Ditemukan 198698 dokumen yang sesuai dengan query
Manullang, Rianti Demerista
"Komik Fokke & Sukke adalah komik populer di Belanda yang sarat dengan unsur humor dan satir. Komik ini juga hadir dalam bentuk komik kalender sobek Fokke & Sukke Scheurkalender 2012 dan menyajikan cerita yang sesuai dengan momen pada tanggal tertentu, salah satunya pada momen hari besar di Belanda. Pada momen hari besar tertentu, komik ini sarat dengan muatan tanda-tanda budaya Belanda yang konkrit maupun abstrak. Tanda-tanda yang hadir dalam judul, gambar, dan dialog ini berinteraksi dalam bentuk makna denotatif, konotatif, metafora, dan metonimi. Kesatuan makna dalam tanda-tanda yang muncul tersebut melukiskan pandangan tokoh utama (Fokke dan Sukke) terhadap hari-hari besar di Belanda yang pada akhirnya merupakan representasi budaya Belanda.
Fokke & Sukke is a popular comic in Netherlands that contains satirical humor. This comic also published in comic calendar Fokke & Sukke Scheurkalender 2012 with stories according to the moment by the date self, especially in the feast day. In the current feast day, this comic contains of Dutch cultural signs: concrete and abstract. The signs that appear in the title, pictures, and dialog interact in various forms, such as denotative, connotative, metaphor, and metonymy. The collaboration of signs meaning presents the perspective of Fokke and Sukke as the main characters in the comic. It can be concluded then as the representation of Dutch culture."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S43367
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Malika Humaira Putri
"Entailment adalah fenomena bahasa yang dapat ditemukan dalam percakapan sehari-hari serta teks tertulis, tidak terkecuali komik. Entailment terbentuk ketika kebenaran satu proposisi mengikuti kebenaran proposisi kedua, dan ketidakbenaran proposisi kedua secara pasti menjamin ketidakbenaran proposisi pertama. Entailment diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu entailment satu arah, entailment dua arah, serta entailment negatif. Entailment pada umumnya adalah entailment dua arah. Artikel ini membahas entailment yang terdapat dalam komik setrip Belanda berjudul Fokke & Sukke yang diterbitkan dalam harian NRC Handelsblad pada periode bulan Februari sampai dengan bulan Mei 2022. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tipe-tipe entailment yang terdapat pada komik Fokke & Sukke, serta untuk memaparkan bagaimana proposisi membangun entailment tersebut. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa tiga tipe entailment digunakan dalam komik Fokke & Sukke. Dari delapan setrip yang ditemukan menggunakan entailment, entailment yang paling sering muncul adalah entailment satu arah; entailment tersebut muncul sebanyak empat dari delapan kali.
Entailment is a language phenomenon that can be found in daily conversations as well as written text, including comics. Entailment is formed when the truth of a proposition follows the truth of the second, and the falsity of the second proposition guarantees the falsity of the first. Entailment is classified as three types, which are two-way entailment, one-way entailment, and negative entailment. In general, it is two-way entailment that is found. This article discusses entailment which are found in a Dutch strip comics titled Fokke & Sukke, which is published by NRC Handelsblad, a daily newspaper, from the period February to May 2022. The aims of this research are to identify the types of entailment that appear in the comic Fokke & Sukke, and to explain how propositions build the entailments. This study employed a descriptive qualitative method. This study found that there are three types of entailment used in the comic Fokke & Sukke. From the eight strips that are found to use entailment, the type that appeared the most is one-way entailment; this entailment appeared four out of eight times."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Reid, John Stuart
Soest: Uitgeverij Catullus, 2012
BLD 529.3 REI f
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Michelia Febiandyta KS
"Makalah ini membahas tentang pelanggaran maksim dan jenis lelucon yang sering muncul dalam komik Het Afzien van 2005 Fokke & Sukke. Komik yang ditulis oleh Jean-Marc van Tol, John Reid dan Bastiaan Geleijnse ini memberikan kritikan terhadap situasi politik atau sosial yang terjadi pada tahun 2005 melalui sindiran dengan cara yang humoris. Metode yang digunakan dalam makalah ini adalah metode kualitatif dan kuantitatif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi jenis pelanggaran maksim dan jenis lelucon yang sering muncul pada komik Het Afzien van 2005 Fokke & Sukke. Sebagai korpus, penulis mengambil 11 karikatur yang di dalamnya memuat dialog dan 7 tema tertentu yang diambil secara acak yang kemudian dianalisis dengan menggunakan teori maksim dan teori humor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa maksim cara lebih sering dilanggar dan ironie adalah jenis lelucon yang sering muncul dalam komik tersebut.
This article discusses about the types of violation of the four maximes and the types of jokes that often appear in the comic Het Afzien van 2005 Fokke & Sukke. This comic, drawn and written by Jean-Marc van Tol, John Reid and Bastiaan Geleijnse criticizes the current political and social phenomenon or issuses through the usage of humor. Using the qualitative and the quantitative methods, 11 dialogues of caricatures taken from 7 themes of the comic Het Afzien van 2005 Fokke & Sukke were chosen randomly and then analysed. Besides the two methods, this paper uses also the Theory of Maxims and Humor. The result shows that Maxim of Manner and the type of joke, namely Ironie are mostly found in the comic Het Afzien van 2005 Fokke & Sukke."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Reid, Jhon Stuart
Soest: Catullus, 2010
BLD 839.317 REI f
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Alma Safira Nurarafah
"David Levithan dikenal sebagai salah satu penulis yang tidak menggambarkan karakter LGBTQ yang stereotipikal dalam novel-novelnya. Salah satu novelnya, Every Day (2012) menyampaikan cerita tentang seorang karakter yang memiliki identitas gender berada di luar gender biner (gender non-conforming) yang dapat melakukan perjalanan dari satu tubuh ke tubuh lain setiap hari. Karakter utama novel ini adalah roh yang tidak memiliki tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki konstruksi gender di Every Day (2012). Menggunakan analisis tekstual, penelitian ini menunjukkan bahwa Every Day (2012) mempermasalahkan representasi dari konstruksi gender dan menantang konstruksi tersebut melalui karakternya.
David Levithan is known as one of the authors who does not portray stereotypical LGBTQ character in his novels. One of his novels, Every Day (2012) delivers a story about a gender non-conforming character who can travel from ones body to another every single day. The main character of the novel is a spirit who does not possess any bodies. This research aims to investigate gender construction in Every Day (2012). Using textual analysis, this research suggests that Every Day (2012) problematizes the representation of gender construction and challenges the construction through its characters."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Anton Hari Wirawan
"Jurnal ini membahas tentang representasi perempuan dalam iklan bir Wieckse Rosé yang muncul di Belanda pada tahun 2007. Wieckse Rosé adalah minuman bir berwarna merah muda yang memiliki rasa buah yang cocok diminum oleh perempuan, sehingga bir ini masuk dalam kategori bir untuk perempuan atau vrouwenbier. Pada penelitian ini, penulis menganalisis sistem tanda berupa indeks, ikon dan simbol dalam iklan Wieckse Rosé, kemudian mengkaitkannya dengan teori feminisme eksistensialisme Simone de Beauvoir. Penelitian ini menggunakan metode kajian pustaka dari buku-buku semantik, periklanan, feminisme dan disajikan dalam bentuk analisis deskriptif. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa, penggunaan indeks, ikon dan simbol dalam iklan Wieckse Rosé bertujuan untuk menuntut kesetaraan dalam beraktivitas di ruang publik dan sebuah koreksi mengenai citra perempuan di media yang tidak relevan dengan kondisi yang sebenarnya.
This journal talks about the representation of women in Wieckse Rosé beer commercials that appeared in Netherlands in 2007. Wieckse Rosé is a pink colored beer with fruit flavor that is suitable for women. In Nederland, this kind of beer is specifically for women, or as know as vrouwenbier. In this research, writer analyzed a sign sytem in the form of index, icons and symbols in this commercials and then connect them with the Simone de Beauvoir theory of existentialism feminism. The research in this journal using a literature review of semantics, advertising and feminism books. The results of this research shows that index, icons and symbols in advertising Wieckse Rosé are use to aim demand equality in activities in public spaces and a correction of the image of women in the media are not relevant to the actual conditions."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Zahra Amalia
"
ABSTRAKRepresentasi budaya Asia Timur menjadi salah satu fokus utama dalam media visual karena ada banyak media visual yang menampilkan orang-orang Asia Timur sebagai sesuatu hal yang berbeda dari budaya Barat. Dalam film-film Hollywood, penggambaran mengenai budaya Asia Timur biasanya berbeda dari perspektif Asia. Oldboy dan Oldeuboi adalah dua film yang menggambarkan budaya Asia Timur dengan cara yang berbeda. Ada dua poin utama yang makalah ini coba untuk perlihatkan dengan membandingkan kedua film tersebut. Yang pertama adalah untuk menganalisis masalah dan penggambaran makanan yang terlihat berbeda dalam dua film. Kedua, makalah ini menganalisis gaya busana dan tata rias yang menjadi hal penting dalam menunjukkan perbedaan yang signifikan dari perempuan Asia yang muncul dalam kedua film tersebut. Menggunakan teori representasi dan orientalisme oleh Stuart Hall (1997) dan Edward W. Said (1978), makalah ini menunjukkan bahwa masalah orientalisme masih ada dalam film Hollywood dengan penggambaran makanan Asia dan gaya busana.
ABSTRACTThe representation of East Asian culture becomes one of the main focuses in visual media since there are many visual media that display the East Asians as something the Westerns are not. In Hollywood films, the depictions of East Asians are usually different from Asians perspective. Oldboy and Oldeuboi are two movies that depict East Asian culture in different ways. There are two major points that this paper attempts to show by comparing these two movies. The first one is to analyze the issue and the depiction of food that looks different in the two movies. Second, this paper analyzes fashion and makeup that become important in showing the significant differences of Asian women in these two movies. Using representation and orientalism theories by Stuart Hall (1997) and Edward W. Said (1978), this paper shows that the issue of orientalism still exists in a Hollywood film by the depictions of Asian food and fashion."
2016
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Izza Namira
"Terlepas dari perkembangannya yang pesat hingga saat ini, jurnalisme perjalanan masih dianggap tidak serius dibandingkan dengan karya jurnalisme lainnya. Padahal, jurnalisme ini memiliki satu dimensi yang membedakannya dengan yang lain, yaitu representasi budaya. Jurnalisme perjalanan memiliki fungsi untuk menggambarkan budaya dari tempat yang dikunjungi kepada khalayaknya. Namun, fungsi ini masih belum sepenuhnya dijalankan. Berbagai literatur dan penelitian terdahulu mengatakan bahwa jurnalis masih sering mengabaikan dimensi ini dalam karya mereka. Melihat kecenderungan tersebut, jurnal ini membahas bagaimana representasi budaya yang seharusnya dijalankan oleh para jurnalis. Melalui studi literatur yang dilakukan, terdapat empat aspek utama dari representasi budaya, yaitu memberikan suara kepada masyarakat lokal, mendeskripsikan destinasi, menjelaskan kebudayaan dan maknanya, serta memperbaiki stereotip dan prasangka. Keempat aspek tersebut diiringi dengan perspektif yang kritis dalam mindset jurnalis untuk dapat membuat karya jurnalisme perjalanan yang akurat dan dapat memberikan pendidikan kepada publiknya. Dengan demikian, karya tersebut dapat membantu khalayak untuk memahami budaya dan keunggulan dari tempat yang dikunjungi, serta mengurangi perasaan 'us' versus 'them'.
Despite the rapid development until today, travel journalism is still being seen less serious than other kind of journalism. However, this journalism actually has one different dimension, that is cultural representation. Travel journalism has a function to depict the culture from where the journalist travel to. In contrary, this function has not yet fully implemented in many of travel journalism works. Many literatures and researches explain that journalists often ignore this dimension in their works. Seeing this trend, this journal will discuss how cultural representation should be done by journalists. Based on the literature studies that has been done, there are four main aspects of cultural representation. Those are giving voice to the locals, describing destinations, explaining the cultures and its meaning, and ameliorating stereotypes and prejudices. Those four aspects should be accompanied by critical perspective in journalists’ mindset in order to make more accurate travel journalism works and also provide education to the public. Therefore, it can help the public to understand other cultures as well as the destinations, and to decrease the feeling of 'us' versus 'them'."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Aulia Annisa
"Skripsi ini membahas representasi dan identitas budaya Islam yang terdapat dalam poster pro dan kontra Minarettverbot. Analisis dalam skripsi ini dilakukan secara deskriptif dan argumentatif dengan menggunakan metode studi pustaka. Hasil dari analisis menunjukkan bahwa dalam poster pro-Minarettverbot terdapat representasi Islam sebagai teror dan representasi islamisasi Swiss yang melihat identitas budaya Islam sebagai suatu hal yang esensial. Sebaliknya, dalam poster kontra-Minarettverbot terdapat representasi identitas budaya Islam yang lebih cair. Hal tersebut terutama tampak dari kritik yang disampaikan melalui representasi anti-Minarettverbot. Di samping itu, dari representasi tersebut juga dapat dilihat ideologi yang ingin disampaikan. Ideologi tersebut adalah Islamisme.
The focus of this thesis is on the representation and cultural identity of Islam in pro- and contra-Minarettverbot posters. The purpose of this thesis is to know and to understand how the representation constructs the identity of Islam in Switzerland nowadays. From the analysis, which is based on qualitative descriptive interpretive method, we will find out that pro-Minarettverbot posters represent cultural identities of Islam as something fixed and essential. On the other hand, contra-Minarettverbot posters represent it as a process of becoming. It means that cultural identity is seen as not an essence but as a continually shifting position, which always being produced in representation. In the end, we will also find out the ideology inside the representation and that is Islamism."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S46853
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library