Ditemukan 60673 dokumen yang sesuai dengan query
Elisabius M. Waka
"Pertumbuhan teknologi industri perkapalan baik di dalam maupun di luar negri terus meningkat, karena itu untuk menjamin kualitas pembuatan kapal lebih bermutu banyak galangan melakukan penelitian uji tarik menggunakan kapal model. Penelitian ini memilki banyak manfaat dengan menyediakan hasil prediksi hidrodinamik kapal skala penuh dan perhitungan numerikal. Penelitian berikut bertujuan untuk menetukan daya optimal kapal skala penuh berdasarkan analisa percobaan uji tarik kapal model. Metode yang digunakan ialah dengan melakukan pengujian tarik kapal model di kolam dengan variasi kecepatan melalui pengaturan voltage motor penarik. Dari hasil pengujian diperoleh nilai hambatan total pada kecepatan tertentu, yang kemudian diolah dan dikonversi menggunakan skala tertentu untuk mendapatkan nilai daya kapal skala penuh.
The growth of the shipping industry technology both inside and outside the country continued to increase, therefore to ensure the quality of shipbuilding, shipyard conducts research using a ship model test. This research has many benefits by providing the results of full-scale ship hydrodynamic predictions and numerical calculations. The aims of following study is to determine the optimal full-scale ship power based on analysis of ship model pull test. The method of experiment is to pull the model ship in a pond with a variation of speed by arrange the puller motor voltage. The experiments give the total resistance value at a certain speed, which is then processed and converted using a specific scale to get a full-scale ship power."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42671
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Muhammad Bari Alfattah
"Indonesia merupakan salah satu negara maritim terbesar di dunia,untuk menjamin pergerakan barang dan penumpang terus berjalan pemerintah membuat kapal perintis sebagai kapal subsidi untuk pemerataan.wilayah yang menjadi perhatian adalah Regional Indonesia Timur,namun untuk diciptakan biaya operasional yang optimal agar cost dan tujuan bisa tepat sasaran perlu dilakukan optimasi,salah satu hal yang berperan dari terciptanya biaya operasional lebih rendah adalah pemilihan rute dikarenakan cost lebih banyak dihabiskan pada bahan bakar.dalam pengoptimalan rute yang bersifat travelling salesman problem dapat digunakan penyelesaian berdasarkan metode heuristik,dua metode heuristik yang yang dapat menjadi pilihan adalah Algoritma genetika dan Tabu search dengan membangun pengoptimalan dalam kedua metode tersebut didapatkan kesimpulan keduanya bisa menjadi solusi dan perbedaan hasil kedua metode tidak berbeda jauh,keduanya menciptakan berbagai rute dalam permasalahan harga bahan bakar optimal yang dapat dijadikan solusi pemilihan rute yang baru.
Indonesia is one of the largest maritime countries in the world, To ensure the movement of commodity and passengers continues, the government makes pioneer ships as subsidized ships for equity. The area of concern Eastern Indonesia Region, but in order to create optimal operational costs so that costs and goals can be right on target, optimization needs to be done. One of the things that plays a role in creating lower operational costs is route selection because more costs are spent on fuel.When optimizing routes that are traveling salesman problems, solutions based on heuristic methods can be used, Two heuristic methods that can be chosen are genetic algorithms and taboo search by building optimization in the two methods, it can be concluded that both of them can be a solution and the difference in the results of the two methods is not much different, both create various routes in the optimal fuel price problem which can be used as a new route selection solution."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Andry Siswanto
"Karakteristik dari bentuk kapal memiliki peranan penting dalam pengoperasian dan daerah pelayarannya. Penggunaan teknologi bentuk haluan model kapak (Axe bow) mempunyai nilai efesiensi yang tinggi karena tahan terhadap kondisi pitching dan mencegah resiko slamming. Pemanfaatan bentuk lambung bawah semi trimaran sebagai pengarah aliran air (water tunnel) dapat meningkatkan efesiensi dari sistem propulsi. Instalasi hydromodel remote control pada kapal model pelat datar (flat hull) dengan pemanfaatan teknologi bentuk tersebut dijadikan sebagai sarana uji coba karena memiliki kemampuan olah gerak seperti kapal sesungguhnya. Uji coba kecepatan kapal model dilakukan dengan variasi putaran propeller dengan penggunaan 2 daun dan 3 daun propeller. Hasil pengujian akan memperlihatkan penggunaan propeller yang paling efektif dan karakter dari bentuk kapal di atas air secara visual.
The characteristics of the shape of the vessel has an important role in the operation and sail area. The use of technology form the bow of the model ax (Axe Bow) has high efficiency values as resistant to pitching condition and prevent the risk of slamming. Utilization of semi trimaran bottom hull form a steering flow (water tunnel) can improve the efficiency of the propulsion system. Installation hydromodel remote control on a flat plate model ship with the use of technology such forms as a means of testing because it has navigation capabilities like real ships. A model ship speed trials conducted with variations of propeller rotation with the use of 2 blades and 3 blades propeller. The test results will show that the most effective use of propeller and character of the shape of the vessel above the water visually."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S59432
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Annan Mikail Ramadhan Atmawidjaja
"Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang membentuk satu negara, dengan lima pulau utama dan 30 kepulauan yang lebih kecil dengan total lebih dari 18.110 pulau dan pulau kecil, di mana sekitar 6.000 di antaranya berpenghuni. Oleh karena itu, Pelayaran melalui jalur laut merupakan moda transportasi utama antar pulau di Indonesia. Namun, hal ini menjadi tantangan tersendiri dalam mewujudkan konektivitas antar pulau, terutama di daerah terpencil dan tertinggal. Pelayaran Perintis adalah layanan pelayaran publik yang didanai oleh pemerintah dengan tujuan utama untuk mendukung perekonomian di daerah terpencil dan tertinggal. Namun pada saat tulisan ini dibuat, kinerja pelayaran perintis dinilai masih belum memadai atau belum efisien untuk mencapai tujuan tersebut. Hal ini ditandai dengan lamanya round voyage pelayaran rute tersebut, yang dapat mencapai hingga 14 hari, dan rendahnya frekuensi pelayaran pelayaran perintis dapat menghambat pembangunan ekonomi. Akibatnya, efisiensi rute pelayaran perintis harus dievaluasi kembali. Re-routing dan mengoptimasi rute pelayaran perintis merupakan salah satu cara untuk meningkatkan efisiensi rute pelayaran perintis. Penelitian ini direalisasikan dengan melakukan rerouting pelayaran perintis di wilayah Kepulauan Riau dengan terlebih dahulu melakukan clustering pelabuhan-pelabuhan menggunakan metode clustering DBSCAN (Density Based Spatial Clustering of Applications with Noise) dan optimalisasi dengan pendekatan metode penyelesaian TSP (Travelling Salesman Problem). Hasil yang diperoleh adalah terjadi penurunan rata-rata jarak tempuh pelayaran perintis sebesar 39,5% (dari 1.156,1 NM menjadi 699,5 NM) dan penurunan rata-rata lama durasi round voyage sebesar 66,9% (dari 12 hari menjadi 3,97 hari). Selain itu, terjadi penurunan ketimpangan antar rute yang terlihat dari nilai rentang jumlah pelabuhan, jarak tempuh, dan durasi round voyage pelayaran pada rute pelayaran perintis di Kepulauan Riau.
Indonesia is the world's biggest archipelago to constitute a single state, with five main islands and 30 smaller archipelagoes totaling over 18,110 islands and islets, of which approximately 6,000 are inhabited. Hence, Shipping through sea is the main mode of inter-island transport in Indonesia. However, this creates its own challenge in realizing inter-island connectivity, especially in remote and underdeveloped areas. Perintis shipping is a government-funded publicly available shipping service with a primary objective of supporting the economy in remote and underdeveloped areas. However, as of this writing, the performance of perintis shipping is still inadequate or inefficient to achieve this goal. This is characterized by the lengthy round voyage duration of the routes, which can reach up to 14 days, and the low frequency of perintis shipping voyages could hinder economic development. As a result, the efficiency of perintis shipping routes must be assessed. Re-routing the perintis shipping routes is one way to increase the efficiency of the perintis shipping routes. This research reroutes perintis shipping in the Riau Archipelago region by first clustering the ports using the DBSCAN (Density Based Spatial Clustering of Applications with Noise) clustering method and optimizing with the TSP (Travelling Salesman Problem) solving method approach. The results obtained were that there was a reduction in the average mileage of pioneer shipping routes by 39.5% (from 1,156.1 NM to 699.5 NM) and a reduction in the average length of round voyage routes by 66.9% (from 12 days to 3.97 days). In addition, there was a decrease in inequality between routes as seen from the value of the range of the number of ports, distance traveled, and round voyage duration on pioneer shipping routes in the Riau Archipelago."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Andri Warsono
"Inpres no. 5 tahun 2005 mengenai asas cabotage menuntut galangan kapal nasional untuk dapat meningkatkan baik kapasitas produksi maupun reparasi kapal nasional. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pola klaster industri perkapalan dalam rangka mendorong daya saing industri perkapalan nasional. Metode penelitian yang digunakan yaitu dengan menggunakan studi literatur melalui seminar maupun buku terbitan Departemen Perindustrian, IPERINDO, dan pihak-pihak terkait lainnya. Klaster industri perkapalan ini diharapkan mampu meningkatkan produktifitas dan daya saing industri perkapalan nasional seperti yang telah dibuktikan oleh beberapa negara lain.
Presidential Instruction no. 5 of 2005 concerning the cabotage principle requires a national shipyard to be able to increase both production and repair capacity of the national board. The purpose of this study to determine the pattern of the shipbuilding industry cluster in order to encourage the competitiveness of the national shipping industry. The method used is by using literature studies through seminars and books published by the Ministry of Industry, IPERINDO, and other relevant parties. Shipbuilding industry cluster is expected to increase the productivity and competitiveness of the national shipping industry as it has been demonstrated by several other countries."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S1952
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Idham Harry Nugraha
"Jalur penyeberangan Merak-Bakauheni merupakan jalur terpadat di Indonesia, seringkali terjadi antrian panjang terutama saat libur panjang. Kebutuhan akan transportasi penyeberangan yang terus naik dari tahun ke tahun menuntut adanya peningkatan pelayanan, fasilitas, sarana dan prasarana. Untuk dapat mengakomodasi kebutuhan ini maka PT ASDP Indonesia Ferry berencana akan menambah satu dermaga di Pelabuhan Merak. Dengan mengestimasi banyaknya kendaraan yang akan melalui lintas Merak-Bakauheni maka digunakan teori analisis time series. Pengambilan data untuk penelitian ini dilakukan di Pelabuhan Merak pada bulan September-November 2012. Data yang diperlukan yaitu data perjalanan Merak-Bakauheni beberapa tahun terakhir, data Pelabuhan Merak, dan data rencana pembangunan dermaga baru pelabuhan. Dari hasil penghitungan dengan penambahan dermaga kurang efektif untuk dapat mengakomodasi kebutuhan transportasi penyeberangan, hanya sampai sekitar tahun 2017-2018 Pelabuhan Merak mampu menampung jumlah kendaraan.
Merak-Bakauheni path is the most populous path in Indonesia, there is often a long queue especially during the long holiday. The need for the crossings transportation still continue to rise from year to year, demanding an increase in services, amenities, facilities and infrastructure. To accommodate this need, PT ASDP Indonesia Ferry plans to add a new pier in the port of Merak. By estimating the number of vehicles going through the cross Merak-Bakauheni then used the theory of time series analysis. Taking the data for this research was conducted at the port of Merak in September-November 2012. The required data is data traveling Merak-Bakauheni recent years, data port of Merak, and data plans to build a new dock port. From the calculation results with the addition of less effective pier to accommodate the transportation needs of the crossing, only until about the year 2017-2018 Merak able to accommodate the number of vehicles."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S44229
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Ekaprana Daniswara
"Kapal pelat datar merupakan suatu bentuk alternatif kapal sebagai solusi untuk mengatasi lamanya waktu pembuatan kapal karena tidak memerlukan proses penekukan pelat baja. Namun Kapal pelat datar memiliki tahanan yang lebih besar dibandingkan kapal yang menggunakan lambung streamline. Sehingga untuk menutupi tahanan tersebut diperlukan modifikasi AXE Bow pada bagian haluan, semi-trimaran pada bagian lambung dan Reverse Duck-tail pada bagian buritannya. Haluan AXE Bow yang diadaptasi dari Damen Shipyard memiliki kemampuan untuk membelah ombak. Lambung semi-trimaran yang didesain untuk meneruskan aliran air yang masuk dari haluan menuju propeller sehingga meningkatkan daya dorong. Dan Buritan Reverse-Ducktail yang bertujuan untuk memfokuskan aliran keluar propeller ke satu arah yang meningkatkan daya dorong propeller. Pengujian dilakukan dengan memakai kapal hydromodel menggunakan remote control yang. Uji coba kecepatan dilakukan dengan variasi putaran propeller dengan penggunaan 2 daun dan 3 daun. Hasil pengujian kecepatan ini akan menunjukkan pemakaian propeller yang lebih efektif dan efek aliran yang dihasilkan oleh AXE Bow, semi-trimaran dan Reverse Duck-tail secara visual.
Flat hull ship is an alternative ship shape as a solution for reducing of ship manufacturing process time because it doesn’t need plate bending process. But a flat hull ship has a higher resistance than a streamline ship. So to reduce the resistance, it needs AXE Bow, semi-trimaran hull and reverse duck-tail stern modification. AXE Bow, which was adapted from Damen Shipyard has the capability to cut across the wave. Semi-trimaran configuration that desained to carry the flow from the bow to the propeller that will increase the thrust power of the ship. The reverse duck-tail stern has the capability of focusing the water flow from propeller to one point so that the propeller thrust will increase. The research uses a hydromodel remote control for the speed test of the model ship. The speed test uses propeller rotation variation and the use of two blades and three blades propeller as the variable. The test result will show the effective use of the propeller blades and the flow that produced from the uses of AXE Bow, semi-trimaran configuration and reverse duck-tail stern visually."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S58721
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Wahyu Rochman Aditama
"Hambatan kapal merupakan hal yang penting dalam perancangan suatu kapal. Nilai hambatan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya bentuk lambung, tingkat streamline dan kekasaran lambung. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh pemberian kekasaran khusus pada lambung kapal agar terjadi pengurangan hambatan kapal. Kapal model penyeberangan sungai yang di design buat daerah Muara Gembong digunakan dalam penelitian ini. Dimensi kapal model yaitu Loa = 0,985 m B = 0,29 m dan T = 0,065 m. Kapal tersebut dibuat bervariasi kekasaran permukaan lambungnya dengan memberi tempelan ribblet. Ribblet yang digunakan yaitu setengah lingkaran, segiempat, dan segitiga. Metode tes yang dilakukan dalam percobaan ini yaitu uji tarik. Motor listrik digunakan untuk menarik kapal model tersebut. Tegangan tali yang merupakan hambatan total kapal model di ukur menggunakan load cell anemometer yang dihubungkan dengan data akusisi. Penggunaan ribblet setengah lingkaran dapat mengurangi hambatan kapal sebesar 2% pada Fr = 0,20. Penggunaan ribblet segiempat dan segitiga juga dapat mengurangi hambatan kapal sebesar 1% masing- masing pada Fr = 0,20 dan Fr =0,21.
Ship drag is the basic at designing a ship. Amount of drags affected by a lot of factors, such as the hull shape, streamline level, and roughness of the hull. The goal of this research is to know the effect of riblet at ship hull for reducing ship drag. Cross-river ship model that designed for Muara Gembong used at this research. The dimention of the ship are Loa = 0,985m B = 0,29 m and T = 0,065. The Ship has variaton of roughness at the hull. Each ribblets has different shape, half-circle, rectangle, and triangle. The method that used at this is pulling test. The generator used to pull the ship model. The rope stress that defined as drag sum of the ship model measured by load cell anemometer that connected with aquitition data. By using half-circle ribblet can reduce the amount of ship drag to 2% at Fr = 0,20. By using rectangle ribblet and triangle ribblet can reduce the amount of ship drag to 1% at each Fr = 0,20 and Fr = 0,21."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S58946
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Gigih Putro Pratomo
"
ABSTRAKIndustri perkapalan merupakan industri yang selalu berkembang mengikuti zaman. Salah satu permasalahan dari industri perkapalan adalah biaya pembuatan kapal yang besar, dikarenakan bentuk lambung kapal pada umumnya yang memerlukan proses bending untuk menyesuaikan dengan bentuk kapal. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, didesain tipe kapal yang menggunakan lambung kapal dari pelat datar untuk mengurangi biaya produksi kapal. Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk menganalisis stabilitas dari rancangan kapal cepat yang menerapkan lambung kapall dengan pelat datar. Pengerjaan tugas akhir ini dilakukan dengan simulasi melalui aplikasi Maxsurf.
ABSTRACTShipbuilding industry is an industry that is always evolving over time. One of the problems of the shipbuilding industry is a large shipbuilding costs, due to hull shape that requires the bending process to adjust to the shape of the ship. To overcome these problems, a type of vessel designed using the hull of a flat plate to reduce the production cost of the ship. The purpose of this thesis is to analyze the stability of the designed fast ship that applies a flat surface hull. This final project is carried out by simulation through the Maxsurf application."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
James Austin Gunawan
"Invensi baru di suatu negara merupakan instrumen yang dapat meningkatkan perkembangan di bidang ilmu pengetahuan dan perekonomian nasional melalui investasi asing. Kedua perkembangan tersebut dapat terjadi apabila Indonesia mengembangkan marine autonomous surface ships (MASS), sebuah invensi baru yang dapat mendongkrak perkembangan pelayaran nasional. MASS memiliki tiga manfaat utama yang membedakannya dengan kapal konvensional dari segi komersial, yaitu pengurangan angka kecelakaan laut, pengurangan polusi lingkungan oleh kapal, dan peningkatan efisiensi operasional. Sayangnya, Indonesia belum siap menerapkan MASS tingkat ketiga dan keempat karena masih ada kewajiban bagi nakhoda dan awak kapal untuk berada di atas kapal selama pelayaran sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran beserta perubahannya dan turunannya. Untuk itu, Skripsi ini akan membahas perkembangan regulasi pelayaran di Norwegia dan Republik Rakyat Tiongkok (RRT) sebagai dua negara yang pertama yang menggunakan MASS secara komersial di regional negara Eropa dan Asia. Berdasarkan hasil perbandingan hukum Indonesia dengan Norwegia dan RRT, terdapat beberapa aspek MASS yang dapat diatur di Indonesia dan beberapa tahapan perkembangan yang dapat diadopsi.
A new invention in a country is an instrument that can enhance the development of science and the national economy through foreign investment. Both developments can occur if Indonesia develops marine autonomous surface ships (MASS), a new invention that can boost the development of national shipping. MASS has three main benefits that differentiate it from conventional ships in commercial terms, namely a reduction in the number of marine accidents, a reduction in environmental pollution by ships, and an increase in operational efficiency. Unfortunately, Indonesia is not ready to implement the third and fourth levels of MASS because there is still an obligation for the skipper and crew to be on board during the voyage as stipulated in Law Number 17 of 2008 concerning Shipping along with its amendments and derivatives. For this reason, this thesis will discuss the development of shipping regulations in Norway and the People's Republic of China (PRC) as the first two countries to use MASS commercially in regional European and Asian countries. Based on the results of the comparison of Indonesian law with Norway and China, there are several aspects of MASS that can be regulated in Indonesia and several stages of development that can be adopted."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library