Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 113524 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Zakiah Daradjat
Jakarta: Bulan Bintang, 1975
170.92 ZAK m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Bandung: Alumni, 1983
303.372 PER ;303.372 PER (2)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Lutfi Kurniawan
"Penerapan nilai-nilai moral Islami menjadi salah satu permasalahan yang ada pada sekolah Islam. Terdapat inkonsistensi antara moralitas yang diajarkan di kelas dengan moralitas pada kehidupan sehari-hari siswa. Studi-studi terdahulu hanya memaparkan aspek kurikulum yang hanya memberikan pengetahuan tentang moral Islam, tetapi tidak pada level praktik di sekolah Islam dan guru yang kurang bisa menjadi role model dalam menerapkan nilai-nilai Islami pada siswa-siswinya, menjadi faktor utama berhasil-tidaknya penerapan nilai-nilai moral Islami pada siswa-siswi di sekolah Islam. Melengkapi studi-studi sebelumnya, argumentasi dalam penelitian ini adalah perilaku Islami juga dibentuk dari tiga hal lain, yakni latar belakang religiusitas keluarga, budaya hedonisme, dan teman sebaya serta deviant culture yang ada pada ruang lingkup pertemanan siswa-siswi di sekolah Islam. Studi ini secara khusus menggambarkan perilaku Islami yang inkonsisten pada siswa-siswi sekolah X, di Kota Jakarta Selatan dan faktor yang melatarbelakangi keinkonsistenan tersebut. Studi ini menggunakan metode kualitatif dengan pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa inkonsistensi perilaku moral Islami pada siswa-siswi di sekolah Islam juga dapat disebabkan oleh hal-hal lain yang sifatnya eksternal atau di luar sekolah, yaitu oleh tiga argumen utama penelitian ini.

The implementation of Islamic morality values and ethics are one of those problematic things found in Islamic school. There is an inconsistency between Islamic morality values that had been thought in the class to the students and in the implementation of them in the students’ daily basis life. Several studies before shows that only curriculum aspect that only taught the students cognitively about Islamic morality values and ethics, not until the practical levels or on how it is supposed to be implemented, and the teacher that less likely could be a role model in implementing Islamic morality values and ethics, as main factor of either the implementation of the Islamic morality values and ethics would be succeeded or not. In completing previous studies, arguments of this research are religiosity background of the family, the hedonism culture, and peer circumstances of the students in the Islamic school. This studies specifically pictures the Islamic behavior of students in the school X, in South Jakarta region and what factors that could support those Islamic behaviors. This studies uses qualitative method, and the data are gathered through the in-depth interview. The result of this research shows that those inconsistencies might occur because of external factors, which are the main arguments of this studies. "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Otib Satibi Hidayat
"Buku Materi Pokok (BMP) PAUD4102 Metode Pengembangan Moral dan Nilai-nilai Agama ini merupakan bahan ajar pada mata kuliah Metode Pengembangan Moral dan Nilai-nilai Agama (PAUD4102) yang diperuntukkan bagi mahasiswa PGPAUD. Kompetensi yang diharapkan setelah mempelajari BMP ini adalah dapat menerapkan berbagai metode pengembangan moral dan nilai-nilai agama pada anak usia dini (AUD), khususnya anak usia TK. BMP ini memuat materi tentang hakikat perkembangan moralitas AUD; kecerdasan moral menurut para ahli; pemahaman dan penanaman moral pada AUD; pengembangan, strategi, metode, dan pendekatan pembelajaran moral pada AUD; hakikat perkembangan dan rancangan kegiatan pengembangan pada moral dan nilai-nilai keagamaan di lembaga PAUD (TK), lingkungan lembaga masyarakat, dan penilaiannya. BMP ini dilengkapi dengan video sehingga pemahaman mahasiswa tentang pengembangan moral dan nilai-nilai agama pada anak semakin optimal.
"
Tangerang: Universitas Terbuka, 2018
205 OTI m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Inggrid Christiana Ratna Dewi
"Skripsi ini membahas nilai-nilai moral di dalam Babad Ponorogo. Nilai-nilai moral ini dianalisis untuk mencari jati diri masyarakat ponorogo. Teori yang digunakan adalah teori sistem nilai budaya yang dikemukakan oleh C. Kluckhohn (1961), sedangkan metodologi yang digunakan adalah metode deskriptif analisis. Pada Babad Ponorogo, ada 17 nilai moral yang diperoleh. Ketujuh-belas nilai moral tersebut mencakup hakekat hidup yaitu keimanan, keadilan, demokrasi, kerukunan, bersyukur, berprasangka baik, menjauhkan diri dari hawa napsu, dan kesabaran; hakekat karya manusia nilai moral yaitu gotong-royong, keadilan, keberanian, kemandirian, amanah, dan rajin bekerja; persepsi manusia tentang waktu nilai moralnya yaitu bersikap realistis; pandangan manusia terhadap alam sekitar dengan menghargai alam; hakekat hubungan manusia dengan sesama yaitu amanah, keadilan, tidak pamrih, tolong-menolong, rendah hati, dan kejujuran. Nilai-nilai moral yang terdapat di dalam Babad Ponorogo tersebut dapat dijadikan sebagai jati diri masyarakat Ponorogo.

This thesis discusses the moral values in the Babad Ponorogo. These moral values are being analyzed to find the identity of Ponorogo's community. The theory that being used is the theory of cultural value system by C. Kluckhohn (1961) and the methodelogical that being used is analytical descriptive. Babad Ponorogo has seventeen moral values. These seventeen moral values includes the essence of life: faith, justice, democracy, harmony, gratitude, prejudiced good, stay away from the passions, and patience; the essence of the moral values of human work are mutual help, justice, courage, independence, trust, and diligent work; human perception of time for being realistic; human view of the environment with respect for nature; the essence of human relationships with others that are trustworthy, fairness, no strings attached, mutual help, humility, and honesty. Moral values contained in the Babad Ponorogo can be used as identity Ponorogo society."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S514
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Noneng Fatonah
"Penelitian mengenai nilai-nilai moral yang tercermin dalam manga Doraemon bertujuan untuk menjelaskan nila-nilai moral seperti apa yang tercermin dalam manga Doraemon yang dapat dijadikan sumber pembelajaran moral bagi anak-anak Jepang. Dasar teori yang digunakan adalah teori amae menurut Takeo Doi, teori Giri Ninjou menurut Ruth Benedict, teori kejujuran dan kesetiaan menurut Izano Nitobe. M etode yang digun akan adalah studi pustaka. Data yang penulis peroleh, penulis kumpulkan, baca dan dicari data-data yang relevan dengan penelitian. Setelah itu, data-data tersebut penulis pahami dan interp retasikan sendiri, kemudian penulis deskrip sikan kembali dalam skrip si ini. Setelah memaparkan sejumlah data dan menganalisisnya, pada akhir penelitian ditarik kesimpulan bahwa dalam manga Doraemon tercermin nilai moral amae, giri, ninjou, kesetiaan dan kejujuran yang diperlihatkan oleh sikap dan perilaku tokoh-tokoh dalam manga Doraemon"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S13752
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Susilahati
"Munculnya kemiskinan yang semakin meluas, kerusakan lingkungan, perpecahan antar umat manusia, praktek korupsi, kolusi, nepotisme, keserakahan, kebencian dan semacamnya, dewasa ini disebabkan karena berkembangnya nilai-nilai negatif terutama moral elite masyarakatnya. Dalam rangka menghadapi arus globalisasi dan liberalisasi yang semakin gencar, nilai tersebut tidak dapat dipertahankan. Mengingat bahwa kekuatan moral merupakan hal yang sangat esensial bagi kelangsungan hidup suatu bangsa dan negara, maka nilai-nilai moral mendesak untuk dimunculkan kembali. Oleh karena itu diperlukan upaya pendidikan moral bangsa.
Masa yang paling peka dan penting dalam kehidupan seseorang adalah pada masa kanak-kanaknya, untuk itu kehadiran institusi pendidikan Taman Kanak-kanak sebagai sebuah upaya dalam menanamkan nilai-nilai moral anak prasekolah merupakan satu hal yang sangat tepat. Namun dengan keterbatasan waktu yang dimilikinya, peranan ibu dalam mendukung penanaman nilai-nilai moral yang telah diupayakan taman kanak-kanak menjadi sangat menentukan. Mengingat pula bahwa anak yang berasal dari keluarga ekonomi menengah ke atas lebih mempunyai akses untuk menjadi elite masyarakat, maka penanaman nilai-nilai moral dari keluarga menengah keatas perlu mendapat perhatian tersendiri. Atas dasar ini timbul pertanyaan dari penulis bagaimana dukungan ibu terhadap penanaman nilai-nilai moral anak prasekolah ?
Berdasarkan pertanyaan tersebutpenulis tertarik untuk menelitinya. Permasalahan yang muncul dalam penelitian ini adalah bagaimana dukungan ibu terhadap penanaman nilai-nilai nurani dan nilai-nilai memberi bagi anak prasekolah? Nilai-nilai nurani dimaksud adalah nilai ketakwaan, kejujuran, keberanian, cinta damai, keandalan diri, disiplin dan kesucian. Sedangkan nilai-nilai memberi yang dimaksud adalah nilai kesetiaan, hormat, kasih sayang, kepekaan, ramah dan adil.
Penelitian ini adalah penelitian diskriptif analitis yang bertujuan untuk memberikan gambaran analisis tentang dukungan ibu terhadap penanaman nilai-nilai moral anak prasekolah di Taman Kanak-kanak Islam Al Azhar Kebayoran Baru Jakarta Selatan. Dipilihnya sekolah ini karena dapat mewakiii populasi ibu-ibu yang berekonomi menengah keatas. Populasi penelitian ini adalah 137 orang ibu yang anaknya sedang duduk di kelas B (usia 5-6 tahun) Taman kanak-kanak Islam Al Azhar Kebayoran baru Tahun pelajaran 1999/2000. Teknik pengumpulan data penelitian ini dilakukan melalui penyebaran angket kepada seluruh populasi, observasi dan stud' dokumentasi. Dan 137 angket yang disebarkan, kembali sebanyak 89 angket.
Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa penanaman nilai-nilai moral anak prasekolah yang dilakukan oleh TK. ini belum didukung sepenuhnya oleh ibu. Meskipun 100 % ibu (sangat memahami bahwa tujuan menyekolahkan anak ke TK ini agar anak memahami agama (moral), namun hanya 42 % saja ibu yang harapan utamanya adalah menginginkan anaknya berakhlak mulia dan sholeh. Di samping itu cara-cara ibu guru di sekolah dalam menanam nilai nilai moral melalui contoh tauladan, pembiasaan, kepercayaan kepada anak, memberi pengalaman, respon positif dan lingkungan baik belum sepenuhnya didukung oleh ibu. Hal ini menampakkan bahwa ibu-ibu masih memahami kalau nilai-nilai moral itu cukup diajarkan dan ditanamkan di sekolah saja.
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Pendidikan Dasar, Penyelenggara TK., Ibu-ibu, Institusi Kesejahteraan Sosial, Praktisi Pekerjaan Sosial dan merekomendasikan kepada instansi terkait atau LSM lainnya agar menyeleggarakan sekolah/kursus atau training bagi ibuibu muds tentang mendidik dan menanamkan nilai-nilai moral anak sejak usia dini."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T7978
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Bunaiya
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Bagaimana kesesuaian Nilai-Nilai Individu-Organisasi (P-O Fit) di kelompok perusahaan EAGLE dapat memprediksi sikap dan intensi perilaku individual, dalam hal ini kepuasan kerja dan kebanggaan manajer untuk merekomendasikan organisasi kepada orang lain, (2) Apakah para manajer kelompok perusahaan EAGLE menunjukkan kecenderungan sikap dan intensi perilaku positif terhadap (grup) perusahaan, dan (3) Mengetahui nilai-nilai individu dan budaya organisasi apa sajakah yang scat ini terdapat pada para manajer di kelompok perusahaan ini.
Dari 141 orang populasi manajer di kelompok perusahaan EAGLE, diperoleh 85 kuesioner yang diisi baik untuk dianalisa menggunakan pendekatan statistik deskriptif, uji korelasi dan uji regresi. Didapati budaya organisasi adalah nyata sebagai suatu unit analisis yang valid.
Penelitian berhasil memberikan informasi mengenai beragam nilai-nilai yang ada pada kelompok perusahaan EAGLE, pengukuran Person-Organization (P-O) Fit, dan sejauh mana. variabel tersebut dapat memprediksi sikap dan intensi perilaku. Terdapat perbedaan signifikan antara Budaya Organisasi (Perceived Values) dengan Nilai-Nilai Individu (Preferred Values).
Didapati bahwa dimensi budaya orientasi tim dan orientasi hasil merupakan dimensi budaya organisasi yang dominan, sedang budaya untuk mengambil resiko, berani melakukan percobaan, inovasi, menekankan pada detail dan kreatifitas menempati nilai-nilai budaya lemah, dan karenanya berkemungkinan untuk bersifat disfungsional tehadap rencana bisnis ekspansif pemilik. Dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk memahami pengaruh dari budaya orientasi inovasi terhadap rencana ekspansi grup EAGLE, sehingga dapat diputuskan untuk menunda atau melanjutkan rencana ekspansif tersebut.
Mengacu kepada kuatnya pengaruh budaya, maka adalah lebih baik bila pemilik meneliti terlebih dahulu pengaruh budaya inovasi terhadap rencana ekspansinya, dan melakukan program perubahan budaya, dalam hal ini perubahan Budaya Organisasi dan Nilai-Nilai Individu. Bila pemilik tetap merencanakan untuk meneruskan rencana ekspansinya tanpa melakukan penelitian terhadap pengaruh budaya inovasi terhadap rencana bisnis ekspansifnya terlebih dahulu, peneliti menyarankan pemilik untuk menugaskan sosok direksi yang kuat (dominan) sebagai pemimpin para manajer dalam proyek ekspansi, khususnya dalam konteks pilot project, atau merekrut manajer dengan profil individual yang sesuai dengan budaya ekspansionis dan memisahkannya dari manajer lain dalam mengemban tugas ekspansi bisnis.
Pada kelampok perusahaan EAGLE diketahui bahwa hanya P-O Fit dan bukan pengaruh budaya organisasi atau pengaruh perbedaan nilai individu yang merupakan faktor signifikan dalam menjelaskan sikap kepuasan kerja dan intensi perilaku merekomendasikan perusahaan kepada orang lain para manajer. Ditemukan bahwa untuk organisasi kelompok perusahaan EAGLE, besarnya pengaruh P-O Fit dan metode pengukurannya yang tepat merupakan hal yang perlu diperhatikan bagi pengambil keputusan di grup EAGLE. Berdasarkan temuan ini, para pengambil keputusan di grup EAGLE dapat memulai program sosialisasi dan perubahan budaya guna meningkatkan budaya yang dikehendaki serta peningkatan P-O Fit, serta mengakomodasikan temuan P-O Fit ini kedalam metode seleksi karyawan Baru.
PeneIitian ini tidak menganalisa kemungkinan adanya faktor dimensi dari budaya organisasi di grup EAGLE, tidak menganalisa kemungkinan adanya Causal Reverse, pengaruh terbalik antara Fit dan hasil akhir karyawan (Employee Outcomes), serta bahwa sampel bersifat homogen, dalam arti berasal dari satu kelompok perusahaan konglomerasi dengan lama kerja yang cukup lama, sehingga temuan mungkin dapat diterapkan bagi perusahaan atau kasus lainnya yang berkarakteristik sampel atau situasi sejenis. Direkomendasikan untuk melaksanakan penelitian dalam konteks Indonesia mengenai P-O Fit dengan lebih mendalam.

The purposes of this research is (1) To find out how the congruence of organization and individual values (Person-Organization Fit or P-O Fit) can predict attitude and behavioral intention of managers in a group of companies (for academic purpose is to be named as EAGLE group), which are specified by the job satisfaction and the proud to recommend the organization to others, (2) To find out whether the managers in the group show positive attitude and behavioral intention, and (3) To find out what individual and organizational values available and truly exist for the managers.
Out of 141 managers qualified to become respondent, 85 questionnaires are filled and analyzed using descriptive statistics, correlation and regression testing. The research showed that organizational culture is existing and a valid unit of analysis. This research had produced information on the values that available at many companies under EAGLE group, the measurement of Person-Organization (P-O) Fit, and up to what level those variables could predict attitude and behavioral intentions. There is a significant difference between organization cultures (perceived values) against individual values (preferred values). It was found that the cultural dimensions of team and result orientations are the most dominant organization culture
Dimensions, while the culture of risk taking. A willingness to experiment, creativity, innovation, and attention to details are weak cultures. Therefore it might have dysfunctional effects on owners? expansive business plan. Research is required to understand the effect of the weak culture dimensions of innovation orientation against group expansion business plan, so as the decision of whether to go a head with expansion plan or delay it until the cultures are ready could be taken.
In reference to the strong effect of cultures to organization, it is then better that the owner should assess the influence of innovation culture upon the group's expansive business plan, and to conduct a group-wide cultural change programs, hence an organizational and individual cultures change programs. Should the owner continue with the implementation of the expansive plan without conducting proper research to understand the effect of innovation cultures condition against its expansive business plan. the researcher suggests the owner to assign a dominant director's figure to lead the managers on the expansion project initiatives, especially in pilot projects model, or to recruit managers with individual profiles that fit with expansion's requirement and separate it from other managers in conducting business expansion tasks.
Within the EAGLE business group, it was found that only P-0 Fit and not organizational cultures nor individual values, that serve as a significant factor in explaining the attitude of job satisfaction and the behavioral intention of managers to recommend EAGLE business group as a good place to work to other people. It was found that for EAGLE business group. The effects of P-0 Fit and the choosing of right method to measure P-O Fit are the significant issues necessary to considered before making related decisions. Based on the findings, the decision makers in EAGLE group should start a socialization programs and a cultural change program to foster a management's preferred culture and improving P-O Fit, and to accommodate this P-0 Fit findings to new employee selection's methods.
This research did not conduct factor analysis of cultural dimensions in EAGLE group, it did not address the possibility of reverse causality between P-O Fit and employee outcomes, and that the use of a relatively homogenous sample, in a sense that the samples are taken from a conglomeration business group where managers has long working engagements. So as the findings might be better applied to similar setting. Therefore, it is recommended to continue conducting more research in Indonesian context for P-O Fit.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T22169
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>