Ditemukan 4318 dokumen yang sesuai dengan query
Yudi Anugrah Nugroho
"Kekayaan kesusastraan Jawa menghadirkan karya-karya sastra yang beragam jenis dan isi kandungannya. Salah satu kekayaan tersebut adalah cerita babad yang pada umumnya mengandung unsur sejarah. Naskah Cariyos Nagari Padhagêlan NR 242 yang menjadi objek penelitian, merupakan salah satu karya sastra Jawa yang digolongkan ke dalam cerita historis (CH). Penelitian filologi dilakukan guna menerbitkan edisi teks Cariyos Nagari Padhagêlan NR 242 dengan menggunakan metode edisi naskah tunggal. Adapun alih aksara dikerjakan dengan menggunakan edisi standar atau edisi kritis. Cerita pada teks Cariyos Nagari Padhagêlan NR 242 dibagi ke dalam 21 episode dan disertakan ikhtisar isi setiap pupuh. Hal yang menarik dari teks Cariyos Nagari Padhagêlan NR 242 adalah kekhasan nama tokoh, nama tempat, dan nama kerajaan yang menggunakan istilah dalam sastra dan musik Jawa: nama têmbang, nama gêndhing, instrumen gamêlan, dan tari-tarian. Di samping itu, terdapat pula beberapa hal yang terkait dengan peperangan dalam peristiwa perang antara Purwagendhing melawan Padhagêlan, seperti senjata-senjata dalam peperangan, peran perempuan dalam peperangan, tata strategi perang, dan perundingan perdamaian.
One of Javanese literature heritage named babad can be labeled as a historical literature. The object of this research, Cariyos Nagari Padhagêlan NR 242 manuscript is one of text that is being categorized as babad. In this research I applied philological steps to create a new edition of Cariyos Nagari Padhagelan NR 242. Furthermore, I used standard edition and critics edition as my transliteration methods for this manuscript. In this edition, the manuscript is being devided into 20 episodes with resumes of each pupuh attached. The interesting part from Cariyos Nagari Padhagelan NR 242 are the unique names of the character, the names of the location, and also the names of the Kingdom inside the story. It's unique because the name of tembang, gendhing, and also gamelan instrument is being used for the three names mentioned. Beside that, we can also find several thing that are related to Purwagendhing versus Padhagelan battle, such as war instruments that are being used in the battle, women's function in the battle, war strategy, and reconsiliation agreement."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S43034
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Ayuna Langit Aprisyani Putri Pamungkas
"Skripsi ini merupakan penelitian terhadap naskah koleksi Perpustakaan Nasional Republik Indonesia yang berjudul Cariyos Raja Siyem dengan nomor koleksi KBG 281. Teks berbentuk prosa, berisi catatan perjalanan Raja Siyem berkunjung ke Batawi pada tahun 1871. Penelitian ini bertujuan menghasilkan suntingan teks supaya dapat dipahami oleh masyarakat pada umumnya. Metode kerja Filologi penelitian yang diterapkan dalam penelitian terhadap naskah tersebut adalah metode intuitif dengan menggunakan edisi standar dan emendasi (perbaikan bacaan).
This thesis is a research report study of the manuscript collection from National Library of Indonesia, entitled Cariyos Raja Siyem with the collection number KBG 281. This text, which is written in a from of prose, contains Raja Siyem's travel diary who had traveled to Batawi. The research aims to generate text edits that can be understood by public. Philology working method using standard and amendetion (footnote)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S64781
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
"Menurut keterangan dalam ringkasan Mandrasastra, naskah ini isinya mengenai sejarah kerajaan Padhagelan. Ceritera diawali dari kerajaan Kawirengga, di bawah pimpinan Prabu Basanta, yang mempunyai putera bernama Prabu Anom yang kawin dengan putri Pandhita Patra Manggala dari negeri Salisir bernama Endang Sikarini. Perkawinan ini tidak disetujui oleh salah satu murid dari Pandhita di Salisir yang bernama Lawung, maka Lawung pergi ke negeri Padhagelan. Terjadilah peperangan antara Kawirengga dengan Padhagelan. Peperangan dimenangkan oleh Kawirengga, maka diangkutlah segala kekayaan di negeri Padhagelan, termasuk empat putri Padhagelan. Maka diangkatlah Putra Lalita dari Salisir menjadi Raja di Padhagelang dengan gelar Prabu Palugon. Ceritera diakhiri kisah kerajaan Purwagendhing yang dipimpin oleh Mlayaswara yang ingin menggempur kerajaan Padhagelan. Dari pihak Padhagelan melaporkan kepada Kerajaan Kawirengga, sehingga terjadilah perang antara Kawirengga dan Padhagelan melawan Purwagendhing. Dalam pertempuran itu tidak ada yang kalah maupun yang menang. Pihak Kawirengga meminta bantuan kepada negeri Madhendha, Pastima, Purwa. Perang berakhir setelah pihak dari Padhagelan dan Purwagendhing mengundang dua pendita dari gunung Candhipita bernama Pandhita Mardawalagu dan Pandhita Macapatan, sehingga antara Padhagelan dengan Purwagendhing mengadakan perdamaian. Teks ini, yang konon diciptakan oleh Ki Panjangmas Darmaguna, tersusun dalam 42 pupuh sebagai berikut: (1) dhandhanggula; (2) pangkur; (3) sinom; (4) kinanthi; (5) asmarandana; (6) durma; (7) maskumambang; (8) mijil; (9) dhandhanggula; (10) pangkur; (11) sinom; (12) kinanthi; (13) asmarandana; (14) durma; (15) maskumambang; (16) Mijil; (17) dhandhanggula; (18) pangkur; (19) sinom; (20) kinanthi; (21) asmarandana; (22) durma; (23) maskumambang; (24) mijil; (25) dhandhanggula; (26) pangkur; (27) sinom; (28) kinanthi; (29) asmarandana; (30) durma; (31) maskumambang; (32) mijil; (33) dhandhanggula; (34) pangkur; (35) sinom; (36) kinanthi; (37) asmarandana; (38) durma; (39) maskumambang; (40) mijil; (41) dhandhanggula; (42) pangkur."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CH.5-NR 242
Naskah Universitas Indonesia Library
Dian Bastiar
"Skripsi ini menyajikan deskripsi dan suntingan teks naskah Serat Abdul Muluk. Naskah ini merupakan koleksi Perpustakaan Univesitas Indonesia. Naskah dengan nomor koleksi NR 301 ini, ditulis Mandrasastra. Naskah berbentuk macapat. Naskah ini menceritakan tentang petualangan seseorang yang bernama Abdul Muluk. Terdapat dua penggunaan aksara dalam penulisan naskah yaitu aksara Jawa dan Aksara Pegon. Metode penelitian filologi yang digunakan adalah metode edisi naskah tunggal. Suntingan teks dilakukan dengan menerapkan metode edisi kritis.
This thesis presents the description and text editing about Serat Abdul Muluk manuscript. The text was collected by Universitas Indonesia library collection NR. 301. The manuscript was written in two different languages, Javanese and Pegon (Javanese Arabic). It was written by Mandrasastra in macapat style. The text is about the adventure of a gentleman whose name Abdul Muluk. The researcher used philology method and he applied single text edition method. He edited the text with critical edition method."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
S61774
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2007
Lapen 02 Mas tk
UI - Laporan Penelitian Universitas Indonesia Library
Diwanti Fatmasari
"Salah satu naskah dengan latar belakang Cina-Jawa adalah naskah Cariyos Sik Kong. Naskah yang kemudian disebut CSK NR 144 ini merupakan salah satu naskah koleksi Perpustakaan Pusat Universitas Indonesia yang berisi tentang kisah Tiongkok klasik pada masa Dinasti Tang 618-907 Masehi. Teks CSK NR 144 menggunakan bahasa dan aksara Jawa. Tokoh Sik Kong yang merupakan tokoh utama adalah panglima perang di bawah Raja-putra La Ling Ong yang berasal dari Tong Tya. Kisah utama yang diangkat merupakan kisah Raja-putra La Ling Ong yang sedang berseteru dengan Ratu Bu Cik Dyan dari Cyu Tya. Sik Kong sebagai panglima perang sangat patuh dan berjiwa kesatria, membantu Raja-putra La Ling Ong hingga berhasil merebut haknya berkuasa di Tong Tya. Informasi dalam naskah CSK NR 144 hanya dapat diakses jika kajian filologi terlebih dahulu dilakukan. Bersumber dari suntingan teks tersebut, pembaca yang tidak mengerti aksara Jawa akan terbantu untuk analisis lebih lanjut. Suntingan teks CSK NR 144 akan disajikan dengan mencantumkan data-data keberadaan teks dan pertanggungjawaban alih aksara yang bertujuan untuk mempermudah pembaca yang tidak mengenal aksara Jawa dalam teks CSK NR 144.
One of the Chinese Javanese script is the manuscript of Cariyos Sik Kong. The manuscript, later called CSK NR 144, is one of the manuscripts of the University of Indonesia 39 s Library of Central Library which contains the classical past tales of the Tang Dynasty 618 907 AD . Text CSK NR 144 uses Java language and script. Sik Kong figure who is the main character is the warlord under the Sons of La Ling Ong who came from Tong Tya. The main story is the story of the sons of La Ling Ong who are at odds with Ratu Bu Cik Dyan from Cyu Tya. Sik Kong as a warlord is very obedient and spirited knight, helping the sons of La Ling Ong to successfully complete his right to power in Tong Tya. Information in CSK NR 144 manuscripts can only be accessed if the first philology studies are conducted. Sourced from the text edits, readers who do not understand the Javanese script will be helpful for further analysis. Text edits CSK NR 144 will be displayed by including data from text and accountability that connects to the meaning of readers who do not know Javanese script in text CSK NR 144."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Rahmah Setiawati
"Skripsi ini menyajikan deskripsi dan suntingan teks Cariyos Para Empu ing Tanah Jawi. Teks ini merupakan salah satu teks yang ada dalam naskah koleksi FSUI dengan kode KR 3 dan berjudul Sajarah Para Empu kaliyan Dhapuring Dhuwung. Teks ini ditulis menggunakan bahasa Jawa, aksara Jawa, dan berbentuk sekar macapat. Teks ini bercerita tentang sejarah para empu yang membuat keris dan senjata lainnya di Jawa. Metode penelitian filologi yang digunakan adalah metode intuitif. Suntingan teks dilakukan dengan menerapkan edisi standar dengan melakukan perbaikan teks. Selain suntingan teks, penelitian ini juga menyajikan pedoman alihaksara, ringkasan cerita, serta pohon silsilah para empu di Tanah Jawa berdasarkan teks tersebut.
This undergraduate bachelor thesis presents descriptions and editing text of the text of Cariyos Para Empu ing Tanah Jawi. This text is one of the texts that is contained in the manuscript collection, owned by FSUI with code KR 3 and entitled Sajarah Para Empu kaliyan Dhapuring Dhuwung. This text was written by using the language and alphabet of Javanese and was shaped in sekar macapat genre. This text tells the history of the masters who made keris and other weapons in Java. Philology research method that used in research is intuitive method. This editing text is conducted by applying the standard edition method critical method by doing text refinement. Beside editing text, this research also presents guidelines translation, summary of the story, and genealogy of the masters of keris in Java based on the story."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Dwi Woro Retno Mastuti
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2007
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian Universitas Indonesia Library
Tommy Prahara
"Penelitian ini membahas tentang bagaimana cerita dan juga peranan seorang tokoh di dalam naskah Cariyos Ki Betal Jemur. Penelitian ini bertujuan untuk menerbitkan suntingan teks Cariyos Ki Betal Jemur dan menjelaskan peranan tokoh Betal Jemur yang terkandung di dalam cerita. Metode yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada langkah kerja filologi, yaitu meliputi inventarisasi naskah, deskripsi naskah, dan alih aksara. Penelitian ini menghasilkan suntingan teks dengan menggunakan edisi standar sebagai asas dalam proses alih aksara. Sedangkan untuk analisis peranan salah seorang tokoh, berdasarkan teori sastra mengenai analisis tokoh dan penokohan yang terdapat di dalam buku Memahami Cerita Rekaan (1991) oleh Panuti Sudjiman. Dari hasil suntingan teks tersebut diketahui isi cerita dan juga peranan-peranan yang dilakukan oleh Betal Jemur.
This study discusses about the main story and also the role of a character in the Cariyos Ki Betal Jemur manuscript. The purpose of this study is to publish the text editing of Cariyos Ki Betal Jemur and to describe the role of characters that contained in the story. Methods used in this study refers to the work step philology, wich includes an inventory of manuscripts, manuscripts description, and transliteration. This study produced a text edits by using the standart edition as the basis for the process of transliteration. Whereas for the analysis of the role of one of the characters, based on literary theory of character analysis and character building on Memahami Cerita Rekaan (1991), a book by Panuti Sudjiman. By that text edits can knowing content of the story and also the roles that Betal Jemur has done."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S249
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Lintang Rucita
"Skripsi ini membahas tokoh dan penokohan Anoman dalam cerita Lakon Anoman Cariyos Banjaran (LACB). Lakon ini dipergelarkan oleh Ki Timbul Cermamanggala. Rekaman suara pergelaran wayang ini diperoleh dari rekaman Radio Suara Kenanga Yogyakarta. Rekaman suara tersebut kemudian dibuat transkripsi ke dalam 140 halaman teks. Anoman adalah tokoh sentral dalam lakon tersebut. Anoman adalah anak dari Dewi Anjani.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori unsur-unsur cerita rekaan Prof. Panuti Sudjiman. Unsur-unsur cerita rekaan yang dianalisis dalam penelitian ini adalah alur, tema, tokoh, dan penokohan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menganalisis tokoh dan penokohan Anoman dalam LACB. Hasil analisis menyatakan bahwa Anoman memiliki watak sakti, berani, pemberi ketentraman dunia, loyal dan terhormat.
This undergraduate theses discusses about the character of Anoman and his characterization as implicitly told in the story of Lakon Anoman Cariyos Banjaran (LACB). This story brought by Ki Timbul Cermamanggala. The record of this story in an audio has been broadcasted by Radio Suara Kenanga Yogyakarta. This audio record is then being transferred to a 140 pages of written text. Anoman is a central character in that story. Anoman is Dewi Anjani's son. The theory which applied in this research is the fiction's elements theory by Professor Panuti Sudjiman. The fiction or stories' elements which will be analyzed here are the plot, theme, character, and characterization. The aim of this research is to describe and analyze the character of Anoman and his characterization as showed in the story of LACB. The result of this research showed us that Anoman's characters are powerful, brave, loyal, and honourable, and also give the spirit of calmness and peace for the world."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S42962
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library