Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 24898 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ismi Damayanti
"Mimpi merupakan suatu bentuk manifestasi kesadaran dalam kondisi tak-sadar dari mind. Hubungan manifestasi tersebut merupakan representasi dari kesadaran itu sendiri. Memahami kesadaran harus melalui bentuk fenomenal qualia. Hubungan antara mimpi dan qualia tersebut akan dikaji melalui pemahaman interpretasi mimpi dari Sigmund Freud. Tujuan dari skripsi ini adalah untuk memahami hubungan antara mimpi dan qualia melalui interpretasi mimpi Sigmund Freud tersebut. Melalui metode analisis sintetis dan interpretasi dapat diungkapkan bahwa mimpi merupakan kualitas dari kesadaran.

Dream is a manifestation of the conscious in the unconscious state of the mind. The relation of the manifestation is a representation from the consciousness itself. To understand the conscious, we must take the phenomenal qualia. The relation between dream and qualia can be explained through interpretation of dream from Sigmund Freud. The goal of this thesis is to understand the relation between dream and qualia through the interpretation of dream from Sigmund Freud. Synthetic analytic and interpretation method are used as the explanation of the dream as the quality of the consciousness."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S42911
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Faiqah
"Kajian ini berawal dan dilatarbelakangi dari kekaguman penulis terhadap fenomena mimpi, Penulis melihat permasalahan yang menarik untuk dikaji secara mendalam pada mimpi terutama hal yang berkenaan dengan kedudukan dan fungsi mimpi. Mulai dari yang menganggap mimpi hanya sebagai wangsit, bunga tidur belaka sampai pada para ilmuwan dan peneliti yang sibuk melakukan penelitian dan eksperimentasi empiris untuk menggali dan mengungkap tabir rahasia dibalik mimpi.
Melihat luasnya obyek penelitian yang akan penulis kaji, maka penulis membatasi obyek penelitian ini kepada dua tokoh pemikir besar tentang mimpi yaitu Ibnu Sirin yang berlatar belakang seorang muslim (Dania Timur) dan Sigmund Freud yang berlatar belakang seorang yahudi (Dunia Barat). Kedua orang pemikir ini penulis anggap sangat layak dan sesuai untuk diangkat sebagai obyek, dengan memperhatikan betapa mereka telah melahirkan dan memberikan kontribusi dan sumbangan yang begitu besar berupa konsep dan teori pemikiran tentang mimpi yang kuat dan berpengaruh luas. Metode yang penulis gunakan dalam kajian penelitian ini yaitu pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode studi pustaka. Sedangkan dalam proses analisis data penulis menggunakan tehnik perbandingan dan deskriptif analisis. Setelah melakukan pengolahan data, penulis menghasilkan sebuah kesimpulan bahwa tcori mimpi antara Ibnu Sirin dan Sigmund Freud terdapat beberapa persamaan dan perbedaan.
Persamaan teori mimpi mereka antara lain mengenai hal yang berkenaan dengan metodologi mengutarakan mimpi, Kedua ilmuwan itu menyebutkan bahwa dalam mengutarakan mimpi, seorang penafsir haruslah memberikan perhatian yang penuh, bersungguh-sungguh dan tidak terburu-buru. Kemudian, seorang penafsir harus berusaha mencari tabu semua hal yang berhubungan dengan gambaran atau isi mimpi serta pelaku mimpi secara komprehensif. Kemudian terdapat juga kesamaan tentang kamampuan atau pengetahuan yang harus dikuasai oleh seorang penafsir mimpi. lbnu Sirin dan Sigmund Freud sama-sama menyebutkan bahwa seorang penafsir mimpi harus menguasai ilmu tentang Bahasa. tentang makna kata, derivasi kata, dan kata-kata kiasan maupun pribahasa sehingga mengetahui tentang kondisi dan kebiasaan serta budaya yang berlaku pada masyarakat atau daerah setempat.
Sedangkan perbedaan konsep atau teori mimpi antara Ibnu Sirin dan Sigmund Freud. antara lain terletak pada sumber atau asal mimpi. Ibnu Sirin mengatakan bahwa mimpi itu ada yang berasal dari Allah, setan dan manusia itu sendiri. Sedangkan Freud, sama sekali bahkan terkesan menafikan pesan Tuhan berkaitan dengan sumber atau asal mimpi, ia lebih menekankan tentang fungsi fisik dan psikis manusia sebagai sumber atau isi mimpi. Terdapat perbedaan juga dalam hal simbol mimpi. Simbol-simbol mimpi yang diungkapkan Ibnu Sirin, hampir mencakup semua hal yang berkaitan dengan kehidupan manusia. kecuali simbol-simbol yang berkaitan dengan seks. Hal ini disebabkan. karena lbnu Sirin menganggap mimpi-mimpi yang berhuhungan dengan seks adalah tennasuk mimpi yang kosong dan tidak mempunyai makna. Sehingga simbol-simbol yang munculpun tidak perlu diperhatikan maupun ditakwilkan. Sebaliknva Freud, simbol-simbol yang ia kemukakan, meskipun hanya sedikit, sernuanya merupakan simbol-simbol yang berhubungan dengan seks. Kedua hal inilah yang menjadi perbedaan utama konsep mimpi antara lbnu Sirin dan Sigmund Freud. Disamping perbedaan mendasar lain tentang kedudukan dan fungsi mimpi. Ibnu Sirin mengagap mimpi sebagai bagian dari kenabian dan memiliki nilai ibadah. Sedangkan Freud, sama sekali tidak mengkaitkan mimpi dengan agama apalagi Tuhan.

This study was based on the writer's amazement at the phenomenon of dreams. The writer finds this matter quite interesting to study in some depth, especially the things concerning its importance and function in people's lives. Some people see dreams as they are, but others see them as an illumination. Some scientists and researchers have been occupied with these phenomenons that they have done some empirical research and experiments to reveal the secrets of dreams.
Considering the wide-ranging research object the writer is going to study, the writer will limit her research to the two scientists' views on dreams; they are Ibnu Sirin who was a Moslem coming from the East and Sigmund Freud who was a Jewish coming from the West. The writer finds these two scientists' views quite interesting to study as the object of research, considering these two scientists' amazing concepts and theories has greatly influenced many people. The method the writer uses in this research is through a qualitative approach by using a reference-study method. While in the process of data analysis, the writer uses a comparative technique and descriptive analysis.
After processing the data, the writer came up with a conclusion that there are some similarities and differences between Ibnu Sirin and Sigmund Freud's theories of dreams. They had similar ideas on the things concerning the methodology used in revealing the meaning of a dream. The two scientists cited that in revealing the meaning of a dream, a dream foreteller had to use some serious thought and did not do that in haste. Then, the dream foreteller had to try hard to find out all the things concerning the object and the subject of a dream in a comprehensive way. Then, the two scientists also shared the same thought on the skills and knowledge which a dream foreteller must have. Both Ibnu Sirin and Sigmund Freud said that a dream foreteller had to have a wide-ranging knowledge of language and its related aspects. They also said that a foreteller had to have a wide-ranging knowledge of the customs and tradition of a local society or area.
While the differences between Ibnu Sirin and Sigmund Freud's theories of dreams, among others, lied in the source of a dream. Ibnu Sirin said that dreams could come from the God, evils or people. Sigmund Freud, on the other hand, seemed to negate the role of the God as a source of a dream. The latter scientist gave more importance to human physical and psychological function as a source of a dream. They also had different ideas in the symbols of dreams. The symbols of dream stated by Ibnu Sirin, almost covered all the things related to people's lives, except the symbols related to sex. This might be that Ibnu Sirin saw the dreams concerning sex was meaningless, so that there was no need to pay attention to the symbols given. Freud's symbols, on the other hand, were all, even if just a few, related to sex. Those two things are the main differences between Ibnu Sirin and Sigmund Freud's theories on the importance and function of a dream. Ibnu Sirin saw dreams as a part of prophecy and had religious values, while Freud, did not relate dreams to religion, or the God.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2007
T17903
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karen Winardi
"Game Among The Sleep (2014) yang menyoroti perjalanan seorang bayi mencari kenangan- kenangan bersama ibunya ini memiliki ulasan beragam dari segi kesederhanaan teka-tekinya dan acaknya peletakkan simbolisme. Akan tetapi, gaya penceritaan dan aspek visual untuk membangun momentum cerita hingga mencapai resolusi penuh emosi dari game ini masih menuai pujian. Berkebalikan dari anggapan umum bahwa bayi sama sekali tidak dapat memahami kejadian di lingkungan sekitar mereka, tokoh utama bayi dalam game Among The Sleep mampu melakukan hal tersebut dengan bantuan mimpi dan fantasi. Menurut Freud, kedua hal tersebut akan mempengaruhi kepribadian bayi saat bertumbuh besar dari alam bawah sadar. Penelitian ini bertujuan memahami makna dari simbolisme mimpi tokoh utama game dengan teori tafsir mimpi Freud. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa elemen-elemen mimpi yang muncul bertujuan untuk memenuhi keinginan terpendam sang tokoh utama, dan hal tersebut merupakan wujud dari kemampuan kognitif bayi tersebut untuk bertahan di lingkunannya. Selain itu, dengan konsep abjeksi dan histeria, diketahui bahwa sosok ibu dari kenangan sang tokoh utama seringkali dipenuhi oleh elemen horor feminin demi memenuhi hasratnya memiliki sebuah penis dengan berupaya mengkastrasi anaknya. Seperti video game pada umumnya, elemen intrinsik penceritaan Among The Sleep membawa pesan untuk meyakinkan audiensnya mereka mampu melalui trauma yang mereka alami.

Among The Sleep (2014) follows an infant in his quest to search for memories of his mother. The game receives mixed opinions regarding its overly simple puzzles and confusing juxtaposition of the dream symbols; nevertheless, it is still praised for its storytelling and visuals used to build the momentum leading up to the resolution invoking strong emotions in players. Contrary to a popular belief that infants are incapable of understanding the events around them, in this game the infant can process his surroundings with the help of dreams and fantasies. In Freudian perspective, they will unconsciously affect an infant’s personality when growing up. This research aims to understand the infant’s dreams using Freud’s interpretation of dreams. The findings show that the dream elements are the wish-fulfilment part of the infant’s cognitive ability to cope with his surroundings. Moreover, using the concepts of abjection and hysteria, it is revealed that memories of his mother are often filled with feminine monstrosity to satiate her desire for having a penis by attempting to castrate him. Similar to many other video games, Among The Sleep carries a message through its storytelling elements, and it is to encourage the audience to tackle their own trauma."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Freud, Sigmund, 1856-1939
London: George Allen and Unwin, 1954
154.63 FRE i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Sitohang, Marulam
"Masalah dalam tesis ini adalah kegagalan impian Amerika yang tercermin melalui tiga buah novel karya Theodore Dreiser yaitu Sister Carrie, the Genius dan An American Tragedy, karena ketidaksesuaian atau ketidakcocokan nilai- nilai budaya yang dimiliki dengan tuntutan dunia luar atau lingkungan yang dihadapi ketiga protagonis. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan psikologi dan pendekatan budaya . Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkap kegagalan impian Amerika pada periode akhir abad ke -19 dan awal abad ke 20 yang tercermin melalui tiga buah novel karya Theodore Dreiser adalah ..."
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1992
T11385
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afiq Shofy Ramadhan
"ABSTRAK
Sementara studi lain berfokus pada nilai materialisme dalam naskah Death of a Salesman karya Arthur Miller, tulisan ini mengkaji kasus bunuh diri dari tokoh Willy Loman dalam naskah tersebut yang disebabkan oleh mitos American Dream dan American Adam. Lebih jauh lagi tulisan ini akan menelisik perbedaan antar generasi dalam menilai American Dream. Penelitian ini akan menggunakan metode analisis tekstual. Dengan menggunakan konsep American Dream, American Adam, dan konsep bunuh diri milik Durkheim, tulisan ini menunjukkan adanya altruism dalam kasus bunuh diri yang disebabkan oleh mitos American Dream.

ABSTRACT
While other studies focus on the materialism in Arthur Miller rsquo;s Death of a Salesman, this paper examines the suicide case of Willy Loman that presumably causes by the myth of American Dream and Adam. Even fewer tries to acknowledge the inter-generation gap in perceiving American Dream. This is what this study tries to accomplish by doing textual analysis of the play. This study uses the concept of American Dream, and American Adam, and delves into the Durkheim 39;s concept of suicide. At the end, this study would like to state the altruism in the suicide caused by the myth of American Dream. "
2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Muzafarsyah
"Tesis ini merupakan analisis semiotik terhadap film Lilja 4-Ever karya sutradara asal Swedia, Lukas Moodysson. Analisis dilakukan dengan memperlakukan film Lilja 4-Ever sebagai suatu bahasa yang memuat seperangkat pesan yang dikarakterisasi oleh kodifikasi sistem gambar dan suara. Hasil analisis menunjukkan sutradara mendayagunakan komoditas budaya populer Amerika sebagai elemen-elemen dalam film yang berbahasa Rusia ini untuk membangun opini tentang wacana American Dream di Rusia dan dampaknya. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan pendekatan semiotika strukturalis Roland Barthes dan semiotika film Christian Metz.

This thesis is a semiotic analysis of Swedish drama movie, Lilja 4-Ever, directed and written by Lukas Moodysson. The analysis is seeing Lilja 4-Ever as a language contained a set of messages characterized by specific audio visual system codifications. The analysis result shows that Lukas Moodysson exploited American popular culture commodities as elements in this Russian language movie to drive opinion about the discourse of American Dream in Russia and its impact. Qualitative descriptive methode was used in this research with structural semiotic from Roland Barthes and Christian Metz film semiotic as the approaching tools."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2016
T45146
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muzafarsyah
"Tesis ini merupakan analisis semiotik terhadap film Lilja 4-Ever karya sutradara asal Swedia, Lukas Moodysson. Analisis dilakukan dengan memperlakukan film Lilja 4-Ever sebagai suatu bahasa yang memuat seperangkat pesan yang
dikarakterisasi oleh kodifikasi sistem gambar dan suara. Hasil analisis menunjukkan sutradara mendayagunakan komoditas budaya populer Amerika sebagai elemen-elemen dalam film yang berbahasa Rusia ini untuk membangun opini tentang wacana American Dream di Rusia dan dampaknya. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan pendekatan semiotika strukturalis Roland Barthes dan semiotika film Christian Metz.

This thesis is a semiotic analysis of Swedish drama movie, Lilja 4-Ever, directed and written by Lukas Moodysson. The analysis is seeing Lilja 4-Ever as a language contained a set of messages characterized by specific audio visual system codifications. The analysis result shows that Lukas Moodysson exploited American popular culture commodities as elements in this Russian language movie to drive opinion about the discourse of American Dream in Russia and its impact. Qualitative descriptive methode was used in this research with structural semiotic from Roland Barthes and Christian Metz film semiotic as the approaching tools."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2016
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ijtahidah Dwi Indriyani
"Memperoleh American Dream dan mengartikan kesuksesan dapat berbeda bagi seseorang ke orang lain, Chris Gardner dalam The Pursuit of Happyness mengalami American Dream yang didominasi orang kulit putih. Untuk menemukan ideologi dominan orang kulit putih di dalam film ini, dan untuk mengetahui bahgaimana American Dream milik Gardner mewakili ideologi orang kulit putih, penelitian ini menggunakan metode analisis tekstual pada analisis konten termasuk bahasa, simbol, dan gambar visual di dalam film. Teori privilese oleh McIntosh menjadi kerangka kerja untuk menguji studi penelitian. Ideologi kulit putih percaya pada upaya individu, meritokrasi, dan sistem sosial yang adil namun menolak keberadaan hak istimewa dan supremasi kulit putih. Sebagai seorang Afrika-Amerika, Chris Gardner bekerja lebih keras daripada pekerja magang lainnya untuk mendapatkan pekerjaan di kantor Dean Witter. Dia percaya pada dirinya sendiri dan yakin akan kesuksesannya meski tidak memiliki hak istimewa untuk mendukung perjalanan suksesnya.

Achieving the American Dream and defining success can vary from one person to another, Chris Gardner in The Pursuit of Happyness undergo a dominant white man American Dream. To find the dominant white man’s ideology in the film, and to explore how Gardner’s American Dream would represent the white ideology, this research uses the textual analysis method on the content analysis including the language, symbols, and visual pictures in the film. McIntosh’s privilege theory becomes the framework for examining the research study. The white ideology believes in individual efforts, meritocracy, and a fair social system nonetheless it denied the existence of white privilege and supremacy. As an African American, Chris Gardner works harder than any other intern to get a job at Dean Witter office. He believes in himself and is sure of success despite having no privilege to support him in his journey. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Shakespeare, William, 1564-1616
London: Edward Arnold, 1950
822.33 SHA m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>