Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 142771 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Restu Indra Waskito
"Elektrolisis adalah suatu proses penguraian senyawa air menjadi gas hidrogen dan gas oksigen. Gas hidrogen hasil elektrolisis air diharapkan mampu memberikan dampak yang positif terhadap kinerja motor bakar 4 langkah. Gas hidrogen hasil elektrolisis air tersebut dapat digunakan untuk bahan bakar tambahan sehingga penggunaan bahan bakar fosil diharapkan dapat dikurangi. Penggunaan gas hidrogen juga diharapkan mampu memperbaiki kualitas pembakaran di dalam ruang bakar yang dampaknya meningkatkan efisiensi bahan bakar dan emisi gas buang yang dihasilkan menjadi lebih baik. Parameter gas buang yang diuji pada reaksi pembakaran dapat dilihat dari kadar karbon monoksida (CO), karbon dioksida (CO2), hidrokarbon (HC), dan oksigen (O2).

Electrolysis is a process that can break chemical bonding of water into hydrogen and oxygen. Hydrogen, the result of electrolysis process, is expected giving positive impact in 4 stroke combustion engine performance. Hydrogen from electrolysis process can be used as additive fuel so it can reduce fossil fuel utilization. Hydrogen utilization is also expected improving combustion quality in combustion chamber that effect to increase fuel efficiency and exhaust emission is better. Exhaust emission parameters were tested in combustion reaction are carbon monoxide (CO), carbon dioxide (CO2), hydrocarbon (HC), and oxygen (O2)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S423001
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Arandityo Narutomo
"ABSTRAK
Elektrolisis adalah suatu proses penguraian senyawa air menjadi gas hidrogen dan gas oksigen. Gas hidrogen hasil elektrolisis air diharapkan mampu memberikan dampak yang positif terhadap kinerja motor bakar 4 langkah. Gas hidrogen hasil elektrolisis air tersebut dapat digunakan untuk bahan bakar tambahan sehingga penggunaan bahan bakar fosil diharapkan dapat dikurangi. Penggunaan gas hidrogen juga diharapkan mampu memperbaiki kualitas pembakaran di dalam ruang bakar sehingga emisi gas buang yang dihasilkan menjadi lebih baik. Pemasukan gas hidrogen ke dalam ruang bakar juga merupakan faktor yang vital untuk memperbaiki kinerja motor bakar. Pemasukan gas hidrogen dilakukan baik menggunakan injektor hidrogen maupun mixer hidrogen. Hasil pengujian secara eksperimental kemudian divalidasi menggunakan sumber referensi yang didapat dari jurnal yang berkaitan dengan topic penelitian yang dilakukan. Validasi dilakukan untuk menjelaskan dan menjawab fenomena yang terjadi terhadap hasil eksperimen yang telah dilakukan sehingga dapat dilihat trend yang terjadi sehingga dapat dianalisis dan diambil kesimpulan.

ABSTRACT
Electrolysis is a process that can break chemical bonding of water into hydrogen and oxygen. Hydrogen, the result of electrolysis process, is expected giving positive impact in 4 stroke combustion engine performance. Hydrogen from electrolysis process can be used as additive fuel so it can reduce fossil fuel utilization. Hydrogen utilization is also expected improving combustion quality in combustion chamber so exhaust emission is better. Hydrogen injection to combustion chamber is the important factor to improve 4 stroke engine performance. Hydrogen injection uses either hydrogen injector or hydrogen mixer so hydrogen flow can be entered into intake manifold. Then the experimental results will be validated using international journal and the other references. Validation is important to explain the phenomena in combustion chamber based on experimental data after hydrogen addition so that can be analysed and the conclusion can be drawn.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T31331
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chandra Beixon
"Produksi energi hidrogen yang bersih dan berkelanjutan, memerlukan elektrokatalis yang ekonomis, serbaguna, dan memiliki performa yang baik dalam water splitting. MXenes, sebuah kelompok material dua dimensi (2D) yang baru dikembangkan memiliki karakteristik fisik dan kimia yang khas serta memiliki berbagai aplikasi. Namun, penerapannya dalam sel elektrokatalitik untuk menghasilkan hidrogen terhambat dikarenakan aktivitas Kimia Intrinsik yang Rendah, densitas situs aktif yang terbatas, dan transpor elektron yang tidak memadai. Pada percobaan ini, telah dilakukan sintesis MWCNT/V2CTx dimana dengan memasukkan karbon nanotube (CNT) ke dalam lembaran V2CTx MXene, menciptakan saluran jaringan konduktif yang meningkatkan difusi ion dan aktivitas elektrokimia. MWCNT/V2CTx yang telah disintesis kemudian dikarakerisasi menggunakan XRD, TEM, FTIR, dan spektroskopi Raman. Lalu diuji performanya dengan pengujian LSV, CV, EIS, dan kronoamperometri. Dari hasil penelitian didapatkan nilai onset potential dan overpotential dari MWCNT/V2CTx sebesar 443 mV dan 549 mV dimana nilai tersebut merupakan nilai paling kecil dibandingkan dengan material penyusunnya. Melalui uji ECSA, dan uji EIS diketahui bahwa MWCNT/V2CTx memiliki luas permukaan aktif paling tinggi dan hambatan transfer muatan sebesar 2869 Ω. Dari hasil pengujian kronoamperometri diketahui bahwa MWCNT/V2CT­x memiliki kestabilan yang cukup baik sebagai elektrokatalis pada reaksi evolusi hidrogen.

The production of clean and sustainable hydrogen energy requires economical, versatile electrocatalysts with good performance in water splitting. MXenes, a newly developed group of two-dimensional (2D) materials, possess unique physical and chemical characteristics and have various applications. However, their application in electrocatalytic cells for hydrogen production is hindered by low intrinsic chemical activity, limited active site density, and inadequate electron transport. In this experiment, MWCNT/V2CTx was synthesized by incorporating carbon nanotubes (CNT) into V2CTx MXene sheets, creating conductive network channels that enhance ion diffusion and electrochemical activity. The synthesized MWCNT/V2CTx was characterized using XRD, TEM, FTIR, and Raman spectroscopy. Its performance was then tested using LSV, CV, EIS, and chronoamperometry. The research results showed that the onset potential and overpotential values of MWCNT/V2CTx were 443 mV and 549 mV, respectively, which are the lowest values compared to its constituent materials. Through ECSA and EIS tests, it was found that MWCNT/V2CTx has the highest active surface area and a charge transfer resistance of 2869 Ω. Chronoamperometry tests revealed that MWCNT/V2CTx has good stability as an electrocatalyst in the hydrogen evolution reaction.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nissa Utami
"Penelitian ini bertujuan untuk menegradasi limbah Linear Alkylbenzene Sulfonate (LAS) agar mencapai baku mutu yang telah ditetapkan dengan metode Contact Glow Discharge Electrolysis (CGDE). LAS yang digunakan merupakan LAS sintetis dengan konsentrasi awal 100 ppm, dan larutan KOH sebagai elektrolitnya. Variasi variabel yang digunakan untuk penelitian ini adalah tegangan listrik (500 V, dan 600 V), konsentrasi elektrolit (0.01 M, 0.02 M, dan 0.03 M), dan kedalaman anoda (CGDE, 1 cm, dan 2 cm). Analisis produk yang dilakukan adalah pengukuran hidrogen peroksida, pengukuran kandungan LAS dengan metode MBAS, dan pengukuran konsumsi energi listrik selama proses degradasi berlangsung. Dari hasil penelitian didapat persentasi degradasi LAS mencapai 99,14% pada tegangan 600 volt, selama 2 jam dan menggunakan larutan elektrolit KOH 0,02 M. Konsumsi energi untuk mendegradasi LAS tersebut sebesar 1149,8817 KJ/mmol LAS yang terdegradasi dan konsentrasi hidrogen peroksida sebesar 298,52 ppm.

This research aimed to degrade Linear Alkylbenzene Sulfonate (LAS) in order to achieve the quality standards established by Contact Glow Discharge Electrolysis (CGDE) method. That are used synthetic LAS with initial concentrations 100 ppm, and KOH solution as the electrolyte. In this research variation of variables used are the power supply voltages (500 V, and 600 V), electrolyte concentrations (0,01 M, 0,02 M and 0,03M) and the depths of an anode (CGDE, 1cm and 20 cm). The product analysis is the measurements of hydrogen peroxide, concentration of LAS with MBAS method, and measurement of electrical energy consumption during the degradation process takes place. The result is the percentage of LAS degradation reached 99.14% at the voltage of 600 volts, in time 2 hours degradation and using KOH 0.02 M electrolyte solution. The energy consumption amounted to degrade LAS 1149.8817 kJ/mmol and the concentration of hydrogen peroxide at 298.52 ppm."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46633
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Nugraha
"CGDE merupakan salah satu teknologi elektrolisis plasma yang efektif digunakan dalam mendegradasi limbah. Penelitian ini dilakukan untuk mengaplikasikan sistem CGDE dalam mendegradasi LAS. Anoda yang digunakan yakni tungsten dan katoda yakni SS-314 dengan jarak diantara keduanya sebesar 40 mm. Larutan elektrolit yang digunakan yakni Na2SO4 yang divariasikan pada konsentrasi 0,01 M, 0,02 M, dan 0,03 M. Variasi lainnya yakni variabel tegangan listrik 500 V dan 600 V serta variasi panjang kedalaman anoda pada 0,5 mm, 10 mm, dan 20 mm. Pengujian yang dilakukan pada penelitian ini yakni pengukuran konsentrasi LAS menggunakan metode MBAS, pengukuran konsentrasi H2O2 sebagai indikator produksi radikal OH (OH•) menggunakan metode titrasi iodometri, dan pengukuran konsentrasi asam oksalat menggunakan metode titrasi permanganometri. Variabel proses yang menghasilkan konsentrasi limbah LAS paling rendah hingga 3,81 mg/L yakni tegangan listrik 600 V, konsentrasi larutan elektrolit Na2SO4 0,02 M, dan panjang kedalaman anoda yang tercelup 20 mm di dalam larutan sistem. Konsentrasi H2O2 dan konsumsi energi degradasi yang dibutuhkan untuk menghasilkan konsentrasi limbah LAS paling rendah yaitu 958 mmol dan 2650 kJ/mmol.

CGDE is one of plasma electrolysis technology which is effective for waste degradation. The aim of this research is to apply CGDE in LAS degradation. Anode which is used on this research is made from tungsten and cathode from SS-314 with the distance between them are 40 mm. Na2SO4 as an electrolyte vary on concentration 0.01 M, 0.02 M, and 0.03 M. Another variation are voltage variable on 500 V and 600 V, also anode depth in solution on 0.5 mm, 10 mm, and 20 mm. Some of tests on this research are MBAS method to measure LAS concentration, iodometric titration to measure H2O2 concentration as an indicator of OH radical (OH•), and permanganometric titration to measure oxalic acid concentration. Process variabel which result lowest LAS concentration to 3.81 mg/L are 600 V of voltage, 0.02 M of electrolyte concentration, and 20 mm of anode depth. H2O2 concentration and energy consumption of degradation which result those LAS concentration are 958 mmol and 2650 kJ/mmol."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Losong, David D.
"ABSTRAK
Dengan memakai metode isobarik dan pendekatan impuls telah dihitung secara numerik distribusi sudut Or. penampang lintang suku transversal, longitudinal terpolarisasi, transversal terpolarisasi dan interferensi antara longitudinal dan transversal terpolarisasi dari reaksi e +3 He -4 e' + K+ +0, H pada momentum empat kuadrat foton virtual k2 = -1 fm-2. Melalui suku-suku tersebul kami menghitung efek gerak Fermi nukleon di dalam helion dan karakteristik on-shell dan off-shell nukleon dan hiperon yang terikat di dalam inti dan hipertriton terhadap suku-suku penampang lintang di atas, dan hasilnya dibandingkan dengan proses fotoproduksi yang dikerjakan Fitrianto et al.. Kami juga menghitung penampang lintang differensial yang menyertakan seluruh suku sebagai fungsi energi lab foton virtual ko dan momentum empat kuadrat ratan virtual k2. Melalui penampang ini kami mempelajari kontribusi suku resonan selain suku Born, operator elementer dari mode] berbeda dan sensitifitas momentum transfer hipertriton.
"
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arandityo Narutomo
"Elektrolisis adalah suatu proses penguraian senyawa air menjadi gas hidrogen dan gas oksigen. Gas hidrogen hasil elektrolisis air diharapkan mampu memberikan dampak yang positif terhadap kinerja motor bakar 4 langkah. Gas hidrogen hasil elektrolisis air tersebut dapat digunakan untuk bahan bakar tambahan sehingga penggunaan bahan bakar fosil diharapkan dapat dikurangi. Penggunaan gas hidrogen juga diharapkan mampu memperbaiki kualitas pembakaran di dalam ruang bakar sehingga emisi gas buang yang dihasilkan menjadi lebih baik. Parameter gas buang pada reaksi pembakaran dapat dilihat dari kadar karbon monoksida (CO), karbon dioksida (CO2), hidrokarbon (HC), dan oksigen (O2). Selanjutnya, penggunaan gas hidrogen juga diharapkan mampu memperbaiki performa dari motor bakar. Performa motor bakar dapat dilihat dari brake horse power (BHP) dan Torsi mesin."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S70330
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"[Perkembangan dalam pencarian energi alternatif telah banyak dilakukan seiring
dengan kesadaran akan pentingnya penggunaan sebuah bahan bakar yang ramah
lingkungan dan hemat serta efisien. Salah satu energi alternatif yang telah lama
dikembangkan adalah hidrogen. Gas hidrogen (H2) dapat dihasilkan dari air (H2O)
dengan cara elektrolisis yang dibantu oleh katalisator (KOH) dengan
memanfaatkan reaksi oksidasi yang terjadi. Dengan menginjeksikan gas hasil
elektrolisis air itu ke dalam ruang bakar melalui saringan udara yang berada tepat
sebelum karburator, diperoleh beberapa pengaruh yang terjadi pada hasil
pembakaran. Di dalam ruang bakar, gas hidrogen berfungsi sebagai bahan bakar
tambahan disamping bahan bakar utama yaitu bensin. Hasil dari pembakaran
dengan penambahan injeksi gas hasil hasil elektrolisis ini berpengaruh pada fuel
consumption, power dan emisi gas buang., Progresses in the search for alternative energy have been carried out along with
the awareness of the importance of using a fuel efficient and environmentally
friendly aspect. One of the alternative energy that has been developed is
hydrogen. Hydrogen gas (H2) can be produced from water (H2O) by electrolysis is
assisted by a catalyst with utilizing the oxidation reaction during the process. By
injecting gas from the electrolysis of water into the combustion chamber through
the air filter which is before the carburetor obtained some influence that occurs in
combustion products. Inside the combustion chamber, hydrogen gas serves as fuel
in addition to the main fuel is gasoline. Results of combustion with the addition of
gas injection are effect on fuel consumption, power and exhaust emissions.]"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S55947
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fauzi
"Penelitian ini dilakukan untuk memproduksi hidrogen secara intensif melalui sistem elektrolisis plasma dalam larutan NaOH menggunakan reaktor kompartemen ganda. Suhu proses pada penelitian ini dijaga 85-90oC, katode berjenis wolfram berdiameter 3 mm, dan anode berupa koil. Proses elektrolisis plasma menjadi alternatif untuk produksi hidrogen dalam memenuhi kebutuhan energi. Proses elektrolisis plasma lebih efektif dan efisien daripada proses elektrolisis Faraday untuk memproduksi hidrogen. Variasi yang dilakukan pada penelitian ini adalah tegangan listrik 752 dan 801 V, jarak antarkatode 1, 2, dan 3 cm, rekayasa untuk daya yang sama, serta jumlah katode 1, 2, dan 3 katode.
Tujuan utama dari penelitian ini adalah melakukan modifikasi penambahan katode ke dalam sistem untuk meningkatkan efektivitas produksi hidrogen. Pengujian yang dilakukan yakni pengukuran konsentrasi hidrogen menggunakan gas kromatografi, pengukuran laju alir gas menggunakan bubble soap flowmeter, dan pengukuran arus menggunakan multimeter. Produksi hidrogen terbaik diperoleh sebesar 15,56 mmol/menit dan konsumsi energi sebesar 4,24 kJ/mmol. Proses elektrolisis plasma pada penelitian ini menunjukkan peningkatan efektivitas proses sebesar 36,43 kali lipat dibandingkan dengan elektrolisis Faraday yakni dalam konsentrasi NaOH 0,05 M, tegangan 801 V, dan menggunakan 3 katode. Semakin banyak katode yang digunakan, maka semakin efektif dan efisien proses elektrolisis plasma untuk memproduksi hidrogen.

This research is done to produce hydrogen intensively through electrolysis system plasma within the NaOH solution using double compartment reactor. Temperature process in this study is kept 85-90oC, using tungsten cathode with diameter of 3 mm, and the anode in the form of coils. Plasma electrolysis process is an alternative for hydrogen production to fulfill the needs of energy. Plasma electrolysis process is more efficient than electrolysis Faraday process to produce hydrogen. The variation in this study are the electrical voltage 752 and 801 V, the distance between cathodes 1, 2, and 3 cm, engineered to the same power, and the number of cathode are 1, 2, and 3 cathodes.
The main purpose of this study is to modify the addition of cathode which is from tungsten material into the system to improve the effectiveness of hydrogen production. Tests which is conducted in this study are the measurement of the hydrogen concentration using gas chromatography, gas flow rate measurement using bubble soap flowmeter and current measurement using a multimeter. The highest hydrogen production obtained is 15,56 mmol/ min with 4,24 kJ / mmol. This experiment can reach up 36,43 times hydrogen production compared to Faraday electrolysis process. The more cathodes are used, the more effective and efficient for producing hydrogen in plasma electrolysis process.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S58856
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Nanda Faria
"Pengembangan pemanfaatan energi dari sumber energi terbarukan marak dilakukan sebagai bentuk dari gerakan menuju pemanfaatan energi rendah karbon di masa yang akan datang. Salah satu bentuk energi alternatif yang dikembangkan adalah hidrogen yang dihasilkan dengan proses elektrolisis air. Berbagai faktor perlu diperhatikan dalam pengembangan fasilitas produksi hidrogen salah satunya adalah faktor keselamatan, khususnya keselamatan proses. Pertimbangan faktor keselamatan proses adalah untuk melihat sejauh mana potensi kehilangan (losses) yang dapat terjadi jika terjadi kecelakaan yang berhubungan dengan proses sehingga perlu dilakukan kajian terkait risiko keselamatan proses yang akan dilakukan dalam penelitian ini dengan lingkup fasilitas produksi hidrogen dengan proses alkaline electrolyzer. Metode yang dilakukan dalam studi ini adalah secara semi-quantitative dengan memanfaatkan penilaian risiko dengan teknik Hazard and Operablitity Study (HAZOP) serta Layer of Protection Analysis (LOPA). Hasil dari HAZOP dari skenario 22 causes dan 26 consequences pada 7 nodes menunjukkan bahwa keberadaan 29 safeguards dapat menurunkan risiko keselamatan proses pada operasi dari rentang low to very high risk menjadi low to medium risk sedangkan hasil dari 4 skenario LOPA menunjukkan bahwa tidak diperlukan penambahan lapisan proteksi dan sebagai kesimpulan fasilitas produksi hidrogen dapat dioperasikan dengan kategori risiko As Low As Reasonably Practicable (ALARP).

The development of energy use from renewable energy sources is widely carried out as a form of movement towards the use of low-carbon energy in the future. One form of alternative energy being developed is hydrogen which is produced by the electrolysis of water. Various factors need to be considered in the development of hydrogen production facilities, one of which is the safety factor, especially process safety. The consideration of process safety factors is to see the extent of potential losses that can occur in the event of an accident related to the process, so it is necessary to conduct a study related to process safety risks that will be carried out in this study with the scope of hydrogen production facilities with alkaline electrolyzer processes. The method used in this study is semi-quantitative by utilizing risk assessment using the Hazard and Operability Study (HAZOP) and Layer of Protection Analysis (LOPA) techniques. The results of HAZOP from 22 causes and 26 consequences scenarios at 7 nodes shows that the presence of 29 safeguards can reduce process safety risk in operation from low to very high risk to low to medium risk, while the results from 4 LOPA scenarios indicate that no additional layer of protection is required. The study conclude that the hydrogen production facility can be operated under the As Low As Reasonably Practicable (ALARP) risk category."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>