (GKM) pada
departemen yang lain, yang akhirnya diharapkan produktivitas kerja karyawan
secara keseluruhan dapat meningkat pula . Selain itu faktor-faktor lain yang
mendukung kegiatan ini , juga perlu diperhatikan agar kegiatan ini dapat berjalan seterusnya.

"
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Robson, Mike
Jakarta: Binarupa Aksara, 1994
658.5 Rob g
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Sumartono
"ABSTRAK
Dalam era globalisasi cenderung akan terjadi pasar bebas yang tidak terpengaruh oleh batasan geografi, hanya produk yang mempunyai nilai mutu atau kualitas unggul saja yang akan memenangkan persaingan. Untuk mendapatkan suatu produk yang mempunyai nilai kualitas unggul, berdasarkan pengalaman empiris dari beberapa perusahaan di Jepang yang menerapkan sistem manajemen Total Quality Control (TQC) dan sistem manajemen Total Productive Maintenance (TPM) dapat memenangkan persaingan di pasar.
Gugus Kendali Mutu (GKM) merupakan bagian atau program dari sistem manajemen TQC, tidaklah selalu berhasil. Untuk itu dilakukan penelitian dengan membuat model GKM sebagai sistem terbuka yang terdiri dari dimesi masukan (dukungan manajemen), faktor internal dan hasil aktivitas (keluaran). Ketiga dimensi tersebut dijabarkan menjadi 28 variabel aktivitas GKM.
Hasil analisis dari 51 responden dihasilkan sebanyak 20 GKM aktif dan 31 GKM biasa, hasil analisa faktor dari 28 variabel terkelompokkan menjadi 11 faktor, dan selanjutnya dari 11 faktor tersebut dimasukkan kedalam persamaan multi regresi linier analisis, ternyata hanya 7 variabel dominan(dukungan penyelia, penghargaan atau imbalan, daur kegiatan, teknik kendali mutu statistik, komunikasi antar anggota, pengembangan dire, kerjasama dan saling memperhatikan antar anggota) yang terdapat dalam garis persamaan multi regresi dan sisanya sebanyak 4 variabel (kualitas kerja, jumlah latihan, jumlah konvensi dan jumlah rekan kerja) di luar garis persamaan tersebut.
Hasil analisa variabel aktivitas GKM yang dominan dan penerapan sistem manajemen Total Quality Control (TQC) diperbandingkan dengan sistem manajemen Total Productive Maintenance (TPM), dihasilkan beberapa faktor peluang penerapan Total Productive Maintenance di PT. X. Pada rancangan penerapan TPM dilakukan beberapa tahapan, yaitu : tahap persiapan, tahap pengenalan, tahap pemantapan (stabilisasi).

ABSTRACT
In the globalization era, the free uninfluenced market will happen with geographical limitation, The products which have high values and the best quality will gain the competition. To get a product which has the best quality, based on empiry experiences from several corporations in Japan which run Total Quality Control (TQC) and Total Productive Maintenance (TPM) management system, will win the competition on the market.
A Quality Control Circle which is part of program from TQC management system, isn't always work. That's why some research has been done to make GKM model as an open system that's consist of insert dimension ( supported management) internal factors and activity result ( output ). The third dimension has been reduced into 28 QCC variable activity.
Analysis Cluster result from 51 respondent are resulted as much as 20 active GKM and 31 usual GKM, analysis factors result from 28 variable has been grouping into 11 factors, and from 11 factors has been inserted into analysis multy regretion tinier equality. So far, only 7 dominant variable ( supervisor support, achievement, cycle activity, statistic control quality technical, communication to each others, self development, cooperation and consideration to each others) which is inside the multy regretion. equality and the rest is 4 variable ( work quality, amount of exercises, amount of conventions, and amount of workers) which is outside the equality.
The dominant variable analysis activity result QCC and Total quality control management system Implementation was compared with Total Productive Maintenance management system, has resulted several implementation chances Total Productive Maintenance factors in X Corps. On the TPM implementation design has done into several classes. Which are; Preparation class, introduction class, implementation class and Stabilization class.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gisti Ayu Pratiwi
"Produktivitas, keselamatan, pengiriman, semangat kerja, dan kualitas adalah aspek penting yang harus diperhatikan oleh organisasi untuk memenangkan keunggulan kompetitif di semua lini bisnis. Selain itu, penerapan manajemen mutu dan kebijakan manajemen karyawan yang buruk akan berdampak negatif terhadap kinerja karyawan dan kinerja perusahaan. Moral karyawan dan pencapaian kinerja karyawan akan lebih baik jika perusahaan mendukung penerapan manajemen kualitas yang terintegrasi. Keunggulan kompetitif dan dukungan karyawan dapat dimiliki dengan menerapkan kaidah Manajemen Mutu Terpadu (MMT). Gugus Kendali Mutu (GKM) adalah salah satu aspek dari filosofi Manajemen Mutu Terpadu yang memiliki dampak signifikan pada peningkatan kinerja perusahaan, kinerja karyawan, dan membangun lingkungan yang positif.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh implementasi GKM terhadap moral karyawan dan kinerja karyawan di Indonesia. Selain itu, penelitian ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan terhadap perusahaan terkait pentingnya penerapan GKM dalam lingkungan perusahaan. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah MANOVA, yang digunakan untuk menganalisis pengaruh hubungan antara tujuan GKM pada moral karyawan dan kinerja karyawan secara empiris, serta dilakukan pemodelan penelitian untuk mengetahui pengaruh masing - masing indikator terhadap variabel masing - masing.
Berdasarkan analisis data yang diperoleh dari survei, disimpulkan bahwa implementasi GKM berpengaruh terhadap moral karyawan dan kinerja karyawan secara empiris dan parsial. Dengan nilai pengaruh secara parsial dari GKM terhadap moral karyawan sebesar 51% dan pengaruh GKM terhadap kinerja karyawan sebesar 47,5%, dengan nilai pengaruh indikator terhadap variabelnya sebesar lebih dari 70%.

Productivity, safety, delivery, employee morale, and quality is an important aspect that has to be concerned by the organization to win the competitive advantage in all Business fields. Furthermore, poor implementation of quality management and employee management policy will negatively impact employee performance and also company performance. Employee morale and employee performance will be better if the company supports the implementation of integrated quality management. Competitive advantage and employee support can be achieved by Total Quality Management (TQM) implementation. Quality Control Circle (QCC) is one aspect of the Total Quality Management (TQM) philosophy that has a significant impact on improving company performance, employee performance, and build a positive environment.
This study aims to determine the effect of quality control circle on employee morale and employee performance in Indonesia. This study also wants to give knowledge to the company how important the implementation of QCC. MANOVA was conducted to analyze the effect of the relationship between the objectives of QCC on employee morale and employee performance empirically, as well as research modeling to determine the effect of each indicator on each variable.
Based on the data analysis obtained from the survey, it was concluded that the objective of the QCC influenced the employee morale and company performance empirically and partially. With the partial effect value of QCC on employee morale of 51% and the effect of QCC on employee performance of 47,5%, with the value of the influence of indicators on the variable of more than 70%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia , 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>