Ditemukan 2188 dokumen yang sesuai dengan query
Krier, Rob
London: St. Martin`s Press, 1983
729.3 KRI e (1)
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Koolhaas, Rem
"Elements of architecture focuses on the fragments of the rich and complex architectural collage. Window, facade, balcony, corridor, fireplace, stair, escalator, elevator: The book seeks to excavate the micro-narratives of building detail. The result is no single history, but rather the web of origins, contaminations, similarities, and differences in architectural evolution, including the influence of technological advances, climactic adaptation, political calculation, economic contexts, regulatory requirements, and new digital regimes."
Köln: Taschen, 2018
724.6 KOO e
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Koolhaas, Rem
2014: Venice, Marsilio
R 724.7 KOO e
Buku Referensi Universitas Indonesia Library
Jakarta: Archipelago Press, 1998
R 720.9 ARC
Buku Referensi Universitas Indonesia Library
Singapore: Archipelago Press, 1998
720 ARC
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
I Gusti Ayu Citra Larasati
"
ABSTRAKBerawal sebagai bagian dari budaya surfing, skateboarding muncul pada tahun 1950an di kota-kota pesisir sekitar California. Apa yang awalnya terjadi karena spontanitas dengan cepat berubah menjadi sesuatu yang signifikan ndash;memasuki tahun 1960an, skateboarding tidak lagi terdengar asing. Perkembangan ini telah membuat skateboarding menjadi salah satu budaya terpopuler saat ini. Pengaruh yang dibawa oleh skateboarding terhadap masyarakat telah melebihi ruang lingkupnya sendiri, hubungannya terhadap arsitektur pun tidak dapat dipungkiri. Skripsi ini berupaya untuk menganalisis hubungan antara ruang arsitektur dan skateboarding. Implementasi elemen-elemen yang ditemukan didalam skateboarding akan dijabarkan sebagai pendeketan untuk lebih memahami keterkaitannya terhadap ruang. Terhubung dengan pernyataan tersebut, pelaksanaan observasi terhadap ruang untuk kegiatan skateboarding diharapkan mampu menentukan aspek apa saja yang berpengaruh terhadap akomodasi kegiatan ini.
ABSTRAKSkateboarding began to emerge as a derivation of the surfing culture throughout coastal cities in California during the 1950s. What started as a spontaneous attempt to explore new ways in experiencing a trend quickly grew into something more significant ndash by the 1960s, skateboarding had made a name for itself. Its rapid growth continued to thrive into one of the most popular cultures to date. The impact in society that has been established by skateboarding is far beyond its particular and segmented circle, making the connection between itself and architecture an inevitable one. This thesis aims to analyze the integration of the aforementioned relationship between architectural space and skateboarding. The implementation of elements of skateboarding will be elaborated as an approach to better understand its connection to a space. In alignment with the previous statement, the kinds of space that can accommodate the entire act of skateboarding will also be observed in hopes of determining the ones that are sufficient. "
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
R. Wibisono
"Hilangnya ciri khas kawasan Banten sebagai pusat pemerintahan Kesultanan Banten dan kota Pelabuhan yang sangat maju dan sukses, telah membuat kawasan ini menjadi tidak produktif kembali. Tidak berkembangnya kawasan ini merupakan suatu permasalahan yang terintegrasi dengan citra dan fungsi kota yang terbentuk di kawasan Banten. Kemunduran kawasan pesisir Banten tidak lepas dari proses pembentukan dan perkembangan kota itu sendiri yang terdiri dari elemen-elemen pembentuknya. Elemen yang saling mendukung satu sama lain, dan kemudian membentuk suatu identitas atau ciri khas suatu kota.
Skripsi ini mencoba mengupas unsur pembentukan kota Banten di masa lalu hingga perkembangan kotanya saat ini melalui pendekatan studi literatur, historis dan lapangan guna mencari sebab mengapa banten tidak dapat bertahan dan bangkit seperti masa jayanya dahulu. Dimana kemudian ditemukan bahwa kemunduran ini akibat dari hilangnya fungsi dan citra kota Banten yang telah membuat elemen pembentuk dan perkembangan kota yang ada menjadi tidak berfungsi dengan baik.
Losing the city image of Banten as a center of government administration of the Sultanate of Banten and the highly developed port city, has made Banten become unproductive anymore. The stagnancy problem on this area is integrated with the image and function of the city that formed in Banten. The deterioration of Banten cannot be separated from the process of development, because the process of developing coastal city gave an identity or character to the city itself. This thesis is trying to analyze the forming elements of Banten in the past until today through various approaches to find out the reason why Banten cannot be survive and revive. At the end, writer discovered the problem happened resulting from the lost of the function and the city's image of Banten which caused it not being developed properly."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51561
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Karissa Fatharani Sukma Pribadi
"Interaksi manusia dan alam dalam desain arsitektural selalu unik. Dampak dari intervensi ini ke dalam desain ruang tidak hanya memberikan fitur estetis, namun memberikan manfaat terapeutik secara bersamaan. Akibatnya, Arsitek dan Perancang disebut sebagai pihak yang bertanggung jawab dalam menjadikan lingkungan tempat kita melakukan keseharian kita untuk bertindak sebagai media yang mentransfer manfaat terapeutik yang diakuisisi oleh alam. Ideasi dalam menimbulkan suasana ldquo;sense of place rdquo;-pun menjadi landasan project. Tujuannya adalah untuk memunculkan dialog antara alam dan lingkungan dimana hal tersebut menjadi dasar untuk memuat desain akomodasi yang mengoptimalkan potensi penyembuhan yang bisa ditawarkan arsitektur melalui integrasi indera manusia. Inisiasi arsitektur terapeutik yang berbasis pada people-centered dan beberapa bukti dari eksperimen desain bertujuan untuk mengidentifikasi dan mendukung cara menggabungkan elemen spasial yang berinteraksi dengan orang secara fisiologis dan psikologis. Mengacu pada teori, pendekatan holistik dan teknologi, preseden, dan pengamatan langsung, tesis ini bertujuan untuk mempresentasikan pengembangan desain retreat hotel yang dapat mengembangkan kualitas hidup dan kesejahteraan yang lebih baik.
The interaction of human and nature in architectural design is always unique. The impact of these intervention into space design extents from giving an aesthetical feature to therapeutic benefits. Consequently, architect and designer are ones of the stakeholders that are responsible in envisioning the built environment to act as a medium in transferring the therapeutic benefits acquired by nature. The ideation in sense of place arise a dialogue between nature and built environment which created an attempt to conceive a design that optimize the healing potential of architecture through the integration of senses. The initiation of the therapeutic architecture that ground to people centered and evidence based discipline aims to identify and support ways of incorporating those spatial elements that interact with people physiologically and psychologically. Through theoretical discourse, holistic and technological approach, precedent, and first handed observation, this thesis aims to present the design development of retreat camp that promotes better health and well being outcome."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Dimas Ananda Setiawan
"Kajian ini mengangkat proses dan siklus yang terjadi pada unsur dan senyawa kimia esensial bagi manusia dan bumi sebagai basis dalam merancang arsitektur. Saya menelusuri dan mendalami jejaring proses yang mungkin terbentuk dari keseluruhan proses dan siklus pada unsur dan senyawa kimia esensial bagi manusia dan bumi, dengan sumber daya utama yang berupa manusia dan sisa peradabannya. Jika selama ini arsitektur cenderung dipahami sebagai salah satu alat bagi manusia untuk memenuhi kebutuhannya sebagai entitas paling 'superior' dengan alam sebagai sumber penggeraknya, perancangan ini akan menempatkan manusia sebagai entitas yang setara dengan materi alam lainnya. Anthropo-chine hadir sebagai sebuah bentuk arsitektur yang diprogram dengan basis konstelasi unsur dan senyawa kimia. Arsitektur ini hadir untuk menjaga eksistensi manusia dan merestorasi alam di tengah-tengah krisis sumber daya di masa depan. Posisi manusia sebagai materi dengan konstelasi unsur dan senyawa kimia dan relasinya dengan entitas lainnya akan berubah. Tiga sistem utama dikembangkan melalui penelusuran akan proses dan siklus senyawa kimia esensial yang menyusun makhluk hidup, yaitu the pre-living machine, the living machine, dan the post-living machine. Masing-masing sistem ini menempatkan manusia sebagai objek yang diolah, subjek yang mengolah dan diolah, dan kembali menjadi objek yang diekstrak untuk merestorasi alam dan kehidupan yang ada. Melalui penelusuran proses dan siklus unsur senyawa kimia sebagai basis dari Anthropo-chine, arsitektur memiliki potensi yang hampir tidak terbatas, khususnya secara aktif menghubungkan semua entitas dalam berbagai situasi ekosistem yang ada.
This study explores the processes and cycles that occur in the essential chemical elements and compounds for humans and the Earth as a basis for designing architecture. I delve into and study the interconnected processes that may arise from the overall processes and cycles of essential chemical elements and compounds for humans and the Earth, with the main resources being humans and the remnants of their civilization. While architecture has traditionally been understood as a tool for humans to meet their needs as the most ‘superior’ entity, with nature as its driving force, this design places humans on an equal footing with other natural materials. Anthropo-chine emerges as a form of architecture programmed based on the constellation of chemical elements and compounds. This architecture aims to preserve human existence and restore nature in the midst of future resource crises. The position of humans as material with a constellation of chemical elements and compounds and their relationship with other entities will change. Three main systems are developed through the exploration of the processes and cycles of essential chemical compounds that make up living organisms: the pre-living machine, the living machine, and the post-living machine. Each system positions humans as the object being processed, the subject processing and being processed, and then becoming the object that is extracted to restore the existing environment and life. By tracing the processes and cycles of chemical elements as the basis of Anthropo-chine, architecture has almost unlimited potential, particularly in actively connecting all entities in various ecosystem situations."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Feldman, Robert Stephen, 1947-
New York: McGraw-Hill , 1992
150 FEL e
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library