Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 147594 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ramadhani Deniartio
"Mulai langkanya sumber daya alam yang digunakan untuk membangkitkan energi listrik memaksa kita untuk melakukan penghematan energi listrik. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui besarnya potensi pemborosan energi di gedung kuliah Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia sehingga dapat dilakukan langkah penghematan terhadap pemborosan yang terjadi. Penelitian ini menggunakan data hasil dari pengamatan terhadap pola dan perilaku konsumsi untuk mengetahui besar penggunaan energi listrik. Sedangkan potensi pemborosan energi dihitung dengan mengurangi penggunaan energi dengan perilaku penghematan energi, yaitu skema yang pertama mematikan peralatan ketika tidak digunakan, skema kedua menggunakan pencahayaan alami untuk penerangan, dan skema ketiga menggunakan peralatan sesuai dengan kebutuhan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, pemborosan energi yang terbesar terjadi pada Gedung A dengan menerapkan skema ketiga yaitu sebesar 5694.74 kWh/bulan atau sebesar Rp.4.511.855/bulan.

Because of the scarcity of natural resources used to generate electrical energy, it forces us to save the usage of electrical energy. This study was conducted to determine the amount of waste energy potential in the course building at the Faculty of Economics Universitas Indonesia so that we could do the saving for the waste that occurs. This study used data from the result of observations of patterns and consumption behavior to determine the amount of electrical energy usage. While potential energy waste is calculated by reducing energy usage with energy saving behaviors, which are the first scheme is to turn off equipment when not in use, the second scheme is to use natural light for illumination, and the third scheme is to use equipment as needed. Base on the result of this study, the biggest waste of energy occurs in the Gedung A by applying the third scheme that is equal to 5694.74 kWh/month or Rp.4.511.855/month."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43454
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Cut Keumala Banaget
"Sampah yang dihasilkan di lingkungan kampus Universitas Indonesia sebagian besar berasal dari gedung perkuliahan dan administrasi, sampah kantin, dan sampah halaman dari setiap fakultas. Karakteristik sampah yang dihasilkan dari gedung kuliah dan administrasi berbeda dengan sampah yang dihasilkan dari kantin dan halaman sehingga dalam proses pengumpulannya sebaiknya sampah-sampah tersebut dipisahkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui timbulan dan komposisi sampah yang dihasilkan di lingkungan kampus Universitas Indonesia dengan studi kasus FISIP, FE, dan FT.
Pemilihan fakultas-fakultas tersebut didasarkan pada jumlah mahasiswa pada fakultas tersebut yang paling banyak diantara fakultas lainnya dan juga ketiga fakultas ini memiliki masalah terkait sampah kantin yang dihasilkan. Dari data timbulan dan komposisi sampah yang didapat kemudian dapat diketahui banyaknya sampah yang dapat didaur ulang dari sampel sampah gedung dan kantin. Dari hasil pengukuran timbulan dan komposisi diketahui bahwa persentase sampah yang didaur ulang sebesar untuk 29% untuk sampah gedung dan 10% untuk sampah kantin FISIP; 38% untuk sampah gedung dan 9% untuk sampah kantin FE; dan 37% untuk sampah gedung dan 10% untuk sampah kantin FT.

Solid waste generation in Universitas Indonesia campus largely derived from the lecture and the administration buildings, canteen, and yard from each faculty. Characteristics of waste generation from the lecture and administration buildings were different from waste generation from the canteen and yard, so in collecting process, solid waste should be separated. This study aims to determine the solid waste generation and composition in University Indonesia campus, with case study Faculty of Social and Political Science (FISIP), Faculty of Economics (FE), and Faculty of Engineering (FT).
The selection of these faculties is based on the number of students which are the most among other faculties and also these faculties have problems related to canteen waste generation. From solid waste generation and composition data, we can find the amount of waste that can be recycled from the building and canteen waste. The results of composition and percentage of recycled waste measurements shows that 29% building waste and 10% canteen waste can be recycled in FISIP; 38% for building waste and 9% for canteen waste can be recycled in FE; and 37% for building waste and 10% for canteen waste can be recycled in FT."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46728
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sangdaffa Adetyantama
"Limbah elektronik merupakan jenis sampah organik yang pertumbuhannya sangat cepat sekitar tiga kali lebih cepat dibandingkan dengan limbah lainnya. Volume limbah elektronik yang dihasilkan di seluruh dunia pada tahun 2019 sekitar 54 juta metrik ton dan diperkirakan akan terus meningkat hingga pada tahun 2030, produksi limbah elektronik tahunan di seluruh dunia akan meningkat sekitar 30 persen atau sekitar 75 juta metrik ton. Regulasi khusus dalam pengelolaan e-waste merupakan faktor penting dalam mencegah dan mengurangi e-waste. Indonesia merupakan contoh negara yang belum memiliki regulasi khusus untuk pengelolaan limbah elektonik. Saat ini, Indonesia merupakan negara penghasil limbah elektronik tebesar di Asia dengan nilai limbah elektronik sebesar 1.3 juta metrik ton. Penelitain ini merupakan salah satu upaya untuk memberikan rekomendasi strategi pengurangan jumlah limbah elektronik di Indonesia. Strategi dikumpulkan berdasarkan literatur dan divalidasi oleh para ahli untuk kesesuaian penerapan strategi di Indonesia. Sebanyak 20 rekomendasi strategi reverse logistik terhadap infrastruktur pengolahan limbah elektronik berhasil divalidasi dan selanjutnya disusun berdasarkan struktural hierarki strategi. Penelitian ini menggunakan bantuan metode Interpretive Structural Modelling (ISM) untuk menyusun strategi dalam bentuk struktural hierarki. Analisis Matrice d’Impacts Croises Multiplication Appliquee aun Classement (MICMAC) untuk mengetahui klasifikasi strategi berdasarkan kekuatan pendorong dan ketergantungan antar strategi. Model struktural yang dihasilkan digunakan sebagai peta strategis untuk implementasi strategi pengurangan jumlah limbah elektronik di Indonesia.

Electronic waste is a type of organic waste whose growth is very fast, about three times faster than other waste. The volume of e-waste generated worldwide in 2019 was around 54 million metric tons and is expected to continue to increase until by 2030, annual worldwide e-waste production will increase by around 30 percent or around 75 million metric tons. Specific regulations in e-waste management are important factors in preventing and reducing e-waste. Indonesia is an example of a country that does not yet have specific regulations for electronic waste management. Currently, Indonesia is the largest e-waste producing country in Asia with an e-waste value of 1.3 million metric tons. This research is one of the efforts to provide recommendations for strategies to reduce the amount of electronic waste in Indonesia. Strategies are collected based on literature and validated by experts for the suitability of strategy implementation in Indonesia. A total of 20 recommendations for the reverse logistics strategy for e-waste processing infrastructure were successfully validated and then arranged based on a structural hierarchical strategy. This study uses the help of the Interpretive Structural Modeling (ISM) method to develop a strategy in the form of a hierarchical structure. Matrice d'Impacts Croises Multiplication Appliquee aun Classement (MICMAC) analysis to determine the classification of strategies based on driving forces and dependencies between strategies. The resulting structural model is used as a strategic map for implementing a strategy to reduce the amount of e-waste in Indonesia."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budiasti Wulansari
"Sampah makanan mengemisikan biogas yang mengandung CH4. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik sampah makanan Kantin FTUI dan potensi kuantitas metana yang dihasilkan. Penelitian dilakukan dengan reaktor anaerobik batch selama 43 hari dengan variasi C/N kisaran 25-30 dan 22-25. Selama operasi reaktor tidak dihasilkan metana karena nilai VFA/TA 0,68 dan 0,75 yang menandakan proses tidak berjalan baik. Namun degradasi zat organik tetap terjadi dengan penurunan nilai VS yang berkisar 12,42 ?45,94% selama proses.
Penelitian BMP dilakukan selama 31 hari dengan variasi inokulum, yakni rumen dan feses sapi. BMP sampah makanan dengan inokulum feses sapi menghasilkan lebih banyak metana dengan produksi biogas 0,14 mL CH4/g VS; 29,85 mL saat volume puncaknya (hari ke - 20) dan destruksi VS total 80,06%. Sedangkan BMP sampah makanan dengan rumen sapi sebagai inokulum memiliki produksi biogas 0,014 mL CH4/g VS; volume sebesar 3 mL (hari ke ? 10) saat puncak dan destruksi VS total 70,34%.

Food waste emits biogas which contains CH4. This study aims to acknowledge food waste characteristics from FTUI cafeteria and its methane potential. The study was conducted in batch reactors for 43 days with C/N variation: 25-30 and 22-25. The result showed no methane was produced because of its VFA/TA 0,68 and 0,75 that indicated the process did not go well. But, the degradation of organic matters still happened with VS value declined in a range of 12,42-45,94%.
BMP was conducted for 31 days with inoculum variation: rumen and cow dung. BMP of food wastes with cow dung inoculum produced more methane, with biogas production 0,14 mL CH4/g VS; 29,85 mL on its peak volume (day 20) and 80,06% VS reduction. Meanwhile BMP of, food wastes with rumen fluid as its inoculum has biogas production 0,014 mL CH4/g VS; 3 mL of volume on its peak (day 10) and 70,34% as its VS reduction.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S59823
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Najmi Nurul Febrifiani
"

Industri elektronik merupakan salah satu sektor terbesar yang berkontribusi terhadap PDB Indonesia dan diproyeksikan kebutuhan elektronik oleh masyarakat dunia akan terus meningkat. Hasil limbah elektronik di Indonesia semakin meningkat yang diperkirakan akan meningkat sebesar 39% di tahun 2030. Limbah elektronik termasuk sampah B3 yang memberikan dampak buruk terhadap kesehatan dan lingkungan. Umumnya industri saat ini masih menggunakan model ekonomi linear yang mana tidak memperhatikan terhadap sisi lingkungan, sehingga industri khususnya sektor elektronik membutuhkan model ekonomi sirkular yang dapat memberikan manfaat terhadap sisi lingkungan, sosial dan ekonomi.  Penelitian ini bertujuan mengevaluasi faktor pendorong dan penghambat kunci implementasi konsep ekonomi sirkular pada industri elektronik di Indonesia serta menyusun struktur hirarki hubungan antarfaktor dengan metode Interpretive Structural Modelling (ISM). Dari 25 faktor pendorong diperoleh faktor kunci yaitu instrumen hukum yang terintegrasi dan regulasi dan standarisasi (ISO 14001); dan 23 faktor penghambat diperoleh faktor kunci yaitu biaya investasi yang tinggi. Faktor- faktor kunci ini akan menjadi perhatian utama bagi para pemangku kepentingan untuk memudahkan pengambilan keputusan, khususnya pihak industri dan pemerintah dalam upaya mengoptimalkan dan memaksimalkan transisi implementasi konsep ekonomi sirkular khususnya sektor elektronik di Indonesia.


The electronics industry is one of the largest sectors contributing to Indonesia's GDP and it is projected that the demand for electronics by the world community will continue to increase. E-waste generation in Indonesia is increasing and is expected to increase by 39% by 2030. E-waste is a type of hazardous waste that has a negative impact on health and the environment. Generally, the industry is currently still using a linear economic model which does not pay attention to the environmental side, so the industry, especially the electronics sector, needs a circular economy model that can provide benefits to the environmental, social, and economic sides. This study aims to evaluate the key drivers and barriers to the implementation of the circular economy concept in the electronics industry in Indonesia and develop a hierarchical structure of relationships between factors using the Interpretive Structural Modelling (ISM) method. From 25 drivers, the key factors are integrated legal instruments and regulation and standardization (ISO 14001); and from 23 barriers, the key factor is high investment cost. These key factors will be the main concern or priority for stakeholders to facilitate decision-making, especially the industry and government to optimize and maximize the transition to the implementation of the circular economy concept, especially the electronics sector in Indonesia.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Robby Marlon Brando
"Perkembangan teknologi yang pesat membuat tingkat konsumsi peralatan elektronik meningkat. Sayangnya, konsumsi yang besar terhadap produk elektronik ini meninggalkan konsekuensi berupa limbah dari elektronik yang sudah tidak digunakan lagi. Konsumen sering menyimpan barang elektronik yang tidak digunakan di rumah. Perilaku konsumen untuk menyimpan limbah elektronik di rumah seperti bom waktu, cepat atau lambat harus segera dikeluarkan karena akan menjadi bahaya. Menganalisis perilaku konsumen terhadap penyimpanan elektronik yang sudah tidak terpakai lagi adalah langkah penting menuju pengembangan sistem manajemen limbah elektronik yang sukses. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis terhadap perilaku konsumen dalam menyimpan dan membuang limbah elektronik serta menggambarkan hubungan antara faktor-faktor yang menjadi alasan tersebut dalam membentuk perilaku konsumen. Penelitian yang dilakukan didasarkan pada Teori Perilaku Berencana (TPB) dan pengolahan data dilakukan dengan analisis statistik dan metode Partial Least Square (PLS).
Penelitian dilakukan dengan menggunakan survei secara online dan manual. Responden pada penelitian sebanyak 403 yang tersebar di 6 provinsi pulau Jawa. Dari hasil penelitian diketahui beberapa hal, diantaranya peralatan elektronik yang paling banyak disimpan, sudah berapa lama peralatan elektronik tersebut disimpan, alasan mengapa konsumen menyimpan peralatan elektronik bekas/rusak, alasan mengapa konsumen ingin membuang peralatan elektronik bekas/rusak yang disimpan, bagaimana cara konsumen membuang peralatan elektronikbekas/rusak saat ini, model hubungan faktor-faktor prediktor pembentuk perilaku menyimpan, dan model hubungan faktor-faktor prediktor pembentuk perilaku membuang peralatan elektronik bekas/rusak yang disimpan.

Rapid technological developments make the level of consumption of electronic equipment increase. Unfortunately, large consumption of these electronic products leaves the consequences of waste from electronics that are no longer used. Consumers often store electronic items that are not used at home. Consumer behavior to store electronic waste at home such as a time bomb, sooner or later must be immediately removed because it will be a danger. Analyzing consumer behavior towards electronic storage that is no longer used is an important step towards developing a successful electronic waste management system. This study aims to conduct an analysis of consumer behavior in storing and disposing of electronic waste and describing the relationship between the factors that are the reason for shaping consumer behavior. The research conducted was based on the Theory of Planning Behavior (TPB) and data processing was carried out by statistical analysis and the Partial Least Square (PLS) method.
The study was conducted using online and manual surveys. Respondents in the study were 403 in 6 provinces in Java. The results of the study revealed several things, including the most stored electronic equipment, how long the electronic equipment was stored, the reason why consumers store used/damaged electronic equipment, the reason why consumers want to dispose of used/damaged electronic equipment stored, how consumers dispose of used/damaged electronic equipment, the relationship model of the predictor factors forming the storing behavior, and the relationship model predictor factors forming the behavior of disposing used/damaged electronic equipment stored."
Depok: Universitas Indonesia, 2019
T54371
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Glenn Suryo Mentaram
"Sampah elektronik atau e-waste merupakan peralatan listrik dan elektronik yang sudah tidak digunakan lagi dan dianggap sebagai sampah oleh pengguna. E-waste terdiri dari logam dan plastik, beberapa bahan yang termasuk kategori berbahaya, tidak dapat terurai secara alami, dan pengelolaan yang salah pada e-waste dapat membahayakan lingkungan serta kesehatan manusia. Logam yang terkandung dalam limbah elektronik dapat dipulihkan dan didaur ulang untuk penggunaan lebih lanjut serta memiliki nilai ekonomis. Metode pemulihan dengan pemisahan berbasis konduktivitas listrik yaitu pemisahan berbasis arus eddy, interaksi antara medan magnet alternatif dan arus eddy yang diinduksi oleh medan magnet drum yang berputar dibungkus dengan magnet permanen menghasilkan gaya tolak (gaya Lorentz) pada logam dan memisahkan logam, namun ada proses pemisahan yang tidak akurat. Penelitian skripsi ini bertujuan untuk mengetahui gaya Lorentz yang akan dihasilkan pada kondisi logam tertentu untuk memaksimalkan laju pemisahan pemisah limbah elektronik berbasis arus eddy menggunakan perangkat image processing.

Electronic waste or e-waste is an electrical and electronic equipment that is not used anymore and regarded as waste by the user. E-waste consist of precious metals and plastic some of the materials considered as hazardous category, it cannot decompose naturally, and mistreatment of e-waste can harm environment and human health. The precious metals contained in e-waste can be recovered and recycled for further use and economical value. The method of recovery is by electric conductivity-based separation, namely eddy current-based separation, interaction between alternative magnetic field and eddy current induces by the magnetic field of a rotating drum wrapped with permanent magnet generates a repulsive force (Lorentz force) on the metal and separates the metal, however there is an inaccurate separation process. This undergraduate thesis research is to investigate the Lorentz force that will be generated in certain scrap metal conditions in order to maximize the separation rate of eddy current-based electronic waste separator using image processing software.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laudza Ulayya Ghani
"Timbulan sampah elektronik (e-waste) akan mengalami peningkatan sebanyak 4-5 persen setiap tahunnya. Pada tahun 2016, sebanyak 44,7 juta ton sampah elektronik, hanya 8,7 juta ton yang dapat didaur ulang, sedangkan sisanya menjadi sampah residu. Perguruan tinggi sebagai pengguna Teknologi Informasi Komunikasi (TIK) terbanyak, menjadi salah satu penyumbang sampah elektronik terbesar terhadap timbulan sampah elektronik. Pelaksanaan pengelolaan sampah elektronik di lingkungan kampus masih menghadapi beberapa tantangan dari aspek kebijakan, aspek kelembagaan, aspek keuangan, dan aspek sarana prasarana. Jika tantangan ini tidak segera diatasi, visi perguruan tinggi dalam mewujudkan Sustainable Development Goals (SDGs) untuk memberikan pengetahuan, inovasi, dan solusi untuk SDGs akan terhambat. Tujuan Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang serta ancaman yang dihadapi oleh pihak kampus dari aspek-aspek terkait untuk menerapkan pengelolaan sampah elektronik di lingkungan kampus. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam para stakeholder Direktorat Operasi dan Pemeliharaan Fasilitas serta data sekunder berupa laporan yang dimiliki oleh Kampus UI. Analisa data dilakukan dengan pendekatan analisis SWOT yang merupakan alat dalam formulasi strategis, melalui perhitungan bobot dan rating pada indikator kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman untuk menghasilkan alternatif usulan perencanaan strategik berdasarkan model pengelolaan sampah elektronik terintegrasi yang dapat memiliki manfaat untuk menyempurnakan sistem pengelolaan sampah elektronik yang sudah diterapkan. Hasil perhitungan analisa SWOT diperoleh nilai IFAS 0,94 dan nilai EFAS adalah 1,21 yang artinya bahwa Direktorat Operasi dan Pemeliharaan Fasilitas (DPOF) Universitas Indonesia (UI) berada pada posisi kuadran 1 yang mana alternatif strategi yang perlu diterapkan adalah strategi agresif untuk memanfaatkan peluang dengan menggunakan keunggulan DPOF UI dalam hal kekuatan dari segi aspek kelembagaan, aspek kebijakan dan aspek sarana prasarana.

Every year, the total amount of e-waste generated increases to 4-5 percent. In 2016, only 8.7 million tons of e-waste could be recycled from a total of 44.7 million tons of electronic waste, while the rest became residual waste. Educational institutions, as the majority of users from the Information and Communication Technology (ICT), are one of the largest contributors of the electronic waste stream. Educational institutions, as a leading actor of the sustainable development movement, in which electronic waste management is considered to be an important aspect, still face challenges in implementing e-waste management, especially in institutional aspect, technical aspect and legal aspect. Potential environmental problems associated with management practices will hamper SDGs target. This study aims to identify the strengths, weaknesses, opportunities and threats faced by institutional education to manage e-waste. Data were collected through in-depth interviews with stakeholders of the Directorate of Operations and Facility Maintenance and official reports published by the UI Campus. Data analysis was conducted using a SWOT analysis approach as a tool of strategic formulation by calculating weights and ratings on indicators of strengths, weaknesses, opportunities and threats to initiate alternative strategies based on an integrated electronic waste management model. The result showS that the IFAS value is 0.94 and the EFAS value is 1.21. It presents that the Directorate of Facility Operations and Maintenance (DPOF) Universitas Indonesia (UI) position is in quadrant 1. The alternative strategy defining DPOF position is an aggressive strategy to utilize opportunities by using the advantages they have."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indry Maretania
"Meningkatnya konsumsi peralatan listrik dan elektronik terutama telepon seluler memberikan pengaruh pada lingkungan. Dampak lingkungan yang dihasilkan seperti kontribusi terhadap perubahan iklim, paparan partikel berbahaya, dan dampak lingkungan lainnya. Dalam studi ini, penilaian dampak lingkungan dilakukan untuk mengevaluasi proses pengelolaan limbah telepon seluler menggunakan metode Life Cycle Assessment (LCA). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dan membandingkan dampak lingkungan yang diperoleh dari tiga jenis pengelolaan limbah yang sudah dipilih. Jenis yang terpilih tersebut terdiri dari proses pemulihan material tanpa pemulihan energi (MRF), insinerasi, dan pembuangan langsung ke landfill. Penelitian dilakukan berdasarkan jumlah limbah yang dihasilkan dalam ton per tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pemulihan material tanpa pemulihan energi (MRF) memiliki dampak lingkungan terendah, sedangkan dampak lingkungan tertinggi dihasilkan dari proses pembuangan langsung ke landfill tanpa dikelola terlebih dahulu.

The increasing consumption of electrical and electronic equipment, especially mobile phones, has an impact on the environment. The resulting environmental impacts include contributions to climate change, exposure to hazardous particles, and other environmental impacts. In this study, an environmental impact assessment was conducted to evaluate the waste management process of mobile phones using the Life Cycle Assessment (LCA) method. The aim of this research is to analyze and compare the environmental impacts obtained from three selected waste management options. The selected options consist of material recovery process without energy recovery (MRF), incineration, and direct disposal to landfill. The study was conducted based on the amount of waste generated in tons per year. The results showed that the material recovery process without energy recovery (MRF) has the lowest environmental impact, while the highest environmental impact is generated from the direct disposal process to landfill without prior management."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alivanza Firdaus Rhufyano
"Penelitian skripsi ini akan berupaya mengoptimalkan logistik terbalik limbah elektronik di Indonesia terhadap aspek-aspek keberlanjutan yaitu lingkungan, sosial, dan ekonomi. Model yang digunakan dalam penelitian ini meliputi fasilitas pengolahan limbah elektronik beserta lokasi timbulan limbah dan pasar sekunder material pulihan limbah elektronik. Adapun pencapaian keberlanjutan akan diukur dari tiga aspek, yaitu lingkungan, sosial, dan ekonomi. Ditinjau dari karakteristiknya, model yang disusun merupakan model penentuan lokasi fasilitas dan diselesaikan dengan metode metaheuristika yaitu NSGA-II. Hasil optimasi yang dilakukan menunjukkan beberapa temuan. Pertama, provinsi dengan kapasitas fasilitas pengolah limbah elektronik yang tinggi masih terpusat di Jawa. Kedua, di kawasan Indonesia Tengah, provinsi yang menjadi pusat (hub) pengolahan limbah elektronik adalah Bali, Sulawesi Selatan, dan Kalimantan Timur. Kemudian, kawasan Indonesia Timur masih cenderung mendirikan fasilitas hanya untuk memenuhi kapasitas sendiri, dikarenakan jarak dan biaya pengiriman yang mahal. Dalam mengimplementasikan temuan ini di Indonesia, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan. Pemerintah perlu mendukung berkembangnya ekosistem pengelolaan limbah elektronik yang optimal di Indonesia dengan cara memperbaiki regulasi dan memberikan subsidi bagi perusahaan pengolah limbah elektronik. Selama proses transisi berlangsung, sektor informal perlu dilibatkan untuk membantu memperoleh limbah elektronik. Sektor ini juga perlu diberdayakan dengan mempekerjakan pengumpul limbah elektronik sebagai pekerja di fasilitas pengolahan limbah elektronik. Hal ini diperlukan demi mewujudkan sistem pengelolaan limbah elektronik di Indonesia yang efektif dan efisien demi dunia yang lebih baik.

This research will attempt to optimize the reverse logistics of electronic waste in Indonesia regarding sustainability aspects, namely environmental, social and economic. Indonesia is now facing a fairly serious electronic waste problem. This problem is then exacerbated by Indonesia's ability to process electronic waste which is still very inadequate. Therefore, a more formal electronic waste management system model will be developed and optimized. The model used in this research includes electronic waste processing facilities along with waste generation locations and secondary markets for electronic waste recovered materials. The achievement of sustainability will be measured from three aspects, namely environmental, social and economic. Judging from its characteristics, the model prepared is a facility location determination model and is completed using the metaheuristic method, namely NSGA-II. The results of the optimization carried out show several findings. First, provinces with high electronic waste processing facility capacity are still concentrated in Java. Second, in the Central Indonesia, the provinces that are the centers (hubs) for electronic waste processing are Bali, South Sulawesi and East Kalimantan. Then, the Eastern Indonesia still tends to set up facilities only to meet its own capacity, due to distance and expensive shipping costs. In implementing these findings in Indonesia, there are several things that need to be considered. The government needs to support the development of an optimal electronic waste management ecosystem in Indonesia by improving regulations and providing subsidies for electronic waste processing companies. During the transition process, the informal sector needs to be involved to help obtain electronic waste. This sector also needs to be empowered by employing e-waste collectors as workers in e-waste processing facilities. This is necessary to create an electronic waste management system in Indonesia that is effective and efficient for a better world."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>