Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 57937 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1979
S11380
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tjahjati D. Gondhowiardjo
"Di dalam kehidupan, manusia perlu berkomunikasi antara yang satu dengan yang lainnya. Komunikasi ialah sesuatu amanat yang diberikan oleh satu pihak dan dimengerti dengan baik oleh pihak kedua (Vanoye 1973:13). Komunikasi ini mula-mula terjadi hanya dengan berhadapan muka, tetapi di zaman sekarang ini, komunikasi lisan antara satu individu atau sekelompok lain dapat dilakukan juga melalui telepon, radio atau televise.
Di samping komunikasi lisan, di masa kini ada juga komunikasi tertulis. Untuk cara ini, komunikasi terjadi dengan surat, telegram atau tanda-tanda tertentu seperti morse, steno dan lain-lain. Secara lisan atau tertulis, komunikasi hanya dapat terlaksana kalau pihak yang menerima dan selanjutnya disebut P2 dapat menangkap amanat yang diberikan oleh sipengirim yang selanjutnya disebut P1. Bila P2 tidak memahami kode yang dipakai P1 maka usaha P1 akan sia-sia_"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1983
S13833
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Angela Linawati Sumarto
"satu dengan yang lain dapat dilakukan di samping secara lisan dan berhadapan muka, dapat juga melalui tulisan, gerakan-gerakan, telepon, radio atau televisi. Iklan sebagai salah satu alat mempro;no sikan barang atau j asa dapat juga dianggap sebagai alat komunikasi yang menghubungkan produsen dan konaumen. Setiap komunikasi bertujuan menyampaikan suatu amanat, Di dalam setiap komunikasi, yang menyampaikan amanat disebut pengirim, sedangkan yang menerima amanat disebut penerima (Vanoye, 1973: 13-15). Dalam hal iklan, produsen dan penjual seba_gai pihak yang menawarkan barang adalah pengirim, sedangkan (calon) pembeli adalah penerima."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1981
S14488
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Arinta Swasti
"Penelitian ini bertujuan memerikan unsur-unsur agama Katolik dalam BP dan padanannya dalam BI, serta masalah penerjemahannya. Konsep yang digunakan dalam analisis adalah konsep kebudayaan, karena unsur agama Katolik merupakan bagian dari unsur kebudayaan; konsep semantik; dan konsep penerjemahan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerjemahan unsur-unsur agama Katolik BP yang terdiri dari unsur emosi religius, sistem keyakinan, ritual, serta umat dan organisasi sosial; ke dalam BI, tidak mengalami hambatan yang besar. Dalam menerjemahkan unsur bahasa yang mengungkapkan unsur emosi religius, tidak ditemukan hambatan sama sekali, karena emosi religius bersifat universal.
Hambatan dalam penyebutan nama-nama yang bersifat Ketuhanan yang merupakan bagian dari sistem keyakinan juga tidak besar. Hal tersebut terjadi karena walaupun hanya dipeluk oleh segolongan kecil masyarakat Indonesia, namun agama Katolik sudah lama tumbuh di Indonesia. Dengan demikian, masalah yang dihadapi oleh penerjemah, tidak berarti jika dibandingkan dengan masalah pener_jemahan nama-nama yang bersifat Ketuhanan pada masyarakat Afrika yang masih primitif. Selebihnya, hambatan yang berasal dari sistem keyakinan tidak besar, karena unsur sistem keyakinan dalam BP tersebut juga dimiliki oleh masyarakat Katolik BI.
Hambatan terbesar muncul dari penerjemahan unsur BP yang mengungkapkan unsur ritual. Hambatan tersebut terjadi karena manifestasi agama Katolik yang diwarnai adat istiadat khas Parallels. Kenyataan tersebut juga tercermin dalam kosakata-kosakata BP yang tidak dimiliki oleh bahasa lain. Dalam penerjemahan unsur BP yang mengungkapkan unsur umat dan organisasi sosial, hambatan yang muncul tidak terlalu besar. Dalam hal ini terlihat kecenderungan pe_nerjemah untuk mempersamakan unsur bahasa yang meng_ungkapkan unsur umat dan organisasi sosial yang terdapat dalam agama Katolik dan Protestan.
Pada umumnya, hambatan tersebut dapat diatasi dengan melakukan prosedur pemadanan kontekstual dan prosedur penerjemahan modulasi. Hambatan yang dialami penerjemah mengakibatkan penerjemahan unsur agama Katolik BP secara tidak memadai ke dalam BI. Namun jumlah tersebut sangat kecil jika dibandingkan dengan unsur agama Katolik BP yang diterjemahkan secara memadai ke dalam BI."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1990
S14418
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Khoyrurrizal
"
ABSTRAK
Penulisan ini bertujuan mengungkapkan gaya bahasa yang terdapat dalam pidato Al-Garra . Pidato tersebut diambil dan kitab Nahj al_ba :gah yang dihimpun Abu al-Hasan Muhammad ar-Radi, yang diterbitkan oleh Penerbit Dar al-kitab al-`arabiy, Suriah tanpa tahun.
Dulum kilub Nahj al-balagah yang memuat 245 pidato, 75 pucuk surat, dan lebih dari 200 mapun `Ali bin Abi Talib, disebutkan bahwa pidato al garra' merupakan salah satu pidato Ali bin Abi Talib yang terindah, Pidato ini banyak menggunakan permainan kata (al muhassinat al lafriyyah) terutama gaya hahasa Al Jinas dan As Saj'u, di samping gaya bahasa lainnya yang termasuk dalam bagian ilmu al badi'. Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode struktural. Konsepnya adalah setiap unsur dalam kalimat dapat dianalisa secara struktural karena unsur-unsur itulah yang membangun sebuah karya sastra. Unsur-unsur tersebut dapat dianalisa antara lain dari sudut hubungan antar unsur yang satu dengan unsur yang lain.
"
Lengkap +
1998
S13121
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahayu Surtiati Hidayat
"Bertutur pada dasarnya menyampaikan informasi, atau dengan kata lain berkata. Berkata adalah mengujarkan atau melaksanakan tindak lokusi. Kegiatan itu mencakup tiga perbuatan yang berbeda:
1. Tindak menghasilkan inskripsi (urutan lambing di dalam suatu media fisik).
2. Tindak menyusun kalimat
3. Tindak mengkontekstualisasi kalimat itu.
Konteks menentukan makna ujaran pada tiga tataran yang berbeda di dalam analisi teks. Pertama, konteks dapat menjelaskan kalimat apa yang diujarkan atau apakah kalimat memang telah diujarkan. Kedua, konteks biasanya menjelaskan proposisi apa yang diungkapkan atau apakah proposisi memang diungkapkan. Ketiga Konteks menjelaskan bahwa proposisi yang dimaksud diungkapkan dengan satu macam kekuatan ilokusi. Ketiga kegunaan konteks itu menunjukan bahwa konteks relevan untuk menetukan apa yang dkatakan.
Jika kenyataan itu dihubugnkan dengan bahasa Jawa, muncul masalah yang menarik untuk diteliti, yaitu bagaimana berkata itu dilaksanakan dalam bahasa itu. Kita tahu bahwa dalam bahasa itu, ragam bahasa dibedakan secarta demikian eksplisit sehingga konteks sangat menetukan pertuturan."
Lengkap +
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 1990
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Savitri Dyah Wardhani
"Dalam situasi sehari-hari manusia sebagai makhluk sosial dan anggota masyarakat dihadapkan pada bermacam_macam situasi komunikasi. Cara berintaraksi antar individu sangat berkaitan erat dengar, situasi komunikasi yang menyertainya. Hal ini mempengaruhi kits untuk menggunakan ragam bahasa yang berbeda sesuai dengan situasi komunikasinya.
Dilihat dari konsep sosiolinguistik, bahasa lisan merupakan salah satu ragam bahasa di samping bahasa tulisan. Oleh sebab itu, struktur sintaktis dalam bahasa lisan tidak dilihat sebagai suatu penyimpangan dari kaidah-kaidah yang berlaku dalam bahasa tulisan. Henurut konsep sosiolinguistik bahasa lisan mempunyai bentuk struktur sintaktis tersendiri yang meman,g tidak bisa disamakan dengan struktur bahasa tulisan, karena munculnya realisasi struktur sintaktis dalam bahasa lisan sangat dipengaruhi oleh prasyarat konteks percakapan tertentu. Keunikan ciri sintaktis bahasa lisan dan situasi komunikasi yang melatarbelakanginya inilah yang menarik perhatian says untuk membahasnya secara lebih mendalam. Dari berbagai jenis percakapan yang ada penulis memutuskan untuk meneliti dua jenis teks yang berasal dari situasi percakapan yang berbeda yaitu diskusi dan percakapan spontan (Lint e,-hal twr ') .
Penelitian mengenai ragar bahasa lisan standar (Hachdeutsch) di bidang linguistik Jarman baru dirintis tahun 60-an oleh Ch. Leska , H. Zimmermann dan H. Rupp (tahun 1965). Tahun 1966 di Freiburg didirikan Lembaga. Riset 0esprL chenc Sprache dibawah pimpinan H .Steger . Pada awalnya memang hanya aspek gramatikalnya yang diteliti, terutama ciri-ciri sintaktis bahasa lisan dibandingkan dengan bahasa tulisan, baru kemudian pada awal tahun 70-an mulai diteiiti aspek-aspek pragmatic dalam bahasa lisan. Ciri-ciri khusus bahasa lisan semakin diteliti keterkaitannya dengan konteks percakapan. Perkembangan penelitian tentang bahasa lisan selanjutnya semakin meningkat dengan mulai diterapkannya teori conversational analisis. Dari Amerika dan Speech Act dart Inggris (Brinker, 1989:15)."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1995
S14788
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Titik Indiyastini
"Paragraf hortatori dalam bahasa jawa merupakan salah satu jenis paragraf yang berisi nasihat. Paragraf ini, dalam wujudnya, merupakan sebuah struktur yang dibentuk bleh unsur-unsur yang berupa kalimat-kalimat, baik kalimat topik yang berisi gagasan pokok, maupun kalimat pengembang yang berupa kalimat penjelas dan kalimat penegas. Susunan unsur itu membentuk struktur yang bervariasi. Untuk menganalisis paragraf itu digunakan teori struktural dengan metode dan teknik menurut Sudaryanto (2004). Pada pembahasan ditemukan struktur paragraf hortatori yang terdiri atas kalimat topik- kalimat penjelas; kalimat topik- kalimat penjelas- kalimat penegasi transisi kalimat topik - kalimat penjelas; transisi-kalimat topik - kalimat penjelas - kalimat penegas; kalimat penjelas- kalimat penegas- kalimat topik. Dilihat dari satuan-satuan lingual tertentu yang mengisi kalimat-kalimatnya dapat diketahui berbagai ciri paragraf hortatori."
Lengkap +
Yogyakarta: Balai Bahasa Propinsi daerah Istimewa Yogyakarta, 2013
407 WID 41:2 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Morita
"Telaah terjemahan unsur-unsur leksikal bahasa Jawa ke dalam bahasa Inggris ini bertujuan untuk membuktikan bahwa perbedaan latar belakang budaya antara dua bahasa akan menimbulkan masalah bagi penerjemah dalam mencari padanan yang tepat. Di samping itu, telaah ini bertujuan pula untuk membuktikan bahwa dalam setiap kegiatan terjemahan hampir selalu terjadi pergeseran makna atau pergeseran struktur. Data yang berupa unsur-unsur leksikal bahasa Jawa dan terjemahannya dalam bahasa Inggris diambil dari roman Burung-Burung Manyar karya Y.L. Mangunwilaya, beserta terjemahannya dalam bahasa Inggris, yaitu The Weaverbirds yang dialihbahasakan oleh Thomas M. Hunter. Pemilihan data untuk analisis dilakukan dengan mempertimbangkan bahwa unsur-unsur leksikal bahasa Jawa ter-rebut telah mewakili seluruh unsur leksikal bahasa Jawa yang terdapat dalam roman tersebut, dan telah mencerminkan latar belakang budaya dan masyarakat Jawa. Analisis dilakukan dengan melihat dan membandingkan komponen makna yang dimiliki oleh masing-masing unsur leksikal bahasa Jawa dan terjemahannya dalam bahasa Inggris. Penulis juga menelaah cara-cara yang dipakai oleh penerjemah dalam mengalihkan isi pecan teks somber ke dalam bahasa sasaran, Berta kemungkinan pergeseran yang teriadi akibat digunakannya cara-cara tersebut. Analisis ini memperlihatkan bahwa ada tiga buah cara menerjemahkan yang terdapat di dalam The Weaverbirds, yaitu; 1) modifikasi kata generik, 2) modifikasi kata asing, dan 3) padanan pengganti kebudayaan. Dua cara pertama digunakan terutama untuk unsur-unsur leksikal yang tidak ada padanannya di dalam bahasa Inggris. Sementara itu, timbulnya pergeseran makna dan struktur dapat dipahami, karena adanya perbedaan kebudayaan yang melatarbelakangi bahasa Sawa dan bahasa Inggris."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1993
S14147
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irfan Febrian
"Skripsi ini membahas mengenai tindakan tiga tokoh dalam Serat Tripama sebagai perwujudan sikap batin mereka. Tindakan tiga tokoh ini dianalisis untuk merumuskan sikap batin yang melekat dalam diri tiga tokoh yang ada dalam Serat Tripama. Teori yang digunakan adalah teori tindakan yang dikemukakan oleh Talcot Parsons, teori jenis tindakan yang dikemukakan oleh Budiono Herusatoto, dan teori sikap yang dikemukakan oleh Saifudin Azwar. Dalam penulisan skripsi ini, metodologi yang digunakan adalah metode deskriptif interpretatif. Tindakan tiga tokoh dalam Serat Tripama (Patih Suwanda, Kumbakarna, dan Adipati Karna) merupakan tindakan yang berorientasi kepada tujuan. Teridentifikasi 10 tindakan yang dilakukan oleh tiga tokoh. Adapun tindakan tersebut merupakan perwujudan dari sikap batin mereka masing-masing. Sikap batin tersebut antara lain: sikap batin yang menjadi andalan kepada raja/pemimpin, sikap batin yang mampu melaksanakan tugas sebagai seorang ksatria, Sikap batin yang ingin menjadi sempurna, sikap batin yang tidak memihak kepada keputusan saudaranya, dan sikap batin yang ingin membalas budi. Mengingat bahwa Serat Tripama merupakan teks didaktis mengenai nilai-nilai bela negara, maka dapat disimpulkan bahwa sikap-sikap yang telah disebutkan tadi merupakan refleksi dari nilai-nilai bela negara tersebut.

This thesis discusses about the actions that are being conduct by three characters from Serat Tripama as a manifestation of their esoteric attitude. Those actions are being analyzed to reveal the esoteric attitude that are exist in the three characters mentioned. The theories that are used in this research are Talcot Parson?s Theory of Action, Herusatoto?s types of action theory, and Azwar?s Theory of Attitude. Based on the interpretative description method that are being used in this research, there are ten (10) actions that can be identified. Furthermore, those ten actions, that are being conduct by the three characters, are the form of manifestation of their esoteric attitudes. The esoteric attitudes are: supporting or taking side of a certain leader (king), responsible to his duties, wanting to reach a perfect/complete condition, unfavourable to a particular object, supporting or taking side on Kurawa, and doing something in return of someone?s help. Serat Tripama is a didactive text that focus on nation defend value; so it can be concluded that the esotric attitudes mentioned is the reflection of that value."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S1850
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>