Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10399 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lussy Giovani Cedli
"ABSTRAK
Kehamilan mempengaruhi pola seksualitas pada istri maupun suami. Penelitian ini
bertujuan mengetahui fungsi seksual suami selama masa kehamilan pasangan.
Pengambilan sampel pada 40 suami dari ibu hamil menggunakan design deskriptif
sederhana dan teknik total sampling pada bulan Juni 2012 di sebuah Puskesmas.
Instrumen penelitian berupa kuesioner karakteristik suami, Index of sexual
satisfaction quiz (ISS quiz) dan Brief Male Sexual Function Inventory. Hasil
penelitian menunjukkan sebagian besar suami mengalami penurunan frekuensi
hubungan seksual pada masa kehamilan. Pada tingkat kepuasan hubungan seksual
suami tidak mengalami masalah dan merasa puas, tetapi pada aspek dorongan
seksual dan ereksi mengalami penurunan. Pemberikan konseling dengan
melibatkan suami penting dilakukan selama pemeriksaan kehamilan pasangannya.
Penelitian ini tidak meneliti lebih dalam faktor yang mempengaruhi fungsi seksual
suami selama masa kehamilan pasangan sehingga penelitian selanjutnya
diharapkan meneliti faktor yang mempengaruhi fungsi seksual suami selama masa
kehamilan pasangan.

ABSTRACT
Pregnancy affects the pattern of sexuality in the wife and husband. The research
aims to find the husband's sexual function during the pregnancy the couple.
Sampling at 40 husbands of pregnant women using simple descriptive design and
a total sampling technique in June 2012 at a Health Center. Research instrument
in the form of questionnaire characteristics husband, Index of sexual satisfaction
quiz (quiz ISS) and the Brief Male Sexual Function Inventory. The results showed
most of the husbands has decreased the frequency of sexual intercourse for 30
days. Husband, at the level of sexual satisfaction is not having problems and were
satisfied, but the result of male sexual function, the husband has decreased sex
drive and erection aspects. nurses are expected to provide counseling and invited
to actively join her husband during the pregnancy the couple. This study did not
investigate further the factors that affect sexual function during pregnancy, the
couple husband and so further research is expected to examine the factors that
affect sexual function during the pregnancy the couple husband."
Lengkap +
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S42523
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Purwarini
"Kepuasan seksual perempuan dalam masyarakat, selama ini lebih banyak dipahami melalui aspek biologis dan psikologis, tanpa melibatkan pengalaman perempuan secara langsung. Hal ini berimplikasi pada pengabaian hak seksualitas perempuan seperti yang tercantum dalam ICPD 1994, dan hak keadilan hukum bagi perempuan yang mengeluarkan cairan di vagina pada kasus perkosaan. Penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi pada pemaknaan kepuasan seksual perempuan secara konstekstual yang berkesetaraan gender, serta digunakan untuk aspek praktis terkait permasalahan kepuasan seksual perempuan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif studi kasus berperspektif feminis dengan metode pengambilan data melalui wawancara mendalam, observasi dan pengamatan.
Subjek penelitian terdiri dari lima orang subjek utama dan satu orang subjek pendukung. Subjek utama dalam studi ini merupakan perempuan heteroseksual yang aktif melakukan hubungan seksual, sedangkan subjek pendukung adalah dokter perempuan yang pernah menangani kasus disfungsi seksual dan menjadi saksi ahli dalam kasus perkosaan, yang berada di Jakarta dan Tangerang. Dalam melihat kompleksitas pemaknaan kepuasan seksual perempuan, digunakan teori kepuasan seksual dalam perspektif medis Rosemary Basson, teori Politik Seksual Kate Millett, teori orgasme dalam perspektif feminis Anne Koedt, konsep seksualitas dalam perspektif psikologis dari Joan Rollins, serta konsep Sexual Compliance Impett dan Peplau.
Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh bahwa orgasme perempuan adalah sebuah kondisi yang terjadi pada aktivitas seksual yang diinginkan perempuan, yang ditandai dengan perasaan kenikmatan yang luar biasa dan tidak dapat dijelaskan secara tepat, tanpa perubahan ciri pada vagina dan bagian tubuh lainnya yang khas. Orgasme perempuan hanya dapat didefinisikan oleh perempuan yang mengalaminya, karena orgasme bersifat unik dan individual. Pemaknaan kepuasan seksual perempuan dipengaruhi oleh konstruksi sosial budaya yang ada di sekitarnya. Dalam hubungan seksual, perempuan membutuhkan orgasme, dan melakukan berbagai upaya untuk mendapatkannya.

Women's sexual pleasure in society have been understood mostly through biological and psychological aspects, without involving direct experience of women. This has implications for the abandonment of women 39 s sexuality rights as stated in the ICPD 1994 and the right of legal justice for women who secrete vaginal fluids in cases of rape. This research is expected to contribute to the interpretation of women's sexual pleasure in the contextual of gender equality, and used for practical aspects related to women's sexual pleasure problem. This research uses qualitative approach of case study with feminist perspective and using in depth interview and observation methods to collecting data. The subjects consist of five main subjects and one supporting subject.
The main subjects in this study were heterosexual women who were sexually active, while the supporting subjects were female physicians who had treated sexual dysfunction and became expert witnesses in cases of rape, located in Jakarta and Tangerang. In looking at the complexity of the meaning of women's sexual pleasure, there are some theories used as analysis tool i.e. the sexual pleasure theories by Rosemary Basson in the medical perspective, Sexual Politics theory by Kate Millett, orgasm theory in the feminist perspective by Anne Koedt, the concept of sexuality in the psychological perspective by Joan Rollins, and the concept of Sexual Compliance by Impett and Peplau.
The results of this study found that women's orgasm is a condition that occurs in the desired sexual activity of women, characterized by a feeling of pleasure that is extraordinary and can not be described precisely, without typical change from the characteristics of vagina and other body parts. Women's orgasm can only be defined by women who experience it, because orgasm is unique and individual. The meaning of sexual pleasure of women is influenced by socio cultural constructions that surround it. In sexual relationships, women need orgasm, and make every effort to get it.
"
Lengkap +
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2018
T51338
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Natasya Moulina
"Hubungan seksual anal dikalangan lelaki seks lelaki (LSL) dilakukan untuk memperoleh kepuasan seksual. Setiap peran dalam hubungan seksual anal (top, bottom, versatile) memberikan pengalaman kepuasan seksual berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan preferensi peran seksual dengan kepuasan seksual pada ODHA LSL. Desain studi penelitian menggunakan cross sectional, dilakukan di Female Plus Kota Bandung dengan teknik consecutive sampling sebanyak 107 responden. Instrumen penelitian menggunakan The New Sexual Satisfaction Scale dan kuesioner preferensi peran seksual. Analisis data yang digunakan yaitu univariat dan bivariat dengan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan (p value 0.491) antara preferensi peran seksual dengan kepuasan seksual. Kepuasan seksual tinggi terlihat pada penelitian ini, hal tersebut dapat menjadikan motif lelaki seks lelaki dalam melakukan hubungan seksual anal. Diperlukan edukasi mengenai dampak negatif hubungan seksual anal pada lelaki seks lelaki.

Anal intercourse among men who have sex with men (MSM) has been done to get sexual satisfaction. Every role in anal intercourse (like top, bottom, and versatile) are giving different sexual satisfaction. This research aims to identify the relationship between sexual role preference and sexual satisfaction among MSM with HIV/AIDS. The design of this research is using cross sectional and has been done at Bandung Female Plus with consecutive sampling technique of 107 respondents. This research is using The New Sexual Satisfaction Scale and sexual role preference questionnaire. Data analysis that has been used is univariate and bivariate with chi square test. The result of this research shows that there is no relationship (p value .491) between sexual role preference with sexual satisfaction. High sexual satisfaction has shown on this research, and it can make MSM motive to do anal intercourse. So that education needs to be done about negative impact of anal intercourse to MSM group.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mei Riayu
"ABSTRAK
Seksualitas sebagai aspek utama sebagai manusia dialami dan diekspresikan melalui pikiran, fantasi, keinginan, keyakinan, sikap, nilai-nilai, perilaku, praktik, peran dan hubungan. Kehamilan merupakan salah satu kondisi yang memengaruhi seksualitas perempuan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kepuasan seksual perempuan selama kehamilan. Pengambilan sampel pada 104 perempuan hamil menggunakan desain deskriptif dan teknik quota non random sampling di Palangka Raya. Instrumen penelitian berupa kuesioner karakteristik perempuan hamil dan The New Sexual Satisfaction Scale (NSSS). Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar perempuan melaporkan cukup puas dengan hubungan seksual selama kehamilan sebanyak 66,3%. Kepuasan seksual tidak bergantung dari kuantitas hubungan seksual yang dilakukan tetapi lebih pada kualitas hubungan seksual tersebut. Berdasarkan faktor sub skala fokus ego dan fokus pasangan dan aktivitas seksual, fokus pasangan lebih tinggi dari sub ego yang ditandai dengan perempuan hamil merasakan bahwa aktivitas seksual yang dilakukan oleh pasangan lebih memuaskan. Peneliti merekomendasikan bahwa seksualitas penting untuk diperhatikan oleh perempuan termasuk perempuan hamil walaupun merupakan hal yang tabu karena kepuasan seksual memengaruhi kesejahteraan selama kehamilan.

ABSTRACT
Sexuality is main aspect of human being which is felt and expressed through mind, fantacy,desire,faith, attitude, value, behaviour, practice, role, and relationship. Pregnancy is one of the conditian that influenced women sexuality. The aimed in this study to describe women sexuality satisfaction during pregnancy. Participants in this study are one hundred four pregnant women in Palangka Raya which used descriptivel design and quota non random sampling technique. Instruments were used partisipant characteristic and The New Sexual Satisfaction Scale (NSSS). The result:showed that sixty six point three percent of partisipant report they have been moderately satisfied during pregnancy. Sexual satisfaction is not depend on quantity that sexual had been done but affected by quality. According to sub scale which focus of ego and facus of patner and sexual activity, husband concern is the most important than others. It is showed that pregnant women report sexual activity has been done by husband more satifaction. Recomendation: suggest that sexuality is important to attention by women including during pregnancy. Although it is taboo but sexual satisfaction can be influencing pregnancy well-being. "
Lengkap +
2016
S63814
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Putu Wiwik Oktaviani
"[ABSTRAK
Remaja merupakan kelompok berisiko untuk perilaku seksual. Dampak perilaku
seksual berisiko remaja mengalami perasaan bersalah, depresi, putus sekolah,
kehamilan tidak diinginkan, sampai aborsi. Tujuan penelitian mengidentifikasi
hubungan fungsi afektif keluarga dengan perilaku seksual berisiko yang terjadi
pada remaja. Jumlah sampel penelitian 108 responden, rancangan menggunakan
cross sectional, dan tehnik pengambilan sampel secara simple random sampling.
Hasil penelitian menunjukkan hubungan bermakna antara fungsi afektif keluarga
dengan perilaku seksual berisiko pada remaja (p value<0,05). Hasil penelitian
menjadi masukan bagi orang tua untuk meningkatkan fungsi afektif keluarga
dengan memberikan afektif fisik, membina keakraban serta komunikasi asertif
dalam menanamkan norma dan harapan keluarga untuk mencegah perilaku seksual
berisiko pada remaja.

ABSTRACT
Adolescents are at risk to risky sexual behavior. Risky sexual behavior may lead to
the feelings of guilt, depression, dropping out of school, unwanted pregnancy and
abortion. The purpose of this research was to identify the relationships between
affective function of families and risky sexual behavior in adolescents. This study
used cross sectional design. The number of 108 respondents were selected using
simple random sampling. The results showed that there was a significant
relationship between family affective functions and sexual risk behavior in
adolescents (p value < 0,05). This study recommends parents to stengthen their
family fuction through providing physical affective, improving family engagement,
and enhancing assertive communication in living the norm and creating the family
expectation, that eventually would protect adolescent from risky sexual behaviour., Adolescents are at risk to risky sexual behavior. Risky sexual behavior may lead to
the feelings of guilt, depression, dropping out of school, unwanted pregnancy and
abortion. The purpose of this research was to identify the relationships between
affective function of families and risky sexual behavior in adolescents. This study
used cross sectional design. The number of 108 respondents were selected using
simple random sampling. The results showed that there was a significant
relationship between family affective functions and sexual risk behavior in
adolescents (p value < 0,05). This study recommends parents to stengthen their
family fuction through providing physical affective, improving family engagement,
and enhancing assertive communication in living the norm and creating the family
expectation, that eventually would protect adolescent from risky sexual behaviour.]"
Lengkap +
2015
T44623
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Palahniuk, Chuck
"Summary:
A novel about the apocalyptic marketing possibilities of female pleasure. Sisters will be doing it for themselves. And doing it. And doing it. And doing it some more ... Penny Harrigan is a low-level associate in a big Manhattan law firm with an apartment in Queens and no love life at all. So it comes as a great shock when she finds herself invited to dinner by one C. Linus Maxwell, aka "Climax-Well," a software mega-billionaire and lover of the most gorgeous and accomplished women on earth. After dining at Manhattan's most exclusive restaurant, he whisks Penny off to a hotel suite in Paris, where he proceeds, notebook in hand, to bring her to previously undreamed-of heights of orgasmic pleasure for days on end. What's not to like? This: Penny discovers that she is a test subject for the final development of a line of sex toys to be marketed in a nationwide chain of boutiques called Beautiful You. So potent and effective are these devices that women by the millions line up outside the stores on opening day and then lock themselves in their room with them and stop coming out. Except for batteries. Maxwell's plan for erotically enabled world domination must be stopped. But how?""
Lengkap +
London: Jonathan Cape, 2014
813 PAL b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Lita Patricia Lunanta
"Masa remaja adalah masa dimana ketertarikan seksual dan hubungan dengan lawan jenis (berpacaran) biasanya pertama kali terbentuk. Hal ini menyebabkan remaja berisiko untuk terlibat dalam berbagai perilaku seksual yang biasanya merupakan bagian dari berpacaran. Perilaku seksual remaja dalam berpacaran ini berkaitan dengan nilai-nilai yang dimilikinya, dimana nilai-nilai ini terbentuk karena pengaruh lingkungan sosial remaja, misalnya kebudayaan, institusi sosial (jenis kelamin, usia, kelas sosial, dan ras), pendidikan agama, serta oleh pengalaman personal dan kebutuhan individu. Nilai-nilai seksual ini merefleksikan apa dianggap benar dan salah dari suatu perilaku seksual serta kapan dan bagaimana seksualitas seharusnya diekspresikan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran nilai-nilai seksual remaja dalam berpacaran. Dengan demikian pihak yang berwenang (misalnya, orang tua, guru) dapat melakukan intervensi terhadap remaja dalam pembentukan nilai-nilai seksual yang mempengaruhi perilaku mereka. Hal ini dapat membantu remaja memilih perilaku seksual yang tepat dan menyadari akibat dari perilaku seksual mereka. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif melalui wawancara individual dengan 25 orang remaja berusia 13-20 tahun yang mempunyai pengalaman berpacaran di Makassar, Depok, dan Jakarta.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa partisipan penelitian secara umum memiliki standar abstinence dalam hubungan seksual sebelum menikah. Selanjutnya, terdapat perbedaan nilai-nilai seksual yang dimiliki oleh partisipan penelitian yang tampaknya sebagian besar berkaitan dengan standar dan hubungan dengan orang tua; standar teman sebaya; sikap dan tingkah laku saudara kandung; gender; serta pengharapan dalam pendidikan. Partisipan yang memiliki hubungan yang dekat dengan orang tua cenderung menginternalisasi nilai-nilai yang dimiliki oleh orang tuanya, namun sebagian dari partisipan juga menunjukkan kecenderungan untuk membentuk standar yang sesuai dengan standar teman sebayanya. Selanjutnya, partisipan puteri yang memiliki saudara perempuan yang melakukan hubungan seksual pranikah juga melakukan hal yang sama dengan saudaranya. Partisipan putera mempunyai nilai-nilai seksual yang lebih permisif dan perilaku seksual yang lebih bebas dibandingkan partisipan puteri. Ditemukan juga bahwa partisipan yang melakukan hubungan seksual sebelum menikah ternyata tidak memiliki pengharapan dalam bidang pendidikan. Selain itu, tidak ditemukan secara konsisten faktor-faktor personal dan lingkungan yang mempengaruhi nilai-nilai dan perilaku seksual para partisipan. Pada beberapa partisipan juga tampak adanya ketidakkonsistenan antara nilai-nilai yang dimiliki dengan perilaku seksual mereka.
Secara umum, perilaku seksual yang dianggap boleh dan tidak boleh dilakukan oleh partisipan memiliki kesamaan. Perilaku seksual yang boleh dilakukan dalam berpacaran adalah touching (pegang tangan, memeluk), dan kissing (pipi, bibir), dimana partisipan putera juga membolehkanpetting. Di sisi lain, perilaku seksual yang menurut sebagian besar partisipan mutlak tidak boleh dilakukan adalah sexual intercourse, dimana partisipan puteri mengungkapkan bahwa kissing pada leher atau tempat-tempat tertentu, dan petting juga termasuk dalam perilaku seksual yang tidak boleh dilakukan.
Terdapat seorang partisipan puteri (19 tahun) dan seorang partisipan putera (20 tahun) yang sudah biasa melakukan hubungan seksual dengan pasangannya, namun mereka mempunyai alasan yang berbeda. Partisipan puteri melakukan hubungan seksual dengan pasangannya karena ia merasa tengah menjalin hubungan berpacaran yang serius, sebaliknya partisipan putera justru melakukan hubungan seksual dengan pasangan-pasangannya karena ia merasa tidak menjalin hubungan yang serius sehingga tidak perlu bertanggung jawab. Tampaknya nilai-nilai seksual partisipan puteri dipengaruhi oleh saudara sekandungnya yang mempunyai perilaku seksual yang sama, namun partisipan putera tidak mempunyai saudara sekandung yang mempunyai perilaku seksual yang sama dengannya. Kedua partisipan ini tampaknya mempunyai kebebasan sosial yang sangat longgar dalam keluarganya serta hubungan yang tidak terlalu dekat dengan orang tua. Kedua partisipan ini juga tidak menunjukkan adanya pengharapan dalam bidang pendidikan.
Untuk melengkapi hasil penelitian ini sebaiknya dilanjutkan dengan penelitian lain dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif sehingga diperoleh gambaran nilai-nilai seksual remaja dengan sampel yang lebih besar serta analisis yang lebih mendalam lagi mengenai hal-hal yang mempengaruhi terbentuknya nilainilai seksual tertentu pada remaja."
Lengkap +
2002
S3141
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shofwah Nur Athallah
"Zaman yang semakin maju menyebabkan perkembangan internet yang pesat. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya pengguna internet terutama di kalangan remaja. Remaja berada ditahap perkembangan menuju dewasa sehingga dapat mempengaruhi pengetahuan dan perilakunya jika tidak dapat menggunakan internet dengan bijak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan penggunaan internet dengan pengetahuan seksualitas dan perilaku seksual. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross-sectional pada 413 remaja sesuai dengan kriteria inklusi melalui metode purposive sampling. Karakteristik responden pada penelitian ini yaitu usia, jenis kelamin, kepemilikan gadget, akses ke internet, penggunaan internet harian, media sosial yang digunakan, tempat untuk mengakses internet, mengakses konten seksual, dan tergabung kelompok terkait seksual di media sosial. Variabel independen pada penelitian ini yaitu pengunaan internet. Variabel dependen pada penelitian ini yaitu pengetahuan seksualitas dan perilaku seksual pada remaja. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara akses ke internet, media sosial yang digunakan, dan tempat untuk mengakses internet dengan pengetahuan seksualitas (p-value < 0,05). Selain itu, hasil penelitian juga menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara media sosial yang digunakan, mengakses konten seksual, tergabung kelompok terkait seksual di media sosial, dan penggunaan internet dengan perilaku seksual (p-value < 0,05). Peneliti menyarankan untuk mengawasi penggunaan internet pada remaja kepada orang tua, kemudian edukasi dan promosi oleh pelayanan kesehatan terkait pengetahuan seksualitas dan perilaku seksual.

The Internet has developed rapidly with the increasingly advanced age. This is evidenced by the increase in the number of Internet users, especially among teenagers. Adolescents are in the stage of development towards adulthood. Therefore, it may affect their knowledge and behavior if they cannot use the Internet wisely. This study aims to determine the relationship of Internet use with sexuality knowledge and sexual behavior. This study used a cross-sectional approach on 413 adolescents according to the inclusion criteria through purposive sampling method. The characteristics of the respondents in this study are age, gender, gadget ownership, internet access, daily internet usage, social media used, place of internet access, access to sexual content, and joining sexually related groups on social media. The independent variable in this study is Internet use. The dependent variable in this study is sexuality knowledge and sexual behavior among adolescents. The results showed a significant relationship between access to the internet, social media used, and place to access the internet with sexuality knowledge (p-value <0.05). In addition, the results also showed a significant relationship between social media used, accessing sexual content, joining sexually related groups on social media, and internet use with sexual behavior (p-value <0.05). Researchers suggest to supervise the use of internet in adolescents to parents, then education and promotion by health services related to sexuality knowledge and sexual behavior."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ruth Rosani Saiya
"Kekerasan seksual yang terjadi di gereja masih didiamkan. Secara khusus kekerasan seksual yang dilakukan oleh laki-laki pendeta kepada perempuan calon pendeta dan perempuan pendeta muda di gereja. Posisi subordinat mereka secara struktural maupun hirarkis di gereja menjadikan mereka rentan terhadap pelecehan seksual. Tak mudah bagi perempuan calon pendeta dan perempuan pendeta muda korban pelecehan seksual untuk mengungkapkan pelecehan yang mereka alami. Dari latar belakang itu, penelitian ini bertujuan untuk menarasikan narasi perempuan calon pendeta dan pendeta muda korban kekerasan seksual dan mendalami agensi mereka terhadap politik nama baik dalam imajinasi patriarki yang masih hidup di gereja. Perlawanan mereka terhadap pelecehan dan bentuk intimidasi lainnya. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan perspektif feminis terhadap pengalaman perempuan korban dan menjadikan metode women interview women untuk mendapatkan data dari narasi subjek.  Data tersebut dianalisa dengan pemikiran Mary Daly tentang Beyond God The Father, sebagai realitas yang dilampaui perempuan ketika memiliki kesadaran kritis terhadap imajinasi patriarki di gereja. Teori Agensi dari Sherry B Ortner yang menawarkan tiga komponen yakni intensionalitas, konstruksi budaya dan relasi agensi dengan kekuasaan. Selain itu, kekerasan seksual yang terjadi di gereja dianalisa dengan menggunakan teori seksual politic (Katte Millet) dan konstruksi gender yang cacat dari Dorothy Dinnerstein. Hasilnya menunjukan bahwa intensionalitas subjek dibentuk dari kesadaran kiritis yang dimiliki oleh perempuan dari pengetahuan, pengalaman dan emosinya ketika menghadapi pelecehan seksual. Intensionalitas itu melampaui imajinasi patriarki dan politik nama baik yang seringkali menjadi alasan pelecehan seksual di gereja tidak diungkapkan. Selain itu, ruang imajinasi menjadi cara mereka membangun harapan tentang gereja yang lebih aman dari perspektif korban.

Sexual violence that occurs in the church is still kept quiet; silenced. In particular, the sexual violence committed by male priest to female priest candidates and young female priest in the Christian church. Their subordinate position in the church structurally and hierarchically makes them vulnerable to sexual harassment. It is not easy for women priest candidate and young women priest who are victims of sexual harassment to reveal the harassment they experience. From that background, this research aims to narrate the narrative of women candidates for pastors and young pastors who are victims of sexual violence and explore their agency for the politics of reputation in the patriarchal imagination that is still alive in the church. Their resistance to harassment and other forms of intimidation. This research was conducted with a feminist perspective approach to the victim's female experience and through the women interview women method to obtain data from the subject's narrative.  This research is analyzed with Mary Daly's thoughts on Beyond God The Father, as a reality that women surpass when they have a critical awareness of the patriarchal imagination in the church; Ortner's Agency Theory in which offers components such as intentionality, cultural construction, and agency relations with power; Millet’s offers   theory of sexual politics analyzed sexual violence in the church; Dinnerstein’s the flawed gender construction. This research founds that the informants’ intentionality is formed from the critical consciousness possessed by women from their knowledge, experiences and emotions when facing sexual harassment. That intentionality goes beyond the patriarchal imagination and ideology in the politics of sexuality because each subject has a different way of resisting. In addition, the imagination space became their way of building hope about a safer church from the perspective of the victim."
Lengkap +
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahma Miladia Sari
"Angka hubungan seksual pranikah pada remaja di Indonesia tidak mengalami penurunan yang signifikan sepanjang tahun 2007 hingga 2017. Berbagai penelitian menemukan bahwa remaja usia pertengahan (pelajar SMA) lebih banyak yang melakukan hubungan seksual pranikah dibandingkan remaja usia awal (pelajar SMP). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor determinan perilaku hubungan seksual pranikah pada pelajar SMP dan pelajar SMA di Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional dan menggunakan data sekunder Global School-based Student Health Survey (GSHS) tahun 2015. Sampel penelitian ini adalah pelajar SMP dan SMA yang berusia 11 – 18 tahun yang terdapat pada data GSHS 2015. Hasil penelitian menunjukkan 5,8% pelajar SMP dan 3,7% pelajar SMA di Indonesia pernah melakukan hubungan seksual pranikah. Berdasarkan hasil penelitan, ditemukan bahwa faktor yang berhubungan dengan perilaku hubungan seksual pranikah pada pelajar SMP terdiri dari keterikatan dengan orang tua, peran teman sebaya, pendidikan seksualitas dan HIV/AIDS di sekolah, keinginan bunuh diri, dan konsumsi alkohol. Sementara faktor yang berhubungan dengan perilaku hubungan seksual pranikah pada pelajar SMA, yaitu usia, keterikatan dengan orang tua, peran teman sebaya, keinginan bunuh diri, merokok, dan konsumsi alkohol. Konsumsi alkohol menjadi faktor yang paling berhubungan dengan perilaku hubungan seksual pranikah, baik pada pelajar SMP maupun pelajar SMA.

Prevalence of premarital sexual intercourse among adolescents in Indonesia did not decrease during 2007 to 2017. Various studies found that middle-aged adolescents (high school students) had more premarital sexual intercourse experience than early adolescents (junior high school students). This study was conducted to determine the determinants of premarital sexual intercourse behavior in junior high and high school students in Indonesia. This study is a quantitative study with cross sectional design and uses secondary data from the Global School-based Student Health Survey 2015. The sample of this study was junior and high school students aged 11-18 years in the GSHS 2015. The results showed 5,8% of junior high school students and 3,7% high school students in Indonesia ever had premarital sex. It found that factors related to premarital sexual behavior in junior high school students consisted of parental connectedness, role of peers, education on sexuality and HIV/AIDS at school, suicidal ideation, and alcohol consumption. Meanwhile, factors related to premarital sexual behavior in high school students, namely age, parental connectedness, role of peers, suicidal ideation, smoking, and alcohol consumption. Alcohol consumption is the most related factor to premarital sexual behavior, both in junior high school students and high school students."
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>