Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 154167 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Irvan Timotius
"Pelat berongga adalah pelat yang memiliki rongga didalamnya untuk mengurangi berat sendirinya. Saat ini belum ada pemodelan sederhana pelat berongga yang benar-benar dapat mewakili perilaku pelat berongga. Penelitian dilakukan melalui dua pendekatan yaitu simulasi numerik dan eksperimen di laboratorium. Eksperimen di laboratorium dilakukan terlebih dahulu dan datanya dibandingkan dengan simulasi numerik. Simulasi numerik dilakukan dengan melakukan beberapa jenis pemodelan yaitu balok grid, balok sederhana dan pelat. Melalui simulasi numerik didapatkan bahwa pemodelan yang paling mendekati menggunakan pemodelan sebagai pelat dengan menggunakan pendekatan equivalent area.

Voided slab is a slab that has a hollow cavity therein to reduce the weight of its own. Currently there is no simple modeling of the hollow slab that can truly represents the behavior of hollow plate. The study was conducted through two approaches which are numerical simulation and laboratory experiment. Experiments in the laboratory was conducted first and the result experimental data was compared with numerical simulations. Numerical simulations were carried out by doing several modeling which are simple girder structure, grid structure, and slab structure. Through numerical simulations it was found that modeling using the slab with equivalent area give the closest displacements comparing with those of the experiment."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42613
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anita Lestari
"Gelagar pelat berongga tipe Jepang adalah pelat yang memiliki rongga berbentuk pentagonal untuk mengurangi berat sendirinya. Kajian ini bertujuan untuk membandingkan lendutan dari simulasi numerik SAP2000v14.2 dengan pengujian laboratorium yang dilakukan oleh rekan peneliti Zulkarnain, M. Reza 2013 . Kajian ini membahas pengujian 2 tipe gelagar Jepang dalam skala 1:10 dari sebenarnya dan menggunakan campuran kering jadi dry mix . Kajian ini dilakukan dalam 2 pendekatan, numerikal dan eksperimental. Tipe pertama, gelagar pelat berongga dengan 3 variasi bentang yaitu 600mm, 800mm dan 1000mm dimana massa diberikan secara bertahap dari 0kg ndash; 100kg tepat di tengah bentang . Tipe kedua, gelagar pelat berongga dengan 3 variasi bentang yaitu 600mm, 800mm dan 1000mm dimana gelagar dibebani secara merata dan bertahap dengan massa dari 0kg ndash; 100kg di seperempat bentang. Dua tipe gelagar ini menggunakan struktur sistem pratarik yang ditarik dari arah memanjang girder dan sistem paska tarik kabel ditarik dari arah melintang girder. Kuat tekan yang dijadikan acuan untuk mensimulasikan perhitungan di SAP2000v14.2 didapat dari hasil pengujian yang dilakukan oleh rekan peneliti Zulkarnain, M. Reza 2013 . Simulasi pada kajian ini menggunakan modelisasi grid. Hasil perhitungan lendutan pada kajian numerik dengan hasil lendutan pada kajian eksperimental pada percobaan pertama dan percobaan kedua adalah mendekati. Pada percobaan pertama, kesalahan relatif terhadap eksperimental di bentang 600mm sebesar 10 , kesalahan relatif di bentang 800mm sebesar 9,615 dan kesalahan relatif di bentang 1000mm sebesar 8 . Pada percobaan kedua, kesalahan relatif di bentang 600mm sebesar 10,714 , kesalahan relatif di bentang 800mm sebesar 9,8 dan kesalahan relatif di bentang 1000mm sebesar 7,9 .

Japan type voided slab girder is a slab which has pentagonal shaped cavity to reduce its self weight. The aim of this study is compare deflection among on experimental study with numerical study conducted by researcher partner Lestari, A 2013 . This study describes the testing of two types of Japan rsquo s girder in a scale ratio of 1 10 from actual condition and also using dry mixture dry mix . This study was conducted through two approaches, numerical and experimental. The first numerical analysis of voided slab girder was conducted on 3 span variations consisting of 600mm, 800mm and 1000mm which mass was loaded gradually from 0kg 100kg precisely at mid span of the girder. The second numerical analysis of voided slab girder was conducted on 3 span variations consisting of 600mm, 800mm and 1000mm on which was loaded over an area enabling to spread evenly and gradually from 0kg 100kg on quarter span of the girder. The two types of voided slab girder uses Pre tension system in the longitudinal direction of the girder, while a post tensioned cable is placed in the middle of the girder in the transversal direction of the girder . The concrete compressive strength which is taken as reference for simulation on SAP2000v14.2 calculation was obtained from laboratory testing conducted by partner researcher associate Zulkarnain, M. Reza 2013 . Numerical simulation was conducted using grid model. Deflection of the girder from numerical simulation and experimental testing for the first and the second loading case are in general in good agreement. For the first loading case, relative error in numerical study to experimental study on span of 600mm is about 10 while on span of 800mm is 9,615 and on span of 1000mm amounts to 8 . For the second loading case, the relative error in numerical analysis to experimental study on span of 600mm is about 10,714 , while that of on span of 800mm amounts to 9.8 and on span of 1000mm is 7.9 ."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S70095
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Reza Zulkarnain
"Gelagar pelat berongga tipe Jepang adalah pelat yang memiliki rongga berbentuk pentagonal untuk mengurangi berat sendirinya. Kajian ini dilakukan untuk membandingkan lendutan dari hasil pengujian eksperimental dengan hasil simulasi numerik yang oleh partner peneliti Lestari A, 2013 . Kajian ini membahas pengujian 2 tipe gelagar Jepang dalam skala 1:10 dari sebenarnya dan menggunakan campuran kering jadi dry mix . Tipe pertama, gelagar pelat berongga dengan 3 variasi bentang yaitu 600mm, 800mm dan 1000mm dimana massa diberikan secara bertahap dari 0kg ndash; 100kg tepat di tengah bentang. Tipe kedua, gelagar pelat berongga dengan 3 variasi bentang yaitu 600mm, 800mm dan 1000mm dimana gelagar dibebani secara merata dan bertahap dengan massa dari 0kg ndash; 100kg di seperempat bentang. Pengujian pada masing ndash; masing variasi bentang pada 2 tipe gelagar ini dilakukan secara 5 tahap. Pertama, bekisting gelagar pelat berongga sebanyak 4 buah disusun sejajar. Rongga pada gelagar ini menggunakan kertas Arturo untuk kemudian dibentuk menjadi pentagonal segilima . Sebelum pengecoran dilakukan, sling kabel rem sepeda yang diasumsikan sebagai pre-tension sling arah memanjang dan post-tension sling arah melintang diletakkan pada tiap gelagar pelat berongga. Tiap sling kabel rem sepeda arah memanjang ditarik oleh beban 100kg. Kedua, pada daerah post tension dari gelagar pelat berongga dicor dengan mortar grouting. Pengecoran dilakukan secara perlahan dan dipadatkan untuk menghindari timbulnya rongga. Tes kuat tekan beton dilakukan pada umur 3 hari, 7 hari, 14 hari dan 28 hari. Ketiga, sling kabel rem sepeda arah memanjang diputus dengan tang pemotong pada umur beton 28 hari. Lalu, dilanjutkan penarikan sling kabel rem sepeda arah melintang sebesar 100kg. Sling kabel rem sepeda arah melintang diputus dengan tang pemotong setelah umur beton 35 hari. Keempat, pada lokasi post tension, kisi ndash; kisi antar pelat berongga diisi oleh mortar grouting. Terakhir, gelagar pelat berongga dibebani oleh pasir kuarsa, rel kayu dan dibebani secara bertahap dengan beban 100kg. Hasil pengujian lendutan pada kajian eksperimental pada percobaan pertama dan percobaan kedua adalah mendekati hasil numerik. Pada percobaan pertama, kesalahan relatif terhadap hasil numerik di bentang 600mm sebesar 10 , kesalahan relatif di bentang 800mm sebesar 9,615 dan kesalahan relatif di bentang 1000mm sebesar 8 . Pada percobaan kedua, kesalahan relatif di bentang 600mm sebesar 10,714 , kesalahan relatif di bentang 800mm sebesar 9,8 dan kesalahan relatif di bentang 1000mm sebesar 7,9 .

Japan type voided slab girder is a slab which has pentagonal shaped cavity to reduce its self weight. The aim of this study is to compare deflections resulting from an experimental study with those from numerical study conducted by researcher partner Lestari A, 2013 . This study was conducted through two approaches, numerical and experimental. The first study, numerical analysis of voided slab girder was conducted on 3 span variations consisting of 600mm, 800mm and 1000mm which was loaded gradually from 0kg 100kg precisely at mid span of the girder. The second, numerical analysis of voided slab girder was conducted on 3 span variations consisting of 600mm, 800mm and 1000mm on which was loaded over an area enabling to spread evenly and gradually from 0kg 100kg on quarter span of the girder. In the laboratory each variation of girder spans were tested into five phases. First phase, formworks were arranged in parallel. Voided area of slab girder was made from Arturo rsquo s paper where the paper was formed to pentagonal shape. Before casting, a bicycle brake cable sling that was assumed as pre tension sling longitudinal way and post tension sling transversal transversal are put in voided slab girder. Each bicycle brake cable sling were tensioned by a load of 100 kg. Second phase, voided slab girder was casted by mortar grouting. Compressive strength test was conducted at the age of 3 days, 7 days, 14 days and 28 days. Third phase, each bicycle brake cable sling on longitudinal direction were cut at the age of concrete 28 days. Deflection of the girder from numerical simulation and experimental testing for the first and the second loading case are in general in good agreement. For the first loading case, relative error in numerical study to experimental study on span of 600mm is about 10 while on span of 800mm is 9,615 and on span of 1000mm amounts to 8 . For the second loading case, the relative error in numerical analysis to experimental study on span of 600mm is about 10,714 , while that of on span of 800mm amounts to 9.8 and on span of 1000mm is 7.9 ."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S70100
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Munawir
"Perkembangan Jembatan sebagai sarana penghubung saat ini mengalami kemajuan yang cukup pesat namun kebanyakan jembatan mengalami kegagalan sebelum umur rencana tercapai akibat kerusakan pada elemen strukturnya. Hal ini mendorong untuk mengkaji lebih lanjut terhadap respon yang terjadi pada jembatan yang diakibatkan oleh kerusakan yang dialaminya. Tipe jembatan yang akan diuji adalah model jembatan rangka alumunium, Selain itu pada penelitian ini dilakukan evaluasi dengan bantuan program SAP 2000 v.15. Terdapat 3 tahap penelitian, yaitu tahap awal elemen rangka dalam keadaan normal, tahap kedua cacat/ kerusakan pada batang diagonal dekat perletakan serta tahap ketiga penambahan kerusakan/cacat pada batang diagonal tengah bentang. Hasil eksperimen model skala jembatan yang telah dilakukan pada tahap 1 dan tahap 2, saat dibebani mengalami deformasi relatif sama dengan hasil numerik program SAP 2000 v.15. Namun pada tahap 3, terjadi perbedaan deformasi antara hasil eksperimen dengan hasil numerik, akibat beberapa kendala dalam pelaksanaanya. Dari hasil numerik program SAP 2000 pada semua tahap penelitian diperoleh perubahan gaya dalam yang terjadi pada batang rangkanya yaitu gaya dalam lintang dan gaya dalam momen tidak banyak mengalami perubahan sedangkan gaya dalam axial mengalami perubahan antara 0,12 % - 300 %, khususnya batang gelagar melintang.

The development of bridge as a means of connecting at the present time is progressing fast enough, but most of the bridge failure before life the plan is achieved due to damage to the structure element. It is encouraging to more information study the responses happened to the bridge resulting from by the damage suffered. Type of bridge to be tested is aluminum frame bridge model, in addition to an evaluation the research done with the help of SAP 2000 v.15. There are 3 stages of research, namely the early stage of frame elements in a normal state, the second stage of defect / damage near the diagonal placement and the addition of a third stage of damage / defects on the diagonal midspan. The experimental results are scale models of bridges that have been performed on stage 1 and stage 2, while loaded deformation relative same as the results of a numerical program SAP 2000 v.15.. However, in stage 3, there is a difference between the experimental results with the deformation of the numerical results, due to some problems in the implementation. From the results of numerical SAP 2000 program at all stages of the research showed that the change in force happened to frame of bar is the shear force and the moment force not much changed while the axial force changes between 0.12% - 300%, especially the transverse gelagar of bar."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S45171
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Ayu Wulandari
"Penelitian ini bertujuan untuk melakukan eksperimental dan numerik terhadap perilaku mekanis struktur pagar keamanan tingkat tinggi skala penuh dengan melakukan eksperimen pengujian statik untuk menguji kemampuan struktur pagar menahan beban sendiri dan gaya tarik dengan memperhatikan karakteristik properti material dan memberikan beban sesuai dengan tahapan konfigurasi pembebanan tertentu sampai struktur pagar dapat berdeformasi. Penelitian ini menawarkan penyelidikan komprehensif terhadap aspek eksperimental dan numerik dari kinerja statis struktur pagar dengan keamanan tinggi, menjembatani kesenjangan antara pemahaman teoretis dan aplikasi praktis di bidang rekayasa infrastruktur keamanan. Hasil pengujian statis antara lain mencakup penilaian kekuatan tarik, deformasi dan defleksi. Hasil prediksi menggunakan software mengenai defleksi dan mode kegagalan diharapkan sesuai dengan hasil eksperimen, menunjukkan bahwa metode elemen hingga (MEH) secara akurat mensimulasikan prediksi pengujian aktual di lapangan.

The focus of this research is on investigating the mechanical behaviour of full-scale high-security fence structures through a combination of experimental evaluation under static loading conditions and numerical investigations using the StaadPro  (FEA) application with linear analysis. A full-scale experiment using a 12-meter-lengths High Security Fence was conducted to explore key mechanical performance aspects aimed at enhancing the security and reliability of high-security fence structure. This experimental evaluation assesses the structural performance of the High Security Fence under static loading conditions, considering the characteristics of material properties and applying loads according to specific loading configurations until the fence structure experiences grand displacements, providing insights into stress distribution, deformation patterns, and identifying potential structural vulnerabilities.  These experimental findings served as a crucial foundation for developing accurate numerical models. The integration of experimental data and numerical simulations bridges the gap between theoretical analysis and practical applications, enabling informed decision-making regarding material selection."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gilang Bhisma Pratama
"Jembatan beton pratekan tipe kanal tegak adalah salah satu konsep inovasi jembatan yang berkembang dalam 10 tahun terakhir ini. Bentuk gelagar yang menyerupai huruf U dan diperkuat dengan tendon prategang menjadikan jembatan ini sebagai salah satu alternatif desain untuk jembatan kereta api dan jalan raya. Untuk menerapkannya di Indonesia perlu adanya kajian perilaku jembatan tersebut. Dalam kajian ini dilakukan peninjauan respon jembatan terhadap pembebanan statis yang meliputi lendutan, gaya normal, momen lentur dan tegangan. Model jembatan sesuai dengan jembatan kereta api eksisting yaitu Jembatan Villupuram di daerah Tamil Nadu, India. Hasil kajian ini dibandingkan dengan pemodelan oleh Vurugonda Raju maupun hasil percobaan lapangan oleh Devdas Menon dari Indian Institute of Technology Madras di Chennai-India serta membandingkannya dengan peraturan yang ada di Indonesia. Dengan bantuan perangkat lunak komputer berbasis Metode Elemen Hingga, dikaji respon jembatan dengan menggunakan simulasi parametrik berupa variasi mutu beton, umur jembatan dan kelembapan relatif lingkungan. Pada titik tinjau di tengah bentang, lendutan akan semakin berkurang diikuti dengan tegangan serat atas beton yang semakin bertambah dan tegangan serat bawah beton yang semakin berkurang apabila mutu beton yang digunakan dan kelembapan relatif lingkungan semakin tinggi. Di sisi lain semakin bertambah umur jembatan, lendutan akan semakin bertambah diikuti dengan berkurangnya tegangan serat atas beton dan bertambahnya tegangan serat bawah beton.

U-girder prestressed concrete bridge is a new concept of bridge innovation developed in the last 10 years. U-shaped girder strengthened with prestressed tendons makes this type of bridge as one of the alternatives in railway and highway bridges design. In order to apply it in Indonesia, more study of the bridge behaviours are needed. In this study, the bridge responses due to static loading such as deflection, normal force, bending moment and stress are studied. The bridge model is based on the real model of Villupuram Bridge in Tamil Nadu,India. The results are then compared with those obtained from the model of Vurugonda Raju and the field experiment result from Devdas Menon, both are from Indian Institute of Technology Madras in Chennai-India; and later with the Indonesian codes. Using a software which is based on Finite Element Method, the bridge responses upon parametric simulations such as variation of concrete quality, concrete age and relative humidity are studied. At bridge middle span, if the grade of concrete and relative humidity of environment are high, deflection is smaller followed with increasing upper fiber stress and decreasing lower fiber stress. On the other side, as the age of structure increases, the deflection is higher followed with decreasing upper fiber stress and increasing lower fiber stress."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S52967
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gusdhi Rhazhya Ramadhan
"Penelitian mengenai disturbansi 9-150 kHz semakin meningkat di beberapa tahun terakhir, ada beberapa alasan mengapa ini terjadi; diantaranya adalah adanya peningkatan penggunaan alat listrik yang bisa menghasilkan disturbansi frekuensi tinggi seperti lampu fluorescent dan solar inverter, selain itu adalah penggunaan PLC yang dipakai untuk komunikasi pada frekuensi 9-150 kHz dan alasan terakhir adalah dampak gangguan di peralatan mulai dilaporkan. Karena adanya peningkatan penggunaan solar inverter dalam beberapa tahun terakhir penulis memfokuskan penelitian mengenai pengaruh jenis beban, besaran beban terpasang, dan besaran daya yang disuplai inverter terhadap disturbansi di frekuensi 9-150 kHz. Pengukuran dilakukan pada solar inverter sunny boy yang terletak di EPES UI.Sistem terhubung dengan PLN, sehingga dikategorikan sebagai PLTS On-Grid. Untuk pengukuran daya menggunakan power quality analyzer, dan untuk pengukuran disturbansi menggunakan picoscope, yang hasilnya diubah menjadi domain frekuensi untuk mempermudah analisis. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa pada beban linier lampu pijar dan nonlinear lampu CFL memiliki tren yang serupa. Saat besaran beban dinaikkan maka disturbansi yang dihasilkan juga meningkat secara linear, hal yang serupa juga terjadi terhadap peningkatan daya yang disuplai dari inverter. Semakin tinggi daya yang disuplai dari inverter, semakin besar disturbansi yang dihasilkan di sistem.Kedua tren ini terjadi pada beban lampu pijar dan beban lampu fluorescent.

Research regarding 9-150 kHz disturbance keeps increasing in the last few years, there are numerous reasons for this occurrence, including: the rise of the usage of electronic device that can generate high frequent disturbance such as fluorescent lights and solar inverters, PLC utilization used for communication on 9-150 kHz frequencies, and lastly the emergence of reports on disturbance impacts. In consideration of the rise of solar inverter usage in the last few years, the writer focuses research accounting impacts of load type, capacity, and power supplied by the inverter to disturbance in the 9-150 kHz frequencies. The system is connected with PLN, hence its categorization as ON-Grid. For power mensuration facilitated with the PQA, and disturbance with the picoscope, which results are turned to frequency domain to ease the analysis. The results of the research show that the linear load of incandescent light bulb and nonlinear CFL bulb have similar trends. When the load capacity is increased, generated disturbance also increases linearly, a corresponding thing happening to power increase supplied from the inverter. The higher the power supplied from the inverter, the bigger the disturbance generated in the system. Both trends ensue on incandescent light bulb loads and fluorescent bulbs."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Mochamad Yusuf
"Sambungan kunci geser merupakan komponen penting pada gelagar jembatan pracetak segmental. Penggunaan kunci geser tidak terbatas pada material beton, namun sudah berkembang pada material logam. Pada penelitian ini, jenis kunci geser yang akan dibahas adalah kunci geser gray cast iron. Gray cast iron mempunyai beberapa keunggulan untuk dijadikan material kunci geser logam seperti mudah dibentuk dengan detail yang rumit, murah harganya, dan peredam getaran yang baik.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran perilaku sambungan kunci geser logam akibat beban vertikal statis melalui simulasi numerik pada model uji geser dengan berbagai variasi.
Hasil penelitian pada pemodelan tipe 1 dengan material linier elastis menunjukkan bahwa beban potensi retak di beton lebih dulu tercapai dibandingkan beban potensi leleh di kunci geser, dan akan semakin besar ketika mutu material beton dan gray cast iron ditingkatkan, diameter kunci geser diperbesar, gaya prategang diperbesar, dan jumlah kunci geser diperbanyak.

Shear key joint is an important component on the segmental precast bridge girder. The used of shear key is not limited on concrete material, but it has developed to metallic material. Type of shear key that will be discussed in this research is gray cast iron shear key. Gray cast iron has several advantages to be used as shear key material, such as castability to be complex and detail shape, cheap cost, and has good damping capacity.
The purpose of the study is to obtain behavior of metal shear key joint subjected to static vertical load by numerical simulation on shear test specimen with many variations.
The results of this study on the modelling type 1 with linear elastic material show that maximum load related to potential crack on concrete will be reached early than maximum load related to potential yield on shear key, and it will be greater when the grade of concrete and gray cast iron, the shear key diameter, confining pressure, and the numbers of shear key are increased.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S58808
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aqil Rausanfikr Mohammad
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh pembebanan statis dan siklik terhadap perilaku mobilitas siklik pasir jenuh. Serangkaian uji monotonic simple shear dan cyclic simple shear tak terdrainase yang terkonsolidasi dilakukan pada berbagai kondisi tegangan vertikal efektif, kepadatan relatif, dan beban siklik untuk menginvestigasi jenis kegagalan. Rasio ketahanan siklik digunakan untuk menilai kekuatan siklik. Hasilnya menunjukkan bahwa uji MSS menunjukkan respon perilaku non-flow yang tidak terdrainase yang ditandai dengan strain hardening yang berkelanjutan. Analisis stress path menunjukkan bahwa tanah menunjukkan mobilitas siklik, meskipun dengan kapasitas deformasi yang terbatas. Untuk respons siklik, dapat diamati bahwa peningkatan tegangan efektif vertikal selalu mengakibatkan penurunan ketahanan siklik, terlepas dari apakah kriteria regangan atau kriteria tegangan likuifaksi yang digunakan. Sebaliknya, peningkatan kepadatan relatif akan menghasilkan peningkatan resistensi siklik. Dampak dari tegangan vertikal efektif terbukti lebih nyata dibandingkan dengan dampak dari kepadatan relatif dan CSR. Kriteria tegangan secara konsisten menghasilkan estimasi yang lebih tinggi terhadap kecenderungan likuifaksi pada pasir akibat akumulasi tekanan pori pada kondisi tidak terdrainase. Jumlah siklus mempengaruhi nilai shear modulus dan damping ratio. Tegangan vertikal efektif tidak signifikan mempegaruhi shear modulus dan tidak berpengaruh terhadap damping ratio. Kepadatan relatif tidak signifikan terhadap shear modulus dan damping ratio, sedangkan CSR signifikan terhadap pengaruh nilai shear modulus dan damping ratio. Degradasi shear modulus dan peningkatan damping ratio terbesar pada saat terjadi siklus yang memicu likuifaksi

The objective of this study is to examine the influence of static and cyclic loading on the cyclic mobility behavior of saturated sand. A series of consolidated undrained monotonic and cyclic simple shear tests were conducted under varying conditions of effective vertical stress, relative density, and cyclic load to ascertain the types of failure. The cyclic resistance ratio was employed to assess the cyclic strength. The result revealed that the MSS test demonstrated a non-flow undrained response characterized by sustained strain hardening. Analysis of the effective stress paths suggested that the soil displayed cyclical mobility, albeit with restricted capacity for deformation. For the cyclic response, it can be observed that an increase in the vertical effective stress invariably results in a reduction in the cyclic resistance, irrespective of whether the strain criterion or the stress criterion of liquefaction is employed. Conversely, an increase in the relative density will result in an increase in the cyclic resistance. The impact of effective vertical stress is demonstrably more pronounced than that of relative density and CSR. The stress criterion consistently yields a higher estimation of the tendency towards liquefaction in sand due to the accumulation of pore pressure in the undrained state. The number of cycles has an impact on the shear modulus and damping ratio. The effective vertical stress has no significant effect on the shear modulus and has no effect on the damping ratio. The relative density has no significant effect on the shear modulus and damping ratio, while the CSR exerts a notable influence on the values of these properties. The deterioration of the shear modulus and the enhancement of the damping ratio were most pronounced during the liquefaction-inducing cycle.     "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bid Handoro
"Plastik jenis PET yang banyak digunakan sebagai botol air mineral dapat didaur kembali sebagai agregat kasar bagi pembuatan beton ringan. Dalam penelitian ini, dilakukan uji pembebanan empat titik pada balok beton beragregat PET yang dikategorikan sebagai balok Bernoulli. Untuk mengetahui properti beton ringan, dilakukan uji modulus elastisitas, kuat tekan, kuat tarik dan rangkak.
Hasil uji pembebanan empat titik dipresentasikan dalam hubungan momen - kelengkungan sebagai hasil dari aplikasi tiga pola penambahan pembebanan yang berbeda, yaitu dengan melihat besarnya perbedaan lendutan sebelum dan sesudah penambahan beban, penambahan beban setiap 45 menit dan penambahan beban setiap 24 jam. Pola pembebanan dengan melihat perbedaan lendutan dapat memperlihatkan adanya pengaruh rangkak pada hubungan momen ? kelengkungan. Sesuatu yang tidak muncul pada hubungan momen-kelengkungan hasil 2 pola pembebanan lainnya.

recycled back as coarse aggregate for making lightweight concrete. In this study, four points test loading is conducted on concrete beam using PET aggregate. The concrete beam itself is classified as Bernoulli beam. To find property of lightweight concrete, test for determining modulus of elasticity, compressive strength, tensile strength and creep were performed.
Test results of beam due to four points loading are presented in relationship between moment - curvature as function of load increment. Three load increment patterns are applied on the beam. The first method of loading increment application depends to displacement limit value between 2 successive loadings, in the second method load is applied at every 45 minutes and in the third method load is applied at every 24 hours. Moment - curvature diagram resulting from the first method of loading application is influenced by creep. A phenomenon that can not be shown by the moment-curvature relation resulting from two others method of loading application.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S50561
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>