Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 113363 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Indra Pranata Al Kautsar
"Penelitian mengenai Pengaruh Pine Oil Terhadap Dinamika Bubble Pada Froth Flotation bertujuan untuk mempelajari efek yang ditimbulkan oleh pine oil terhadap dinamika bubble dalam froth flotasi. Penelitian ini memvariasikan nozzle udara dan konsentrasi pine oil dalam kolom pengamatan. Test section berupa udara yang berasal dari air pump, kemudian dialirkan kedalam kolom melalui nozzle. Data berbentuk video diolah menggunakan software Image J. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pine oil yang dilarutkan kedalam medium, memiliki pengaruh terhadap dinamika bubble yang dihasilkan, seperti ukuran bubble, kecepatan maksimum, dan terminal velocity.

Research on Effect of pine oil To Bubble Dynamics in Froth Flotation aims to study the effects of pine oil on bubble dynamics in the froth flotation system. The research varying the air nozzle and the concentration of pine oil in the field of observation. Air coming from the water pump, then flowed into the column through a nozzle. Video datas processed using software Image J. This research conclude that pine oil dissolved into the medium, has an influence on the resulting bubble dynamics, such as bubble size, maximum speed, and terminal velocity."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42669
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Destrianti Syamzida
"Teknologi gelembung mikro memiliki tingkat efisiensi yang tinggi pada proses flotasi dan aerasi untuk Instalasi Pengolahan Air (IPA) yang telah digunakan di banyak negara maju. Di Indonesia sendiri penerapannya baru pada sektor perikanan dan lab industri skala kecil. Beberapa institusi seperti Indonesia Water Institute (IWI) telah mencoba meneliti gelembung mikro yang diperuntukkan untuk IPA. Namun, sistem reaktor yang ada saat ini belum mencapai kriteria gelembung mikro, terlebih lagi investigasi alat tersebut terhadap kemampuannya dalam proses flotasi dan areasi belum dilakukan. Oleh karena itu, pengembangan sistem reaktor serta investigasi pengaruh dari kemampuan flotasi (kecepatan naik gelembung) dengan variasi ukuran gelembung serta kemampuan aerasi (waktu kontak perpindahan oksigen) dengan variasi koefisien transfer massa (KLa) dari berbagai sparger lokal dilakukan. Tindakan untuk pengembangan sistem reaktor adalah dengan meningkatkan kapasitas pompa dan kompresor, serta melakukan variasi debit air dan debit udara untuk diobservasi gelembung mikro terkecilnya. Metode untuk menganalisis kemampuan sparger adalah dengan menggunakan 3 sparger lokal, dimana  gelembung diukur secara optik (dan dianalisis gambar dengan software ImageJ) dan pengukuran konsentrasi DO setiap menitnya untuk menghasilkan ukuran gelembung dan KLa. Dari ketiga sparger, ukuran gelembung terkecil dihasilkan oleh sparger vortex yaitu 89 m. Hal ini berdampak pada hasil kecepatan naik terbaik nilai 17,67 m/h. Sparger vortex juga menghasilkan serta KLa tertinggi dengan nilai 0,297/min yang berdampak pada waktu kontak tercepat yaitu 3,64 menit dalam absorpsi gas ke dalam larutan. Berdasarkan hasil tersebut, sparger lokal ini memiliki kemampuan yang masuk ke dalam kriteria desain unit flotasi dan aerasi. Oleh karena itu, teknologi gelembung mikro dengan eksperimen skala lab untuk ketiga sparger dapat menjadi acuan dalam perkembangan teknologi mikro pada IPA di Indonesia.

Microbubble technology has a high level of efficiency in the process of flotation and aeration for Water Treatment Plants (WTP) and has been used in many developed countries. In Indonesia, this technology is not optimally utilized yet, only to fisheries and small-scale industrial laboratories. Although several institutions such as the Indonesian Water Intitute (IWI) have tried to evaluate microbubble technology for WTP but the current reactor system has not yet reached the microbubble criteria. In addition, there remains a significant gap in knowledge and research on microbubble local sparger manufacturers and their capabilities for WTP. Therefore, the development of the reactor system and the investigation of flotation ability (rising velocity) with variations in bubble size and aeration ability (oxygen transfer contact time) with variation in transfer coefficient (KLa) of various local spargers were carried out. To develop the reactor system, the capacity of pumps and compressor were increased, and variation in water & air discharge were carried out until the ideal microbubbles size were obtained. The method for analyzing sparger ability is to use 3 local spargers, where bubbles are measured optically (and analyzed with ImageJ) and measurement of DO concentration every minute produce bubble and KLa sizes. Of the three spargers, the smallest bubble size was produced by sparger vortex, which was 89 μm. This has an impact on the results of the best rising velocity 17,37 m/h. Sparger vortex also produced the highest KLa with a value of 0,297/min which had the fastest contact time of 3,64 minutes in gas absorption into the solution. Based on these results, these local spargers have capabilities that fall into the flotation and aeration unit design criteria. Therefore, these three spargers of microbubble technology lab-scale experiments can be a reference in the development of microbubble technology for WTP in Indonesia."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia , 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andri Eko Ari Wibowo
"Konsumsi kertas semakin meningkat seiring dengan perkembangan
pengetahuan, informasi, pengemasan dan sosial budaya manusia. Salah satu
usaha untuk memenuhi kebutuhan akan bahan baku kertas adalah dengan cara
pendaur-ulangan kertas tabloid bekas menjadi serat sekunder dengan terlebih
dahulu menghilangkan warnanya dengan metode fiotasi. Penelitian ini bertujuan
untuk membandingkan derajat putih yang dihasilkan oleh surfaktan Na-Oleat dan
Sodium Dodesii Sulfat (SDS).
Kertas taboid bekas dikelompokkan berdasarkan wamanya; hitam, merah,
hijau dan campuran. Sebelum fiotasi, dilakukan proses repulping dengan
penambahan NaOH, H2O2 , NaaSiOs dan EDTA. Surfaktan yang digunakgn untuk
fiotasi adalah Natriun Oleat yang konsentrasinya divariasikan 0,5; 0,75; 1 %. Hasil flotasi diamati melalui pengukuran parameter penunjang yaitu opasitas, gramatur,
indeks tarik, indeks sobek dan noda untuk menentukan kondisi optimum. Pada
kondisi optimum dibandingkan derajat putih yang dihasiikan oieb surfaktan Na-
Oieat.
Kondisi optimum diperoleh pada penambahan surfaktan Na-Oleat 0,5 %.
Pada kondisi optimum, derajat putih untuk warna hitam 56,49 % dan campuran
55,03 % telah mampu meiewati spesifikasi 3NI yaitu sebesar 55 %. Derajat putih
warna merah 52,26 % dan hijau 52,75 % beium mampu meiewati spesifikasi ijNi.
bengan surfaktan SOS, derajat putih untuk warna hitam 56,47 % dan warna
f
campuran 54,38 % mengaiami penurunan sedangkan warna merah 53,46 % dan
hijau 52,9 % mengaiami kenaikkan tetapi masih beium mampu meiewati
spesifikasi SNi."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2003
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aminah
"Pengolahan bijih sulfida diperlukan untuk menghasllkan mineral-mineral sutfida yang akan digunakan sebagal bahan baku proses lanjutan untuk menghasilkan logam-logam timbal, tembaga, dan seng. Teknik pengolahan yang digunakan adalah dengan cara flotasi, yang telah luas digunakan di dalam Industri pengolahan mineral.
Flotasi dilakukan terhadap mineral tembaga dan seng sutfida dari bijihnya. Anailisis mineralogi dilakukan untuk mengetahui jenis mineral utama yang terdapat di dalam bijih sulfida. Analisis ayak dilakukan untuk mengetahui distribusi ukuran butiran yang ada di dalam bijih, setelah direduksi ukurannya. Dart hasil anailsis ayak dan analisis kimia secara kuantitatif didapatkan kadar kumulatif unsur logam tembaga dan seng , mewakili mineral tembaga dan seng sulfida yang terdapat dl dalam bijih. Analisis derajat liberasi juga dilakukan untuk mengetahul persen liberasi mineral tembaga dan seng sulfida, pada beberapa selang ukuran butiran bijih sulfida.
Pengaruh pH, jenis dan konsentrasi kolektor terhadap perolehan mineral tembaga clan seng sutfida pada proses flotasi diamati dengan mengukur distribusi tiap mineral 109am sutfida yang ada dl dalam konsentrat dan tailing dengan menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom.
Perolehan terbaik didapatkan pada saat pH campuran 9 dengan menggunakan konsentrasi kolektor Aero 3477 (dilsobutil dltlofosfat) 0,0550 g/kg bijih, menghasilkan perolehan tembaga sulfida sebesar 75,76% dan seng sutfida sebesar 82,68%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1994
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pradityo Nur Oktoviarto
"Sirkuit flotasi rougher biasa digunakan pada pabik pengolahan mineral yang bertujuan untuk mendapatkan perolehan maksimal pada mineral berharga dengan standard minimal kadar yang telah ditentukan oleh perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengatahui pengaruh profil kecepatan buih 9.67 cm/s ndash; 13.76 cm/s ndash; 19.55 cm/s ndash; 22.58 cm/s dan profil 11.40 cm/s ndash; 19.36 cm/s ndash; 13.87 cm/s ndash; 6.17 cm/s terhadap perolehan dan kadar Tembaga dan Emas yang nantinya sampel umpan, konsentrat, dan tail akan diuji AAS serta XRD untuk mengetahui kadar dan kandungan mineral yang terdapat pada sampel sehingga kita bisa menghitung serta menganalisa performa untuk setiap profil kecepatan buih. Hasil penelitian yang didapat adalah kedua profile memiliki hasil yang sama pada perolehan Tembaga tetapi profil pertama memiliki kadar yang lebih tinggi dan pada perolehan Emas, profil kedua memiliki hasil perolehan yang lebih tinggi namun memiliki kadar yang lebih rendah dibanding profil pertama.

Rougher Flotation circuit commonly used in mineral processing industry to aiming to get maximum recovery, within minimum standar of valuable mineral grade which has been determined by the company. The purpose of this research is to know the effect of the froth velocity profile 9.67 cm s ndash 13.76 cm s ndash 19.55 cm s ndash 22.58 cm s and profile 11.40 cm s ndash 19.36 cm s ndash 13.87 cm s ndash 6.17 cm s against the recovery and grade of Copper and Gold which later the sample of feed, concentrates, and tail to be tested with AAS and XRD to find out the grade and mineral content in the sample, so we can calculate and analyze the performance for every froth velocity profile. The result of this research is both profile has the same Copper recovery result but the first profile has higher Copper grades. On the Gold recovery, second profile has higher perolehan result but has lower Gold grades than the first profile."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67905
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurrohman
"Limbah Batik dapat menaikkan kekeruhan, warna dan Total Suspended Solid (TSS) cairan yang terkontaminasi olehnya, sehingga diperlukan suatu teknik untuk memisahkan limbah Batik dari cairan agar kekeruhan, warna dan TSS cairan menurun. Telah dilakukan penelitian flotasi menggunakan elektrolisis untuk pemisahan limbah pewarna sintetik hasil pewarnaan Batik. Penelitian dilakukan dengan elektrolisis dengan elektroda stainless steel 316L, di dalam sebuah pipa akrilik dengan tinggi 100 cm, dan diameter dalam 8,4 cm dengan variasi tegangan 10, 15 dan 20 volt. Tawas sebagai reagen untuk menggumpalkan limbah Batik ditambahkan sebanyak 1 gram tiap 10 mL limbah Batik. Limbah Batik dicampur terlebih dahulu dengan aquades. Frother yang digunakan adalah etanol murni sebanyak 0,1% v/v. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa flotasi limbah Batik dapat digunakan untuk pemisahan limbah Batik dengan penambahan tawas terlebih dahulu untuk menggumpalkan limbah Batik. Tawas terbukti mampu berperan seperti collector dalam pemisahan limbah Batik jenis ini. Etanol sebagai frother yang digunakan terbukti mampu membuat froth yang terbentuk stabil dan menaikan efisiensi pemisahan.

Batik waste can increase turbidity, color and Total Suspended Solid (TSS) of a liquid contaminated by it, so we need a technique for separating Batik from the liquid so that its turbidity, color and TSS decrease. Flotation studies have been conducted using electrolysis to produce the bubbles to separate synthetic dye waste result of Batik staining. Research carried out by electrolysis with 316L stainless steel electrodes, inside an acrylic pipe with a height of 100 cm, and 8,4 cm in diameter with a voltage variation of 10, 15 and 20 volts. Alum as a reagent is added to coagulate Batik waste as much as 1 gram per 10 mL of Batik waste. Batik waste mixed with distilled water beforehand. Frother used was pure ethanol as much as 0.1% v/v. From the research it was discovered that waste flotation Batik can be used for waste separation Batik with the addition of alum to coagulate prior Batik waste. Alum proved capable of acting as collector in this type of waste Batik separation. Ethanol as frother used proved capable of making stable froth formed and increase the separation efficiency.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T35649
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marpaung, Antonio Nathan Bulangan
"Flotasi merupakan suatu pemisahan zat atau unsur kimiawi pada partikel di dalam cairan/larutan memanfaatkan gelembung sebagai teknologi terbaharukan. Partikel yang bersifat hidrofilik karena pengaruh reagent akan berinteraksi pada gelembung udara dan akan terbawa ke permukaan larutan. Tidak hanya itu, agregat ini kemudian bergerak dengan vektor yang fluktuatif karena sifat gelembung yang bergolak dengan kacau. Pengaruh gelembung yang bergerak atau dinamis dari nozzle akan menghasilkan perubahan profil aliran di kisaran gelembung, sehingga agregat yang terletak, khususnya di bagian atas dan bawah gelembung akan terganggu oleh vortex di sekitar gelembung. Namun arah aliran dari fluida yang terbentuk dari vortex pada partikel dapat mengacaukan proses pelekatan partikel pada gelembung Dalam proses simulasi, nilai kecepatan aliran di bagian atas partikel berkisar antara 51.5 ? 54.2 mm/s dimana valid dengan kecepatan gelembung yang berkisar 35 ? 37 mm/s. Tidak hanya itu, arah vektor fluida yang ditunjukkan pada hasil simulasi menggunakan Computational Fluid Dynamic menunjukkan besarnya perilaku untuk partikel menggelinding (rolling), meluncur (sliding) atau bertumbuk (bouncing) ke arah samping baik kiri maupun kanan. Selain itu, bentuk partikel juga dapat merubah profil medan aliran kisaran gelembung sehingga pergerakan gelembung akan membentuk profil yang diakibatkan adanya partikel yang melekat pada gelembung.

Flotation is a separation of a substance or chemical elements in the particles in fluid / solution utilizing the bubble as renewable technologies. Particles hydrophilic due to the influence of reagent will interact on air bubbles and will carried to the surface of the solution. Not only that, the aggregate is then moved by the vector fluctuating due to the volatile nature of the chaotic bubbles. The influence of bubbles moving or dynamic of the nozzle will produce a change in the flow profile in the range of bubbles, so that the aggregate located, especially at the top and bottom of the bubble will be disturbed by the vortex around the bubble. But the direction of flow of the fluid formed of the vortex in the particle can disrupt the process of attachment of particles on the bubble in the simulation process, the value of the flow velocity at the top of the particles ranging between 51.5 - 54.2 mm / s where the bubbles are valid at speeds ranging from 35-37 mm / s. Not only that, the direction vector fluid shown in the simulation results using Computational Fluid Dynamic shows the behavior of the particles rolling (rolling), sliding (sliding) or fight (bounces) in the direction of either left or right side. In addition, particle shape as well can alter the flow field profile so that the range of movement of the bubbles will bubble forming a profile that caused the particles are attached to the bubble."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T45319
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Asijati Widijaningsih Ichsan
"Percobaan untuk menurunkan konsentrasi logam dalam larutan dilakukan terhadap ion-ion logam Cu(II), Cd(II) dan Ni(II) yang telah dikomplekskan dengan tanin dan diflotasikan (diambangkan) dengan bantuan surfaktan. Perbandingan stoikiometri kompleks logam-tanin ditentukan dengan cara perbandingan mol. Pengaruh pH, konsentrasi dan jenis surfaktan terhadap hasil flotasi diamati dengan mengukur konsentrasi logam sebelum dan sesudah flotasi dengan menggunakan spektrofotometer serapan atom (AAS).
Kondisi terbaik untuk flotasi ion Cu(II) adalah pada pH 4 dengan kedua jenis surfaktan, dan untuk ketiga logam lainnya pada pH 8 dengan surfaktan dodesilamina dan pH 7 dengan surfaktan oktadesil amina. Hasil flotasi dengan surfaktan dodesilamina lebih baik dibandingkan dengan oktadesilamina.
Flotasi dengan menggunakan surfaktan dodesilamina dapat dimanfaatkan untuk menurunkan konsentrasi keempat logam tersebut dalam larutan dan memisahkan sebagian besar logam Cu(II) dari ketiga logam lainnya."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1994
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Marpaung, Antonio Nathan Bulangan
"Gelembung merupakan suatu wujud dari fluida dua fase yang memiliki fenomena yang menarik untuk diketahui dan diteliti.Keunikan dari dinamika dari gelembung ini dapat memberikan dampak yang baik untuk berbagai industry, salah satunya industry pertambangan. Proses flotasi yang memanfaatkan gelembung sebagai pemisah material berharga dan tidak berharga digunakan dalam industry material. Untuk mendapatkan efisiensi serta proses flotasi yang baik, studi mengenai eksperimen dinamika gelembung dilaksanakan. Dinamika gelembung tidak hanya berbicara tentang pergerakan gelembung, tetapi juga mengenai bagaimana gelembung terbentuk. Proses gelembung terbentuk atau bubble generation merupakan proses evolusi diameter gelembung dari gelembung belum terbentuk hingga gelembung terlepas dari suatu bubble generator yang terbentuk dari pompa udara. Dalam studi ini, gelembung yang diteliti bersifat kecil atau small-bubble yang keluar dari satu nozzle atau single nozzle. Gelembung yang diteliti akan memperlihatkan fenomena bagaimana dinamika diameter yang terbentuk, gaya-gaya yang bekerja pada gelembung selama pembentukannya, karakteristik bentuk gelembung selama proses evolusi, dan perubahan sudut kontak antara gelembung dengan nozzle. Tidak hanya itu, variasi flow-rate yang masuk serta media larutan untuk gelembung mengalir juga menjadi eksperimen untuk mengetahui perubahan karakteristik gelembung tersebut. Sifat-sifat tersebut kemudian dikaitkan bahkan dipelajari sehingga proses flotasi.

Bubble is fluid form from two phases which has remarkable phenomenon for experiment process. The unique bubble dynamic has good effect for industries, namely mineral industry. Flotation process using bubble as separating mineral valuable and non-valuable is used in material industry. For achieving decent process and efficient of flotation, study for bubble dynamic must be taken place. Bubble dynamic is not only its trajectory and movement, but also about its generation. Bubble generation process is bubble diameter evolution from its initial shape which is none into big diameter until bubble is attached from its bubble generator from air pump. In this case, bubble is researched in small size or small bubble out from single nozzle. Bubble will show its phenomenon about process of diameter evolution, forces actiong on bubble on its generation, characteristic of its shape, and contact angle between bubble and nozzle. Variation of air flow-rate and fluid media for bubble streaming becomes additional study to know more about bubble characteristic. In addition, those characterics and results will be learned more to know its effect for flotation optimation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56175
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ira Ariyani
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan performa mesin flotasi self aerating vs induced air dengan efek penambahan variasi dosis SiBX terhadap recovery Cu dan Au, sehingga dapat dilakukan optimalisasi proses recovery Cu dan Au di PT. X Papua.Penelitian dilakukan dalam skala plant concentrator C1, digunakan tiga jenis variasi dosis SiBX, yaitu 5 g/t, 10 g/t, dan 15 g/t yang diterapkan pada kedua jenis mesin flotasi. Selanjutnya dilakukan pengujian assay mineral dan XRD. Hasil recovery Cu dan Au secara keseluruhan menunjukkan mesin flotasi self aerating mampu mengangkat Cu dan Au lebih efektif daripada mesin flotasi induced air pada semua fraksi ukuran mineral coarse, medium, dan fine. Recovery Cu dan Au dipengaruhi sifat hydrodynamic dari kedua jenis mesin. Efek penambahan variasi dosis SiBX kurang signifikan terhadap recovery Cu dan Au sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut.

This research had been done to know the performance of self aerating vs induced air flotation machine with variation of SiBX dosage to Cu and Au recovery, so the recovery of Cu and Au at PT. X Papua can be optimized. Three variations of SiBX dosage 5 g T, 10 g T, and 15 g T are used for both flotation machines at flotation circuits.XRD and minerals assay were conducted and show self aerating flotation machine has a higher Cu and Au recovery than induced air flotation machine at all fraction size, coarse, medium, and fine. Hydrodynamic characterization influenced the result of Cu and Au recovery. It was evaluated that the effect of SiBX dosage addition could not be seen clearly, so it is necessary to do next level of research, in order to see the effect of SiBX addition to Cu and Au recovery.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S68079
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>