Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 175806 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aditya Kurniawan
"Riset-riset tentang energi terbarukan saat ini semakin lama semakin berkembang. Hal ini membuat adanya sistem Jaringan Listrik Mikro (JLM) semakin terasa cocok untuk menjadi solusi. JLM terbagi dalam dua katagori yaitu jaringan listrik mikro arus bolak-balik dan jaringan listrik mikro arus searah. Perkembangan jenis beban dalam rumah tangga seperti, komputer, lampu hemat energi, lampu led, dan peralatan elektronika lain membuat jaringan listrik mikro arus searah mudah di terapkan. Konvertor penaik tegangan merupakan peralatan yang penting dalam sistem jaringan listrik mikro arus searah. Konvertor berfungsi sebagai penaik tegangan dari sumber energi terbarukan ke jaringan listrik mikro. Konvertor yang digunakan dalam jaringan listrik mikro arus searah biasanya dibuat khusus sesuai dengan karakteristik jaringan, yang meliputi parameter tegangan dan daya yang dibutuhkan, sehingga desain peralatan ini membutuhkan waktu yang panjang dan biaya yang mahal.
Dalam penelitian ini akan dijabarkan bagaimana merancang suatu konvertor penaik tegangan agar menghasilkan performa yang andal dari konvertor tersebut. Lalu akan digunakan invertor sebagai konvertor penaik tegangan yang penerapannya akan lebih efisien, karena peralatan ini sudah tersedia di pasaran sehingga mudah diterapkan. Invertor yang digunakan pada penelitian ini jenis invertor merk Augen dengan spesifikasi input 12 Vdc, output 220-240 V, output daya 600 VA. Konvertor ini menghasilkan penaik tegangan dari 12 Vdc ke 253 Vdc, dengan gelombang riak yang dihasilkan sangat kecil sehingga kualitas dayanya sangat baik.

Research on renewable energy is currently more developed. This makes the microgrids system is increasingly felt right to be a solution. Microgrids is divided into two categories, AC microgrids and DC microgrids. Development of the type of load in such household, computer, energy saving lamps, LED lamps, and other electronic equipment make DC microgrids easily applied. Boost converter is an essential piece of equipment in the DC microgrids system. Converter serves as a booster of voltage from renewable energy sources into the microgrids. Converters are used in DC microgrids usually tailor made to suit the characteristics of the network, which includes the parameters of voltage and power needed, so the design of this equipment requires a lengthy and expensive.
In this study we will clarify how to design a boost converter to produce reliable performance of these converters. Then be used invertor as a boost converter application would be more efficient, because the equipment is already available on the market so easily applied. Inverter used in this study with the type of inverter brand Augen with 12 Vdc input, output is 220-240 V, output power of 600 VA. This converter generates a booster voltage of 12 Vdc to 253 Vdc, with the resulting ripple waves are so small that its quality is very good.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42848
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ainul Rochman
"Sistem distribusi AC telah lama dipilih sebagai sistem distribusi yang handal karena mempunyai kelebihan dalam hal konversi tegangan. Namun demikian, penerapan sistem AC ini menyebabkan perlunya penggunaan konverter AC-DC pada setiap beban DC baik pada rumah tangga, fasilitas komersial, maupun perkantoran. Penggunaan konverter AC-DC ini menimbulkan adanya rugi-rugi konversi dimana rugi-rugi konversi ini dapat semakin meningkat seiring dengan meningkatnya penggunaan beban-beban DC. Skripsi ini membahas tentang perbandingan jatuh tegangan dan rugi daya pada sistem AC dan DC serta membahas tentang rugi-rugi konversi yang ada pada konverter AC-DC dari laptop dan ponsel. Selain itu, juga dipaparkan beberapa topologi sistem DC pada rumah tangga yang dapat menjadi alternatif untuk permasalahan rugi-rugi konversi yang ada pada sistem AC. Dari hasil pengukuran, pada AC Adapter laptop yang diuji, didapatkan bahwa konverter AC-DC ini memiliki rugi-rugi 1 W hingga 5 W dengan efisiensi rata-rata 94 %. Sedangkan pada AC Adapter ponsel yang diuji, rugi-rugi konversi rata-rata yang dihasilkan 0,6 W dengan efisiensi rata-rata 78 %.

AC system has been chosen as a reliable distribution system due to advantages in terms of voltage conversion. However, the AC system application led to the need for the use of AC-DC converters on each DC load on the residential, commercial facilities, and offices. The use of AC-DC converters led to the conversion losses where it can be increased along with increased use of DC loads. This paper discusses comparison of voltage drop and power losses between AC and DC systems and also discusses conversion losses that exist in the AC-DC converters of DC loads, especially in AC Adapter of laptops and mobile phones. Moreover, some of DC system topologies for the household that may be alternative solutions due to the conversion losses problem in existing AC system are also discussed. From the measurement results, it was found that conversion losses of AC Adapter of laptop 1 W up to 5 W with an average efficiency of 94 %. While in AC Adapter of mobile phones tested 0,6 W with an average efficiency of 78%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42314
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Patria Mauluddin
"DC House merupakan suatu gagasan sistem kelistrikan rumah yang seluruhnya menggunakan beban DC. Sistem ini sangat baik untuk digunakan di daerah-daerah terpencil yang memiliki kendala untuk mendapatkan akses listrik. Sistem DC House biasanya diklasifikasikan pada tiga komponen utama yaitu pembangkit listrik, baterai, dan beban DC. Penulisan ini menggunakan sistem DC House yang terpisah dari pembangkit listrik, sehingga baterai beralih fungsi menjadi penyuplai daya utama. Oleh karena itu dilakukan analisis performa baterai atau Tabung Listrik TALIS yang akan digunakan pada rancangan sistem DC House dengan melihat karakteristik kurva discharge. Metodologi yang digunakan pada penelitian ini adalah metode pengosongan resistansi konstan untuk melihat performa sebenarnya ketika dipakai oleh pengguna. Didapatkan hasil pengujian Tabung Listrik 33 Ah dengan waktu pengosongan selama 23,6125 jam untuk skenario beban lampu dan 12,055 jam untuk skenario beban total. Energi yang dibutuhkan DC House adalah sebesar 0,234 kWh selama 24 jam untuk skenario beban lampu dan 0,2 kWh selama 12 jam atau 0,4 kWh selama jam 24 untuk skenario beban total.

DC House is an idea of a house electrical system that entirely uses DC loads. This system is good for use in remote areas that have constraints to gain access to electricity DC House systems are usually classified on three main components power plants, batteries, and DC loads. This writing uses a DC House system that is separate from the power plant, so the battery switch function becomes the main power supplier. Therefore, a battery or Electric Tubes TALIS performance analysis will be used in the planned DC House system by looking at the characteristics of the discharge curve. The methodology used in this study is the method of discharge of constant resistance to see the user 39 s real performance. The obtained test results for 33 Ah Power Tubes are discharge time of 23.6125 hours for the lamp load scenario and 12.055 hours for the total load scenario. The required energy for DC House system are 0.234 kWh in 24 hours for lamp load scenario and 0.2 kWh in 12 hours or 0.4 kWh in 24 hours for the total load scenario."
Depok: Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Pertumbuhan jaringan instalasi akibat bertambahnya peralatan listrik dan durasi
pemakaian beban listrik dapat meningkatkan nilai tahanan (R) pada penghantar yang
digunakan. Arusyang diserap oleh alat-alat listrik dan durasi yang lama meningkatkan
kadar resiko akibat rugi-rugi pada penghantar dan dapat melewati kemampuan hantar
arus (KHA). Rugi-rugi panas pada penghantar dalam waktu yang cukup lama akan
terakumulasi dan menyebabkan kerapuhan pada isolasinya.
Instalasi listrik diduga akan mengalami perubahan nilai parameter setelah digunakan untuk
penyediaan daya listrik. Perubahan parameter ini ditinjau dengan tujuan mengetahui tingkat
kelaikan pemakaian instalasi penerangan rumah tangga yang telah digunakan lebih dari 10
tahun. Terdapat empat parameter tinjauan, yaitu: tahanan isolasi, resistansi pentanahan,
penampang penghantar pada penambahan beban titik nyala dan pengaman instalasi.
Hasil analisis data menunjukkan persentase faktor kelaikan tahanan isolasi instalasi sebesar
100%, resistansi pentanahan instalasi sebesar 62,66%, penampang penghantar pada
penambahan beban titik nyala sebesar 46,66% dan pengaman instalasi (MCB) ditinjau dari
kondisi fisiknya sebesar 100%.Maka secara keseluruhan instalasi penerangan rumah Tangga
sebesar 38 % laik pakai, sedangkan 68%kurang laik pakai."
691 JDTEK 3:1 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Marliyus Sunarhati
"Pertumbuhan jaringan instalasi akibat bertambahnya peralatan listrik dan durasi
pemakaian beban listrik dapat meningkatkan nilai tahanan (R) pada penghantar yang
digunakan. Arusyang diserap oleh alat-alat listrik dan durasi yang lama meningkatkan
kadar resiko akibat rugi-rugi pada penghantar dan dapat melewati kemampuan hantar
arus (KHA). Rugi-rugi panas pada penghantar dalam waktu yang cukup lama akan
terakumulasi dan menyebabkan kerapuhan pada isolasinya.
Instalasi listrik diduga akan mengalami perubahan nilai parameter setelah digunakan untuk
penyediaan daya listrik. Perubahan parameter ini ditinjau dengan tujuan mengetahui tingkat
kelaikan pemakaian instalasi penerangan rumah tangga yang telah digunakan lebih dari 10
tahun. Terdapat empat parameter tinjauan, yaitu: tahanan isolasi, resistansi pentanahan,
penampang penghantar pada penambahan beban titik nyala dan pengaman instalasi.
Hasil analisis data menunjukkan persentase faktor kelaikan tahanan isolasi instalasi sebesar
100%, resistansi pentanahan instalasi sebesar 62,66%, penampang penghantar pada
penambahan beban titik nyala sebesar 46,66% dan pengaman instalasi (MCB) ditinjau dari
kondisi fisiknya sebesar 100%.Maka secara keseluruhan instalasi penerangan rumah Tangga
sebesar 38 % laik pakai, sedangkan 68%kurang laik pakai."
Palembang: Fakultas teknik Universitas tridinanti palembang, 2015
691 JDT 3:1 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yoga Dwi Adityaputra
"Pada saat ini perkembangan teknologi sudah semakin canggih. Hal ini ditunjukkan oleh banyaknya robot yang sudah banyak berperan dalam banyak kegiatan. Definisi robot itu sendiri merupakan suatu mesin yang dirancang untuk mempermudah pekerjaan manusia baik itu diprogram secara otomatis atau dikendalikan langsung oleh manusia. Sistem tanpa awak (Unmanned Control) pada wahana kendaraan adalah salah satu contohnya. Sistem tanpa awak ini mempunyai tujuan untuk melakukan penjelajahan di area yang mempunyai risiko tinggi dan berbahaya bagi manusia. Sistem ini banyak diterapkan baik pada wahana kendaraan darat, udara dan di atas maupun di bawah permukaan air. Wahana kendaraan dengan sistem tanpa awak yang berada di atas permukaan air disebut dengan USV (Unmanned Surface Vehicle), UAV (Unmanned Aerial Vehicle) untuk wahana kendaraan udara, dan Underwater ROV (Remotely Operated Vehicle) untuk wahana kendaraan di bawah permukaan air tanpa awak. Kategori Underwater ROV yang paling banyak dikembangkan saat ini adalah kategori Mini dan General. Kedua kategori tersebut rata-rata memiliki dimensi yang cukup besar dan sulit untuk dibawa berpindah-pindah tempat. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk membuat prototipe kedua dari Micro Class Underwater ROV sebagai penginspeksi lambung kapal yang memiliki kekedapan hingga 5 meter, mampu mempertahankan posisi secara otomatis, mampu menampilkan vision dari kamera secara real time dan memiliki manuver yang baik serta harga yang terjangkau. Penelitian ini diawali dengan merancang serta merakitkomponen mekanikal dan elektrikal, merancang sistem kontrol dan pemrograman serta algoritma untuk mengontrol prototipe. Selanjutnya dilakukan pengambilan data melalui pengujian sensor, kamera dan simulasi serta analisis performanya. Prototipe ini memiliki massa total 3.2 kg dan kedap hingga kedalaman 5 meter serta dapat stabil ke posisi semula dari gerakan roll ketika diberi gangguan dalam waktu 0,297 detik dengan konstanta P sebesar -682.49, konstanta I sebesar -2501.7383, dan konstanta D sebesar -45.7323. Ketiga konstanta ini membantu operator untuk mengontrol prototipe agar mendapatkan gerakan yang lebih baik. Prototipe ini dapat menyala dengan semua sistem bekerja secara maksimal selama 5.1 menit dan mampu menyala minimal selama 34.2 menit ketika sistem dipakai sewajarnya. Prototipe ini dapat menampilkan video maupun gambar secara real time yang dapat dilihat langsung oleh operator pada GCS (Ground Control Station), akan tetapi terjadi beberapa perbedaan dalam pengiriman data video pada resolusi 120p, 240p dan 480p. Pada resolusi 120p tidak mengalami delay, 240p mengalami rata-rata delay 281 ms dan pada resolusi 480p mengalami rata-rata delay 782 ms.

ABSTRACT
At this time the development of technology has become more sophisticated. This is indicated by the many robots that have a lot to play role in many activities. The definition of the robot itself is a machine designed to facilitate human work whether it is programmed automatically or directly controlled by humans. Unmanned Control on vehicle rides are one of the example. This unmanned system aims to explore areas that have high risks and dangerous to humans. This system is widely applied both on land vehicles, air and above or below the surface of the water. Vehicle with unmanned systems that are above the surface of the water is called USV (Unmanned Surface Vehicle), UAV (Unmanned Aerial Vehicle) for air vehicle rides, and Underwater ROV (Remotely Operated Vehicle) for vehicle rides under the surface of water. The most developed Underwater ROV category today is the Mini and General categories. This twocategories on average have quite large dimensions and are difficult to move around. Therefore this study aims to make a second prototype of Micro Underwater ROV Class as inspecting the hull of the ship which has a tightness of up to 5 meters, able to maintain its position automatically, able to display vision from the camera in real time and has good maneuverability and affordable prices. This research begins by designing and assembling mechanical and electrical components, designing control and programming systems and algorithms to control prototypes. Then the data is collected through testing sensors, cameras and simulations and performance analysis. This prototype has a total mass of 3.2 kg and is impermeable to a depth of 5 meters and can be stable to its original position from the roll motion when disturbed within 0.297 seconds with a P constant -682.49, a constant of I -2501.7383, and a constant of D -45.7323. These three constants help the operator to control the prototype in order to get better movement. This prototype can be lit with all systems working optimally for 5.1 minutes and able to run for a minimum of 34.2 minutes when the system is used appropriately. This prototype can display video and images in real time that can be seen directly by the operator on the GCS (Ground Control Station), but there are some differences in sending video data at a resolution of 120p, 240p and 480p. At a resolution of 120p there was no delay, 240p had an average delay of 281 ms and at a resolution of 480p had an average delay of 782 ms.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gultom, Yohan Binsar Hasoloan
"Skripsi ini membahas tentang UnderVoltage Load shedding pada subsistem Balaraja jaringan PT. PLN APB Jakarta & Banten. Pelepasan beban dilakukan dengan 3 metode dengan mempertimbangkan daya reaktif terbesar dan mempertimbangkan fluktuasi beban terkecil dan fluktuasi beban terbesar. Pelepasan beban dilakukan dengan tujuan menaikkan tegangan sistem sampai batas toleransi nilai yang diizinkan yaitu +5 % dan -10 % (Aturan Jaringan, 2007) dari nilai tegangan nominalnya yaitu 150 kV. Simulasi dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak DIgsilent 14.1.3. Dengan mempertimbangkan daya reaktif beban yang dilepaskan 23.56%. Dengan mempertimbangkan fluktuasi beban terkeciil beban yang dilepaskan 26.81%. Dengan mempertimbangkan fluktuasi beban terbesar beban yang dilepaskan 30.68%. Dengan ini dapat dilhat bahwa Pelepasan beban dengan mempertimbangkan daya reaktif paling optimal.

This thesis examine about Under Voltage Load Shedding in Balaraja Sub-system on PT. PLN APB Jakarta & Banten grid. Load shedding is done by 3 methods by considering the greatest reactive power , greatest load fluctuations and consider the smallest load fluctuations. Load shedding is done with the aim of raising the voltage of the system to the extent the value of the permitted tolerance +5% and -10% (Network Rules, 2007) of the value of its nominal voltage of 150 kV. Simulations done using software DIgsilent 14.1.3. In considering the reactive power load is released 23:56% of full load. By considering the load smallest fluctuation, load is released 26.81%of full load. Taking into account By considering biggest fluctuations load, load is released 30.68% of full load. It can be seen that consider reactive power in load shedding is the most optimal method.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S64612
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Rachma Yunia
"Listrik adalah salah satu kebutuhan yang sangat mendasar pada zaman ini, perannya sangat besar mulai dari listrik untuk rumah penduduk hingga memenuhi kebutuhan skala besar seperti usaha pabrik dan mendukung instansi pemerintahan. Penggunaan bahan bakar yang paling besar untuk pembangkit listrik di Indonesia saat ini masih menggunakan batu bara, sementara batu bara bukan termasuk energi terbarukan sehingga dapat habis di kemudian hari. Photovoltaic sistem adalah sebuah sistem yang menggunakan energi dari cahaya matahari untuk diubah menjadi energi listrik. Photovoltaic sistem ini menggunakan solar sel yang kemudian dapat dibuat dalam skala lebih besar menjadi solar modul atau solar array. Photovoltaic dapat digunakan secara on-grid ataupun off-grid. Kemudian, agar sistem photovoltaic dapat digunakan sebagai pembangkit, sistem ini dapat dihubungkan dengan kontroler Maximum Power Point Tracker (MPPT) dan converter. Dalam skripsi ini jenis MPPT yang digunakan adalah Perturb and Observation (P&O) dan converter yang digunakan adalah dc-dc converter buck-boost. MPPT P&O digunakan karena algoritmanya yang sederhana sehingga banyak digunakan dan buck-boost converter digunakan agar tegangan output yang dihasilkan dapat disesuaikan dengan beban yang divariasikan.

Electricity is one of the very basic needs of this era, its role is very large ranging from electricity to houses to meet large-scale needs such as factory businesses and supporting government agencies. The use of the largest fuel for electricity generation in Indonesia is currently still using coal, while coal is not included as renewable energy so it can be used up later. Photovoltaic systems are system that uses energy from sunlight to be converted into electrical energy. This photovoltaic system uses solar cells which can then be made on a larger scale into solar modules or solar arrays. Photovoltaic can be used as on-grid or off-grid. Then, so that the photovoltaic system can be used as a generator, this system can be connected to the Maximum Power Point Tracker (MPPT) controller and converter. In this thesis the type of MPPT used is Perturb and Observation (P & O) and the converter used is a dc-dc buck-boost converter. MPPT P & O is used because the its simple algorithm and widely used in othe Solar Power Generation System and the buck-boost converter is used so that the output voltage can be adjusted to the varied load."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syarif Hidayatullah
"
Koordinasi Proteksi rele arus lebih menjadi bagian dari sistem proteksi tenaga listrik di pengeboran minyak lepas pantai. Penurunan produksi sumur menjadikan rekonfigurasi jaringan akan dilakukan sehingga studi koordinasi proteksi diperlukan agar mencapai keamanan dan keandalan operasional yang diinginkan. Studi koordinasi proteksi dilakukan dengan perangkat lunak Electric Transient and Analysis Program (ETAP). Studi ini membahas permasalahan koordinasi proteksi sistem eksisting pada sisi transmisi tenaga listrik akibat selektivitas proteksi yang kurang baik berdasarkan diagram star. Metodologi dalam perancangan ulang dilakukan dengan mengacu pada standar yang disesuaikan dengan sistem eksisting (ANSI) melalui perhitungan dengan luaran kualitatif. Perancangan ulang koordinasi sistem proteksi telah dilakukan sehingga mendapatkan koordinasi antar rele sesuai dengan tujuan awal (diatas 300ms antar rele).

Overcurrent relay protection coordination is part of the electric power protection system in offshore oil drilling. The decrease in well production means that network reconfiguration will be carried out so that a protection coordination study is required in order to achieve the desired operational security and reliability. Protection coordination studies were carried out using the Electric Transient and Analysis Program (ETAP) software. This study discusses the problem of coordinating the protection of the existing system on the power transmission side due to deficient protection selectivity based on the star diagram. The methodology for redesigning is carried out by referring to standards adapted to the existing system (ANSI) through calculations with qualitative outcomes. Redesigning the coordination of the protection system has been carried out to obtain coordination between relays in accordance with the initial goal (above 300ms between relays)."
Depok: 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Rachma Yunia
"Listrik adalah salah satu kebutuhan yang sangat mendasar pada zaman ini, perannya sangat besar mulai dari listrik untuk rumah penduduk hingga memenuhi kebutuhan skala besar seperti usaha pabrik dan mendukung instansi pemerintahan. Penggunaan bahan bakar yang paling besar untuk pembangkit listrik di Indonesia saat ini masih menggunakan batu bara, sementara batu bara bukan termasuk energi terbarukan sehingga dapat habis di kemudian hari. Photovoltaic sistem adalah sebuah sistem yang menggunakan energi dari cahaya matahari untuk diubah menjadi energi listrik. Photovoltaic sistem ini menggunakan solar sel yang kemudian dapat dibuat dalam skala lebih besar menjadi solar modul atau solar array. Photovoltaic dapat digunakan secara on-grid ataupun off-grid. Kemudian, agar sistem photovoltaic dapat digunakan sebagai pembangkit, sistem ini dapat dihubungkan dengan kontroler Maximum Power Point Tracker (MPPT) dan converter. Dalam skripsi ini jenis MPPT yang digunakan adalah Perturb and Observation (P&O) dan converter yang digunakan adalah dc-dc converter buck-boost. MPPT P&O digunakan karena algoritmanya yang sederhana sehingga banyak digunakan dan buck-boost converter digunakan agar tegangan output yang dihasilkan dapat disesuaikan dengan beban yang divariasikan

Electricity is one of the very basic needs of this era, its role is very large ranging from electricity to houses to meet large-scale needs such as factory businesses and supporting government agencies. The use of the largest fuel for electricity generation in Indonesia is currently still using coal, while coal is not included as renewable energy so it can be used up later. Photovoltaic systems are system that uses energy from sunlight to be converted into electrical energy. This photovoltaic system uses solar cells which can then be made on a larger scale into solar modules or solar arrays. Photovoltaic can be used as on-grid or off-grid. Then, so that the photovoltaic system can be used as a generator, this system can be connected to the Maximum Power Point Tracker (MPPT) controller and converter. In this thesis the type of MPPT used is Perturb and Observation (P & O) and the converter used is a dc-dc buck-boost converter. MPPT P & O is used because the its simple algorithm and widely used in othe Solar Power Generation System and the buck-boost converter is used so that the output voltage can be adjusted to the varied load."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>