Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 57031 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dian Nindita
"ABSTRAK
Kebutuhan aspal di Indonesia sangat besar, yang umumnya diperoleh dari residu minyak bumi. Karena semakin menipisnya cadangan minyak bumi, maka perlu ada alternatif lain pengganti aspal minyak, yaitu bioaspal. Bioaspal merupakan aspal yang dibuat dari bahan non-petroleum yaitu biomassa yang mengandung lignin dan merupakan bahan yang dapat diperbaharui. Pada penelitian ini biomassa yang digunakan adalah serbuk gergaji kayu Albasia yang memiliki kandungan lignin cukup besar yaitu +27%. Bioaspal dihasilkan melalui pirolisis pada rentang suhu 400-550oC. Pirolisis akan menghasilkan bio-oil yang akan dievaporasi pada suhu 200oC untuk menghasilkan bioaspal. Bio-oil memiliki rentang yield dari 57-69% dengan viskositas 0,42-0,48 Cp, densitas 0,882-0,904 g/ml. Bioaspal yang dihasilkan memiliki yield sebesar 5,1-6,3%. Spektrum FTIR bio-oil menunjukkan bahwa hasil pirolisis adalah bio-oil. Spektrum FTIR bioaspal menunjukkan bahwa bioaspal yang dihasilkan mengandung gugus fungsi seperti pada Aspal.

ABSTRACT
Asphalt needs in Indonesia, which is generally obtained from petroleum residue. Because of the depletion of petroleum reserves, then there needs to be other alternative replacement for asphalt oil, called bioasphalt. Bioasphalt is the asphalt made from non-petroleum namely biomass containing lignin and is renewable. On the study of biomass is wood Albasia sawdust which contain lignin are big enough that is 27%. Bioasphalt produced via pyrolysis in the temperature range 400-550oC. Pyrolysis produces bio-oil that will be evaporated at a temperature of
200oC to produce bioasphalt. Bio-oil has a yield range of 57-69% with viscosity 0,42-0,48 Cp, density 0,882-0,904 g/ml. Bioasphalt produced have yield of 5,1- 6,3%. FTIR spectrum of bio-oil shows that the result was pyrolysis bio-oil. FTIR spectrum bioasphalt indicates that the bioaspal is generated containing functional groups such as asphalt."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42634
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Indri Kusumawati
"ABSTRAK
Berkurangnya aspal minyak akibat keterbatasan bahan baku minyak bumi yang bersifat non-renewable, memerlukan bahan alternatif untuk memenuhi kebutuhan aspal yang semakin meningkat setiap tahunnya. Biomassa yang bersifat renewable dan mengandung lignin dapat dipirolisis menghasilkan produk cair (bio-oil). Fraksionasi terhadap bio-oil tersebut menghasilkan bioaspal. Pada penelitian ini digunakan bahan baku biomassa berupa ampas tebu, yang belum banyak dimanfaatkan menjadi produk yang mempunyai nilai tambah. Penelitian ini menggunakan metode pirolisis dengan variasi suhu 400 ? 550 oC. Ampas tebu yang mengandung lignin terdekomposisi termal menjadi monomer-monomer lignin yang selanjutnya mengalami oligomerisasi membentuk molekul yang lebih besar berupa bio-oil. Terjadinya oligomerisasi lignin dianalisis dengan fourier transform infrared spectroscopy (FTIR) dan perubahan viskositas bio-oil terhadap suhu. Pada penelitian ini viskositas bio-oil semakin meningkat seiring dengan peningkatan suhu pirolisis, dimana oligomer lignin yang dihasilkan juga semakin meningkat. Yield bio-oil maksimum diperoleh pada suhu 500oC sebesar 92,11%. Fraksionasi bio-oil menghasilkan residu yang mengandung oligomer lignin sebagai bioaspal, dengan yield maksimum dihasilkan pada suhu 500oC sebesar 6,78 %. Spektrum FTIR menunjukkan puncak spesifik gugus fungsi dari senyawa penyusunnya, antara lain gugus fungsi cincin aromatik, gugus gugus O ? H stretching, gugus ?CH3, gugus karbonil, gugus C = C, gugus C ? H stretching dan gugus C ? H bending. Beberapa puncak spesifik bioaspal mengalami pergeseran bilangan gelombang dibandingkan dengan asphaltene standar karena adanya pengotor pada bioaspal.

ABSTRACT
Decreasing of asphalt due to the limitations of the petroleum that is non-renewable, require alternative material to comply requirement the asphalt is increasing every year. Biomass is renewable and lignin content can be pyrolyzed to produce liquid (bio-oil). Fractionation of the bio-oil to produce bioasphalt. In this research are used bagasse as biomass feedstock , which is not yet widely into products that have added value. This research using pyrolysis method with temperature variation between 400-550 °C. Bagasse which containing lignin decomposed thermal into lignin monomers that is experiencing oligomerization form larger molecules in the form of bio-oil. The occurrence of lignin oligomerization analyzed by fourier transform infrared spectroscopy (FTIR) and viscosity bio-oil sensitivity to temperature changes. In this research, viscosity bio-oil is increasing along with the increase of temperature pyrolysis, where oligomer lignin produced also increasing. The maximum yield of bio-oil observed on temperature 500 oC as much 92,11 %. Fractionation bio-oil producing residues which containing lignin oligomers as bioasphalt, the maximum yield produced on temperature 500 oC as much 6,78 %. Spectrum of FTIR showed specific functional group of the compound, that is aromatic rings, O ? H stretching, ?CH3 groups, carbonyl groups, C = C groups, C ? H stretching and C ? H bending. Some specific peak of the bioasphalt that is experiencing wavenumber shift compared to a standard asphaltene due to impurities in bioasphalt."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43196
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2000
S29658
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Latifah Hanum K.
"Limbah dari kegiatan Industri dan ruinah tangga dapat mengancam kelestarian
lingkungan. Limbali dari industri tekstil merupakan salah satu industri yang mempunyai
saham besar pada pencemaran lingkimgan. Ancaman iui dapat ditangguiangi dengan
mengolah air linibah dengan pengolahan yang baik sebelum dibuang kesaluran uinmn.
SaMi satu metode yang dapat dikembangkan dalain menangani masalah liinbah
cair dan industri tekstil ini adalah dengan metode adsorpsi. Pada penelitian ini digunakan
karbon aktif sebagai adsorben untuk inenyerap warna, bau dan zat-zat lain yang ada
dalam limbah tekstil tersebut.
Serbuk gergaji kayu jati yang dimanfaatkan sebagai bahan dasar pembuatan
karbon aktif ini direndam dengan H3PO4 selama satu jam. Karbonisasi dilakukan pada
suliu 170°C, setelah itu suhu dinaikkan lagi hingga 500°C. Karbon aktif yang dihasilkan
keraudian dinetralisasi dengan cara pencucian beberapa kali dengan aquades hingga pH
6. Uji lod dan uji Metilen Biru dilakukan imtuk menguji kwalitas karbon aktif tersebut
dibandingkan dengan karbon aktif standar. Karbon aktif yang telah dibuat tersebut kemudian dicoba untuk raenjernihkan
limbah tekstil. Hasilnya sainpel limbah yang pada mulanya terlihat benvaraa biru, setelali
diadsorpsi dengan karbon aktif tersebut terlihat berwama bening dan tidak berbau.
Parameter yang digunakan untuk menguji apakali basil yang diperoleh telali
memenulri standar adalah dengan uji kekerulian menggunakan alat turbidimeter dan
mengukur COD. Kondisi optimum diperoleh dengan melakukan variasi konsentrasi
karbon aktif dan variasi lama waktu kontak adsorben dengan adsorbatnya.
Dengan menggunakan kondisi optimum pada penelitian Diana, Pembuatan Karbon Aktif
dengan Aktivator Asam Fosfat dart Serbuk Gergaji Kayu Jati (Tectona Grandis ), Skripsi
Sarjana Kimia ,2000 yaitu :
- Waktu perendaman : 1 jam
- Rasio asam fosfat dan serbuk gergaji; 1,5 (g:g)
- Temperatur akliir ; 500°C
Diperoleh karbon aktif yang memiliki karakter :
- Bilangan lod ;795,663 mg/g
- Bilangan Metilen biru: 230 niL/g
sedangkan untuk karbon aktif merck diperoleh bilangan lod sebesar 869,265 mg/g.
Pengolahan limbah tekstil yang dilakukan dengan cara adsorpsi menggunakan karbon
aktif yang berasal dari serbuk kayu jati ini menghasilkan air yang bersih dan parameter
yang diukur telah memenuhi standar baku rautu air limbah tekstil yang layak dibuang
keperairan yaitu: - pH: 6,8-7
- Kekeruhan :8,13 NTU
COD: 148,9664 mg/L
- Wama:jemili
Bau: tidak berbau. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2003
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Yose Bernard Yehezkiel
"Penggunaan serbuk gergaji sebagai limbah industri yang dianggap sebagai bahan yang tidak bernilai untuk dijadikan sebagai bahan aditif katoda NMC 811. Serbuk gergaji dapat dibentuk menjadi grafit melalui proses karbonisasi yang dilakukan pada suhu 600oC. Grafit kemudian dibentuk menjadi grafit oksida dengan menggunakan metode Hummer yang termodifikasi. Tujuan mendapatkan grafit oksida adalah untuk menjadi bahan aditif untuk katoda NMC 811. Kemudian Grafit oksida yang sudah terbentuk dilakukan karakterisasi menggunakan SEM-EDS, XRD, dan FTIR. Hasil SEM-EDS menunjukkan grafit sudah terbentuk dengan didoominasi oleh karbon sebesar 62,32%. Hasil FTIR menunjukkan sudah terdapat gugus fungsi C=O dan C=C, namun tidak terbentuk gugus O=H yang menunjukkan grafit sudah terbentuk Grafit sudah terbentuk Grafit oksida kemudian dibentuk menjadi slurry dengan mencampurkan dengan beberapa material aktif. Setelah itu, dilakukan coating menggunakan doctor blade. Fabrikasi sel baterai dengan menggunakan coin cell CR2032. Setelah itu, dilakukan uji CV dan EIS. Pada pengujian CV dan EIS terlihat bahwa grafit oksida memiliki pengaruh terhadap efek dan kinerja baterai NMC 811. Hasil EIS menunjukkan proses difusi ion dan transfer elektron berjalan dengan baik. Hasil CV menunjukkan kristalinitas menjadi lebih baik yang membuat electron dapat berpindah denga baik pada saat proses charge dan discharge.

The use of sawdust as an industrial waste is considered a material of no value to be used as a cathode additive for NMC 811. Sawdust can be formed into graphite through a carbonization process carried out at a temperature of 600oC. The graphite is formed into graphite oxide using a modified Hummer method. The purpose of obtaining graphite oxide is to become an additive for the NMC 811 cathode. Then the graphite oxide that has been formed is characterized using SEM-EDS, XRD, and FTIR. The SEM-EDS results show that graphite has been formed dominated by 62.32% carbon. FTIR results show that there are functional groups C=O and C=C, but no O=H groups are formed which indicates graphite has been formed Graphite has been formed Graphite oxide is then formed into a slurry by mixing it with several active materials. After that, coating was carried out using a doctor's blade. Battery cell fabrication using a CR2032 coin cell. After that, CV and EIS tests were carried out. In the CV and EIS tests, it can be seen that graphite oxide has an influence on the effect and performance of the NMC 811 battery. The EIS results show that the ion diffusion and electron transfer processes are going well. CV results show better crystallinity which allows electrons to move properly during the charge and discharge processes."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nugeroho Soesanto
"Serbuk kayu gergaji adalah limbah dari industri kayu, limbah serbuk kayu ini belum dimanfaatkan secara optimal. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya, yang telah dilakukan terhadap campuran mortar dengan menggunakan serbuk kayu gergaji, didapatkan hasil bahwa pengunaan serbuk kayu gergaji dapat mempengaruhi sifat mekanis mortar. Oleh sebab itu, dalam penelitian ini penulis mencoba untuk melakukan pengujian kembali serbuk kayu gergaji, dalam proses yang berbeda dengan sebelumnya, yaitu melalui pembakaran serbuk kayu gergaji hingga menjadi abu, dengan melalui proses pembakaran dengan suhu 7000C selama 3 jam. Dengan menambahkan abu serbuk kayu gergaji sebagai material subtitusi parsial yang menggantikan berat semen kedalam campuran mortar dengan komposisi 0%, 5%, 10%, 15%, dan 20% terhadap berat semen. Serangkaian uji coba di laboratorium dilakukan untuk mengetahui pengaruh terhadap kuat tarik maupun kuat tekan dari mortar dengan campuran abu serbuk kayu gergaji. Hasil evaluasi data saat ini didapatkan bahwa :
1. Penggunanaan abu serbuk kayu gergaji pada campuran mortar mengakibatkan penurunan terhadap kuat tekan pada mortar, dimana semakin besar komposisi penambahan abu serbuk kayu gergaji maka semakin kecil kekuatan tekan mortar dalam menahan gaya tekan yang terjadi pada mortar.2. Penggunanaan abu serbuk kayu gergaji pada campuran mortar mengakibatkan penurunan terhadap kuat tarik langsung pada mortar, dimana semakin besar komposisi penambahan abu serbuk kayu gergaji maka semakin kecil kekuatan mortar dalam menahan gaya tarik yang terjadi pada mortar.
3. Penggunanaan abu serbuk kayu gergaji pada campuran mortar mengakibatkan penurunan terhadap kuat tarik lentur pada mortar, dimana semakin besar komposisi penambahan abu serbuk kayu gergaji maka semakin kecil kekuatan mortar dalam menahan gaya lentur yang terjadi pada mortar.

Sawdust is a waste of industrial saws wood, sawdust waste is not used optimally. Based on the results of previous studies, which have been made to mix mortar using wood powder saw, showed that the use of wood saw dust can affect the mechanical properties of mortar. Therefore, in this study the authors tried to do the test again saw sawdust, in a process that is different from before, namely through the burning of wood saw dust to ashes, with the combustion process with a temperature of 700 0 C for 3 hours. By adding sawdust ash saw as a partial substitution of materials that replace heavy cement mortar mix into the composition of 0%, 5%, 10%, 15%, and 20% of the weight of the cement. A series of laboratory tests conducted to determine the effect on tensile strength and compressive strength of mortar with a mixture of sawdust ash saws. The results of the evaluation of current data found that:
1. Usage saw sawdust ash on mortar mixture resulted in a decrease of the compressive strength in mortar, wherein the composition further addition of sawdust ash saw it, the smaller the compressive strength of mortar in the resist compressive force that occurs in mortar
2. Usage saw sawdust ash on mortar mixture resulted in a decrease of the tensile strength directly on the mortar, where the greater the addition of ash composition sawdust saw it, the less strength in holding the mortar tensile force occurring in mortar.
3. Usage saw sawdust ash on mortar mixture resulted in a decrease of the flexural tensile strength in mortar, wherein the composition further addition of sawdust ash saw it, the less strength in the mortar resist bending that occurs in mortar
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S43947
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Raghda Novitaningrum
"ABSTRAK
Pemanfaatan produk liquid sebagai bahan pengawet dari hasil proses pirolisis memiliki nilai ekonomi yang tinggi bila dibanding sebagai bahan bakar kendaraan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik liquid smoked untuk pemanfaatan bahan pengawet. Penelitian ini bersifat eksperimental dengan menggunakan bahan baku serbuk kayu campuran berukuran < 0.707 mm dan moisture content 7.77 wt dry . Dari temperatur heater yang digunakan 350 0C, 400 0C, 450 0C, 500 0C, dan 5500C, produk liquid yang dihasilkan maksimal pada temperatur 5000C dengan temperatur cooling water 15.260C yaitu sebesar 32.17 wt . Komposisi pada produk liquid didominasi oleh cyclopropane sebesar 44.49 dan pada produk gas sebesar 78.29 . Properties dari produk liquid memiliki nilai pH 2, konduktivitas termal 0.03 W/m0C, densitas 0.99 gr/cm3 dan viskositas kinematik 1.81 cSt.Kata Kunci: serbuk kayu, pirolisis, liquid smoked, liquid collecting system.

ABSTRAK
Utilization of liquid product as a preservative of pyrolysis process has high economic value when compared as bio feul. This study aims to determine the characteristics of liquid smoke for the use of preservatives. This research is experimental by using mixed sawdust raw material "
2017
S68060
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Puspa Sari Pratiwi
"Arang aktif dari kulit buah pisang merupakan salah satu sumber karbon yang dapat dimanfaatkan untuk sintesis CNT. Kulit buah pisang dapat dijadikan sebagai sumber karbon karena mengandung karbon sekitar 41,37%, hemiselulosa 12,04%, dan lignin 33,79%. Arang aktif kulit buah pisang dicampurkan dengan minyak mineral 2% (1:10) untuk sintesis CNT pada suhu 1000, 1100, dan 1200 °C selama 60 menit menggunakan metode pirolisis. CNT dikarakterisasi dengan beberapa instrumen, yaitu: Transmission Electron Microscopy (TEM), X-Ray Diffraction (XRD), dan Fourier Transform Infra Red (FTIR). Hasil sintesis CNT ditunjukkan oleh terbentuknya CNT yang masih terdapat katalis logam Fe di dalam badan CNT pada suhu 1000°C, bamboo shaped like CNT pada suhu 1100°C, dan CNT yang lebih dominan oleh agregat minyak mineral pada suhu 1200°C.
Activated charcoal from banana peel is a source of carbon that can be used for synthesis of CNT. Banana peel can be used as a carbon source for CNT because it contains carbon approximately 41.37%, 12.04% hemicellulose, and lignin 33.79%. Banana peel activated charcoal and 2% mineral oil (1:10) mixture was used as a precursor for synthesis CNT at temperatures of 1000, 1100, and 1200°C for 60 minutes by pyrolysis method. CNT were characterized by several instruments: Transmission Electron Microscopy (TEM), X-Ray Diffraction (XRD) and Fourier Transform Infra Red (FTIR). The results of the synthesis and characterization of CNT is Fe (metal) inside the hollow of the CNT at 1000°C, bamboo shaped like CNT at 1100°C, and CNT is dominated by oil mineral aggregates at 1200°C."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S54590
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>