Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 135864 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Khesia Ghassani Nusmara
"Daun tanaman pare (Momordica charanthia L.) secara tradisional digunakan untuk meningkatkan pertumbuhan rambut. Tujuan penelitian ini adalah membuat sediaan hair tonic yang mengandung ekstrak etanol daun pare dan menguji aktivitasnya terhadap pertumbuhan rambut serta stabilitas fisik dari sediaan hair tonic. Hair tonic dibuat dengan kandungan ekstrak daun pare pada konsentrasi berbeda yaitu 1%, 2% dan 4%. Sediaan ini diaplikasikan pada kulit tikus secara topikal dan panjang rambut diukur pada hari ke-7, 14 dan 21 sedangkan bobot rambut diukur pada hari ke 21. Hair tonic minoksidil digunakan sebagai kontrol positif.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa formula terbaik yang dapat meningkatkan pertumbuhan rambut adalah formula yang mengandung 4% ekstrak etanol daun pare. Aktivitas peningkatan pertumbuhan rambut pada formula ini tidak berbeda bermakna dengan kontrol positif minoksidil. Sediaan hair tonic yang mengandung ekstrak daun pare 1%, 2% dan 4% menunjukkan kestabilan fisik yang baik pada penyimpanan suhu kamar dan suhu tinggi. Pada penyimpanan suhu rendah terlihat adanya ketidakhomogenan hair tonic formula 3 yang mengandung ekstrak daun pare sebesar 4%.

Leaves of bitter melon (Momordica charanthia L.) are traditionally used to promote hair growth. This research was carried out to formulate hair tonic dosage form which contain ethanolic extract of bitter melon leaves and evaluate its hair growth-promoting activity and physical stability of hair tonic dosage forms. Hair tonics were made using bitter melon extract in various concentration, which are 1%, 2% and 4%. These dosage forms were applied topically on rats skin and the length of hairs were measured on 7th, 14th and 21th day while the weight of hairs were measured on 21th day. Minoxidil hair tonic used as positive control.
The results showed that the best formulation for promoting hair growth was given by the formulation which contains 4% ethanolic extract of bitter melon leaves. The hair growth-promoting activity of these formulation was not significantly different to minoxidil hair tonic. Hair tonic dosage forms which contain bitter melon leaves extract 1%, 2% and 4% showed a good physical stability at room temperature and high temperature storage. There was any irregularities in the hair tonic which contains extract of bitter melon leaves by 4% at low temperature (4 °C ± 2 °C ).
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S42966
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Antik Raisca Arnedy
"Buah pare mengandung senyawa karantin, agen hipoglikemik, yang sulit untuk berpenetrasi melalui kulit dan terhidrolisis apabila diberikan secara oral. Rute transdermal dapat menghindari terjadinya hidrolisis tersebut. Selain itu, etosom menawarkan penetrasi lebih baik dibandingkan fraksi herbal konvensional. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan fraksi buah pare dalam etosom agar kemampuan penetrasi karantin meningkat. Buah pare diekstraksi dengan etanol 80% dan difraksinasi dengan diklorometana. Kemudian kadar stigmasterol glukosida (STG), salah satu senyawa karantin dalam fraksi buah pare, ditetapkan. Etosom diformulasikan dengan berbagai konsentrasi, setara dengan 2% (F1), 3% (F2), dan 4% (F3) fraksi buah pare, dan dibuat menggunakan metode hidrasi lapis tipis. Etosom yang didapatkan dikarakterisasi dan diuji stabilitasnya. Setelah itu, dilakukan uji penetrasi menggunakan sel difusi Franz.
Hasil menunjukkan bahwa fraksi buah pare merupakan fraksi kering berwarna coklat kehijauan dan memberikan hasil yang positif terhadap steroid. Hasil menunjukkan etosom F2 merupakan formula paling baik dengan bentuk partikel sferis, Dv mean sebesar 1233,37 ± 10,33 nm, indeks polidispersitas 0,35 ± 0,05, potensial zeta -57,50 ± 0,44 mV, dan efisiensi penjerapan 94,98 ± 0,23%. Selain itu, nilai fluks STG yang terpenetrasi dari etosom F1, F2, dan F3 sebesar 4,22 ± 0,61; 12,14 ± 0,44; dan 7,24 ± 0,67 µg/cm. Hal tersebut menunjukkan bahwa penetrasi F2 lebih tinggi dibandingkan etosom lainnya. Dapat disimpulkan bahwa etosom fraksi buah pare dapat meningkatkan penetrasi STG melalui kulit.

Bitter melon fruit containing charantin, a hypoglycemic agent, is difficult to penetrate through the skin -as well as- being hydrolyzed when given orally. A transdermal route can avoid drug hydrolysis. Besides, ethosome offers better penetration than conventional herbal fraction. This study aims to formulate ethosomes containing bitter melon fruit fraction for improving penetration ability of charantin. Bitter melon was extracted with ethanol 80% and fractionated with dichloromethane. Then, stigmasterol glycoside (STG) content, one of charantin compounds in bitter melon, was determined. Ethosomes were formulated with various concentrations, which were equal to 2% (F1), 3% (F2), and 4% (F3) of bitter melon fruits fraction, and prepared using thin layer hydration method. The ethosomes were characterized and tested for stability study. Furthermore, the penetration study was conducted using Franz diffusion cells.
The results showed that the bitter melon fruit fraction was a dry, brown-greenish fraction, and gave a positive test for steroid. The results showed that F2 was the best formula among the others with spherical shape, Dv of 1233.37 ± 10.33 nm, polydispersity index of 0.35 ± 0.05, zeta potential of -57.50 ± 0.44 Mv, and entrapment efficiency of 94.98 ± 0.23%. Futhermore, the STG flux of the F1, F2, and F3 ethosomes was 4.22 ± 0.61; 12.14 ± 0.44; and 7.24 ± 0.67 µg/cm. It suggests that F2 penetration was higher than the other ethosomes. It can be concluded that the ethosome could improve penetration of STG through the skin.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desi Aryani Tri Lestari
"Buah pare Momordica charantia Linn merupakan salah satu jenis tanaman obat yang mengandung charantin. Senyawa charantin dapat digunakan untuk menurunkan kadar glukosa dalam darah sehingga banya digunakan sebagai obat antidiabetes. Buah pare memiliki rasa yang pahit sehingga dibuat menjadi tablet salut lapis tipis. Tablet inti ekstrak buah pare dibuat dengan metode granulasi basah dengan CMC Na 6 sebagai pengikat. Larutan penyalut dibuat dalam 3 formula dengan variasi konsentrasi PEG 400 sebagai plasticizer 16 , 20 , dan 24 terhadap bobot HPMC. Evaluasi sediaan tablet salut lapis tipis meliputi penampilan fisik, kenaikan bobot, morfologi permukaan, tebal lapisan, waktu hancur, dan uji rasa pahit. Uji rasa pahit dilakukan kepada 30 responden dengan memberikan kuesioner tingkat rasa pahit terhadap sampel.
Hasil kuesioner dianalisis menggunakan aplikasi SPSS dengan metode Kruskal Walis. Tablet salut lapis tipis yang telah disalut dengan PEG 400 20 mengalami kenaikan bobot 4,78 . Morfologi permukaan menggunakan SEM menunjukkan permukaan yang halus dengan ketebalan lapisan 34,67 m. Tablet salut lapis tipis dapat hancur dalam waktu 5,34 1,09 menit dan memiliki rata-rata nilai rasa pahit 1,10 yang termasuk dalam kategori tidak pahit. Hasil menunjukkan bahwa penggunaan PEG 400 20 sebagai plasticizer dapat memperbaiki penampilan dan menutupi rasa pahit dari ekstrak buah Pare.

Momordica charantia Linn fruit is one of medicinal plant that contained charantin. Charantin is useful to lower the blood glucose level so that it is used widely as anti diabetic medicine. M.charantia Linn fruit had the lacks of bitter taste so that it made into film coated tablets. The core tablets of M.charantia Linn were prepared by wet granulation method using CMC Na 6 as binder, then coated by HPMC 5 . Film coating formulation were made in 3 formulas using additional amount of PEG400 as plasticizer at 16 , 20 , and 24 concentration of HPMC weight. The obtained film coated tablet were evaluated including organoleptic, percentage weight increase, film coated tablets surface, coating thickness, disintegrating time, and bitter taste evaluation. Bitter taste evaluatin was performed on 30 respondents by giving the bitter taste level questionnaire of the three formulas film coated tablets, core, and extract powders.
The questionnaire results were analyzed using SPSS application with Kruskal Walis method. Film coated tablets that coated using 20 PEG400 as plasticizer had percentage weight increase 4,78 . The surface morphology using scanning electron microscope was smooth and showing 34,67 m coating thickness. Film coated tablets also disintegrated within 5,34 1,09 minutes and had bitter taste level about 1,10 .The results revealed that PEG400 20 as plasticizer is able to masking appearance and bitter taste of M.charantia Linn.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
S69439
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fauzana Fauzi
"Ekstrak buah pare memiliki berbagai macam khasiat, namun hampir semua kandungannya memiliki rasa yang sangat pahit. Penelitian sebelumnya membuktikan bahwa beads alginat dapat menutupi rasa pahit ekstrak sambiloto (Andrographis paniculata). Pada penelitian ini beads ekstrak buah pare (Momordica charantia Linn) dibuat dengan menggunakan metode gelasi ion dengan terjadinya taut silang antara natrium alginat dengan kalsium klorida yang dimanfaatkan untuk menutupi rasa pahit. Beads dibuat menggunakan natrium alginat (1,5% b/v) dengan berbagai perbandingan ekstrak buah pare (0,5:1; 1:1; dan 2:1), gelatin (2% b/v) dan CaCl2 3%. Formula beads dievaluasi fisik dan fungsional meliputi morfologi, efisiensi proses, ditribusi ukuran partikel, daya mengembang, kadar air, dan uji rasa pahit. Formula 1 dengan perbandingan ekstrak:alginat (0,5:1) yang memiliki bentuk hampir bulat dengan ukuran diameter 600-1200 µm, daya mengembang 113,21% dan kadar air 15,34% menunjukkan formula yang paling optimal menutupi rasa pahit karena memiliki nilai yang berbeda bermakna secara statistik dengan nilai p<0,05 jika dibandingkan dengan standar.

The bitter gourd fruit has many pharmaceutical effect, but almost all the substances was bitter. The previous study has shown that alginate beads can mask the bitter flavour of sambiloto (Andrographis paniculata). In this study beads of bitter gourd fruit extract (Momordica charantia Linn) was prepared by using ionic gelation method that cross linking occured between sodium alginate and calcium chloride that used to covering the bitter flavour. Beads were prepared using sodium alginate (1.5% w/v) with various comparisons bitter gourd fruit extract (0,5:1, 1:1, and 2:1), gelatin (2% w/v), and CaCl2 3%. The obtain beads were characterized physically and functionally include morphology, process efficiency, particle distribution, swelling index, and water content. Formula one with comparison extract:alginate (0,5:1) which has almost spherical shape with diameter 600-1200 µm, swelling index 113,21% and water content 15,34% has shown the best formula could cover the bitter taste that has the value statisticly different with p value >0,05 if compared with standard."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
S69352
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kasmida
Depok: Universitas Indonesia, 1989
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elisa Nur Widiya
"Pemanfaatan buah pare sebagai tanaman obat yang memiliki berbagai manfaat bagi kesehatan umumnya masih secara tradisional. Rasa pahit pada pare yang berasal dari senyawa momordisin, kurang menyenangkan bagi lidah sebagian besar orang. Pada penelitian ini, pare dalam bentuk ekstrak dibuat dalam bentuk sediaan sirup dengan penambahan bahan pemanis berupa ekstrak buah bit yang memiliki rasa khas yang kuat serta kandungan gula yang diharapkan dapat menutupi rasa pahit dari pare. Sediaan sirup ini mengandung ekstrak pare, sukrosa, ekstrak bit, sorbitol, natrium benzoat, perisa stroberi, dan aquadest. Pada Formula kontrol, 1, 2, dan 3 secara berturut-turut mengandung ekstrak bit 0 , 10 , 15 , dan 20 . Keempat formula dievaluasi untuk melihat sifat fisik, stabilitas, dan pengujian rasa pahit dari setiap formula. Pengujian rasa pahit dilakukan pada 30 responden, kemudian data dianalisis menggunkana uji Wilcoxon pada software SPSS. Formula 3 dengan konsentrasi pemanis ekstrak buah bit sebesar 20 , terpilih menjadi formula yang terbaik dalam menutupi rasa pahit karena memiliki nilai rata-rata yang signifikan secara statistik dibandingkan formula lainnya dengan p

Utilization of bitter melon as a medicinal plant that provide many health benefits is generally done through traditional methods. The bitter taste of bitter melon comes from compound momordicin and generally regarded to be less enjoyable for most people. In this research, a bitter melon extract made in the form of syrup preparations with the addition of sweetener in the form of beet extract that has a special strong taste and sugar content which expected to cover the bitter taste of bitter melon. This syrup contains bitter melon extract, sucrose, beet extract, sorbitol, sodium benzoate, strawberry essence, and aquadest. The formula of control, 1, 2, and 3 accordingly contains beet extract as much as 0 , 10 , 15 , and 20 . All formulas were evaluated to determine the physical properties, stability, and the bitter taste of each formula. The bitter taste was tested on 30 respondents, data were analyzed using Wilcoxon test on SPSS software. Formula 3 with 20 bit extract was chosen to be the best formula for masking the bitter taste because it has a significant average value statistically compared to other formulas with p "
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
S68369
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salina Febriany
"Diabetes adalah penyakit kronis yang memerlukan pengobatan jangka panjang untuk dapat mencegah efek komplikasi. Salah satu cara adalah dengan pengobatan tradisional. Sebagai negara yang memiliki keanekaragaman hayati yang sangat besar, Indonesia juga memiliki obat tradisional yang disebut JAMU. Pengkajian secara bioinformatik dengan aplikasi berbasis web diperoleh kandidat formula antihiperglikemik terkuat yaitu brotowali, jahe, sembung, dan pare. Untuk membuktikan bahwa formula jamu berdasarkan bioinformatika dengan komposisi tersebut dilakukan pencarian komposisi terbaik jamu antihiperglikemik pada Zebrafish serta tikus jantan albino galur Sprague Dawley. Induksi pada Zebrafish dilakukan menggunakan larutan glukosa 111 mM selama 14 hari sedangkan pada tikus jantan albino galur SD digunakan streptozotosin pada dosis 45 mg/kgBB dengan penambahan larutan fruktosa 10%.
Dari hasil diperoleh kombinasi pare dan sembung dengan perbandingan 1:1 merupakan formula dengan penurunan kadar glukosa darah tertinggi pada Zebrafish (57.36%), dan dosis 400 mg/kgBB merupakan dosis terbaik dalam menurunankan kadar glukosa darah tikus (66,56±7,93 %) yang tidak berbeda bermakna terhadap kadar glukosa darah tikus yang diberikan glibenklamid 5 mg/kgBB (p>0,05). Hasil histologi pankreas menggunakan pewarnaan HE menunjukan bahwa pada pankreas dengan pemberian jamu 800 dan 400 mg/kgBB tidak mengalami kelainan yang spesifik, namun sel yang terdapat pada pulau langerhans tidak sebanyak seperti pada kelompok kontrol normal.

Diabetes is a chronic disease that requires long-term treatment to prevent complications effects. Some people in some countries use traditional medicine. Indonesia is a country with enormous biodiversity, therefore Indonesia has a traditional medicine is called Jamu. With is a web-based bioinformatics applications assessment, it is obtained the antihyperglycemic formula for diabetes which strongest candidate is brotowali (Tinospora crispa), ginger (Zingiber officinale), sembung (Blumea balsamifera), and pare (Momordica charantia). In order to get the best composition of herbs antihyperglycemic formula based in bioinformatics the research have performed test in zebrafish and Sprague Dawley strain albino male rats. Induction in zebrafish carried out using a solution of 111 mM glucose for 14 days and the male albino rats used streptozotosin at 45 mg/kg dose with the addition of 10% fructose solution.
The result shows that sembung (Blumea balsamifera) and pare (Momordica charantia) combination with a ratio of 1: 1 is the formula with the highest decrease in blood glucose levels in Zebrafish (57.36%), and a dose of 400 mg / kg was the best dose decrease blood glucose levels in rats (66.56 ± 7.93%) which did not differ significantly on blood glucose levels of mice were given glibenclamide 5 mg/kg (p> 0.05). Pancreatic histology results using HE staining showed that the pancreas which is given 800 and 400 mg/kg herbs has no specific abnormalities, but the cells contained Langerhans island is not as much as in the normal control group."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
T45433
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Safina Nadiyah Mujahidah
"Pare Momordica charantia adalah tanaman merambat yang mudah dibudidayakan dan banyak dimanfaatkan sebagai sayuran maupun untuk pengobatan. Namun, buah pare memiliki kelemahan yaitu rasanya yang pahit sehingga pemanfaatannya kurang maksimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengatasi permasalahan pahit pada pare dengan metode mikroenkapsulasi. Mikrokapsul ekstrak kental pare dibuat dengan metode semprot kering menggunakan penyalut maltodekstrin DE-18 dan gom arab. Pada penelitian ini dibuat tiga formula mikrokapsul pare dengan variasi konsentrasi ekstrak kental pare yaitu 28.57 ; 37.5 ; dan 50 . Hasil evaluasi pada uji viskositas larutan formula menunjukkan nilai viskositas di bawah 300 cps sehingga dapat digunakan dalam metode semprot kering.
Hasil uji morfologi menunjukkan bahwa mikrokapsul berbentuk bulat namun tidak sferis sempurna atau ada cekung di permukaannya. Uji distribusi ukuran partikel memberikan hasil diameter mikrokapsul pada rentang 12,72 7,16 hingga 14,69 7,92 nm. Kadar air yang terkandung dalam mikrokapsul pare berkisar antara 2,89 0,03 hingga 3,59 0,03 . Hasil uji rasa pahit menunjukkan adanya perbedaan rasa pahit pada standar rasa pahit yaitu ekstrak kental pare dengan ketiga formula mikrokapsul pare. Mikrokapsul pare yang menggunakan maltodekstrin dan gom arab sebagai penyalut dapat menutupi rasa pahit pare, dimana Formula 2 paling baik dalam menutupi rasa pahit.

Bitter melon is a vine that is easy to be grown and can be used as a vegetables or for treatment. However, bitter melon rsquo s fruit has a weakness because its bitter taste. This study aims to overcome the bitter problem by microencapsulation method. Microcapsule of bitter melon extract is made by spray drying method using maltodextrin DE 18 and gum arabic as coating polymers. Bitter melon microcapsules were formulated with 3 variation of bitter melon concentration 28.57 37.5 and 50. The viscosity result of formula solutions indicated that the formula had viscosity below 300 cps so it can be used in spray drying method.
The morphological test result showed that the three microcapsule formulas are round but not perfectly spheris or have concave on the surface. The particle size distribution test result is microcapsule diameter in the range 12,72 7,16 to 14,69 7,92 nm. Water content in bitter melon microcapsules range from 2,89 0,03 to 3,59 0,03 . Result of bitter taste test showed a difference in bitter taste standard and three formulas of bitter melon microcapsules. Bitter melon microcapsules that use maltodextrin and gum arabic as coatings can mask the bitter taste of bitter melon extract, which Formula 2 is the best at masking bitter taste.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
S68855
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rhatih Eka Sasongko
"Fitosom merupakan teknologi untuk meningkatkan penetrasi, absorbsi dan bioavailabilitas ekstrak herbal atau fitokonstituen. Penelitian ini bertujuan mengembangkan fitosom ekstrak pare untuk meningkatkan penetrasi sub- kutan pada penghantaran transdermal. Tiga formula  dikembangkan yaitu F1, F2 dan F3 dengan rasio berat ekstrak dan fosfatidilkolin masing-masing 1:1, 1:2 dan 1:3. Fitosom dikarakterisasi dengan parameter morfologi, distribusi ukuran partikel, zeta potensial dan efisiensi penjerapan. Uji stabilitas pada tiga suhu dan uji penetrasi in vitro dilakukan pada ketiga formula dan formula terbaik dilanjutkan uji in vivo. Hasil menunjukkan F3 adalah formula terbaik dengan efisiensi penjerapan 90,06±1,07%, Dmeanvolume 282,3±16,4 nm, index polidispersitas 0,68±0,03 dan potesial zeta 39,2±0,14 mV. Ketiga formula stabil pada penyimpanan disuhu 40C selama 12 minggu.
Uji penetrasi in vitro menunjukkan jumlah kumulatif ekstrak terpenetrasi F3 51,40±1,15 mg/cm2, nilai fluks 8,27±0,79 mg/cm2.jam pada 2 jam pertama dan 1,52±0,05 mg/cm2 pada jam berikutnya.  Uji in vivo menunjukkan  kadar glukosa darah puasa tikus diabetes dapat turun hingga kadar normal dengan fitosom dosis 500mg/kgBB rute transdermal pada hari ke- 11, ekstrak pare transdermal pada hari ke- 14 dan ekstrak pare oral pada hari ke- 18. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa fitosom- ekstrak pare yang diberikan melalui rute transdermal dapat menurunkan kadar glukosa darah tikus diabetes lebih cepat dibandingkan ekstrak pare non- fitosom.

Phytosomes are novel technology that improve penetration, absorption and bioavailability of herbal extracts or phytoconstituent. This study was aimed to develop phytosomes containing bitter melon extract for improving subcutaneous penetration in transdermal delivery. Three formulas were developed,  F1, F2, and F3 with the weight ratio of extract and phosphatidylcholine was 1:1, 1:2 and 1:3 respectively. Phytosomes were characterized and carried out to stability study, in vitro penetration study, and the better formula was conducted to in vivo study. The results revealed that  F3 was the better formula with entrapment efficiency 90.06±1.07%, Dmeanvolume 282.3±16.4nm, polydispersity index 0.68±0.03 and potential zeta 39.2±0.14mV. All formulas were stable during storage at 40C for 12 weeks.
In vitro penetration study showed F3 had cumulative penetration of extract 51.40±1.15mg/cm2, flux value 8.27±0.79mg/cm2.hours for 2 hours firstly and 1.52±0.05mg/cm2.hours henceforth. In vivo study showed that blood glucose levels in diabetic rats could reduce until normal after 11 day administration  500 mg/kg weight/day phytosomes transdermal route, after 14 day administration extract transdermal route and after 18day extract oral route. It can be concluded that bitter melon extract load phytosomes  transdermal route can reduce blood glucose levels in diabetic rats faster than convensional extract.

"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2018
T52527
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Esther Lamria
"Produk kosmetik, herbal maupun sintetik, telah banyak dikembangkan untuk mengatasi kerontokan rambut, namun produk sintetik berpotensi memberikan efek samping seperti gatal-gatal, sementara produk herbal umumnya lebih aman. Salah satu bahan aktif dari tanaman pangan yang berpotensi sebagai sediaan topikal penumbuh rambut adalah teh hijau.
Penelitian ini bertujuan untuk membuat sediaan hair tonic yang stabil, memiliki khasiat penumbuh rambut, dan aman. Ekstrak etanol teh hijau diformulasikan dalam konsentrasi 2,5%, 5%, dan 7,5%, kemudian dilakukan berbagai evaluasi. Uji kestabilan fisik meliputi cycling test, penyimpanan pada suhu tinggi (40°C ± 2°C), suhu kamar (25°C ± 2°C), dan suhu rendah (4°C ± 2°C). Uji aktivitas pertumbuhan rambut dilakukan pada tikus putih jantan dengan pengamatan dan pengukuran panjang rambut pada hari ke-7, 14, dan 21, penimbangan bobot dan pengukuran diameter rambut pada hari ke-21. Uji keamanan dilakukan pada 9 sukarelawan dengan mengoleskan hair tonic pada lengan atas bagian dalam.
Hasil pengujian menunjukkan hair tonic stabil dalam penyimpanan, kecuali pada penyimpanan suhu rendah (4°C ± 2°C). Ketiga formula hair tonic memberikan aktivitas pertumbuhan rambut, bahkan lebih baik dibandingkan minoksidil 2,5%. Ketiga formulasi ini aman digunakan serta tidak mengiritasi kulit. Formula hair tonic ekstrak teh hijau yang paling optimal adalah formula dengan konsentrasi ekstrak teh hijau 2,5%.

Herbal and synthetic cosmetic products have been developed to unravel problem of hair loss, yet synthetics are potential to give side effects (e.g. itching), whilst herbal products are generally safer. Green tea is one of food derived active ingredient potential as topical hair grower.
The purpose of this study is to formulate hair tonic which is stable, effective towards hair growth, and safe. Ethanolic extract of green tea was formulated into varied concentrations i.e. 2.5%, 5%, and 7.5%. Physical stability test performed such as cycling test, storage in high temperature (40°C ± 2°C), room temperature (25°C ± 2°C), and low temperature (4°C ± 2°C). Activity of hair growth test was by hair length measurements on day 7, 14, and 21, plus diameter measurements and total weights of hair on day 21. Safety test was carried out on 9 volunteers? upper hands.
Results showed the hair tonic was stable in storage, except in low temperature (4°C ± 2°C). In addition to giving hair growth activity, all of the formulas had greater activity than synthetic drug i.e. minoxidil 2.5%. These hair tonics were safe and did not irritate skin. The most optimal formulation was formula 1 with green tea extract concentration 2.5%.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S46176
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>