Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 86408 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lilis Chodijah
"Dark tourism merupakan perjalanan wisata ke suatu tempat atau atraksi yang berhubungan dengan kekerasan, pembantaian dan kematian. Jakarta sebagai salah satu destinasi pariwisata utama di Indonesia, memiliki citra sejarah sebagai Ratu dari Timur juga kuburan orang-orang Belanda. Sehingga dapat digali peristiwa-peristiwa yang dapat menjadi sumber daya tarik (potensi) pengembangan dark tourism. Rangkaian sejarah gelap Jakarta dalam penelitian ini diperoleh dari penjelasan informan dan studi literatur. Data diolah dengan metode skoring untuk penempatan spektrum dan penilaian potensi. Selanjutnya dianalisis secara deskriptif keruangan. Potensi dark tourism ini terletak di sekitar pusat pemerintahan atau kawasan yang berhubungan dengan lambang kekuasaan dari setiap dark history sesuai masa pemerintahannya.
Berdasarkan hasil analisis diperoleh potensi tinggi dan sedang dengan tiga kecenderungan. Yakni potensi tinggi dengan kecenderungan ekonomi dan edukasi (Monumen Pancasila Sakti, Sasmita Loka A. Yani, Museum Jend. A.H. Nasution dan Museum Sejarah Jakarta), potensi sedang dengan kecenderungan orientasi pendidikan (Monumen Tragedi 12 Mei, Taman Makam Pahlawan dan Vihara saksi pembantaian Etnis Tionghoa) dan potensi sedang orientasi ekonomi (Museum Taman Prasasti). Selain delapan atraksi atau destinasi potensial dark tourism tersebut, terdapat dua potensial destinasi dark tourism yang saat ini belum diperuntukan untuk dikunjungi masyarakat umum, yakni lokasi (rumah) penembakan D.I. Panjaitan dan M.T. Haryono.

Dark tourism defined as a travel experience to a place or certain attraction associated with violence, carnage and death. Jakarta as one of the major tourism destinations in Indonesia has a historical image of the Queen of the East as well as the Dutch cemetery. Therefore, historical events can be explored as a source of attraction (potential) development of dark tourism in Jakarta. Series of dark history of Jakarta in this study were obtained from informants and literature studies. Data processed by the method of scoring for the placement and assessment of the potential spectrum. Further spatial analyzed descriptively. Dark tourism potential is located in the centre of administration or related area with a symbol of power of any appropriate dark history of its reign.
Based on the analysis, high and medium potential was found and each obtained by three trends. The high potential was found for economic and education trends (Monumen Pancasila Sakti, Sasmita Loka A. Yani, Museum Jend. A.H. Nasution and Museum Sejarah Jakarta), the medium potential found for educational orientation (Monumen Tragedi 12 Mei, Taman Makam Pahlawan and Temple massacre witness Ethnicity Chinese) and the medium potential for the economic orientation (Museum Prasasti). In addition to the eight potential attraction or dark tourism destinations, there are two potential dark tourism destinations that are currently not intended for public visit, they are the location (home) shooting of D.I. Panjaitan and M.T. Haryono.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S43014
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Reggina Diah Ayuningtyas
"Dark tourism merupakan wisata dengan berkunjung ke tempat terjadinya kekejaman dan pembunuhan yang berhasil menarik minat wisatawan. Hal ini dikarenakan oleh keunikannya yang tidak didapatkan oleh wisatawan jika berkunjung ke jenis wisata lain. Oleh karena itu, wisata ini berpotensi untuk dikembangkan lebih lanjut, terlebih lagi Indonesia memiliki banyak daya tarik wisata dark tourism, salah satunya yaitu Kawasan Kota Tua Jakarta, seperti Pelabuhan Sunda Kelapa, Museum Sejarah Jakarta, dan Toko Merah. Adapun tujuan penelitian ini yaitu mengetahui tingkat kekelaman dark tourism sebagai daya tarik utama, potensi wisata, serta upaya pengembangan wisata di Kawasan Kota Tua Jakarta. Pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode skoring pada penilaian tingkat kekelaman dan potensi wisata. Sementara itu, pengumpulan data diperoleh melalui wawancara, observasi lapangan, dan studi pustaka. Selanjutnya data dianalisis menggunakan analisis deskriptif keruangan dan analisis spasial komparatif. Berdasarkan hasil penilaian spektrum dark tourism, diketahui bahwa Pelabuhan Sunda Kelapa tergolong ke dalam tingkatan light-dark, sedangkan Museum Sejarah Jakarta dan Toko Merah tergolong ke dalam tingkatan dark. Sementara itu, berdasarkan penilaian potensi wisata, Toko Merah tergolong ke dalam potensi sedang, sedangkan Museum Sejarah Jakarta dan Pelabuhan Sunda Kelapa memiliki potensi yang tinggi.

Dark Tourism is a tour by visiting places of atrocities to murders that have succeeded in attracting tourism, because of its uniqueness that tourists will not get when visiting other types of tourism. Therefore, dark tourism has the potential to be developed further, especially Indonesia has a lot of dark tourism attractions, in the Kota Tua Jakarta, such as Pelabuhan Sunda Kelapa, Museum Sejarah Jakarta, and Toko Merah. The purpose of this study is to determine the dark level of dark tourism as the main attraction, tourism potential, and tourism development efforts. The approach used in this study is a qualitative using the scoring method in assessing the dark level of dark tourism and assessing tourism potential. Meanwhile, data collection was obtained through interviews, field observations, and literature studies. Furthermore, the data analysis in this study is descriptive analysis with a spatial approach, and comparative spatial analysis. Based on the results of the dark tourism spectrum assessment, it is known that Pelabuhan Sunda Kelapa belongs to the light-dark level, while the Museum Sejarah Jakarta and Toko Merah belong to the dark level. Meanwhile, based on the assessment of tourism potential, Toko Merah dan is classified as a medium potential to be developed, while the Museum Sejarah Jakarta and Pelabuhan Sunda Kelapa have high potential value."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mardhana Ksatrya
"Gempa Bumi Besar Jepang Timur (bencana 3/11) menyebabkan kerusakan, namun juga memunculkan potensi untuk memanfaatkan lokasi yang terpengaruh bencana untuk pariwisata melalui dark tourism. Pro dan kontra muncul terutama pada keberadaan kapal Kyotokumaru 18 yang terbawa ke daratan kota Kesennuma pasca bencana.
Penelitian ini membahas bagaimana pengunjung dan juga masyarakat setempat kota Kesennuma memaknai dark tourism di kota tersebut. Penelitian ini menemukan bahwa meskipun keberadaan kapal sebagai objek dark tourism di Kesennuma dapat menjadi mediator kematian bagi pengunjung dan masyarakat, namun hal tersebut tidak terjadi setelah penolakan dari masyarakat membuatnya harus dihancurkan.

Great East Japan Earthquake (3/11 disaster) brings destruction, but also bring a potential to harness the location affected by disaster for tourism through dark tourism. There are pro and contra especially in the existence of Kyotokumaru 18, a ship stranded in the city of Kesennuma because of the disaster.
This research discusses how visitor and the local interpret dark tourism in Kesennuma city. This research finds that although Kyotokumaru 18 existence can be a mediator of mortality for both the visitor and locals, the rejection from locals that resulted in the scrapping of the ship shows that it didn't happen.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S55956
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gladys Benedicta
"Pariwisata budaya merupakan salah satu bentuk pariwisata yang selalu menampilkan keunikan dan keeksotisan suatu kebudayaan melalui warisan budaya yang disajikan dengan narasi indah yang melengkapinya. Sedangkan pariwisata kelam menawarkan sisi lain dari warisan budaya dengan mengekspos narasi yang kelam. Meskipun nampak berlawanan, pariwisata budaya dan pariwisata kelam memiliki hubungan yang tumpang tindih. Ada anggapan bahwa tidak semua pariwisata budaya memiliki sisi kelam, akan tetapi tetapi semua wisata kelam merupakan bagian dari pariwisata budaya. Di sisi lain juga muncul anggapan bahwa warisan budaya memiliki signifikansi yang berbeda bagi kelompok yang berbeda sehingga setiap warisan budaya pasti memiliki sisi kelamnya masing-masing. Pada tulisan ini saya akan menyajikan bibliografi beranotasi dari artikel-artikel yang terkait dengan pariwisata budaya dan pariwisata kelam dan mencoba melihat hubungan keduanya antara satu dengan yang lain dan keterkaitannya dengan kebudayaan yang mendasari pembentukan nilai narasi mengenai warisan tersebut.

Cultural tourism is a form of tourism that always displays the uniqueness and exoticism of a culture through cultural heritage presented with a beautiful narrative that complements it. Meanwhile, dark tourism offers another side of cultural heritage by exposing dark narratives. Despite their apparent contradictions, they have an overlapping relationship. There is an assumption that not all cultural tourism has a dark side, but all dark tourism is part of cultural tourism. On the other hand, there is also an assumption that cultural heritage has different significance for different groups so that each cultural heritage must have its own dark side. In this paper I will present an annotated bibliography of articles related to dark tourism and tourism and examine the relationships between one another and their relationship with culture that underlies the formation of value and narrative of this heritage."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Giannisa Umara
"Jakarta merupakan salah satu dari 10 destinasi yang ditetapkan oleh Kementerian Pariwisata untuk pengembangan wisata halal. Maka dari itu, Jakarta memiliki tantangan untuk mengembangkan konsep wisata halal agar dapat menjadi destinasi wisata halal di Indonesia. Oleh karenanya, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui potensi dan tantangan penerapan dan pengembangan konsep wisata halal di Jakarta. Hal tersebut dilihat dari kesiapan pemerintah DKI Jakarta dalam menerapkan konsep wisata halal serta persepsi masyarakat Jakarta mengenai potensi objek wisata Jakarta untuk dijadikan objek wisata halal. Kesiapan pemerintah diteliti melalui wawancara pakar, sementara persepsi masyarakat diteliti dengan menggunakan survei yang dilakukan dengan menyebar kuesioner. Data primer yang didapat dari wawancara dan survei tersebut diolah dengan menggunakan metode analisis SWOT, Confirmatory Factor Analysis (CFA) dan regresi logistik. Dari hasil wawancara, dapat disimpulkan bahwa Jakarta memiliki potensi yang besar untuk mengembangkan wisata halal, yang antara lain dapat dilihat dari jumlah industri pendukung wisata yang besar dan objek wisata yang ramai wisatawan. Hasil uji CFA menunjukkan bahwa masyarakat memiliki persepsi bahwa objek wisata di Jakarta telah sesuai dengan indikator wisata halal yang ditinjau dari aspek attractions (daya tarik), amenities (fasilitas), dan accessibilites (keterjangkauan). Sedangkan hasil regresi logistik menunjukkan bahwa faktor attractions (daya tarik), agama Islam, usia muda, pendidikan, menikah, jumlah anggota keluarga, frekuensi wisata dan pengeluaran wisata moderat mempengaruhi intensi untuk melakukan wisata halal domestik di Jakarta. Secara keseluruhan, dapat disimpulkan bahwa potensi penerapan konsep wisata halal di Jakarta cukup besar dan dipengaruhi oleh faktor-faktor tersebut diatas.
Berdasarkan hasil penelitian ini, pemerintah diharapkan dapat memanfaatkan potensi ini dengan menambah sosialisasi, meningkatkan daya tarik serta melakukan pemasaran yang tersegmentasi pada kelompok-kelompok potensial  yang telah diidentifikasi tersebut agar Jakarta dapat lebih dikenal sebagai destinasi halal di Indonesia. Selain itu, penelitian ini diharapkan bisa dijadikan sebagai referensi untuk lebih memahami konsep dan pengembangan wisata halal di Indonesia.

Jakarta is identified by the Ministry of Tourism to be one of 10 destinations for halal tourism development. Hence, Jakarta still has challenges to improve the halal tourism implementation to become the halal destination in Indonesia. This research aims to analyze the potentials of implementing halal tourism concept in Jakarta. These potentials can be seen by the governments readiness and peoples perception towards tourist attractions in Jakarta. Governments readiness was examined through direct interview while the people perception was collected with questionnaires. Data collected through the questionnaires was processed using the SWOT analysis method and Confirmatory Factor Anaysis (CFA) method.
Based on the interview, it can be concluded that Jakara has the potential that can be seen from the large number of industries and tourist attractions. While the result of the CFA method was based on peoples perception, tourist attractions in Jakarta are already fit with the halal tourism indicators based on the attractions, amenities, and accessibilities.
From these results, in can be concluded that Jakarta has a big potential to improve the halal tourism implementation. Therefore, the government needs to take advantage of this potential by adding more socialization and marketing so that Jakarta can be known as a halal destination in Indonesia. This research is also expected to be used as a reference to understand the the concet and the development of halal tourism in Indonesia."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Unira Daranca
"ABSTRAK
Museum sebagai pusat informasi budaya, sudah seharusnya menjadi tempat yang menarik untuk didatangi. Untuk menjadikan museum ramai dikunjungi oleh wisatawan, tentu membutuhkan strategi untuk menarik wisatawan agar datang mengunjungi museum. Berbagai strategi yang dilakukan oleh museum diwujudkan dengan terselenggaranya berbagai program kegiatan yang menarik. Adalah Museum Nasional yang menjadi objek penelitian dalam karya ilmiah ini. Lewat slogan Goes to Museum, Museum Nasional menerapkan strategi dengan mengeluarkan berbagai program-program kegiatan. Hasil dari penelitian ini adalah melihat bagaimana implementasi dari slogan Goes to Museum yang diturunkan kedalam program kegiatan.

ABSTRACT
Museum as the center of cultural information, supposed to be a wonderful place to visit with. Strategy needed to attract tourists come over and visit the museum. Many strategies had been done by the museum, through the events. The object for this research is National Museum of Indonesia in Central Jakarta. The National Museum itself has a motto or tagline, Goes to Museum. Goes to museum represents the events in museum itself. The results from this research is to show to the readers that museum has strategies to attract tourists."
2015
S59609
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
London and New York: Routledge, 1996
338.4791 Soc
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sinambela, Siswanto Maringan Tua
"Kabupaten Samosir, sebagai asal muasal etnis suku bangsa Batak, dengan nilai budaya adat istiadat yang unik (kekerabatan Dalihan Natolu), ditambah kekayaan sejarah, potensi sumber daya dan keindahan alam yang luar biasa (berada di tengah Danau Toba), dan adanya kesempatan membangun kerja sama dengan pemangku kebijakan sekawasan Danau Toba, memiliki modal yang kuat bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Samosir untuk mengembangkan industri pariwisata sebagai penghela pembangunannya. Dengan menggunakan metode SWOT untuk menganalisis faktor-faktor internal maupun eksternal yang berkaitan kepariwisataan daerah diperoleh rumusan strategi kebijakan dalam arah pembangunan pariwisata di Kabupaten Samosir. Berdasarkan pertimbangan skenario kondisi ke depan, hambatan, dan pelaku pada metode Analisa Hirarki Proses (AHP) diperoleh prioritas kebijakan untuk mewujudkan tujuan pembangunan pariwisata di Kabupaten Samosir, yaitu kebijakan pembangunan infrastruktur daerah khususnya pada destinasi wisata yang berwawasan lingkungan, diikuti peningkatan kualitas dan kuantitas atraksi atau kegiatan wisata, serta pelestarian seni budaya lokal dengan menerapkan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan. Inilah prioritas strategi kebijakan pembangunan pariwisata di Kabupaten Samosir untuk mewujudkan visi "Samosir Menjadi Daerah Tujuan Wisata Lingkungan yang Inovatif 2015".

Samosir as the ethnic origin of the Batak tribe, with its unique cultural traditions (kinship Dalihan Natolu), plus a wealth of history and potential resources as well as outstanding natural beauty (located in the middle of Lake Toba), its opportunity to cooperation with Lake Toba stakeholders, provides a strong capital for Samosir Regency administration to develop tourism industry as a leading sector in the local economy. By using SWOT to analyze the factors of internal and external tourism-related areas, the policy strategy formulation is obtained in the course of development of tourism in Samosir Regency. Based on some considerations on future scenarios, barriers, and actors in the Analysis Hierarchy Process method (AHP), the policy priorities to achieve the goal of tourism development in Samosir Regency, are namely infrastructure development policy priority areas, especially in environmentally sustainable tourism destinations, followed by an increase in the quality and quantity of attractions or tourist event, as well as the preservation of local culture by applying the principles of sustainable development. These are the priorities of tourism development policy strategies to realize the vision of Samosir Regency "Samosir as an Environmentally and Innovatively Tourism Destination of 2015"."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T38968
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mill, Robert Christie
Englewodd Cliffs, N. J.: Prentice-Hall, 1990
338.479 1 MIL t (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>