Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 86160 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wanti Utami
"ABSTRAK
Penelitian ini merupakan bagian dari pengembangan metode baru dalam penentuan nilai COD berbasis fotoelektrokatalisis sebagai alternatif untuk menggantikan metode penentuan nilai COD konvensional kurang ramah lingkungan. Metode ini memanfaatkan foto anoda titanium dioksida sebagai pembangkit oksidator. Dalam proses fotoelektrokatalisis, terjadi reaksi oksidasi senyawa organik pada permukaan TiO2 yang diamati dengan munculnya arus cahaya selama proses pengukuran yang berkorelasi dengan banyaknya jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat organik dalam air. Arus cahaya tersebut dapat digunakan untuk menentukan nilai COD dalam sampel. Dalam penelitian ini diuji COD berbasis fotoelektrokatalisis terhadap sampel tiruan berupa surfaktan dan sampel lingkungan. Surfaktan yang digunakan adalah LAS, SDS, Triton X-100. Dalam proses penentuan tersebut diterapkan metode standar adisi menggunakan surfaktan-surfaktan tersebut agar pengaruh matrik sampel dapat dikurangi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sensor COD ini memberikan respon linieritas yang berbeda terhadap tiap jenis surfaktan, untuk Triton X-100 linieritas berada pada konsentrasi < 0,5 Meq, SDS pada konsentrasi < 2,0 Meq dan LAS pada konsentrasi < 2,5 Meq. Hasil uji terhadap sampel lingkungan dengan metode fotoelektrokatalisis, memberikan persen kesalahan relatif sebesar 47,09 % untuk pengujian dengan satu senyawa standar dan 8,64 % untuk pengujian dengan standar campuran bila dibandingkan dengan nilai COD yang ditentukan secara konvensional.

abstract
This research is a part of the development of new method in the determination of COD values based on photoelectrocatalysis that can be used as an alternative method to replace the conventional method which is not environmental friendly. The PECOD (Photoelectrochemical Chemical Oxygen Demand) was employing titanium dioxide photo anode, as an oxidant generator, replacing potassium dichromate in conventional method. In this process, organic compound oxidation reaction occurs at the TiO2 surface that can be monitored as emergence photocurrent during the process. The photocurrents have a correlation with the number of required amount of oxygen to oxydized organic compounds in the water. Thus, the COD value can be easily derived from the observed photocurrent. In this research, the mentioned PECOD was examined to determine COD value of the synthetic sample such as surfactants and environmental sample as well. The surfactants are LAS, SDS, and Triton X-100. The standar addition was employed, in order to reduce the matrix effect of the sampel. The results showed that this sensor has different linearity for each surfactants, the linearity of Triton X-100 is in range < 0,5 Meq, SDS is < 2,0 Meq dan LAS is < 2,5 Meq. In addition, the COD values that were determined by proposed PECOD method gave 47,0 % error for one standard analyte and 8,64 % for compound standard analyte.
"
Lengkap +
2012
S43303
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Suci Mulya Prima
"Penelitian ini merupakan bagian dari pengembangan metode baru dalam penentuan nilai COD berbasis fotoelektrokatalisis. Sistem yang dikembangkan diusulkan sebagai alternatif untuk menggantikan metode konvensional yang kurang ramah lingkungan. Film TiO2 digunakan sebagai elektroda kerja yang berfungsi sebagai pembangkit oksidator, menggantikan peran dikromat pada metode konvensional. Metoda ini merupakan varian dari metoda yang dikembangkan oleh Zhao et al (Anal. Chem. 2004, dan ES&T 2009), yakni dengan memperbaiki konfigurasi sel fotoelektrokimianya yang memungkinkan iluminasi foton tanpa melalui cairan yang diukur (Nurdin et al Makara Sain 2009) dan berbasis pada hasil elaborasi electric field enhancement effect pada fotoanoda TiO2 (Harper et al, J App.Elchem 2001). Untuk keperluan tersebut telah dikembangkan film TiO2 berukuran nano yang dikemas sebagai elektroda kerja dalam konfigurasi sel fotoelektrokimia, dengan karbon dan Ag/AgCl berturut turut sebagai elektroda counter dan elektroda pembanding, dan dioperasikan sebagai sensor COD. Dinamika arus cahaya sebagai output dari sel fotoelektrokimia dapat diolah menjadi besaran nilai COD, mengingat oksidasi fotokatalitik yang terjadi pada permukaan TiO2 menghasilkan arus sebagai representasi dari transfer elektron yang dikembalikan ke badan air melalui elektroda counter. Terjadinya reaksi tersebut dapat diamati dengan munculnya arus cahaya selama proses pengukuran. Arus cahaya tersebut berkorelasi dengan banyaknya jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat organik dalam air. Oleh karena itu arus cahaya dapat digunakan untuk menentukan nilai COD dalam sampel air yang diukur. Sebagai pengembangan dari penelitian sebelumnya dengan sistim batch, sistim alir digunakan untuk memudahkan dalam pengukuran banyak sampel. Dalam proses penentuan tersebut metode standar adisi diterapkan untuk mengurang pengaruh matrik sampel dan untuk menguji pengaruh zat kimia yang digunakan sebagai senyawa standar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode standar adisi dapat digunakan untuk pengukuran sampel tiruan, baik saat menggunakan larutan standar dari senyawa yang sama maupun saat menggunakan larutan standar dari senyawa berbeda dengan hasil yang tidak berbeda.

This research is part of the development of a new method in the determination of COD values based on photoelectrocatalysis. This developed is proposed system can be used as an alternative method to replace the conventional method which is complicated and not environmental friendly. TiO2 films were used as the working electrode as an oxidant generator, replacing the role of dichromate in the conventional method. This method is a variant of the method developed by Zhao et al (Anal. Chem. 2004, and ES&T 2009), with improvement in the configuration of the photoelectrochemical cell allowing photon illumination without pasiing through the measured liquid (Nurdin et al Makara Sain 2009). Moreover the electric field enhancement effect on TiO2 photoanode (Harper et al, J App.Elchem 2001) was elaborated. For this purpose, photoelectochemical cell was arranged by using a nanosized TiO2 film as a working electrode, carbon and Ag/AgCl as the counter and reference electrodes, respectively. The system was then operated as a COD sensor. The dynamics of photocurrent as an output of photoelectrochemical cell can be converted into the amount of COD value, as the photocatalytic oxidation that occurs on the TiO2 surface produces a photocurrent as a representation of electron transfer that is returned back to the bulk solution through the counter electrode. These reactions can be observed from the photocurrent appeared during the measurement process, which is correlated to the number of oxygen required to oxidize organic substances in water. Therefore, the photocurrent can be used to determine the COD values of the water samples. As the development of the previous research using a batch system, in this work a flow system was used in order to measure a lot of sample more easily. A standard addition was applied to reduce matrix effect of the sample and to examine the effect of chemical compounds used as the standard solutions. The result shows that the addition standard method can be used to measure the synthetic sample without any difference between similar or different standard compounds."
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
T31700
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Amalia
"Penelitian ini merupakan bagian dari pengembangan metode baru dalam penentuan nilai COD berbasis fotoelektrokatalisis. Proses fotoelektrokatalisis tersebut dikembangkan sebagai alternatif untuk menggantikan metode penentuan nilai COD konvensional yang rumit dan kurang ramah lingkungan. Penentuan nilai COD berbasis fotoelektrokatalisis ini dilakukan dengan menggunakan titanium dioksida foto anoda yang berfungsi sebagai pembangkit oksidator, menggantikan peran dikromat pada metode konvensional.
Dalam proses fotoelektrokatalisis, terjadi reaksi oksidasi senyawa organik pada permukaan TiO2. Terjadinya reaksi tersebut dapat diamati dengan munculnya arus cahaya selama proses pengukuran. Arus cahaya tersebut berkorelasi dengan banyaknya jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat organik dalam air. Oleh karena itu arus cahaya dapat digunakan untuk menentukan nilai COD dalam sampel air yang diukur.
Dalam penelitian ini dilakukan uji COD berbasis fotoelektrokatalisis terhadap sampel tiruan dan sampel lingkungan. Dalam proses penentuan tersebut diterapkan metode standar adisi agar pengaruh matrik sampel dapat dikurangi dan untuk menguji pengaruh zat kimia yang digunakan sebagai senyawa standar.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode standar adisi dapat digunakan untuk pengukuran sampel tiruan, baik saat menggunakan larutan standar dari senyawa yang sama maupun saat menggunakan larutan standar dari senyawa berbeda yang menghasilkan hasil yang tidak berbeda. Hasil uji terhadap sampel lingkungan yang sebenarnya dengan metode tersebut, memberikan hasil yang tidak berbeda secara signifikan dengan nilai COD yang ditentukan secara konvensional.

This research is part of the development of new method in the determination of COD values based on photoelectrocatalysis. The newly develop Photoelectrochemil Chemical Oxugen Demand (PECOD) can be used as an alternative method to replace the conventional method which is complicated and not environmental friendly. The PECOD was employing titanium dioxide photo anode, as an oxidant generator replacing potassium dichromate in conventional method.
In the photoelectrocatalysis process, organic compound oxidation reaction occurs at the TiO2 surface. The occured reaction can be monitored as emergence photocurrent during the process. The photocurrents have a correlation with the number of required amount of oxygen to oxydized organic compounds in the water. Thus, the COD value can be easily derived from the observed photocurrent.
In this research, the mentioned PECOD was examined to determine COD value of the synthetic sample and environmental sample as well. The standar addition was employed, in order to reduce the matrix effect and effect of the organic chemical that was being choosen as a standard compound.
The results indicated that a good agreement were obtained for all synthetic samples, wether by using exactly same or different compound as a standard compound. In addition, the COD values that were determined by proposed PECOD method and conventional methods showed no significant different both for synthetic and environmental samples.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S764
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Basit Febrian
"Air merupakan kebutuan vital bagi kehidupan dan perlu dijaga kualitasnya. Sejalan dengan itu, monitoring kualitas air untuk berbagai peruntukan merupakan langkah penting dan strategis. Salah satu parameter penting kualitas air adalah nilai COD (Chemical Oxygen Demand). Nilai COD menggambarkan seberapa besar air telah tercemar oleh pengotor, khususnya pengotor berupa zat organik. Metoda konvensional penentuan nilai COD yang popular adalah metoda dikromat, dimana dalam penentuannya menggunakan oksidator kimiawi berupa kalium bikromat, asam sulfat, dan senyawa merkuri sebagai katalis. Kepedulian akan proses yang ramah lingkungan dan kebutuhan cara praktis dan "real time", yang memungkinkan otomatisasi, telah mendorong para peneliti mempertanyakan penggunaan metoda ini. Penelitian ini merupakan bagian dari rangkaian penelitian pengembangan metoda baru cara penentuan nilai COD berbasis fotoelektrokatalisis. Secara khusus akan dilaporkan evaluasi respon sensor COD yang dikembangkan terhadap berbagai jenis surfaktan dalam air. Sensor COD yang disusun adalah berupa TiO2 yang diimmobilisasi pada kaca berlapis Indium Tin Oxide (ITO), dioperasikan sebagai elektroda kerja dalam sel fotoelektrokatalisis. Dengan melakukan pengukuran arus cahaya dalam sel fotoelektrokimia yang disinari lampu UV pada suatu selang waktu tertentu, akan didapatkan respon arus cahaya (photocurrent) yang dapat dikonversi menjadi muatan [Q = FI dt; i: photocurrent; t: waktu (detik)], dan merupakan representasi reaksi oksidasi surfaktan dalam air yang diperiksa. Dari pengukuran yang telah dilakukan terhadap tiga jenis surfaktan (anionik, kationik dan nonionik), didapatkan hubungan yang linier antara konsentrasi surfaktan terhadap nilai muatan [Q=nFCV; n:jumlah elektron; F: bilangan Faraday; C: konsentrasi zat; V:volume aktif]. Respon photocurrent cenderung akan turun pada kondisi pH asam. Pembandingan hasil pengukuran COD dengan metoda konvensional (metoda dikromat) dan metoda berbasis fotoelektrokatalisis yang dikembangkan, terhadap contoh air yang sama, memberikan nilai yang tidak berbeda secara signifikan."
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S30413
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Indra Saptiama
"Penelitian yang dilaporkan ini merupakan bagian dari pengembangan metode baru dalam penentuan nilai COD berbasis fotoelektrokatalisis. Penentuan nilai COD yang diusulkan dilakukan dengan memanfaatkan proses fotoelektrokatalis pada permukaan titanium dioksida. Dalam proses tersebut arus cahaya yang muncul, sebagai akibat oksidasi zat kimia dalam air, dikorelasikan dengan kebutuhan kimiawi oksigen dalam air yang diperiksa. Dalam penelitian ini dilakukan investigasi optimalisasi intensitas lampu UV, bias potensial, tingkat pelapisan TiO2 dan pengaruh pH. Optimasi ini diharapkan dapat meningkatkan respon arus cahaya yang dihasilkan dari proses photodegradasi senyawa organik, sehingga dapat meningkatkan linieritas dari daerah kerja probe COD yang dikembangkan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas fotokatalisis optimum diperoleh pada kondisi tingkat pelapisan sebanyak 12 pelapisan, dengan tingkat pengisian TiO2 sebesar 0.3165 mg/cm2, besaran bias potensial 0.3-0.5 V, pH 5-9 dan intensitas lampu maksimal pada keadaan 7 lampu UV ( 7x 35 uW/cm2). Hasil optimasi ini digunakan untuk mengatur kondisi probe COD dalam uji penentuan nilai COD terhadap larutan air yang masing-masing mengandung glukosa, metanol dan asam benzoat. Hasilnya menunjukkan bahwa dengan kondisi tersebut respon arus cahaya linier terhadap peningkatan konsentrasi zat organik yang setara dengan nilai COD sampai dengan 500 mg/l O2.

This research is part of the development of new methods for the determination of COD based on photoelectrocatalysis on titanium dioxide surface. In this proposed method the COD value is derived from a photocurrent evolved during photoelectrocatalysis oxidation of chemicals in water. In this work, some variables such as UV light intensity, applied potential, the numbers of TiO2 coating of and the influence of pH, are invistigated to optimize the process.
The results indicate that the optimum photocurrent is achieved at UV light intensity, numbers of coating, applied potential and pH value at 7 lamps (equal to 7 x is 35 uW/cm2), 12 coatings (equal to 0.3165 mg/cm2 loading), 0.3-0.5 V , and 5-9 pH scale, respectively. This optimization is expected to increase photocurrent responses from photodegradation process that eventually improve the linearity of the working dynamic of COD probe. These conditions are set up for the probe and tested against solution of glucose, methanol and benzoic acid in water. The system showed a linear response of photocurrent towards increasing of concentration of chemical that equivalent to COD values up to 500 mg / l O2.ography University of Indonesia Most of
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S30715
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Irwan Santoso
"Metode cepat penentuan Chemical Oxygen Demand (COD) pada limbah cair menggunakan probe berbasis sistem nano-fotoelektrokatalisis telah dikembangkan. Dengan metode ini, proses degradasi dari bahan organik terlarut dalam limbah cair diukur langsung secara kuantitatif dari transfer elektron pada elektroda lapis tipis TiO2 nanopartikel. Telah dilakukan preparasi lapisan tipis TiO2 berukuran nano yang dilekatkan pada substrat gelas berlapis SnO2-F (FTO). Preparasi lapisan tipis (film) TiO2 dilakukan dengan cara dipcoating ke dalam sol-gel, dilanjutkan dengan kalsinasi pada suhu 550 OC.
Pada TiO2 hasil sintesis dilakukan karakterisasi menggunakan UV-Vis diffuse reflectance spektrofotometer dan X-ray Diffraction ( XRD), sedangkan lapisan tipis hasil preparasi dikarakterisasi menggunakan scanning electron microscopy (SEM) dan sistem elektrokimia. Berdasar spektrum UV-Vis dapat diketahui TiO2 yang dihasilkan memiliki energi celah (band gap) sebesar 3,24 eV. Hasil pengukuran XRD menunjukkan bahwa film yang dihasilkan didominasi oleh TiO2 dalam bentuk anatase dan mempunyai ukuran kristal sebesar 10,52 nm.
Hasil SEM menunnjukan bahwa lapisan tipis terdiri dari partikel homogen berukuran 52,63 nm dan tebal lapisan TiO2 sebesar 1216,83 nm (20X pelapisan). Uji fotoelektrokimia dilakukan dengan menempatkan film TiO2 sebagai elektroda kerja pada sistem elektrokimia tiga elektroda dengan elektroda bantu Pt dan elektroda pembanding Ag/AgCl. Dalam penelitian ini dilakukan optimasi sistem meliputi jumlah LED UV, bias potensial, tingkat pengisian TiO2 dan pengaruh pH.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas fotokatalis optimum diperoleh pada kondisi tingkat pelapisan sebanyak 25 pelapisan dengan tingkat pengisian TiO2 sebesar 0,937 mg/cm2, besaran bias potensial 300 mV, pH 4-10 dan jumlah lampu 8 LED UV (8X3mW). Hasil optimasi ini digunakan untuk mengatur kondisi probe COD dalam uji penentuan nilai COD terhadap sampel cair yang masing-masing mengandung glukosa, metanol, kalium hidrogen phtalat (KHP), asam oksalat dan asam benzoat. Hasilnya menunjukkan bahwa semua yang diujikan memberikan respon serupa yaitu arus cahaya meningkat sebanding dengan naiknya konsentrasi, yang juga bermakna sebanding dengan kenaikan nilai COD. Sebagai perbandingan, COD sample sintetis ditentukan dengan metoda ini masih memberikan nilai yang relatif berbeda (bias maksimum 33,38%) dengan hasil penentuan dengan metoda standard (cara dikromat). Sistem yang dirancang pada penelitian ini mampu mengukur dengan baik pada konsentrasi COD antara 0 ? 200 mg/L O2.

A rapid method for determination of chemical oxygen demand (COD) in waste water using probe based on photoelectrocatalysis has been developed. With this method, degradation process of dissolved organic matter in water sample is measured simply by direct quantifying the amount of electrons transferred at a nanosized TiO2 film electrode. Nanosized TiO2 film, immobilized on SnO2-F (FTO) glass, was successfully prepared by a dip-coating technique from titania sol-gel, followed by heat treatment at 550°C.
The TiO2 was characterized by diffuse reflectance UV-Vis spectroscopy and XRD, meanwhile thin film was characterized by photoelectrochemical system (PES) and scanning electron microscopy (SEM). The UV-Vis spectrum shows band gap of 3,24 eV while xray diffraction pattern shows predominantly occurrence of anatase form with 10,52 nm crystal size.
SEM Photos of 20 coating cycles thin film shows that it is consist of homogeneous particle 52,63 nm and creating TiO2 layer of 1216,83 nm. The thin film then was employed as a working electrode in PES with Pt as counter electrode and Ag/AgCl as reference electrode. In this work, some variables such as number of UV LED light, applied potential, the numbers of TiO2 coating cycles and the influence of pH, are invistigated to optimize the process.
The results indicate that the optimum photocurrent is achieved at 8X3mW UV LED intensity, 25 numbers of coating cycles (equal to 0,937 mg/cm2 loading TiO2), 300 mV applied potential and 4-10 pH scale respectively. At the optimum condition, the steady state photocurrent response of some organic compounds (glucose, methanol, KHP, oxalic acid, benzoic acid) is measured. The photocurrent value is proportional to the concentration of the compound in the bulk solution, hence can be related to the COD value of the bulk solution. A synthetic sample was measured for determination of COD value by proposed method and conventional one (dichromate method) and the results was still quite different (deviation up to 33,38%). The proposed method still work well at quite narrow working range of COD (0 ?200 mg/L O2).
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
T29076
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muh. Nurdin
"Telah dilakukan penelitian pengembangan film titanium dioksida berukuran nano, yang dilekatkan pada substrat gelas berlapis ITO (Indium Tin Oxide). Film titanium dioksida berkuran nano ini digunakan untuk mengembangkan sistem sensor Chemical Oxygen Demand (COD) model baru. Film ini diperoleh dengan teknik proses clip-coating pada dispersi homogen TiO2, dilanjutkan dengan proses pemanasan hingga 450 °C. Dispersi homogen ini dibuat melalui dua metode yang berbeda, yaitu metode refluks hidrotermal dan pemanfaatan template triton-100. Film TiO2 yang diperoleh dikarakterisasi dengan Atomic Force Microscopy (AFM) dan X-Ray Diffraction (XRD). Analisis AFM memberikan informasi roughness dan ukuran partikel dari film, sedangkan XRD memberikan infomasi struktur dan ukuran kristal. Hasil menunjukkan bahwa film yang dipreparasi dengan metode refluks hidrotermal memberikan roughness 1,596 nm dan ukuran partikel 9,8 nm, sedangkan film yang dipreparasi dengan metode pemanfaatan template triton X-100 memberikan roughness 2,377 nm dan ukuran partikel 4,7 nm. Hasil analisis AFM dari kedua metode sintesis ini telah dikonfirmasi dengan XRD yang memberikan ukuran partikel masing- masing 9,64 nm dan 9,38 nm sebagai kristai anatase Film Ti02 yang dikembangkan ini menunjukkan aktifitas oksidasi fotokatalisis yang sangat baik. Dengan menggunakan film TiO2 berukuran nano yang dilekatkan di atas gelas berpenghantar listrik telah sukses dibuat dan diuji sebagai sensor COD. Sensor COD model baru yang dikembangkan ini berbasis fenomena fotoelektrokatalis, sedangkan konstruksi perangkatnya adalah sel elektrokimia dengan tiga elektroda. Lapisan tipis titanium dioksida di atas gelas-ITO difungsikan sebagai elektroda kerja yang dipasangkan dengan kawat Pt sebagai elektroda bantu, dan Ag/AgC| sebagai elektroda pembanding. Rangkaian sel elektrokimia dengan elelctroda kerja lilin 1702 ini pada saat permukaan TiO2 dikenai sinar ultra violet (~ 400 nm) memberikan respon initial photocurrent (arus-cahaya awal) yang unik dan merespon kondisi kimiawi tertentu dalam Iarutan contoh yang kontak dengan elektroda. Evaluasi lebih lanjut menunjukkan bahwa arus-cahaya awal dapat diamati dalam rentang waktu 10 detik dan besarnya proporsional dengan kandungan zat organik dalam larutan oontoh yang diuji. lntegrasi evolusi arus-cahaya awal ini versus waktu memberikan nilai muatan (Q = fidt; Q = muatan; i = arus; t= waktu) yang proporsional dengan konsentrasi mengikuti formulasi Faraday (Q = nFCV; n= jumlah elektron yang terlibat; F = konstanta Faraday; C = konsntrasi analit; dan V = volume). Arus-cahaya awal yang diamati ini pada dasarnya adalah akibat aliran elektron dari anoda ke katoda dalam sirkuit sel elektrokimia yang dirangkai, ketika elektronnya akan didisperse ke dalam larutan contoh melalui katoda dan akan ditangkap oleh akseptor elektron dalam air contoh (dominannya adalah oksigen). Pada prinsipnya integrasi arus-cahaya, terlepas apa jenis zat organiknya, akan proporsional dengan kandungan zat organik dalam air contoh, yang selanjutnya memberikan gambaran nyata kebutuhan oksigen kimiawi (COD) dalam air oontoh. Rangkaian sensor COD yang dibuat mampu menunjukkan nilai COD dengan benar pada rentang konsentrasi 10-150 mg/L dengan sensitivitas 3,9588 pCImglL, limit deteksi 1,9293 pC, presisi +-5,86 %.

Titanium dioxide (TiO2) nanoparticle film coated onto ITO (lndium Tin Oxide) glass has been developed and successfully applied for a new Chemical Oxygen Demand (COD) sensor. The TiO2 nanoparticles film were obtained by a dip-coating techniques in to a homogenous dispersion of TiO2, followed by a heat treatment up to 450 °C. The homogeneous dispersion was prepared by two different sol-gel methods, namely reflux hydrothermal and triton X-100 template methods. The obtained TIO2 films were characterized by Atomic Force Microscopy (AFM) and X-Ray Diffraction (XRD) methods. The AFM analysis provide information on the roughness and particle size of the film, while XRD give information on the crystal structure and crystallite size. It was observed that the film prepared by reflux hydrothermal method have a roughness and particle size of 1.596 nm and 9.8 nm, while the film prepared by triton X-100 template method give roughness and particle size of 2.377 nm and 4.7 nm, respectively. The XRD analysis revealed that both films were predominated by anatase crystal structure and having -a crystallite size of 9.64 nm and 9.38 nm (predicted by Scherer equation). In addition the developed TiO2 film showed a good photocatalytic oxidation activities. By employing the above mentioned film, a new COD sensor based on photoelectrocatalytic principle has been constructed. The sensor system basically is an electrochemical cell which consist of three electrodes, i.e, working electrode (thin film TiO2), counter electrode (Pt wire) and reference electrode (Ag/AgCl). When the surface of working electrode (the TiO2 film) in electrochemical cell is illuminated by ultra violet light (~ 400 nm), a unique initial photocurrent was observed as a response to the present of organic chemical in sample solution that contact with electrodes. Furthermore, the carefully evaluation showed that the initial photocurrent (it can be observed in 10 seconds) is proportional to the organic chemical concentration in the sample. The integration of initial photocurrent versus time gives a charge value (Q = Iidt; Q = charge; I = photocurrent; t = elapsed time upon illumination), which is, again, proportional to the concentration of organic chemical (follows the Faradays Law, Q = nFCV; where n = number of electron transferred; F = Faraday constant; C = concentration of the compound; and V = volume). The initial photocurrent observed is representation of a flow electron from anode to cathode in electrochemical cell circuit, where the electron will be dispersed into sample solution through cathode and caught by electron acceptor in the water sample (dominated by oxygen). Hence the charge (Q) will be proportional to the organic concentration and can be correlated to the COD value in the water samples. The newly developed COD in the water samples. The newly developed COD sensor showed a practical linier range of 10-150 mg/L, sensitivity 3.9588 uC/mg/L, detection limit 1.9293 uC, and precision +-5,86 %."
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
D1246
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Supriyono
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
T40079
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuris Diksy
"ABSTRAK
Sensor COD dipreparasi dengan menggunakan elektroda kawat Cu dan elektroda pensil grafit C yang dimodifikasi dengan lapisan tipis nanopartikel tembaga nano-Cu . Preparasi dilakukan secara elektrokimia dan morfologi permukaan elektroda nano-Cu/Cu dan nano-Cu/C dipelajari dengan scanning electron microscope SEM dan energy dispersive X-Ray spectrometer EDX menunjukkan ukuran partikel dengan variasi antara 50-750 nm dengan persen Cu sekitar 0,81-14,35 . Aplikasi kedua elektroda dalam analisis COD dipelajari dengan menggunakan glukosa dan glisina sebagai model. Reaksi oksidasi glukosa dan glisina dalam larutan NaOH 0,075 M, dipelajari dengan linear sweep voltammetry menunjukkan puncak oksidasi pada 0,68 V dan 0,67 V vs Ag/AgCl berturut-turut untuk elektroda nano-Cu/Cu dan nano-Cu/C. Pengaruh konsentrasi Cu2 , waktu deposisi, jumlah siklik, dan scan rate dipelajari untuk menentukan kondisi optimum percobaan. Kedua elektroda kerja yang dimodifikasi memberikan hasil deteksi amperometrik standar COD glukosa-glisina dengan linearitas yang baik R2 > 0,990 pada rentang konsentrasi 17,25-176,00 mg/L COD. Limit deteksi didapatkan sebesar 15,28 mg/L untuk elektroda nano-Cu/Cu dan 15,07 mg/L untuk elektroda nano-Cu/C. Sensor COD yang dibuat memberikan presisi yang baik dengan akurasi pada rentang 85,54- 102,42 dan 85,45-107,86 . Dibandingkan dengan nilai COD teoritis sensor yang dibuat memberikan nilai 95,33 dan 90,00 untuk elektroda nano-Cu/Cu dan elektroda nano-Cu/C. Kata kunci: chemical oxygen demand, sensor, kawat tembaga, nano-Cu, glukosa dan glisina

ABSTRACT
AbstractCOD sensor was prepared by using Cu wire electrodes and graphite pencil electrode C modified with a thin layer of copper nanoparticles nano Cu . The sensor was prepared by electrochemical method. The surface morphology of the prepared nano Cu Cu and nano Cu C electrodes was investigated by scanning electron microscope SEM and energy dispersive X Ray spectrometer EDX showed that the particle size was varied between 50 750 nm and percentage of Cu about 0.81 14.35 . The applications of electrodes in the COD analysis were studied using glucose and glycine as the models. The oxidation reaction of a mixture solution of mg L glucose and mg L glycine in 0.075 M NaOH solution was investigated using linear sweep voltammetry showed an oxidation peaks at 0.68 V and 0.67 V vs. Ag AgCl respectively for nano Cu Cu and nano Cu C electrodes. The effects of the Cu2 concentration, deposition time, cyclic amount, and scan rate were studied to determine the optimum conditions of the experiment. The amperometric detection of COD in prepared electrodes showed a good linearity R2 0.990 in the concentration range of 17.25 176 mg L COD. The estimated detection limit was obtained at 15.28 mg L for the nano Cu Cu electrode and 15.07 mg L for the nano Cu C electrode. COD sensors showed good precision and accuracy in the range 85.54 ndash 102.42 and 85.45 ndash 107.86 . Compared with theoretical COD values the sensors made provided 95.33 dan 90.00 value respectively for nano Cu Cu and nano Cu C electrodes.Keywords chemical oxygen demand, sensor, copper wire, nano Cu, glucose and glycine"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T50461
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fathya Khalisa Manzis
"Air limbah domestik merupakan air limbah yang berasal dari aktivitas hidup sehari-hari manusia yang berhubungan dengan pemakaian air. Untuk mengetahui karakteristik air limbah diperlukan pengujian segera setelah sampel diambil, namun pada realitanya seringkali sampel tidak dapat langsung diuji dan membutuhkan waktu tunggu penyimpanan sebelum diuji di laboratorium. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh waktu tunggu terhadap perubahan konsentrasi dan laju penurunan konsentrasi, serta memprediksi konsentrasi awal berdasarkan perubahan konsentrasi BOD dan COD. Penentuan koefisien laju penurunan dilakukan menggunakan fitur “Trendline” jenis eksponensial dari grafik scatter plot pada Microsoft Excel, sedangkan analisis prediksi konsentrasi awal dilakukan dengan pemodelan menggunakan solusi persamaan diferensial reaksi orde pertama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi BOD menurun seiring waktu tunggu, sedangkan konsentrasi COD mengalami peningkatan setelah turun terlebih dahulu. Diperoleh rata-rata koefisien laju penurunan BOD sebesar 0,278/hari pada sampel tanpa pengawetan dan 0,13/hari pada sampel dengan pengawetan, sedangkan rata-rata koefisien laju penurunan COD sebesar 0,046/hari pada sampel tanpa pengawetan dan 0,0185/hari pada sampel dengan pengawetan. Hasil pemodelan untuk memprediksi konsentrasi awal BOD reliabel hingga hari ke-2 penyimpanan pada sampel tanpa pengawetan dan hari ke-2,25 penyimpanan pada sampel dengan pengawetan. Sementara itu, hasil pemodelan untuk memprediksi konsentrasi awal COD reliabel hingga hari ke-21 penyimpanan pada sampel dengan pengawetan, namun tidak reliabel sama sekali pada sampel tanpa pengawetan.

Domestic wastewater originates from daily human activities involving the use of water. To determine the characteristics of wastewater, testing is required immediately after sample collection. However, samples often cannot be tested immediately and require a holding period before laboratory testing. This study aims to analyze the impact of holding time on the concentration changes and the degradation rate, as well as to predict the initial concentration based on changes in BOD and COD concentrations. The determination of the degradation rate coefficient was performed using the "Trendline" feature with an exponential type from the scatter plot graph in Microsoft Excel, while the analysis of the initial concentration prediction was conducted through modeling using the solution of the first-order reaction differential equation. The results showed that BOD concentration decreases over the holding time, whereas COD concentration increases after initially decreasing. The average degradation rate coefficient for BOD was found to be 0.278/day in samples without preservation and 0.13/day in preserved samples, while the average degradation rate coefficient for COD was 0.046/day in samples without preservation and 0.0185/day in preserved samples. The modeling results for predicting the initial BOD concentration were reliable up to the 2nd day of storage for samples without preservation and the 2.25th day for preserved samples. Meanwhile, the modeling results for predicting the initial COD concentration were reliable up to the 21st day of storage in preserved samples but not reliable at all in samples without preservation."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>