Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 110934 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Prapto Yuwono
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Abdullah Dahana
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Hilda Satriani
"
ABSTRAK
Setelah beberapa bulan menduduki Indonesia, pemerintah Jepang segera mengadakan reorganisasi pemerintahan. Selain itu untuk mendukung pertahanan dan keamanan, pemerintah Jepang membentuk keisatsutai yaitu kepolisian yang bertugas menjaga keamanan di Indonesia, yang anggotanya sebagian besar terdiri dari orang-orang Indonesia. Tugas kepolisian saat itu terutama dititik beratkan pada perkara-perkara politik, dan dipusatkan pada pemberantasan gerakan-gerakan dan anasir-anasir yang menentang pemerintahan Jepang. Kepolisian juga bertugas menjaga perekonomian, pertahanan dan keamanan. Dalam isi skripsi ini penulis akan membahas tentang bagaimana pembentukan dan struktur keisatsutai terutama di Jakarta. Fungsi dan tugas keisatsutai serta bagaimana hubungan/ citranya dengan masyarakat. Masalah lain yang akan penulis uraikan adalah mengenai pendidikan kepolisian di jaman pendudukan Jepang. Setelah itu penulis akan menguraikan peran polisi pada awal kemerdekaan.
Tujuan utama penulisan tentang keisatsutai wilayah Jakarta ini adalah untuk menambah perbendaharaan penulisan tentang kepolisian, sehingga diharapkan dengan skripsi ini kita akan tahu struktur kepolisian, pekerjan, kasus-kasus yang dihadapi, hubungan dan citra mereka di mata masyarakat pada masa itu sekaligus bagaimana mereka menghadapi kemerdekan. Selain itu penulisan ini ditujukan untuk menguraikan bagaimana kepolisian dalam menjalankan pekerjan di masa pendudukan Jepang juga dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia, tepatnya pada awal-awal kemerdekan.
Pengkajian penulisan ini bersifat deskripsi analisis, deskripsi yaitu memberi gambaran tentang objek yang akan ditulis. Kemudian dianalisa guna memperjelas pemahaman, setelah sebelumnya melalui tahapan pemilihan subjek yang diselidiki, menguji sumber-sumber tersebut untuk mengetahui apakah sumber itu memang dibutuhkan, apakah asli(otentik) dan masih utuh, sekaligus membandingkan sumber yang satu dengan yang lain. Setelah itu menafsirkan data-data yang ada menjadi fakta dan menghubungkan satu sama lain sehingga menjadi suatu tulisan sejarah. Pengumpulan data melalui studi kepustakan dan wawancara dengan tokoh sejaman sekaligus pernah menjadi anggota keisatsutai sehingga dapat memperkuat atau sebagai bahan perbandingan data yang ada.
Pada saat Jepang menyerah pada Sekutu, keisatsutai diharapkan dapat menjaga keamanan sampai pemerintah Jepang menyerahkan Indonesia kepada Sekutu. Perkiraan Jepang temyata meleset jauh, karena polisi justru mempergunakan senjata yang ada di tangan mereka untuk mempertahankan Republik Indonesia. Dengan kata lain polisi bergabung dengan rakyat untuk mempertahankan kemerdekaan yang diplokamirkan tanggal 17 Agustus 1945 dan kemudian pada tanggal 21 Agustus 1945 mereka menyatakan diri sebagai polisi Republik Indonesia. Keisatsutai yang tadinya didirikan dan dilatih untuk membantu pemerintahan Jepang di Indonesia akhimya menjadi modal utama untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
"
1998
S12457
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Skripsi ini membahas tentang situasi kondisi kota Bukittinggi pada masa pendudukan Jepang (1942-1945). Karena masa pendudukan Jepang tidak bisa dilepaskan dari masa sebelumnya yaitu Hindia Belanda, maka penulisan skripsi ini diawali dengan kebijakan politik pemerintahan Hindia Belanda, gerakan kebangsaan yang berkembang, dan keadaan kota Bukittinggi sebelum pendudukan Jepang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode sejarah. Pencarian data berupa buku-buku yang mengulas tentang kota Bukittinggi pada masa pendudukan Jepang, dokumen-dokumen Tentara Angkatan Darat ke-25 dan surat kabar yang terbit di Sumatera pada masa pendudukan Jepang. Selanjutnya untuk melengkapi data-data lain yang diperlukan dalam penulisan ini, maka digunakanlah proses wawancara dengan narasumber, studi kepustakaan dan penelitian arsip Belanda sebagai data pelengkap latar belakang dari tema penulisan. Setelah data-data tersebut berhasil dikumpulkan, maka tahap selanjutnya adalah melakukan kritik dan interpretasi terhadap data-data tersebut, dan kemudian dilakukan pentahapan historiografi untuk direkonstruksi kembali dalam bentuk penulisan sejarah. Masa pendudukan Jepang di Bukittinggi ditandai dengan pendudukan Sumatera oleh tentara Jepang. Dimana pada awal pendudukannya, secara administrasi Sumatera disatukan dengan Malaya, dibawah pengawasan Tentara Angkatan Darat ke-25. Baru pada tanggal 1 Mei 1943 Sumatera dipisahkan dari Malaya, dengan alasan Jepang ingin memberikan perhatian khusus terhadap wilayah Sumatera yang dianggap sangat penting dari segi ekonomi dan pertahanan militer. Karena pada saat itu tentara Sekutu telah melakukan serangan balik yang membuat Jepang terdesak. Kebijakan yang diterapkan tentara Jepang di Bukittinggi adalah melakukan pembangunan tempat pertahanan, seperti gua-gua dibawah kota Bukittinggi, benteng dan sebagainya. Sesuai dengan perencanaan awal yang disepakati di Tokyo pada tahun 1941, bahwa Sumatera termasuk Bukittinggi, akan dijadikan sebagai wilayah pertahanan dan penghasil sumber daya alam. Sebagai wilayah pertahanan, kebijakan lain yang diterapkan Jepang dibidang sosial, ekonomi, politik dan budaya tentunya disesuaikan dengan kebijakan tersebut diatas. Dimana dampak kebijakan perang Jepang di Bukittinggi membuat kehidupan masyarakat menjadi serba kekurangan dan menderita karena kemiskinan. Selain kehidupan yang berat yang harus dijalani masyarakat Bukittinggi pada masa pendudukan Jepang, kekalahan Jepang atas sekutu membawa semangat perlawanan rakyat setempat kepada tentara Jepang. Dimana perlawanan dilakukan baik secara tertutup maupun terbuka oleh para pemuda dan golongan nasionalis di Bukittinggi. Semangat perlawanan ini diwarnai pula oleh semangat rakyat Bukittinggi untuk mempertahankan kemerdekaan RI yang diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2007
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widodo Saputro
"Studi mengenai pendudukan Jepang di Indonesia tahun 1942-1945. Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan perjuangan pemuda Indonesia di kota Bandung yang tergabung dalam Angkatan Muda Indonesia dalam menghadapi pendudukan Jepang. Dalam menyusun tulisan ini, penulis telah melakukan pengumpulan data-data me1a1ui studi literatur seperti: buku-_buku, maupun surat-surat kabar yang terbit pada masa itu. Selain itu, untuk memperoleh data-data yang lebih dapat dipercaya, penulis telah melakukan wawancara dengan beberapa tokohyang terlibat langsung dengan peristiwa tersebut.
Dari hasil penelitian penulis, terungkap bahwa pendudukan Jepang di Indonesia telah menimbulkan pederitaan terhadap penduduk. Oleh karena itu keberadaannya banyak mendapat perlawanan dari bangsa Indonesia. Salah satu bentuk perlawanan yang dilakukan bangsa Indonesia, khususnya para pemuda, adalah melalui gerakan bawah tanah seperti yang telah dilakukan Angkatan Muda Indonesia di bawah pimpinan Djamal Ali di kota Bandung. Oleh karena pemerintah militer Jepang member1akukan hukuman yang sangat keras terhadap setiap ben_tuk perlawanan yang ada, membuat gerakan ini tidak mau me_lancarkan aksi kekerasan dalam perjuangannya. Meskipun demikian gerakan ini pada pertengahan tahun 1945 telah berhasil menyelenggarakan sebuah kongres pemuda yang dihadiri oleh waki1-wakil pemuda se-Jawa dan Madura. Dari kongres ini kemudian berhasil membuat sebuah mosi untuk membentuk satu pimpinan nasional. Mosi ini mencapai puncaknya dengan dibentuknya sebuah organisasi yang bernama Gerakan Rakyat Baru pada tahun 1945."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1990
S12630
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional, 2000
959.8 PER
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Arsip Nasional RI, 1988
959.8 DIB
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Mashuri
"Berbagai daerah di Indonesia dalam periode 1947-1949 terlibat dalam perlawanan bersenjata dalam rangka menegakkan kedaulatan Indonesia yang terancam oleh kehadiran Belanda yang berkeinginan menguasai kembali Indonesia. Daerah Malang Selatan menjadi salah satu basis perjuangan sebagai akibat keputusan perjuangan diplomasi dalam bentuk Persetujuan Renville, namun yang menarik untuk dikaji adalah bagaimana para pejuang dan rakyat menjalankan strategi untuk melawan Belanda, tanpa mengabaikan kebijakan yang digariskan oleh pemerintahan pusat dan Masrkas Besar Komando Djawa (MBKD). Kegiatan penelitian disesuaikan dengan langkah-langkah yang terdapat dalam metode sejarah. Langkah yang dimaksud meliputi heuristik, kritik, interpretasi dan penyajian. Data yang terkumpul berupa data deskriptif. Sumber data berupa arsip, arsip yang diterbitkan, catatan kenang-kenangan yang tidak diterbitkan, hasil wawancara, surat kabar, majalah dan buku.
Agresi Militer Belanda tanggal 21 Juli 1947 membawa perubahan terhadap tatanan politik. Belanda yang menggunakan strategi pendadakan dan pemusnahan (annihililation) menyulitkan posisi tentara Indonesia yang menggunakan sistem Linier mengakibatkan jatuhnya Kota Malang dan sekitarnya. Aparat pemerintahan mengundurkan diri ke daerah Malang Selatan. Jumlah aparat pemerintahan dan rakyat serta tentara yang menuju ke Malang Selatan semakin bertambah setelah disepakatinya Persetujuan Renville yang memisahkan wilayah Republik dengan daerah pendudukan Belanda.
Menjelang berakhirnya tahun 1948 MBKD menetapkan pemilihan sistem wehrkreise sebagai upaya melanjutkan perjuangan. Sistem itu merupakan salah satu bentuk pelaksanaan Perintah Siasat Nomor 1 dari MBKD. Wehrkreise hakekatnya adalah upaya memobilisasi rakyat demi kepentingan perjuangan. Mobilisasi dana dan tenaga dilakukan dalam bentuk dukungan yang bervariasi. Kebutuhan logistik gerilyawan diperoleh berkat partisipasi rakyat dalam bentuk sumbangan wajib, sistem maro penggarapan tanah milik negara (PPN) yang terlantar. Partisipasi rakyat dalam perjuangan juga berupa terbentuknya Pasukan Gerilya Desa yang koordinasinya dibawah Komando Militer Karesidenan Malang.
Penyempurnaan organisasi perjuangan yang dilakukan secara terus menerus bersamaan dengan upaya pemberdayaan seluruh lingkungan, baik lingkungan sosial maupun lingkungan alam, mampu meningkatkan operasi gerilya kedaerah pendudukan Belanda. Tekanan seperti itu membawa korban yang besar terhadap Belanda, lebih-lebih ketika dalam waktu yang sama mendapat tekanan diplomatik dari PBB. Perjuangan dalam diplomatik dan militer itu mampu memaksa Belanda mengakui kedaulatan Indonesia. Di Malang hal itu ditandai dengan kembalinya Walikota dan Bupati ke Kota Malang."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004
T11794
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Sosial RI, 1998
959.8 IND p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>