Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 102980 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Ichsan
"ABSTRAK
Antena horn menawarkan keuntungan dalam hal gain yang tinggi, bandwidth yang lebar, dan fabrikasi yang mudah. Namun salah satu kekurangan dari antena horn adalah dimensinya yang cukup besar. Skripsi ini membahas mengenai rancang bangun antena horn menggunakan teknik penambahan batang metal. Perancangan antena bertujuan untuk mereduksi dimensi dari antena horn tersebut, yaitu dengan menggunakan suatu teknik dengan menambahkan dua batang metal yang saling tegak lurus yang diletakkan di dalam antena, dan kemudian digabungkan dengan teknik penambahan jumlah batang metal pada bidang horizontal. Perancangan antena horn dilakukan dengan menggunakan software CST Microwave Studio. Hasil penulisan skripsi ini adalah sebuah antena horn dengan penambahan batang metal sehingga mereduksi dimensi antena horn konvensional sebesar 35,72 %. Adapun antena horn tersebut bekerja pada frekuensi 2,8 GHz ? 3,1 GHz yang merupakan rentang frekuensi pada S-band. Hasil simulasi berupa gain sebesar 12,4 dBi, HPBW sebesar 43,1º, dan side lobe level sebesar -18,8 dBi.

ABSTRACT
Horn antenna offers benefits such as high gain value, wide bandwidth, and ease of fabrication. One of the drawbacks of horn antenna is its relatively large dimension. This undergraduate thesis examines the design of a horn antenna using the metal rod addition technique. The antenna design aims to reduce the dimension of horn antenna by utilizing a certain technique where two metal rods are placed perpendicular to each other inside the antenna which is connected afterwards by adding the total number of metal rods on the horizontal plane. The horn antenna is designed using the CST Microwave Studio software. The result of this undergraduate thesis is a horn antenna with the addition of metal rods thereby reducing the dimension from a conventional horn antenna by 35.72%. This horn antenna works in the frequency range of 2.8 GHz ? 3.1 GHz, which is the S-band frequency range. The simulation results are gain of 12.4 dBi, HPBW of 43.1o, and a side lobe level of -18.8 dBi."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42245
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nurmuthia Oktovioletha
"Free-space merupakan metode pengukuran parameter antena untuk mengetahui konstanta dielektrik suatu bahan, dimana terdapat dua antena pemancar dan penerima saling berhadapan dan sampel berada di antaranya dengan jarak yang sama. Untuk memenuhi pengukuran tersebut, digunakan antena horn yang dapat menghasilkan gain yang tinggi, bandwidth yang lebar, tidak berat, dan mudah dibuat. Pada penelitian ini dilakukan rancang bangun antena horn pada rentang frekuensi X-band dan bandwidth sebesar 4,2 GHz kemudian dilakukan pengaplikasian pada sistem pengukuran free-space dengan melakukan pengujian pada air dan larutan garam. Dari hasil penelitian, penulis telah merancang bangun antena horn dengan bentuk piramida dan pandu gelombang segiempat. Adapun bandwidth yang didapatkan dari simulasi sebesar 4,41 GHz pada rentang frekuensi 7,27-11,68 GHz dan gain sebesar 15,76 dBi, sedangkan dari pengukuran sebesar 2,71 GHz pada antena horn 1 dan 3,44 GHz pada antena horn 2. Dari hasil pengujian, didapatkan konstanta dielektrik air dan larutan garam sebesar 2,19 dan 2,22 pada pengujian pertama, serta 3,69 dan 3,94 pada pengujian kedua, dimana hasil ini belum sesuai atau mendekati konstanta dielektrik referensi sehingga membuktikan bahwa sistem belum dapat mendeteksi dan membedakan air dan larutan garam. Oleh karena itu, diperlukan perbaikan dan pengembangan di beberapa bagian agar mendapatkan hasil yang lebih akurat.

Free-space is a method of measuring antenna parameters to determine the dielectric constant of a material, where there are two transmitting and receiving antennas facing each other and the sample is between them with the same distance. To fulfill these measurements, a horn antenna is used that can produce high gain, wide bandwidth, is not heavy, and is easy to make. In this research, a horn antenna is designed in the X-band frequency range and bandwidth of 4.2 GHz and then applied to a free-space measurement system by testing water and salt solution. From the research results, the author has designed a horn antenna with a pyramid shape and a rectangular waveguide. The bandwidth obtained from simulation is 4.41 GHz in the frequency range of 7.27-11.68 GHz and a gain of 15.76 dBi, while from measurements it is 2.71 GHz on horn antenna 1 and 3.44 GHz on horn antenna 2. From the test results, the dielectric constant of water and salt solution is 2.19 and 2.22 in the first test, and 3.69 and 3.94 in the second test, where these results do not match or approach the reference dielectric constant, proving that the system cannot detect and distinguish water and salt solution. Therefore, improvements and developments are needed in several parts in order to get more accurate results."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hartuti Mistialustina
"Dimasa sekarang sistem komunikasi membutuhkan antena dengan versatilitas yang tinggi. Kebutuhan akan antena yang dapat beroperasi pada frekuensi yang berbeda atau dapat dikonfigurasi ulang adalah suatu hal yang bermanfaat karena perubehan sistem mungkin terjadi. Teknologi antena mikrosttip dengan frekuensi ganda berkembang pesat. Salah satu metodenya yang populer adalah Miscellaneousloading diuji frequency. Pada tekuik ini frekuensi ganda dihasilkan dengan menambahkan beban, diantamnya adalah beban stub. Penelitian yang dilakukan oleh Davidson. S.E dan Richards, W.F memperoleh hasil bahwa perubahan panjang studi dapat menala basil frekuensi resonansi. Namun pada penelitian tersebut penalaan hanya dilakukan peda saat simulasi untuk memperoleh frekuensi yang diinginkan, setelah pabrikasi penalaan tidak dilakukan lagi. Pada kundisi lain kemampuan penalaan pada suatu antena memberikan kesempatan untuk melaknkan pengembangan dalam hal fungsi dan kernampuan dari teknologi komunikasi frekuensi tinggi. Pada skripsi ini telah dHakukan rancang bangun antena segiempat frekuensi ganda ditala dengan menggunakan beban stub yang berperan sebagai resonator dan juga penala berupa saluran mikrostrip yang terbuat dari lempengan tembaga yang dapat diubah-ubah posisinya. Penalaan dapat dilakukan hingga tahap pabrikasi. Digunakan lima variasi ukuran beban dengan panjang 0,5/.d dan lebar masing-masing 12 mm, 10 mm, 8 mm, 6 mm, dan 4 mm. Pencatuan yang digunakan adalah dengan menggunakan saiuran mikrostrip dengan inset Antena rancangan pada awalnya merupakan suatu desain antena yang bekerja pada frekuensi sekitar 2,4 GHz, Setelah diberi beban dari hasil pengukuran diperoleh bahwa ukuran beban yang optimal dalam menghasilkan frekuensi resonansi ganda ditala adalah 0,5hd x 4 mm. Beban ini menghasilkan antena dengan daerah frekuensi operasi 2.41 GHz sampai dengan 2,66 GHz untuk frekuensi resonansi pertama dan 1,22 GHz sampai dengan l,94 GHz untuk frekuensi resonansi kedua. Gain antena hasil rancangan adalah 4,49 dE untuk frekuensi resonansi 2,37 GHz dan 4.48 dB untuk frekuensi resonansi 1,55 GHz dan 2,48 GHz."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S39994
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Subhan
"Pada skripsi ini telah dirancang antena mikrostrip p\anar array segiempat 16 elemen dengan teknik pencatuan direct. Antena ini memiliki frekuensi kerja 1.7 GHz. Antena bentuk array ini terdiri dari 4 sub-array yang masing-masing sub-array terdiri dari 4 elemen.
Karakteristik yang diamati pada skripsi ini adalah bandwidth, Return Loss/VSWR, dan gain. Perancangan antena menggunakan simulasi dengan soiiware microwave office 2002 v5.00 dengan simulasi pada PCAAD 3.0 menggunakan metode cavity.
Dari hasil simulasi dan pengukuran diperoleh bahwa antena bentuk planar array segiempat ini memiliki bandwidth sebesar 19.14 MHz dengan impedansi karakteristik sebesar 36.58 - j 17.95 dan gain yang didapatkan sebesar 16.89 dB, naiuk 9.00 dB dari antena planar array 4 elemen dengan gainnya 7.89 dB."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S40170
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gindy Nuansa
"ABSTRAK
Mengintegrasikan transceiver seluruhnya dalam sebuah chip tunggal merupakan visi masa depan dari sistem nirkabel. Namun demikian, antena dapat dikatakan komponen berukuran terbesar pada sistem ini, sehingga miniaturisasi antena adalah proses yang diperlukan untuk memperoleh rancangan yang optimal. Dan metode yang dipilih untuk miniaturisasi antena adalah dengan pemanfaatan elemen metamaterial Complementary Split-Ring Resonator (CSRR) permitivitas negatif, yang dicetak pada bidang ground antena mikrostrip yang diaplikasikan pada frekuensi kerja 2,6 ? 2,7 GHz. Hasil simulasi menunjukkan ukuran antena dapat direduksi sampai 32% dengan bandwidth (-10dB) sebesar 140 MHz (2,58 ? 2,72 GHz) dan return loss 32,4dB di frekuensi 2,646 GHz. Sedangkan hasil pengukuran mengalami penurunan lebar bandwidth (90MHz) namun masih berada pada frekuensi kerja yang ditentukan. Ini menunjukkan bahwa penempatan elemen metamaterial CSRR pada bidang ground antena mikrostrip dapat memperkecil dimensi antena.

ABSTRACT
Integrating a transceiver entirely in a single chip is the future vision in wireless system. However, antenna is the largest component in this system, so it makes antenna miniaturization an important thing to do to achieve the optimal design. The chosen method for antenna miniaturization is by using negative permittivity Complementary Split-Ring Resonator (CSRR) metamaterial structure, printed on a ground plane at working frequency 2.6 ? 2.7 GHz. From the simulation, the final design has successfully reduce 32% of the microstrip dimension, which has 140 MHz of bandwidth (-10dB) centered at 2.646 GHz with a return loss of 32.4dB. From the measurement, the antenna has narrower bandwidth (90 MHz), but still inside the working frequency of antenna. This proves that CSRR metamaterial structure placed on the ground plane can make the antenna miniaturization possible."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1673
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Suwarto
"Salah satu aplikasi dari antena mikrostrip adalah antena untuk komunikasi suara (sound broadcasting) menggunakan satelit Quasi Zenith yang bekerja pada pita frekuensi 2,6 GHz (2605 -2630 MHz) [3]. Selain hams mempunyai karakteristik sebagai sebuah antena yang baik ( VSWR lebih kecil atau sama dengan 2, return loss lebih kecil atau sama dengan -9,54 dB), antena untuk aplikasi ini juga harus menghasilkan polarisasi melingkar karena digunakan untuk komunikasi bergerak menggunakan satelit yang jaraknya sangat jauh. Dengan polarisasi melingkar, maka tidak diperlukan penyesuaian (tracking) polarisasi antara antena pengirim dan penerima.
Pada skripsi ini, diajukan antena yang memenuhi kriteria di atas yaitu antena mikrostrip patch segitiga samasisi dengan teknik pencatuan tunggal secara langsung untuk menghasilkan polarisasi melingkar pada frekuensi 2605 - 2630 MHz. Patch segitiga dipilih karena dapat menghasilkan karakteristik yang sama dengan patch segi empat dengan luas yang lebih kecil [2]. Jenis segitiga samasisi dipilih karena telah banyak dipelajari dan digunakan dibandingkan jenis segitiga yang lain sehingga lebih mudah dalam analisanya [10],[11],[13]. Pencatuan tunggal (single feed) dipilih karena struktumya yang sederhana dan ringkas yang dapat memperkecil dimensi antena, sedangkan pencatuan langsung (direct feed) dipilih karena mudah dan dapat difabrikasi bersamaan dengan patch segitiga [2].
Berdasarkan simulasi dan pengukuran hasil fabrikasi antena yang dilakukan pada skripsi ini, untuk menghasilkan polarisasi melingkar dengan teknik pencatuan tunggal secara langsung, tinggi patch segitiga samasisi harus sedikit dikurangi sehingga sisi miring (b) dan sisi alas (a) mempunyai perbandingan b/a sebesar 0,97. Dengan demikian, untuk sisi alas sisi alas 50,6 mm, patch segitiga mempunyai sisi miring 49,1 mm. Untuk menghasilkan Left Hand Circular Polarization (LHCP), patch segitiga dicatu pada titik sejauh 16 mm dari sudut sebelah kiri sedangkan untuk menghasilkan Right Hand Circular Polarization (RHCP), patch segitiga dicatu pada titik sejauh 16 mm dari sudut sebelah kanan. Untuk mencapai kondisi matching maka digunakan teknik single stub impedance matching.
Dari hasil pengukuran diperoleh polarisasi melingkar dengan axial ratio Bandwidth 29 MHz ( 2604 - 2633 MHz) atau sebesar 1,1 %. Berkas utama radiasi antena yang terukur berada pada sudut 0 dan polarisasi melingkar teriadi pada rentang sudut 330_ sampai 50_. Bandwidth VSWR yang diperoleh sebesar 65 MHz (2578 - 2643 MHz) atau sebesar 2,48 %. Untuk rentang frekuensi dari 2605-2630 MHz diperoleh VSWR yang sangat kecil yaitu di bawah 1,45. Sementara itu, gain antena yang diukur pada arah intensitas radiasi maksimum (0_) sebesar ~ 6 dB. Dari hasil ini terlihat bahwa rancangan yang dihasilkan dapat memenuhi karakteristik yang diinginkan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S40097
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Willy Yuswardi
"ABSTRAK
Antena mikrostrip merupakan salah satu alternatif antena dalam komunikasi wireless. Hal ini dikarenakan antena mikrostrip memiliki massa yang ringan dan bisa menyesuaikan dengan bentuk perangkat komunikasi. Pada skripsi ini, dibahas teknik untuk meminiaturisasi yaitu dengan metamaterial CRLH. Antena yang dirancang bekerja pada frekuensi 3.3 ? 3.4 GHz. Antena dirancang dan disimulasikan dengan menggunakan software CST Microwave Studio 2011. Dari hasil simulasi, didapat bandwidth 470 MHz dengan VSWR ≤ 2 pada frekuensi 3.3 GHz. Sedangkan hasil pengukuran, frekuensi kerja bergeser menjadi 3.26 namun masih dalam range frekuensi 3.3 ? 3.4 GHz. Bandwidth yang diperoleh 250 MHz dengan VSWR ≤ 2. Dengan teknik CRLH ini bisa mereduksi dimensi antena sebesar 61.11%

ABSTRACT
Microstrip antenna has become one of the alternative antenna design in wireless technology. This is mainly because its characteristics which are light weight and easily adjusted in most of communication devides. This final project propose a miniaturization technique by using CRLH metamaterial element. The antenna design work at frequency 3.3 ? 3.4 GHz and simulated using CST Microwave Studio. The simulation results show a relatively wide bandwidth of 470 MHz with VSWR ≤ 2 at 3.3 GHz, while the measurement has a frequency shift to 3.26 GHz, but still in the 3.3 ? 3.4 GHz frequency range. And the antenna bandwidth is also become narrower to 250 MHz with VSWR ≤ 2. So, with this proposed design, the antenna dimension can be effectively reduced to 61.11%."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1692
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Hapso Anggoro
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1992
S38270
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Topik Teguh Estu
"Antena fleksibel adalah komponen penting dari perangkat elektronik yang dapat dikenakan. Bahan yang diperlukan untuk teknologi ini harus memiliki fleksibilitas dan
konduktivitas tinggi saat mengalami deformasi, seperti pembengkokan dan peregangan. Namun, studi tentang efek pembengkokan pada kinerja antena patch fleksibel masih
terbatas. Dalam tesis ini, membahas proses desain dan fabrikasi antena patch fleksibel yang terdiri dari kawat nano perak (Ag NWs) sebagai patch peradiasi dan ground plane dan polydimethylsiloxane (PDMS) sebagai substrat. Antena beroperasi pada frekuensi 5 GHz dan dirancang menggunakan perangkat lunak analisis elektromagnetik CST Studio Suite. Kinerja antena single patch dan patch array 1x2 yang dibuat menunjukan hasil yang sesuai spesifikasi yang diharapkan. Pada kondisi non-bending, nilai terukur antena single patch S11 = -21,18 dB dan VSWR 1,18 yang mendekati hasil simulasi S11=-23,76 dB dan VSWR = 1,14 dan nilai terukur antena patch array 1x2 S11 = -15,19 dB dan VSWR 1,42 dan nilai simulasi S11= -19,35 dB dan VSWR 1,24. Dalam tesis ini juga membahas pengaruh pembengkokkan bidang-H, bidang-E, dan bidang diagonal pada kinerja antena single patch pada berbagai radius pembengkokan (10–100 mm), dan pengaruh pembengkokan pada antena patch array 1x2 dengan radius pembengkokan 60 mm dan 80 mm. Prototipe antena yang dibuat menunjukkan frekuensi resonansi yang sedikit bergeser, VSWR yang rendah, dan half power beam width (HPBW) yang lebar dalam semua kondisi pembengkokan, yang membuktikan kinerja antena yang sangat baik.
Secara keseluruhan, kinerja prototipe antena dalam berbagai kondisi pembengkokan berada dalam batas toleransi untuk aplikasi nyata.

Flexible antennas are an essential component of wearable electronic devices. The materials required for this technology must have high flexibility and conductivity when subjected to deformations, such as bending and stretching. However, studies on the effect
of bending on flexible patch antenna performance are limited. In this thesis, we discuss the design and fabrication process of a flexible patch antenna consisting of silver nanowires (Ag NWs) as a radiating patch and ground plane and polydimethylsiloxane (PDMS) as a substrate. The antenna operates at a frequency of 5 GHz and is designed using the CST Studio Suite electromagnetic analysis software. The performance of the single patch antenna and the 1x2 patch array that was made showed the results according to the expected specifications. In non-bending conditions, the measured value of the single patch antenna S11 = -21.18 dB and VSWR 1.18 which is close to the simulation results of S11 = -23.76 dB and VSWR = 1.14 and the measured value of the patch array 1x2 antenna is S11 = - 15.19 dB and VSWR 1.42 and the simulation value of S11 = - 19.35 dB and VSWR 1.24. This thesis also discusses the effect of bending the H-plane, E-plane, and diagonal planes on performance of single patch at various bending radii (10– 100 mm), and the effect of bending onpatch array 1x2 antenna with bending radius of 60mm and 80mm. The antenna prototype created shows a slightly shifted resonant frequency, low VSWR, and a wide half power beam width (HPBW) under all bending conditions, which proves the antenna's excellent performance. Overall, the performance of the antenna prototype under various bending conditions is within tolerance limits for real applications.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fathoni Azis
"Kemajuan teknologi telekomunikasi dengan menggunakan gelombang mikro telah memacu perkembangan teknologi bidang antena. Antena mikrostrip adalah salah satu jenis antena gelombang mikro yang telah mendapat perhatian luas pada beberapa tahun belakangan ini. Antena ini mempunyai beberapa keunggulan antara lain dimensinya yang kecil, bentuknya sederhana, bobot yang ringan, dan kompatibel dengan Integrated Circuit. Tetapi is juga mempunyai keterbatasan temtama dalam hal pola radiasi dan penguatan antena. Salah satu teknik yang bisa dibangun untuk meningkatkan performansinya yaitu membuat komposisi elemen-elemen peradiasi dalam bentuk Array (linier atau planar).
Tesis ini membahas pembuatan antena mikrostrip cincin yang dikopling melalui celah (aperture) oleh saluran pencatu coplanar waveguide (CPW) untuk antena elemen tunggal dan antena array. Antena mikrostrip bentuk cincin diteliti sehubungan dengan kemungkinan untuk mereduksi area elemen peradiasi dan meng-insert elemen lain kedalam ruang cincin bagian dalam. Sejauh ini, saluran pencatu yang banyak digunakan adalah saluran mikrostrip. Saluran CPW yang dibahas pada tesis ini menawarkan beberapa keunggulan seperti kemudahan untuk mengontrol impedansi karakteristik dengan mengatur kombinasi lebar celah (gap width) dan Iebar strip (strip width) dan saluran CPW tersebut, kemudahan untuk membuat koneksi sari dan paralel dalam divais aktif atau pasif lainnya. Teknik pencatuan Aperture Coupling mempunyai keunggulan seperti tidak ada titik-titik pensolderan, radiasi parasitik yang kecil, dan kemungkinan untuk mempertinggi lebar band antena.
Antena dibuat pada substrat dielektrik yang terpisah dari substrat saluran pencatu dengan variasi panjang stub untuk pengkarakterisasian unjuk kerja antena. Antena dirancang menggunakan perangkat bantu antara lain PCAAD, MSA CAD, App CAD. Parameter antena diukur di labolatorium Telekomunikasi Universitas Indonesia. Hasilnya memperlihatkan bahwa kopling optimal antara saluran pencatu dan antena yang beroperasi pada frekuensi 4 GHz dapat terjadi hanya pada beberapa titik panjang stub tertentu. Juga, parameter-parameter basil pengukuran antena menunjukkan performansi yang baik.

The improvement of telecommunication technology using microwave has driven the growth of antenna technology. Mficrostrip antenna is one of type of antenna, which have found wide interest in the past few years. It has some advantages such as small size, low profile, lightweight, and compatibility with integrated circuit. But it has also limitation especially in radiation pattern and gain of antenna. One of technique that can be made to increase its performance is to compose the radiating elements into linear or planar array.
This paper presents the design of ring-patch microstrip antenna, which is aperture-coupled by coplanar waveguide (CPW) feedline for single element and array antenna. Ring-patch microstrip antenna investigated due to its possibility to reduce the area of the radiating element and to insert another element into the inner aperture of the ring-patch. Mostly, the feeding lines mainly utilized microstrip line. The CPW in this paper offer main advantages such as easy to control the characteristic impedance with adjusting gap width and strip width, easy to make series and parallel connection in either passive or active device. The aperture-coupled feeding technique has several advantages such that no soldering points, weak parasitic radiation, and the possibility to enhance the bandwidth of antenna.
Antennas were fabricated on separate dielectric substrate compared with the feeding line dielectric substrate layer with various stub lengths to characterize the performance of antenna. The antennas were designed using several tools such as MSA CAD, PCA.AD, and APP CAD. The results show that the coupling between the feeding line and the antenna operating in 4 GHz can be made only for few points of the stub length. In addition, measured parameters show good performance.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>