Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6122 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Peking: Pustaka Bahasa Asing, 1955
297.095 1 CHI t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"Masalah yang diuraikan dalam skripsi ini adalah masalah perkembangan kaum Militeris Tiongkok Utara, dalam jangka waktu dari menjelang berakhirnya Dinasti Ch'ing sampai tahun-tahun permulaan dari pemerintahan Republik Tiongkok, yaitu dari tahun 1890-1919..."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1961
S13096
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ma, Ibrahim T.Y., 1900-
Jakarta: Bulan Bintang , 1979
297.9 TIE p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Khan, M. Rafiq
Jakarta: Tintamas, 1967
297.095 1 KHA i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Naisha Haraini
"[ABSTRAK
Tiongkok adalah negara dengan kebudayaan yang kaya. Salah satu tradisinya adalah pemberian nama
Tiongkok. Masyarakat peranakan Tiongkok di Indonesia juga masih mempertahankan tradisi ini, sehingga
mereka selain memiliki nama dengan menggunakan Bahasa Indonesia, mereka juga memiliki nama
Tiongkok. Banyak hal yang dipertimbangkan dalam memberikan nama Tiongkok seperti harapan, waktu
kelahiran, shio, dan lain-lain. Selain itu, nama Tiongkok haruslah juga terdengar indah, mudah diingat dan
bermakna baik. Mereka terus memiliki nama Tiongkok sebagai penanda bahwa mereka adalah keturunan
orang Tiongkok. Namun, pengunaan nama Tiongkok hanya sebatas di kalangan keluarga saja karena
mereka diwajibkan untuk mengunakan nama Indonesia pada dokumen resmi negara;ABSTRACT Tiongkok is a country that has many tradition. One of it tradition is giving chinese name. Chinese people
who live in Indonesia also has Chinese name. They have both Chinese name and Indonesian name. There
are many factors when they want to give their chinese name. They keep having their Chinese name because
it?s idetified them as a Chinese people. It?s also maintaining their culture tradition. But they only use their
chinese name among their families, its because in official documents, they are required to use their
Indonesian name;Tiongkok is a country that has many tradition. One of it tradition is giving chinese name. Chinese people
who live in Indonesia also has Chinese name. They have both Chinese name and Indonesian name. There
are many factors when they want to give their chinese name. They keep having their Chinese name because
it?s idetified them as a Chinese people. It?s also maintaining their culture tradition. But they only use their
chinese name among their families, its because in official documents, they are required to use their
Indonesian name, Tiongkok is a country that has many tradition. One of it tradition is giving chinese name. Chinese people
who live in Indonesia also has Chinese name. They have both Chinese name and Indonesian name. There
are many factors when they want to give their chinese name. They keep having their Chinese name because
it’s idetified them as a Chinese people. It’s also maintaining their culture tradition. But they only use their
chinese name among their families, its because in official documents, they are required to use their
Indonesian name]"
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Morgan, Kenneth W.
Jakarta: Pustaka Jaya, 1980
297.2 MOR i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Al-Chaidar
Yogyakarta: Wihdah Press, 2000
297.095 9 ALC b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Tiongkok : Pustaka Bahasa Asing
050 TRA (1958)
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Assyifa Aulia Rahmadhiani
"Tugas Karya Akhir (TKA) ini akan membahas mengenai perkembangan praktik nasionalisme ekonomi Tiongkok melalui tinjauan literatur. Penulis melihat bahwa praktik nasionalisme ekonomi Tiongkok terus mengalami perkembangan, khususnya setelah Tiongkok hadir sebagai negara dengan laju pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang cepat sejak pembukaan ekonominya pada tahun 1978. Sejak bergabungnya Tiongkok ke World Trade Organization (WTO) pada tahun 2001 yang menandai terintegrasinya Tiongkok secara penuh ke tatanan ekonomi internasional, kajian praktik nasionalisme ekonomi Tiongkok terfokus pada dampak internasional yang diberikan atas perilaku Tiongkok di tatanan internasional. Dalam meninjau perkembangan literatur mengenai praktik nasionalisme ekonomi Tiongkok melalui metode analisis taksonomi, penulis melakukan tinjauan atas literatur yang membahas mengenai 1) motivasi praktik nasionalisme ekonomi Tiongkok; 2) karakteristik nasionalisme ekonomi Tiongkok; dan 3) dampak praktik nasionalisme ekonomi Tiongkok di lingkungan internal dan eksternal. Tinjauan literatur yang penulis lakukan kemudian memunculkan beberapa temuan, yakni 1) praktik nasionalisme ekonomi Tiongkok dikaji berdasarkan keberadaan tujuan nasional Tiongkok sebagai pedoman perilaku Tiongkok dalam merumuskan kebijakan; 2) akademisi melihat Tiongkok sebagai negara yang menerapkan nasionalisme ekonomi secara adaptif; 3) terdapat tantangan dalam kajian praktik nasionalisme ekonomi Tiongkok yang berada pada keterbatasan konteks historis; dan 4) adanya peningkatan tren kajian praktik nasionalisme ekonomi Tiongkok berdasarkan dampak praktik terhadap lingkungan eksternal pada abad ke-21.

This final paper will discuss the development of Chinese economic nationalism practice through a literature review. The author sees that the practice of Chinese economic nationalism is developing continuously, especially after China emerged as a country with a fast paced development and steady economic growth since its economic opening in Deng Xiaoping’s regime in 1978. Since China joined the World Trade Organization (WTO) in 2001 which marked China’s full integration into the international economic order, the study of Chinese economic nationalism practice focuses on the international impact China has in the international order. This literature review aims to understand the development of Chinese economic nationalism practice through a taxonomic analysis model, by selecting the literature that discusses 1) the motivation behind the Chinese economic nationalism practice; 2) the characteristics of Chinese economic nationalism; and 3) the impact of China’s economic nationalism practices on both internal and external environment. Finally, the literature review contributes to several findings, namely 1) the Chinese economic nationalism practice was studies based on the existence of China’s national goals as a guideline for China’s behavior and policies formulation; 2) researchers see China as a country that implements economic nationalism adaptively; 3) there are challenges in studying the Chinese economic nationalism practices mainly due to the limited historical context of China domestic economic development; and 4) there is an increasing trend in the Chinese economic nationalism practice study, which based on the practice’s impact on the external economic environment in the 21st century."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tristan Jachremi Caesarius
"Pencapaian dari kemajuan dan pertumbuhan pesat di bidang ekonomi negara Republik Rakyat Tiongkok (RRT) tidak akan terlepas dari Reformasi Keterbukaan dicanangkan oleh Deng Xiaoping pada akhir tahun 1978. Reformasi Keterbukaan telah membuka keran penanaman modal pasar dari dalam negeri serta asing, yang mana sebelumnya negara ini menjalankan sistem perekonomian yang tertutup. Ide reformasi ini melahirkan sosialisme berkarakteristik Tiongkok, yang mana pemerintahan sosialisme mampu menjalankan ekonomi pasar. Almanak Selected Works of Deng Xiaoping Vol. 2 (1983) telah merangkum semua berbagai hal persiapan untuk pelaksanaan Reformasi Keterbukaan. Salah satu artikel dalam almanak ini yang berjudul We Can Develop a Market Economy Under Socialism akan menjadi bahan diskusi yang menarik, khususnya jurnalis Barat bertanya-tanya terkait konsep sosialisme yang modern ini. Deng Xiaoping mampu meyakinkan gagasan orisinalnya kepada Barat melalui berbagai jawaban yang luar biasa. Ciri khas sosialisme Tiongkok dibentuk melalui pengalaman-pengalaman Deng berpolitik dan mempersiapkan Reformasi Keterbukaan. Penelitian ini menggunakan sumber bacaan primer berbahasa Tiongkok dan terjemahannya dalam bahasa Inggris untuk memahami dari sisi orang dalam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sosialisme Tiongkok memiliki ciri khusus yang tidak dapat ditemukan dalam sosialisme sebelumnya, bersifat pragmatis dan berpegang terhadap prinsip teguh tertentu.
The achievement of progress and rapid growth in the economic sector of the People's Republic of China (PRC) cannot be separated from the Reform and Openning-up launched by Deng at the end of 1978. This reform has opened the tap for investment from domestic and foreign countries which previously It operates a closed economic system. This idea gave birth to socialism with Chinese characteristics, where the socialist government was able to run a market economy. Selected Works of Deng Xiaoping Vol. 2 (1983) has summarized all the various preparations for the implementation of Reform and Openning-up. One of its articles entitled We Can Develop a Market Economy Under Socialism is interesting discussion material, especially for Western journalists wondering about this modern concept of socialism. Deng was able to convince the West of his original ideas through extraordinary answers. The characteristics of Chinese socialism were formed through Deng's experiences in politics and preparing the reformation. This research uses primary reading sources in Chinese and their translations in English to understand from an insider's perspective. The research results show that Chinese socialism has special characteristics that cannot be found in previous socialism, it is pragmatic and adheres to certain firm principles."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>