Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 47277 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fera Farwah
"Skripsi ini membahas pentingnya pencahayaan kota tua pada malam hari untuk meningkatkan orang-orang yang datang. Penulis mencoba membandingkan seberapa besar nilai historis yang terkandung pada malam hari dengan siang hari. Metode yang penulis gunakan untuk menjawab pertanyaan adalah dengan membandingkan efek-efek pencahayaan di beberapa potongan jalan, mengukur nilai luminansi di lapangan, dan menggunakan persepsi sendiri untuk menilai beberapa atmosfer berdasarkan tabel rasio brightness. Selain itu penulis juga mengacu pada seorang perencana pencahayaan, terutama prinsip pencahayaan ruang luarnya. Fokus penulis dalam skripsi ini dapat dinyatakan dengan kota tua sebagai kota yang perlu dilahirkan kembali dari segi pencahayaan. Penulis mengangkat Taman Fatahillah dan sekitar kali besar menjadi lokasi analisis penulis. Lokasi ini menjadi titik penting pada jaman Belanda yang masih mengandung nilai historis. Penulis menganggap elemen dasar yang menjadi unsur yang mempertahankan kandungan nilai sejarah pada siang hari dan pada malam hari adalah pencahayaan. unsur pencahayaan menjadi salah satu faktor yang menjadi parameter keberhasilan dalam merevitalisasi kota tua. Akibat sejarah, kota tua mempunyai nilai sejarah atau nilai yang tidak tergantikan. Nilai sejarah yang tidak bisa digantikan menjadi patokan dasar penulis dalam mengupas fenomena-fenomena yang terjadi di Kota tua khususnya pada malam hari. Kini, di Kota Tua khususnya daerah fatahillah dan sekitar kali besar, jika dibandingkan dengan siang hari, pada malam hari, kota tua tidak mempunyai objek atau daya tarik bagi masyarakat luar. Dari hasil analisis penulis, kota tua masih menjadikan bangunan lama bukan sebagai objek. Dengan tidak menjadikan objek, atmosfer atau pengaruh dari objek terhadap lingkungan menghasilkan afeksi buruk.

Scription discusses how an important a lighting in old city especially in nightime. This works aim to enhance people who come. The author tried to compare how much historical valur contained in the night with in mid day with daylight. The method I use to answer the question is to compare the effects lighting at the some of sections streets, to measure the luminance values in the field, and to use my own perceptions to assess some of the atmosphere based on the brightness ratio. Moreover, the author also refer to a planner lighting, especially the principles of outside lighting. The focus of the author in this scription can be stated by the old city as a city that need to be born again in terms of lighting. The author choose Fatahillah parka and around Kali Besar become site for doing analysis. This location is an important point at the time Dutch colonialism where still contained historical value. The author consider the basic element of content element that maintains the value of history at the daytime and at night is lighting. Lighting element is one factor that into the parameters of success in revitalizing old city. Due to the history location, the old city has the historical value or irreplaceable value phenomena in old city, especially at night. Now, in the old city, especially Fatahillah Park and around Kali Besar, when compared between at the day time and at night, the old city object. Due to this problem, atmosphere or the influence of old building and their environment produces bad affection."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42309
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Asfarinal
"Kota Tua Jakarta, sebagai situs warisan bersejarah, mengandung potensi besar sebagai tujuan pariwisata yang menarik. Dalam hal ini, peran Pedagang Kaki Lima (PKL) menjadi sangat penting meningkatan ekonomi sektor informal perkotaan. Tesis ini bertujuan untuk melakukan analisis tipologi PKL di Kota Tua Jakarta guna mendukung keberlanjutan destinasi pariwisata. Metodologi dipergunakan mix methode dan analisis spasial, untuk memahami peran dan karakteristik PKL. Hasil penelitian mengidentifikasi beberapa tipologi PKL, termasuk pedagang tradisional, pedagang kuliner, pedagang tetap dan tidak tetap. Setiap tipologi memberikan kontribusi unik dalam meningkatkan daya tarik Kota Tua Jakarta sebagai destinasi pariwisata. Analisis ini memberikan wawasan mendalam tentang dinamika PKL dan menyediakan dasar untuk perencanaan strategis pengelolaan PKL guna memaksimalkan kontribusinya terhadap kemajuan Kota Tua Jakarta sebagai destinasi pariwisata. Selain itu juga membahas berbagai tantangan yang dihadapi oleh PKL, termasuk masalah regulasi, aksesibilitas, dan dampak pariwisata terhadap lingkungan sekitar. Implikasi penelitian ini adalah menyediakan dasar bagi pihak berwenang dan pemangku kepentingan terkait untuk merancang kebijakan yang mendukung pengelolaan PKL secara berkelanjutan di Kota Tua Jakarta, Kesimpulan dari tesis ini memberikan wawasan yang mendalam tentang peran krusial PKL dalam membentuk dan memelihara keunikan kota tua sebagai destinasi pariwisata yang berkelanjutan.

The Old Town Jakarta, as a historical heritage site, contains great potential as an attractive tourist destination. In this case, the role of the Five-legged Trader (PKL) becomes crucial to the economic growth of the informal urban sector. This thesis aims to conduct a typological analysis of the PKL in Old Town Jakarta to support the sustainability of tourist destinations. The methodology uses a mix of methods and spatial analysis, to understand the roles and characteristics of PKL. The research results identify several PKL typologies, including traditional merchants, culinary traders, and fixed and non-fixed traders. Each typology makes a unique contribution to enhancing the attractiveness of Old Town Jakarta as a tourist destination. This analysis provides in-depth insight into the PKL dynamics and provides a basis for strategic planning of PKL management to maximize its contribution to the progress of the Old City of Jakarta as a tourist destination. It also discussed the various challenges faced by PKL, including regulatory issues, accessibility, and the impact of tourism on the environment. The implications of this study are to provide a basis for the authorities and relevant stakeholders to design policies that support the sustainable management of PKLs in the Old Town of Jakarta. The conclusion of this thesis provides in-depth insight into the crucial role of the PKL in shaping and preserving the uniqueness of the old city as a sustainable tourist destination."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fara Shabira Arrasya
"Kota Depok sebagai kota satelit dari Jakarta juga memiliki fenomena yang serupa dengan Jakarta. Salah satu kesamaan Kota Depok dan Jakarta adalah adanya pusat perbelanjaan berjenis mal (shopping mall). Mal yang berada di kota satelit memiliki masalah karena harus bersaing dengan mal di kota besarnya dalam menarik pembelanja agar menjadi pelanggan setia dari mal tersebut. Salah satu upaya untuk mengatasi masalah tersebut dengan cara memberikan aspek hiburan atau rekreasi. Bioskop merupakan sarana hiburan yang signifikan untuk ditempatkan dalam mal. Di Kota Depok sendiri 50% dari mal yang ada, memiliki bioskop sebagai sarana hiburan. Penelitian ini menggunakan analisis mixed method untuk mengukur kuatnya daya tarik dari mal berbioskop. Penelitian ini juga menggunakan analisis spasial komparatif untuk membandingkan karakteristik site dan situation dari mal berbioskop di Kota Depok.
Hasil dari penelitian ini adalah, berdasarkan dari site dan situation dari mal berbioskop di Kota Depok, Depok Town Square merupakan mal berbioskop dengan daya tarik terkuat. Ketika mal berbioskop memiliki daya tarik yang kuat maka jangkauan pelayanannya juga akan semakin besar. Pengunjung terbanyak datang dari rumah tinggal dan memilih mal berbioskop terdekat dari rumah mereka. Pengunjung terjauh berasal dari kantor, namun jumlahnya tidak banyak. Kuatnya daya tarik dari mal berbioskop tidak memengaruhi baik preferensi pengunjung ataupun banyaknya pengeluaran dari pengunjung, tetapi keberadaan bioskop memengaruhi durasi kunjung dalam sekali kunjungan.

Depok as the satellite city of Jakarta has the same phenomenon that Jakarta has. That phenomenon is the availability of shopping malls in Depok. Shopping mall that located in a satellite city has a problem. The problem is the satellite city shopping mall has to compete with the nearest big city shopping malls in order to attract shoppers become loyal customers of the mall. One way to overcome the problem is by providing entertainment or recreational aspect. Cinema theater is one of entertainment retail that common to be placed in shopping mall. In Depok, 50% of the existing shopping malls own cinema theater as an entertainment facilities. This study is using mixed method analysis in order to understand the strength of shopping mall’s attractiveness. This study is also using comparative spatial analysis to compare site and situation each of shopping malls with cinema theater.
The result of this study is, based on site and situation characteristics, Depok Town Square is the most attractive shopping mall that has cinema theater in Depok. When shopping mall has strong attractiveness, the shopping mall will have greater area of service. Shopper who came to the shopping mall mostly came from their house and pick the nearest mall to visit. The farthest shopper came from their office but this phenomenon is a minority. The strength of mall with cinema theater attractiveness doesn’t affect either the preference of shopper or the expense of shopper, but the existence of cinema theater in a mall is affecting the visiting duration of shopper.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S53113
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"The precious stone is said to be able to create attraction, because of its unique shape and beautiful colour, and the making process from natural stone to jewelry. The location of precious stone getting such in Rawa Bening Market Jakarta becomes an attraction its self to tourists, because of its popularity as the biggest centre of precious stone market in Indonesia and also because of the factor of various option of the stone is relatively more available, either natural stone from Indonesia or from other countries. The tourists who has been visited this Rawa Bening Market bought the precious stone on purpose because of their profession, collector and half of other tourist visited this location, because of the second alternative option after they did tourism activities in Jakarta."
JUKIN 2:1 (2007)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ling X, 1935-
Jakarta: Museum Bank Mandiri, 2006
741.598 9 LIN s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Nadeak, Dolok Carry Armstrong
"Hubungan antara satu industri dengan industri lain terjadi karena masing-masing industri memiliki daya tarik yang menyebabkan timbulnya interaksi diantara mereka. Daya tarik ini dapat berupa harga output yang murah, lokasi yang strategis, biaya transportasi yang murah, dan lain-lain. Selama daya tarik tersebut masih tinggi, maka jalinan hubungan antar industri akan terus berlangsung. Tabel input output adalah uraian statistik dalam bentuk matriks yang menggambarkan hubungan antar industri. Hubungan ini digambarkan dalam bentuk transaksi barang dan jasa antar industri: bagaimana output didistribusikan kepada industri lain, dan bagaimana input diperoleh dari industri lain, pada suatu negara dan waktu tertentu. Melalui jumlah input dan output dari suatu industri, dan matriks pengganda output tiap industri, dapat diketahui koefisien daya tarik dari industri-industri tersebut. Dengan metode regresi, dapat diperoleh koefisien daya tarik bagi tiap-tiap industri. Daya tarik industri X secara sederhana dapat dilihat dari banyaknya industri Y yang menggunakan output industri X tersebut sebagai input antara dalam proses produksi industri. Y. Dilihat dari sudut industri Y, arah orientasi adalah berdasarkan banyaknya industri X yang berhubungan dengan industri Y. Industri pengolahan merupakan industri yang paling tinggi daya tariknya, sehingga banyak industri lain yang berorientasi pada industri pengolahan, dalam artian banyak memanfaatkan output dari industri pengolahan sebagai input antara. Karenanya, industri pengolahan harus banyak mendapat perhatian untuk dikembangkan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1996
S19043
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
BRA. Baskoro
"Fokus tesis ini adalah membahas pembangunan kota Jakarta Pusat sebagai kota wisata, dengan strategi memberdayakan komunitas lokal (host) yang tinggal di sekitar Objek dan Daya Tarik Wisata yang tersebar di berbagai wilayah di Jakarta Pusat. Berdasarkan hasil penelitian di Objek dan Daya Tarik Jalan Jaksa, dapat disimpulkan bahwa komunitas mempunyai peranan penting dalam pengembangan objek dan daya tarik wisata. Keberadaan komunitas, jika diberdayakan secara optimal, akan mampu menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan. Setidaknya ada lima modal sosial yang ditemukan di Komunitas lokal Jalan Jaksa yang berguna bagi pengembangan objek dan daya tarik wisata pada khususnya dan pengembangan kota wisata pada umumnya.
Berdasarkan hasil temuan ada lima modal sosial yang dominan, yakni : 1) Kepercayaan terhadap Figur; 2) Aktivitas Ekonomi; 3) Jaringan Sosial; 4) Penerimaan Masyarakat; dan terakhir 5) Organisasi komunitas. Lima modal sosial tersebut yang kemudian harus dapat dijadikan alat pemersatu dan pemobilisasi anggota-anggota komunitas untuk membentuk sebuah industri pariwisata komunitas skala kecil menengah sebagai pelaku utama aktivitas ekonomi pariwisata. Industri tersebut harus mampu mengoptimalkan produk wisata sebagaimana layaknya unit bisnis. Pengembangan industri pariwisata komunitas yang menyediakan berbagai produk dan jasa wisata di sekitar objek dan daya tarik wisata kepada wisatawan akan mampu meningkatkan taraf kehidupan komunitas di sekitar objek dan daya tarik wisata.
Tujuan ini hanya bisa dicapai apabila kebijakan, program, dan strategi pemerintahan serta dunia usaha mendukung pembangunan pariwisata berbasis komunitas. Sehingga, fungsi pemerintah dan swasta kedepannya lebih diposisikan sebagai pendukung dari keberadaan industri pariwisata komunitas. Dimana, peranan utama akan lebih ditekankan kepada komunitas lokal, agar komunitas tersebut mendapat manfaat langsung dari aktivitas pariwisata yang terjadi antara wisatawan (guest) dengan komunitas lokal (host).
Hasil penelitian juga mengindikasikan bahwa rencana pengembangan kota wisata tersebut tidak bisa terbatas kepada pengembangan spasial tertentu, melainkan harus pengembangan wilayah Jakarta Pusat secara keseluruhan. Proses perencanaan tersebut harus mengabungkan beberapa kawasan wisata yang ada di Jakarta Pusat sebagai sebuah kesatuan untuk mewujudkan Jakarta Pusat sebagai kota wisata. Oleh karena itu berbagai kebijakan dan peraturan baik ditingkat popinsi DKI Jakarta dan kotamadaya Jakarta Pusat haruslah dibenahi dan diselarasakan untuk mendukung tumbuhnya sentral-sentral aktivitas pariwisata yang akan menjadi magnet bagi aktivitas ekonomi masyarakat.
Sebagai kesimpulan dapatlah dikemukakan bahwa secara konseptual dan empirik pendekatan pembangunan kota pariwisata berbasis komunitas perlu dijadikan sebagai mainframe utama dalam pembangunan kota di Indonesia. Karena, secara teoritis, pembangunan kota pariwisata akan mampu meningkatkan taraf kehidupan komunitas di sekitar objek dan daya tarik wisata. Pada akhirnya dampak ekonomi dari pariwisata akan lebih terdistribusikan secara merata di masyarakat dan tidak lagi dimonopoli oleh segelintir orang.

This thesis focuses on the development of a district area in Central Jakarta toward a Tourism City, in which the development strategy is the empowerment of the local community living around the tourism objects and touristical areas throughout the distict. This study finds out that the role of the local community is significant in maintaining the area as a tourism destination. The community themselves, if developed well, will be a distinct asset to the attracti tourists. This study identified that the Jalan Jaksa community possesses at least five social capitals useful to the development of the area as a tourism object and attraction more specifically, and Jakarta as a tourism destinantion in general.
Those five most dominant social capitals identified are: 1) Trust in Indivual Figures, 2) Economic Activites, 3) Social Networks, 4) Community Acceptance of Tourists, and 5) The Local Organizations. Those five social capitals function both to unify the community and to mobilize the community members in establishing a small-to-medium scale, community based, tourism industry. This industry should be able to optimize its tourism products to resemble a normal operation of a business unit. The development of the community-based tourism industry providing diversified products and services in the neighborhood to the visitors will help improve the standards of living of the target community.
This aim can only be achieved if the policies, programs, and strategies made by the government and the business world can hand in hand support this community-based tourism development. Therefore, government and non-government functions in the future should be geared towards assisting this community-based tourism to flourish. The main role is place don the local community so that the local community will take the most benefit out of the engagements between the guests or tourists and the local community."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
T 26177
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ningsih Robi
"Kedudukan Kota Bekasi yang dekat dengan kota inti Jakarta, selain kota penyangga yang berfungsi untuk menahan laju migrasi penduduk desa menuju Kota Jakarta. Kota Bekasi juga berfungsi sebagi lokasi pemukiman penduduk yang melayani Jakarta. Kondisi ini menunjukkan bahwa Kota Bekasi telah berkembang sebagai kota hunian (Dormitory City) karena sebagian besar penduduk Kota Bekasi cenderung bekerja di Jakarta.
Dua hal tersebut di atas menunjukkan bahwa citra Kota Bekasi merupakan bagian dari kota intinya, Jakarta. Perkembangan Kota Bekasi menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari perkembangan Kota Jakarta. Citra yang terbentuk tentang Kota Bekasi adalah sebagai ternpat tinggal para pekerja yang setiap hari pergi dan pulang ke tempat kerja di Jakarta (komuter). Dalam perspektif perkembangan kota model Burgess (Saraswati, 2001: 73), lokasi komuter ini ada pada bagian luar lingkar atau zona komuter. Lokasi tempat tinggal di zona komuter ini cenderung merupakan sub urban yang memiliki karakteristik sosial ekonomi yang sama.
Perkembangan Kota Bekasi menjadi kota Baru, yang memiliki struktur sendiri yaitu pusat bisnis peraagangan dan jasa, pemukiman. Perkembangan ini merupakan salah satu hal yang menandakan bahwa Kota Bekasi mempunyai daya tarik tersendiri bagi kalangan investor.
Daya tarik investasi suatu kota atau daerah tidak hanya ditentukan oleh satu atau dua faktor kota atau daerah tersebut. Misalnya tidak hanya ditentukan oleh faktor kondisi alam, akan tetapi oleh banyak faktor dan kondisi tersebut bergabung menjadi satu yang membentuk daya tarik investasi suatu kota atau daerah. Satu faktor dengan faktor yang Jain sating mempengaruhi. Sehingga kelemahan atau adanya masalah dalam satu faktor atau kondisi akan mempengaruhi daya tarik keseluruhan satu kota atau daerah.
Hal ini berlaku umum pada setiap kota atau daerah, termasuk Kota Bekasi. Setelah mengetahui daya tarik investasi, hat yang perlu dirurnuskan yaitu Sara atau strategi memasarkan kota. Ibarat suatu produk, maka kota juga harus diiklankan, agar lebih banyak menarik investor. Strategi tersebut akan menentukan masa depan investasi Kota Bekasi.
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, maka rumusan masalah adalah sebagai berikut :
a. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi daya tarik investasi dan sejauh mana tingkat daya tarik investasi di Kota Bekasi?
b. Bagaimana strategi pemasaran kota yang tepat bagi Kota Bekasi berdasarkan daya tarik investasi yang dimiliki oleh Kota Bekasi?
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T20542
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irfan Aulia Syaiful
"[ABSTRAK
Kajian ini melakukan analisis kapabalitas dinamik terhadap pengelolaan daya saing pariwisata di Kota Tua Jakarta. Kota Tua Jakarta sebagai tempat wisata berkompetis dengan tempat wisata lainnya, baik di internal wilayah ataupun dengan dunia internasional. Untuk dapat sukses melalui kompetisi dibutuhan strategi pengelolaan daya saing (Teece, Pisano, dan Shuen, 1997). Salah satu strategi untuk itu dengan meningkatkan kapabilitas dinamik pengelolaan Kota Tua. Kapabilitas dinamik adalah kemampuan untuk mengelola sumber daya untuk memenuhi tantangan lingkungan yang dinamis sehingga mampu memiliki daya saing (Teece dan Augier, 2007). Kajian ini memberikan contoh bagaimana organisasi publik harus beradaptasi dalam linkungan yang dinamik dalam upaya mampu bertahan hidup dengan mengintegrasi, memodifikasi, dan menata ulang sumber daya yang dimiliki. Hasil analisis memperlihatkan ada tiga faktor yang dibutuhkan untuk meningkatkan kapabilitas dinamik Kota Tua Jakarta yaitu orang yang mampu, proses yang tangkas, dan relasi antar kelompok. Faktor pendorong ini berinteraksi dengan elemen kapabilitas dinamik yaitu berpikir ulang, berpikir kedepan, dan berpikir modifikasi untuk menciptakan kebijakan adapatif dalam memenuhi indek daya saing pariwisata. Kajian ini memakai metode riset tindakan berbasis sistem lunak. Adapun model riset tindakan ini menggunakan pendekatan dual imperative yang bertujuan untuk menyelesaikan masalah faktual dan mencari kebaruan dari teori yang ada.;

ABSTRACT
This paper explores dynamic capability for tourism competitiveness in old town Jakarta. Dynamic capability is the ability to integrate, build, and reconfigure internal and external competencies to address rapidly changing environments (Teece, Pisano, & Shuen, 1997). This paper provide ilustration how public organization used dynamic capability to keep organization fit to the competitive and dynamic situation. In this paper how the public organization continously anticipating and adjusting are using three driven factor (Rothaermel & Hess, 2004; Neo & Chen, 2007) at able people, agile process, and intergroup relationships and three key element (Neo & Chen, 2007) at thinking ahead, thinking again, and thinking across that used to achieve adaptive policies for tourism competitive advantage. Action research is conducted in the field of old town Jakarta governance including DKI Jakarta goverment, tourism department of Jakarta, Museum in Old Town Jakarta and comunities in Old Town Jakarta. These research is using SSM-Based AR to explores the messy situation in Old Town Jakarta. Soft Systems Methodology is used to tackling social complexity in old town Jakarta. These research are dual imperatives of action research as mentioned by Mc kay and Marshal (2001) and hardjosoekarto (2013).;This paper explores dynamic capability for tourism competitiveness in old town Jakarta. Dynamic capability is the ability to integrate, build, and reconfigure internal and external competencies to address rapidly changing environments (Teece, Pisano, & Shuen, 1997). This paper provide ilustration how public organization used dynamic capability to keep organization fit to the competitive and dynamic situation. In this paper how the public organization continously anticipating and adjusting are using three driven factor (Rothaermel & Hess, 2004; Neo & Chen, 2007) at able people, agile process, and intergroup relationships and three key element (Neo & Chen, 2007) at thinking ahead, thinking again, and thinking across that used to achieve adaptive policies for tourism competitive advantage. Action research is conducted in the field of old town Jakarta governance including DKI Jakarta goverment, tourism department of Jakarta, Museum in Old Town Jakarta and comunities in Old Town Jakarta. These research is using SSM-Based AR to explores the messy situation in Old Town Jakarta. Soft Systems Methodology is used to tackling social complexity in old town Jakarta. These research are dual imperatives of action research as mentioned by Mc kay and Marshal (2001) and hardjosoekarto (2013)., This paper explores dynamic capability for tourism competitiveness in old town Jakarta. Dynamic capability is the ability to integrate, build, and reconfigure internal and external competencies to address rapidly changing environments (Teece, Pisano, & Shuen, 1997). This paper provide ilustration how public organization used dynamic capability to keep organization fit to the competitive and dynamic situation. In this paper how the public organization continously anticipating and adjusting are using three driven factor (Rothaermel & Hess, 2004; Neo & Chen, 2007) at able people, agile process, and intergroup relationships and three key element (Neo & Chen, 2007) at thinking ahead, thinking again, and thinking across that used to achieve adaptive policies for tourism competitive advantage. Action research is conducted in the field of old town Jakarta governance including DKI Jakarta goverment, tourism department of Jakarta, Museum in Old Town Jakarta and comunities in Old Town Jakarta. These research is using SSM-Based AR to explores the messy situation in Old Town Jakarta. Soft Systems Methodology is used to tackling social complexity in old town Jakarta. These research are dual imperatives of action research as mentioned by Mc kay and Marshal (2001) and hardjosoekarto (2013).]"
2015
D2125
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widayati Dwi Mulyani
"Dalam kehidupan masyarakat kota yang serba sibuk, timbul kebutuhan untuk melepaskan diri dari rutinitas sehari-hari, dengan mencari hiburan yang mudah dicapai setiap saat. Perkembangan pusat perbelanjaan yang memastikkan aspek hiburan menjadi daya tank tersendiri bagi masyarakat. Beragarnnya jenisjenis hiburan yang ada memberikan respon yang berbeda-beda terhadap pengunjting. Pcmilihan jenis hiburan yang direncanakan dengan baik akan meningkatkan citra dan kualitas pusat perbcianjaan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S48140
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>