Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 116984 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ajeng Puspitaning Pramayu
"ISPA merupakan penyakit terbesar yang menyerang balita dan anakanak. dan sering menyebabkan kematian. ISPA muncul bukan hanya dari satu faktor tetapi dari multi faktor, seperti kondisi lingkungan, ketersediaan dan efektivitas pelayanan dan sarana kesehatan, pencegahan infeksi, faktor pejamu dan karakteristik patogen. Kondisi lingkungan seperti kualitas udara dan faktor sanitasi fisik menyebabkan ISPA menjadi lebih rentan terjadi pada individu yang juga memang rentan karena status gizinya.
Terjadinya peningkatan kasus ISPA di Depok, disusul dengan adanya beberapa bangunan sekolah yang berada dalam kondisi tidak memenuhi syarat, baik lokasi maupun sanitasi fisiknya, kemudian kerentanan siswa SD yang tergolong anak-anak terhadap suatu pajanan, menjadi suatu hal yang berujung sebagai sebuah pengaruh terhadap munculnya Gangguan ISPA pada siswa SD. Penelitian menggunakan Desain Cross-sectional, dengan sampel sebanyak 120 siswa, teknik sampling yang digunakan adalah Cluster Sampling, serta cara pengukuran dengan menggunakan bantuan dari pihak ke tiga untuk pengukuran kualitas udara, dan tenaga kesehatan (dokter) untuk diagnosis ISPA.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara konsentrasi PM10 setelah dikontrol oleh Suhu dan Kelembaban serta Status Gizi. Siswa SD yang berada di ruang kelas dengan konsentrasi PM10 tidak memenuhi syarat (> 70 μg/m3) akan mengalami Gangguan ISPA 5,68 kali lebih tinggi dibandingkan siswa SD yang berada di ruang kelas dengan konsentrasi PM10 memenuhi syarat (≤ 70 μg/m3).

Acute Respiratory Infection (ARI) is one of the largest disease which caused death to children. ARI is not caused by one single factor, but multiple factors, such as environmental, avalaibility and effectiveness of health care facility, prevention of infection, host, and pathogenic character. Environmental things and physical sanitation lead to ARI. And it happens to vulnerable person easily caused of their nutritional status.
Any increasing of ARI in Depok, and followed by unqualified school building, both physical sanitation and its location, then many vulnerable primary school children whom easily exposed, comes to something that might leads to ARI in primary school children. This research was using Cross-Sectional design, with 120 samples. Cluster sampling is a best technique that was chosen to do this research. The measurement was helped by third party for indoor air quality, and helped by doctor for diagnosing ARI to primary school children.
The conclusion is there was any association between indoor PM10 concentrations in classrooms with ARI, after being controlled with temperature, humidity and nutritional status. The primary school children who studied in classroom which had PM10 concentrations exceed the threshold limit value would be risky about 5,68 times higher that primary school children who studied in classrooms which had PM10 concentrations below threshold limit value.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T30750
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sofia
"Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan masalah kesehatan ketiga di kelurahan Utan Kayu Utara. Wilayah tersebut merupakan sentra industri tahu yang seluruhnya menggunakan bahan bakar kayu sehingga berisiko tinggi terhadap pencemaran udara dan pengaruhnya kepada kejadian ISPA.
Desain studi yang digunakan adalah cross sectional untuk mengetahui hubungan lingkungan fisik dan karakteristik pekerja terhadap hubungannya dengan kejadian ISPA. Jumlah pekerja yang mengalami ISPA 39 orang (39%).
Hasil penelitian menunjukkan pada atap, ventilasi, kelembaban, pencahayaan p=1,000, suhu p=0,999, umur p=0,307, kebiasaan merokok p=0,372 dan masa kerja p=0,254. Tidak terdapat hubungan antara lingkungan fisik dengan kejadian ISPA pada pekerja.

Acute respiratory tract infections (ARTI) is the third health problems in village Utan Kayu Utara. The region is the industrial centers of tahu who are all using fuel wood that high risk of air pollution and its effects to the occurrence of ARTI.
The study design used is cross sectional to know the relationship of the physical environment and the characteristics of the workers against the association with ARTI. The number of workers who are having ARTI 39 people (39%).
The results showed on the roof, ventilation, humidity, lighting p = 1.000, temperature p=0.999, aged p=0,307, smoking p=0,372 and working period p=0,254. There is no relationship between the physical environment with the occurrence of ARTI on workers.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S44313
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Irwan Afandi
"Kejadian infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) pada balita di Wonosobo meningkat dalam 3 tahun terakhir. Kejadian tertinggi adalah 348 per 1.000 balita pada tahun 2010. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lingkungan fisik rumah terhadap ISPA, dengan menggunakan desain cross sectional analitik. Populasi dalam penelitian ini adalah semua balita di Kabupaten Wonosobo, Provinsi Jawa Tengah 2012. Sampel dipilih secara acak sederhana berdasarkan cluster mewakili perbedaan ketinggian di Wonosobo, selanjutnya pemilihan subjek penelitian menggunakan cara Propobability proportional to Size (N = 250).
Studi ini menemukan prevalens kejadian ISPA sebesar 60,80%, lingkungan fisik rumah berhubungan dengan kejadian ISPA setelah dikontrol dengan variabel pengetahuan ibu. Proporsi kejadian ISPA 68,47% dari balita yang tinggal pada kondisi rumah kurang, sedangkan 27,66% balita tinggal dalam kondisi baik (PR= 2,47, 95% CI: 1,545-3.967). Diperlukan upaya promosi kesehatan dan tindakan untuk meningkatkan kesehatan lingkungan terutama kondisi rumah untuk mencegah ISPA.

The incidence of acute respiratory infections (ARI) on children under five in Wonosobo was increasing in the last 3 years. The highest was 348 per 1.000 children under five in 2010. The study aimed to determine the influence of house condition to ARI. This was an analytic cross sectional study. The population was all of under five In Wonosobo District, Central Java Province 2012. Sample was selected by cluster simple random sampling, the cluster was representing the altitude of Wonosobo, then the selection of subject study using propobabilty proportional to size (N=250).
This study found a prevalence of 60.80% of ARI, the house physical environment associated with the incidence of ARI home after the controlled of maternal knowledge variable. proportion of ARI incidence 68.47% of children who live on bad house conditions, while 27.66% children under five living in good conditions (PR = 2.47, 95% CI: 1.545 to 3967). Need a health promotion and an action to increasing the health environments especially the house conditions to prevent ARI.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T30757
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fuad Najar Mukti
"Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut ISPA pada balita masih menjadi masalah yang besar di Indonesia. ISPA balita menjadi penyebab kematian balita urutan kedua di Jawa Barat dan di kota Depok menempati urutan pertama dari 10 penyakit yang di rawat jalan di Puskesmas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh PM10 udara dalam rumah terhadap kejadian ISPA pada balita di wilayah kerja Puskesmas Tapos Kota Depok tahun 2017.
Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan disain cross sectional. Jumlah sampel 100 balita dengan metode cluster sampling yang diambil secara acak pada 2 kelurahan. Uji statistik yang digunakan adalah Chi-Square.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ISPA pada balita tergolong tinggi 57,7 dan 66,7, Konsentrasi PM10 dalam rumah OR = 3,477; 1,077-11,229 , suhu ruangan OR = 2,333; 1,017-5,351, kelembaban ruangan OR = 1,119; 0,443-2,827, luas ventilasi ruangan OR = 1,233; 0,108-14,082, dan status imunisasi OR = 1,233; 0,108-14,082 menjadi faktor risiko penyebab kejadian ISPA balita.

Acute Respiratory Infection ARI rsquo s occurrence in infant remains a prominent problem in Indonesia. ARI are the second largest cause of death in West Java Province, and are the first cause of 10 diseases commonly occurred in patients coming to Community Health Clinic within Depok area. This research conducted aiming at observing PM10 factor in the air inside the house towards ARI rsquo s occurrence in infant within Tapos Community Health Clinic in Depok area in 2017.
This research conducted using quantitative methods with cross sectional design. The samples were randomly chosen in 2 districts using cluster sampling method, collected 100 infants in total. Chi square test applied to measure the statistical data.
The result suggests that ARI rsquo s occurrence in infant is utterly high 57,7 and 66,7, PM10 concentration OR 3,477 1,077 11,229 , temperature OR 2,333 1,017 5,351, humidity OR 1,119 0,443 2,827 , ventilation OR 1,233 0,108 14,082, and immunization status OR 1,233 0,108 14,082 be risk factors cause the ARI occurred in infant.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S67993
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aryanto Purnomo
"Salah satu darnpak penting akibat pembangunan industri adalah perubahan kualitas lingkungan yang disebabkan oleh pencemaran udara. Pencemaran udara yang teijadi selain pencemaran udara di ambien (outdoor air pollution) juga penoemaran udara dalam ruangan (indoor air pollution). Pencemazan udara di ambien teqiadi km-ena masuknya polutan dari hasil kegiatan industri, kendaraan bermotor, pembakaran hutan, letusan gunung berapi dan pembangkit tenaga Iistrik.
Di Kota Pontianak, Industri mebel teiah berkembang dengan pesat dalam 5 tahun terakhir. Sebagai industri sektor informal, kekuatan modal dan ketrampilan pekexja mempenganihi kemarnpuan produksi. Sistem kezja yang tidak mekanis dan tidak rnemiliki ikatan waktu yang ketat, pam pekeija menjadi teriibat secara iisik sepcnuhnya terhadap pekeijaannya, mengambil jam lembur dan bekezja jauh lebih lama dibandingkan tenaga kelja pada sektor formal. Selain itu, akibat dari keterbatasan modal pemilik usaha, keadaan lingkungan kerja tidak Clisiapkan untuk memberikan perlindungan dalam bekelja terhadap pCm&p&l?8ll partikulat PMN).
Pada penelitjan ini didapatkan konsentrasi debu kayu (PM|0) minimum 110,64 pg/m3 dan maksimum 135,18 pg/m3 dengan konsentrasi rata-rata l22,7pg/ma dan standar deviasi 5,59 pg/m3 sedangkan pekerja yang terpajan rnenunjukkan gcjala pcnyakit salman pcmapasan sebanyak 46 pekeija (74,9%) I-Iasil uji statistik menunjukkan nilai p=0,0ll sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotcsa nol ditolak atau dapat dikatakan bahwa pada taraf kepcrcayaan 95% ada hubungan antara konsentrasi debu kayu (PM10) dcngan gejala penyakit saluran pemapasan setelah dikontrol oleh kamkteristik pekezja dan faktor lingkungan kerja.
Saran dalam penelitian ini adalah pcrlu dilakukan pengawasan terhadap keschatan pckerja industri informal rnclalui program pcnyuluhan dan pelayanan kcsehatan scoara spcsitik, pcrlu mcnerapkan kcselamatan dan kesehatan kerja dengan menyediakan alat pelindung diri berupa maskcr dan pcrlu dilakukan penclitian lebih lanjut mencakup pajanan debu kayu (PM 10) pada waklu malam hari, mcngingat scbagian bcsar proses produksi dilakukan sampai malam hari.

One of the important impacts from the effect of industrial development is environment quality alteration caused by air pollution. Air pollution occurred besides in ambience (outdoor air pollution) also inside room (indoor air pollution). Air pollution in ambience occur because present pollutant from industrial activity, motor vehicle, wood combustion, volcano explosion and electrical generator.
At Pontianak City, furniture industry has developed rapidly in past 5 years. As industry of informal sector, finance strength and employee ability a.&`ecting productivity ability. Non-mechanic work system and no time bond, employees become fully involved physically to their work, taking overtime and working longer than employees in fonnal sector. Besides, consequence nom owner finance limitation, work environment do not prepared to give protection in working toward exposure of particulate PMN. In this research obtained wood dust concentration (PMN) minimum 110.64 u/m3 and maximum 135.18 ug/m? with average concentration of 122.7 ug,/ma and deviation standard of 5.59 pg/m while exposed ployees show symptom of bronchi disease as much as 46 labors (74.9%).
Statistic test result shows p value = 0.011 so that concluded zero hypothesis rejected or said that Conlident Interval 95% thcre is a relation between wood dust concentration (PMN) with bronchi disease symptom after controlled by labors characteristic and work environment factor.
Suggestion in this research is require monitoring toward health of infomtal industry labor through counseling program and specific health service, require implementation of safety and health of work by providing self protector device in the form of masker and require advanced research of wood dust exposure (PM|o) in night, considering that most of production process performed until night.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T34498
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Hastuti
"Infeksi Saluran Pernafasan Akut merupakan penyakit yang sering terjadi pada anak dengan manifestasi ringan sampai berat (Pneumonia). Di dunia dperkirakan lebih dari 2 juta balita meninggal karena Pneumonia dari 9 juta total kematian balita. Pelitian ini bertujuan untuk mengetahui Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Akut pada Balita di wilayah Kecamatan Ngombol Kabupaten Purworejo. Penelitian ini merupakan penelitian survei dengan pendekatan kuantitatif dan rancangan penelitian cross sectional. Populasi penelitian adalah semua balita yang berada di wilayah Kecamatan Ngombol Kabupaten Purworejo. Sampel penelitian berjumlah 323 balita yang diambil dengan cara Quota sampling.
Analisis data dan uji statistik menggunakan chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara status gizi dan status imunisasi dengan Kejadian ISPA pada Balita (p=1.000, OR=1.579) dan (P=0.437, OR=1.439). Ada hubungan kejadian ISPA pada Balita dengan pencemaran asap rokok oleh anggota keluarga (p=0.006, OR=2.102), pemberian ASI Eklsklusif (p=0,19, OR=1.847) dan status ekonomi orang tua (p=0.34, OR=1,754).
Kesimpulan hasil penelitian: Status imunisasi dan status gizi tidak berhubungan dengan kejadian ISPA pada Balita, Pencemaran asap rokok oleh anggota keluarga, pemberian ASI Eksklusif dan status ekonomi orang tua mempunyai hubungan dengan kejadian ISPA pada Balita di Kecamatan Ngombol Kabupaten Purworejo.

Acute Respiratory Infection (ARI) is a common disease in children with mild to severe manifestations (Pneumonia). In the world is estimated at more than 2 million Under Five Years Children died of pneumonia than 9 million total under-five deaths. The research aimed to determine Factors Associated with Acute Respiratory Infection incidence in Under Five Years Children in Ngombol District Purworejo Regency. This research is a research survey with quantitative approach and cross sectional research design. Research population was all children Under Five Years Children located in Ngombol District, Purworejo Regency.Number of sample was 323 Under Five Years Children were taken by Quota sampling.
Data analysis and statistical test using chi square. The results showed that there was no relationship between nutritional status and immunization status of in Under Five Years Children with ARI incidence (p=1.000, OR=1,579) and (P=0.437, OR=1.439). No association ARI genesis in Under Five Years Children in with cigerette smoke pollution by family members (p=0.006, OR=2.102), Exclusive breastfeeding (p=0.19, OR=1,847) and parents' economic status (p=0:34, OR=1.754).
The conclusion of the research : immunization status and nutritional status was not associated with the incidence of ARI in Under Five Years Children, smoke pollution by family members, exclusive breastfeeding and economic status of the parents had a relationship with the incidence of ARI in Under Five Years Children in Ngombol District, Purworejo Regency.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S47443
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurussakinah
"Industri garmen P T X merupakan jenis industri yang bergerak di bidang pembuatan pakaian jadi untuk keperluan ekspor Proses produksi industri garmen melibatkan penggunaan kapas dan bahan baku tekstil dalam pembuatannya Berdasarkan data Poliklinik Infeksi Saluran Pernapasan Akut ISPA merupakan penyakit tertinggi pada tahun 2010 2012 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko lingkungan fisik terhadap kejadian ISPA pada pekerja bagian material cutting dan sewing industri garmen P T X Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional atau potong lintang dengan jumlah sampel sebanyak 102 pekerja Jumlah pekerja yang menderita ISPA sebanyak 39 38 2 dan besar rata rata suhu kelembaban dan pencahayaan di area kerja sebesar 29 7o C 69 dan 231 lux Faktor lingkungan fisik kerja karakteristik dan perilaku tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian ISPA pada pekerja garmen Himbauan penggunaan APD perlu diterapkan pada pekerja garmen.

Garment Industry of P T X is an industry leading on making clothes for export Garment Industry production process involves cotton and textile raw materials usage According to Policlinic Data Acute Respiratory Infection is a number one disease in 2010 2012 This research aims to determine physical working environment risk factor toward acute respiratory infection to material cutting and sewing workers of P T X Garment Industry The research uses cross sectional study design with 100 samples of workers Number of workers infected acute respiratory infection is 39 workers 38 2 and average temperature humidity lightning at working area are 29 7o C 69 and 231 lux Working environment factor characteristic and behavior are not significantly related to acute respiratory infection case to material workers PPE usage's call has to be applied by garment workers."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S52717
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alya Zahra Syahidah
"ABSTRAK
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah infeksi akut yang menyerang
bagian atas atau bawah saluran pernapasan yang disebabkan oleh virus atau bakteri.
Tingginya prevalensi ISPA akan mempengaruhi pola penggunaan antiinfeksi di
fasilitas kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pola penggunaan
antiinfeksi pada pasien ISPA di tiga puskesmas di Kota Depok tahun 2015. Desain
penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pengambilan data secara retrospektif
dari resep pasien, Sistem Informasi Pengelolaan Obat (SIPO), dan Sistem Informasi
Manajemen Puskesmas (SIMPUS). Analisis dilakukan secara kuantitatif dan
kualitatif menggunakan metode Anatomical Therapeutical Chemical/Defined Daily
Dose (ATC/DDD). Antiinfeksi diklasifikasikan berdasarkan ATC dan kuantitas
dihitung dalam satuan DDD/1000 pasien perhari. Kualitas dinyatakan dalam jenis
obat yang termasuk dalam Drug Utilization 90% (DU 90%). Sampel adalah resep
pasien ISPA periode Januari-Desember 2015. Berdasarkan hasil analisis, kuantitas
antiinfeksi yang digunakan di Puskesmas Cipayung sebanyak 0,9496 DDD/1000
pasien perhari, di Puskesmas Limo sebanyak 0,7590 DDD/1000 pasien perhari, dan
di Puskesmas Bojongsari sebanyak 0,6483 DDD/1000 pasien perhari. Antiinfeksi
yang termasuk dalam DU 90% di Puskesmas Limo adalah amoksisilin,
kotrimoksazol, dan sefadroksil, sedangkan antiinfeksi yang termasuk dalam DU
90% di Puskesmas Cipayung dan Puskesmas Bojongsari adalah amoksisilin.
Persentase kesesuaian penggunaan antiinfeksi dengan formularium nasional di
Puskesmas Bojongsari adalah 71,43%, di Puskesmas Limo adalah 70%, dan di
Puskesmas Cipayung adalah 63,64%.

ABSTRACT
Acute Respiratory Infections (ARI) is an acute infection that attacks the upper or
lower respiratory tract caused by viruses or bacteria. Prevalence of ARI will affect
the pattern of anti-infection use in healthcare facilities. This research aimed to
evaluate the usage pattern of anti-infection for ARI patients at three Puskesmas in
Depok City in 2015. A design of this research use descriptive analytic with a
retrospective data collection taken from patients? prescriptions, Sistem Informasi
Pengelolaan Obat (SIPO), and Sistem Informasi Manajemen Puskesmas
(SIMPUS). This analysis are done through quantitative and qualitative using
ATC/DDD (Anatomical Therapeutical Chemical/Defined Daily Dose) method. The
anti-infection classification are based on ATC, and the quantity are counted by
DDD/1000 patients per day. The quality are stated in Drug Utilization 90% (DU
90%). The sample are the prescriptions of ARI patients within period of January till
December 2015. Based on the output of the analysis, the anti-infection used at
Puskesmas Cipayung are 0,9496 DDD/1000 patients per day, at Puskesmas Limo
are 0,7590 DDD/1000 patients per day, and at Puskesmas Bojongsari are 0,6483
DDD/1000 patients per day. The anti-infection included in DU 90% at Puskesmas
Limo are amoxicillin, cotrimoxazole, and cefadroxil, while the anti-infection
included in DU 90% at Puskesmas Cipayung and Puskesmas Bojongsari are
amoxicillin. The percentages of compatibility of anti-infection usage with national
formulary at Puskesmas Bojongsari is 71,43%, at Puskesmas Limo is 70% and at
Puskesmas Cipayung is 60,64%.
;;"
2016
S65397
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Depkes , 1993
616.2 IND p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Kesehatan , 1993
616.2 IND b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>