Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8251 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Epidemi AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) ---suatu penyakit
yang merusak sistem kekebalan tubuh manusia--- memang tidak dapat
disangkal Iagi keberadaannya di Indonesia. Kasus HIV positif dan AIDS
di negara kita sudah menjangkau seluruh golongan usia dan semua kelas
sosial ekonomi. Data terakhir menunjukkan Iebih 50% dari pengidap
HIV/AIDS merupakan generasi muda yang berusia antara 15-29 tahun.
Kenyataan ini menandakan angka kematian kasar pada kelompok usia
produktif akan meningkat. Dampaknya akan terasa pada masalah
produktivitas kerja. SaIah satu cara yang ampuh untuk menangkal
penyebaran HIV/AIDS adalah dengan menghindari tindakan yang dapat
menularkan HIV, seperti berhubungan seks tanpa pengaman baik sejenis
maupun dengan Iawan jenis, transfusi darah yang tercemar HIV,
penggunaan alat suntik bekas dipakai penderita HIV dan pemindahan HIV
dari ibu hamil kepada janin yang dikandungnya. Tindakan berhubungan
seks sebagai faktor risiko utama dalam penyebaran AIDS, selama ini
paling gencar disebarluaskan kepada masyarakat, terutama kepada
remaja. Kaum remaja menjadi target penting daIam upaya pencegahan
AIDS, karena secara teoritis aktivitas seksuaInya muIai meningkat.
DiIaporkan remaja sering terlibat aktivitas seksuaI yang berisiko
seperti berhubungan keIamin tanpa kondom atau berhubungan keIamin
dengan pasangan tidak tetap. Data yang ada Juga menunjukkan rendahnya
intensi remaja untuk menggunakan kondom dalam berhubungan seks
pranikah, tingginya angka pengidap penyakit menular seksuaI di
kalangan remaja. dan cukup seringnya remaja usia sekoIah menggunakan
jasa pekerja seks. SeIuruh kasus yang dihimpun ini jelas
memperlihatkan besarnya kemungkinan remaja untuk tertuIar AIDS.
Mengapa remaja akhirnya berani terlibat da1am perilaku yang berisiko
menuIarkan AIDS? Ha] inilah yang mendorong peneIiti untuk mencari
penjeiasannya. Berbagai upaya untuk menjelaskan keterIibatan seseorang
dalam tindakan yang mengandung risiko telah dilakukan. Salah satunya
dengan menganalisis persepsi risiko. Konsep persepsi risiko yang
pernah dikaji meliputi dua variabel yakni Optimisme Yang Tidak
Realistis dan Persepsi Bahaya. Optimisme Yang Tidak ReaIistis adaIah
konsep tentang ketidakpekaan seseorang bahwa sebenarnya dirinya rentan
terhadap kejadian buruk di masa depan, sementara Persepsi Bahaya
mengacu pada peniIaian tentang seberapa besar potensi bahaya dari
keterlibatan dalam perilaku berisiko. Dari beberapa penelitian yang
pernah diIakukan terbukti remaja cenderung merasa optimis tidak akan
mengalami kejadian buruk di masa depan. Remaja juga cenderung menilai
rendah potensi bahaya dari tindakan yang mengandung risiko. PeneIiti
melihat kedua variabel ini dapat diterapkan untuk menjelaskan permasalahan yang ada. Oleh karena itu dalam penelitian ini, peneliti
berusaha mendeskripsikan terlebih dahulu kedua variabel tersebut pada
populasi pelajar dan mahasiswa sekolah swasta di Jakarta. Kemudian
untuk melihat apakah konsep ini memang terkait dengan keterlibatan
dalam tindakan yang berisiko, maka peneliti membandingkan gambaran
kedua variabel) ini pada kelompok subjek berisiko tinggi (yang
berperilaku seks tidak aman) dan pada kelompok subjek berisiko rendah
(yang berperiiaku seks aman). Penelitian ini dilakukan pada 118 subjek
pelajar dan mahasiswa di beberapa sekolah swasta di Jakarta dengan
menggunakan teknik accidental non probability sampling. Kriteria
populasi ini dipilih karena dinilai memenuhi persyaratan sebagai
populasi yang cukup heterogen. Dari seluruh subjek yang ada peneliti
membaginya menjadi 61 subjek berisiko rendah dan 57 subjek berisiko
tinggi. Instrumen penelitian berupa kuesioner yang menggali Optimisme
Yang Tidak Reaiistis dan Persepsi Bahaya. Kedua alat ukur ini
diadaptasi dari penelitian Cohn et al (1995) dan Weinstein (1980).
Subjek diminta untuk menilai seberapa besar kemungkinan mereka
mengalami kejadian buruk di masa depan dibanding teman sebaya. Mereka
juga diminta untuk menilai risiko ari keterlibatan sekali dua kali.
kadang-kadang dan sering daiam sejumlah tindakan yang mengandung
bahaya. Hasil utama penelitian menunjukkan seluruh subjek merasa
optimis tidak akan mengalami kejadian buruk di masa depan dibanding
orang Iain. Subjek cenderung kurang peka akan kerentanan dirinya
mengalami kejadian buruk. Sementara pada aspek Persepsi Bahaya, subjek
cenderung meningkatkan kadar bahaya dari keterlibatan daiam perilaku
berisiko sejalan dengan meningkatnya intensitas keterlibatannya.
Penilaian tersebut meningkat mulai dari sekali dua kali -- kadang-
kadang -- sering. Perbandingan aspek Optimisme Yang Tidak Realistis
pada kedua kelompok subjek memperlihatkan perbedaan optimisme yang
signifikan. Remaja Berisiko Tinggi cenderung kurang optimis dirinya
bisa menghindari kejadian buruk di masa depan dibandingkan remaja
berisiko rendah. Hal ini menunjukkan arti subjek berisiko tinggi lebih
peka terhadap kemungkinan mengalami kejadian buruk dibanding subjek
berisiko rendah. Sementara pada aspek Persepsi Bahaya. perbandingan
antara kedua kelompok juga memperlihatkan adanya perbedaan yang
signifikan pada ketiga macam tingkat keterlibatan. Secara umum subjek
berisiko tinggi cenderung menilai rendah (underestimate) potensi
bahaya dari keterlibatan mereka daiam perilaku berisiko dibandingkan
subjek berisiko rendah. Hasil akhir pada aspek Persepsi Bahaya ini
mengarah pada satu hipotesis yakni remaja yang terlibat perilaku seks
berisiko tinggi cenderung kurang memperhitungkan potensi bahaya dari
keterlibatan mereka dalam tindakan-tindakan yang mengandung risiko.
Dugaan yang muncul ini perlu dibuktikan daiam penelitian selanjutnya."
Lengkap +
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1997
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mustika Maulidina Karima Haris
"Faktor risiko penularan HIV/AIDS tertinggi menurut Laporan Kementerian Kesehatan (2020) adalah heteroseksual, homoseksual dan penggunaan jarum suntik bergantian. Remaja khususnya pria merupakan salah satu kelompok rentan untuk melakukan seks bebas dan penyalahgunaan narkoba yang merupakan perilaku berisiko HIV/AIDS. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui determinan perilaku berisiko HIV/AIDS pada remaja pria berusia 15-24 tahun di Indonesia. Penelitian bersifat kuantitatif menggunakan data sekunder yaitu SDKI tahun 2012 dan 2017 dengan desain studi cross sectional. Hasil uji regresi logistic didapati bahwa usia, sikap terhadap seks pranikah dan pengaruh teman sebaya berhubungan dengan perilaku berisiko HIV/AIDS di tahun 2012, kemudian pada tahun 2017 usia, sikap terhadap seks pranikah, pengaruh teman sebaya dan pendidikan berhubungan dengan perilaku berisiko HIV/AIDS pada remaja pria. Faktor yang paling berhubungan adalah sikap terhadap seks pranikah dengan nilai AOR 6,65 di tahun 2012 dan 9,13 di tahun 2017.

The highest risk factors for HIV/AIDS transmission according to the Ministry of Health Report (2020) are heterosexual, homosexual and sharing needles. Adolescents, especially men, are one of the vulnerable groups to have free sex and drug abuse, which are risk behaviors for HIV/AIDS. This study aims to determine the risk behavior factors for HIV/AIDS in male adolescents aged 15-24 years in Indonesia. The research is quantitative using secondary data from the 2012 and 2017 IDHS with a cross sectional study design. The results of the logistic regression test found that age, attitudes towards premarital sex and peer influence were related to HIV/AIDS risk behavior in 2012, then in 2017 age, attitudes towards premarital sex, peer influence and education were associated with HIV/AIDS risk behavior in teenage boys. The most related factor was attitudes towards premarital sex with AOR values of 6.65 in 2012 and 9.13 in 2017."
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Mulyanti
"Kota Pontianak merupakan kasus tertinggi HIV-AIDS pada perempuan di Provinsi Kalimantan Barat, hanya sedikit ibu hamil trimester 2 dan 3 yang melakukan pemeriksaan HIV. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan variabel pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, kerentanan, manfaat, hambatan dan sumber informasi ibu hamil trimester 2 dan 3 dengan pemeriksaan HIV di empat Puskesmas Kota Pontianak tahun 2012.Data yang dikumpulkan secara CrossSectional dilakukan pada 114 sampel ibu hamil trimester 2 dan 3 melalui wawancara langsung berpedoman pada kuesioner.
Penelitian menunjukkan 7,0% ibu hamil trimester 2 dan 3 melakukan pemeriksaan HIV.Variabel kerentanan dan sumber informasi berhubungan dengan pemeriksaan HIV (< p= 0,05).variabel yang paling dominan adalah sumber informasi tentang HIV-AIDS dimana ibu hamil trimester 2 dan 3 yang memiki sumber informasi banyak mempunyai peluang 12,03 kali melakukan pemeriksaan HIV.

Pontianak city is the highest cases of HIV / AIDS on women in the province of West Kalimantan, few pregnant women trimester 2 and 3 that conduct HIV. This study aims to determine the relationship variables of education, employment, knowledge, susceptibility, benefits, barriers and information sources trimester pregnant women 2 and 3 with the examination of HIV in four health centers in 2012 the city of Pontianak. Data collected CrossSectional performed on 114 samples of pregnant women trimesters 2 and 3 through direct interviews based on questionnaires.
The study showed 7.0% of pregnant women trimesters 2 and 3 HIV.Variabel examination of vulnerability and sources of information related to HIV testing ( < p = 0.05(. The most dominant variable is the source of information about HIV / AIDS which trimester pregnant women 2 and 3 are thinking about a lot of resources have a chance of 12.03 times conduct HIV.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Stigma adalah atribut yang mengabaikan suatau kelompok sosial dalam berinteraksi sehingga timbul diskriminasi. Semakin meningkatnya angka prevalensi ODHA memicu terbentuknya stigma di masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan tingkat pengetahuan, persepsi dan perilaku mahasiswa kesehatan dan non kesehatan tentang stigma HIV-AIDS di Universitas Indonesia. Responden pada penelitian ini berjumlah 70 orang yang terdiri dari 35 orang mahasiswa kesehatan dan 35 orang mahasiswa non kesehatan. Metode penelitian yang di gunakan adalah deskriptif perbandingan dengan desain cross sectional dan alat ukur menggunakan kuisioner. Analisa data berupa univariat dan bivariat dengan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan mahasiswa kesehatan yang tidak tahu tentang stigma HIV-AIDS sebanyak 62,86, mahasiswa non kesehatan yang tahu sebanyak 54,29 %, dengan P value = 0,942 berarti tidak ada perbedaan signifikan antara tingkat pengetahuan. Mahasiswa kesehatan dan mahasiswa non kesehatan tentang stigma HIV-AIDS. Mahasiswa kesehatan yang memiliki persepsi menolak stigma HIV-AIDS sebanyak 51,43%, sedangkan mahasiswa non kesehatan yang memiliki persepsi menerima stigma HIV-AIDS sebanyak 62,86 %, dengan P value = 2,084 berarti tidak ada perbedaan signifikan persepsi mahasiswa kesehatan dan non kesehatan tentang stigma HIV AIDS. Mahasiswa kesehatan yang berperilaku positif
terhadap ODHA sebanyak 54,29 % dan mahasiswa non kesehatan yang berperilaku negatif terhadap ODHA sebanyak 54,29 %, dengan p value = 3,914 berarti tidak ada perbedaan signifikan antara mahasiswa kesehatan dan non kesehatan tentang stigma HIV-AIDS. Melihat fenomena ini, peneliti menyarankan agar memperbesar akses informasi dan pendidikan tentang HIV - AIDS dan stigma sehingga dapat mereduksi stigma dan tindakan diskriminasi pada ODHA."
Lengkap +
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
TA5526
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Alifa Widya Waty Iqbal
"Pengetahuan merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi dalam perilaku pencegahan penularan HIV/AIDS. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara tingkat pengetahuan dengan perilaku pencegahan penularan HIV/AIDS pada lelaki seks lelaki LSL . Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional yang melibatkan 111 responden yang dipilih menggunakan purposive sampling. Alat ukur yang digunakan adalah kuisioner HIV-KQ-18 dan Safer Sex Behaviour Questionnaire SSBQ . Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan perilaku pencegahan penularan HIV/AIDS r = 0.202, p-value = 0.034 pada kelompok LSL di Kota Depok. Hasil penelitian ini menyarankan agar tenaga kesehatan khususnya perawat dapat memberikan kontribusi berupa edukasi tindakan pencegahan penularan HIV/AIDS pada LSL dengan berkolaborasi bersama pihak lembaga swadaya masyarakat LSM dan sekolah menegah sebagai pendukung dalam pemberian pendidikan seks.

Knowledge is one of the important factors that influence the preventive behavior of HIV AIDS transmission. This study aimed to analyze the correlation between knowledge level and preventive behavior of HIV AIDS among men who have sex with men MSM . The research design used cross sectional, involved 111 respondents whom selected by purposive sampling. The instrument used the HIV KQ 18 questionnaire and the Safer Sex Behavior Questionnaire SSBQ . The result showed that there was a significant correlation between the level of knowledge with the preventive behavior of HIV AIDS r 0.202, p value 0.034 among MSM in Depok City. This study suggests that other healthcare providers especially nurses can contribute to provide the education about preventive behaviour of HIV AIDS transmission among MSM and collaborate with non goverment organizations and school Senior High School as the main enabling factors to provide sex education."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S67227
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deva Octamega Widhaswari
"Penelitian ini bertujuan mengetahui perbandingan stigma perawat Rumah Sakit dan mahasiswa keperawatan terhadap pasien dengan HIV/AIDS. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. 224 responden dipilih yang terdiri dari 112 perawat dan 112 mahasiswa keperawatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa keperawatan lebih banyak memiliki stigma dibandingkan dengan perawat Rumah Sakit terhadap pasien dengan HIV/AIDS. Ditemukan adanya hubungan yang bermakna antara umur, lama kerja, pendidikan terakhir dan keikutsertaan pelatihan HIV dengan adanya stigma pada perawat terhadap pasien dengan HIV/AIDS (p

This research aims to knowing describe and compare the stigma in hospital and nursing student toward patients with HIV/AIDS. This research done by cross sectional design. 224 respondents were selected consisting 0f 112 nurses and 112 nursing student. The results showed that the nursing student more stigmatizing than the Hospital nurses toward patients with HIV/AIDS. Found a significant relationship between age, long working, education past, HIV trainning participation by the stigma againts HIV/AIDS patients towards patients with HIV/AIDS (p"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
S63691
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Abdul Aziz
"Kasus baru infeksi HIV menjadi perhatian pemerintah karena angka kejadiannya terus meningkat dari waktu ke waktu. Peningkatan risiko infeksi HIV terjadi terutama pada populasi LSL utama. Prevalensi HIV pada kelompok LSL mengalami peningkatan yang ekstrim dari 5,2% pada tahun 2007 menjadi 25,8% pada tahun 2015 di Indonesia. Beberapa penelitian menemukan bahwa penggunaan aplikasi kencan khusus untuk pria homoseksual berkontribusi pada peningkatan perilaku seksual berisiko pada kelompok LSL. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan penggunaan aplikasi kencan dengan perilaku seksual berisiko pada kelompok LSL di Kota Depok. Penelitian ini menggunakan desain potong lintang dengan melibatkan 96 LSL yang beraktivitas sehari-hari di Kota Depok. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket untuk menilai tingkat adiksi penggunaan media sosial dan angket berupa short entry untuk menilai perilaku seksual responden. Hasil uji chi-squared menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara penggunaan aplikasi kencan khusus pria homoseksual dengan perilaku seksual berisiko pada kelompok LSL di Kota Depok dengan nilai p: 0,001, OR: 4,513 (95% CI: 1,087; 11,482; ). Penelitian ini menyarankan keluarga dan sekolah untuk memantau perkembangan perilaku anak sejak dini dan menyarankan pemerintah untuk meningkatkan program penjangkauan termasuk mengembangkan program promosi kesehatan yang sesuai dengan karakteristik LSL di Kota Depok.

New cases of HIV infection are of concern to the government because the incidence rate continues to increase from time to time. The increased risk of HIV infection occurs particularly in the main MSM population. The prevalence of HIV in the MSM group experienced an extreme increase from 5.2% in 2007 to 25.8% in 2015 in Indonesia. Several studies have found that the use of dating apps specifically for homosexual men contributes to an increase in risky sexual behavior in MSM groups. This study aims to determine the relationship between using dating apps and risky sexual behavior among MSM groups in Depok City. This study used a cross-sectional design involving 96 MSM who had their daily activities in Depok City. The instruments used in this study were a questionnaire to assess the level of addiction to the use of social media and a questionnaire in the form of a short entry to assess respondents' sexual behavior. The results of the chi-squared test showed that there was a significant relationship between the use of dating applications specifically for homosexual men and risky sexual behavior in the MSM group in Depok City with p value: 0.001, OR: 4.513 (95% CI: 1.087; 11.482;). This study suggests families and schools to monitor the development of children's behavior from an early age and suggests the government to improve outreach programs including developing health promotion programs that are in line with the characteristics of MSM in Depok City."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siagian, Forman Erwin
"Pendahuluan: Interaksi Cryptococcus neoformans dengan makrofag mempengaruhi kejadian kriptokokosis meningeal, infeksi oportunistik fatal pada populasi AIDS, dimana pada keadaan imunokompromi, kemampuan fagositosis makrofag terganggu. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis aktifitas fagositik makrofag penderita HIV, profil sitokin yang terbentuk serta pengaruh pemberian obat anti retroviral. Metode: Desain penelitian eksploratif-analitik terhadap interaksi makrofag-C. neoformans. Makrofag pasien HIV dan orang sehat (selanjutnya disebut Kasus dan Kontrol). Penelitian mencakup pengukuran kadar nitrit petanda aktivasi makrofag, uji indeks internalisasi jamur (IIJ), laju fagositosis (LF), dan daya bunuh (DB) makrofag terhadap jamur yang diamati pada menit ke 30, 120 dan 240. Selain itu juga diteliti profil sitokin yang terbentuk (IL-5, IL-10, IL-6, TNF-?, IFN-?) dan uji serologis terhadap plasma menggunakan Cryptococcus antigen lateral flow assay (CrAg-LFA). Hasil: Terkumpul 38 Kasus dan 42 Kontrol dengan hasil uji LFA seluruh subyek, Kasus maupun Kontrol, negatif. Kadar nitrit yang terbentuk lebih tinggi pada kelompok Kontrol. IIJ makrofag Kasus lebih tinggi pada T30 dan T120. LF makrofag kontrol lebih tinggi pada T30 dan T120. DB makrofag Kontrol jauh lebih tinggi dibanding makrofag Kasus pada seluruh pengamatan. Pola sitokin yang terbentuk oleh makrofag kasus mengarah ke sitokin anti inflamasi (IL-5 dan IL-10 tinggi), sedangkan pola sitokin yng terbentuk oleh makrofag Kontrol mengarah ke sitokin pro inflamasi (IL-6 dan IFN-? tinggi) kecuali untuk TNF-? yang lebih tinggi pada supernatan makrofag Kasus. Pembahasan: Aktifitas fagositik makrofag Kasus terganggu, ditandai dengan daya bunuh yang jauh lebih rendah. Selain itu, tingginya kadar sitokin pro inflamasi pada populasi kontrol menunjukkan pembersihan jamur yang lebih efektif sedangkan sitokin anti-inflamasi yang lebih tinggi pada subjek terinfeksi HIV memungkinkan terjadinya parasitisme intraseluler makrofag oleh C. neoformans. Kesimpulan: terdapat perbedaan daya bunuh dan pola sitokin pro dan anti inflamasi pada subjek terinfeksi HIV dibanding kontrol.

Introduction: interaction of Cryptococcus neoformans-macrophage affecting the incidence of cryptococcal meningitis, a fatal opportunistic infection in AIDS population. In immunocompromised condition, macrophage phagocytic activity was impaired. This study aimed to analyze phagocytic activity of macrophage derived from HIV infected individuals against C. neoformans, the cytokine profile and the role of antiretroviral therapy in that interaction. Method: using explorative-analytical design on the interaction between macrophageyeast seen as: internalization index, phagocytic rate, killing ability, production of cytokine and NO. We also tested the plasma against Cryptococcus antigen lateral flow assay (CrAg-LFA). Result: out of 38 HIV(+) subjects and 42 healthy subject all were negatif for LFA. Nitrite formed were higher in the Control group. Internalization index were higher in the Cases group, Phagocytosis rate were higher in the Control group: Killing ability were far superior in the Control group. Cytokine profile of the Cases group were anti inflammatory (higher IL-5 and IL-10) while in the Control group, were more pro inflammatory (higher IL-6 and IFN-?) with the exception of TNF-? which was higher in the Cases group. Discussion: the higher level of pro-inflammatory cytokine among control group represent a more effective clearance of fungal by macrophages while higher level of anti-inflamatory cytokine among HIV+vderived macrophage indicates profound intracellular parasitism of macrophage by C. neoformans. Conclusion: there is difference of killing ability, NO production and antiinflammatory cytokine production among macrophage derived from healthy subjects that showed us a more effective fungal clearance and activation of macrophage."
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Titi Sri Suyanti
"Stigma diri pada orang dengan HIV/AIDS merupakan suatu mekanisme bertahan hidup yang ditujukan untuk melindungi diri dari stigma eksternal. Stigma dan diskriminasi pada ODHA dapat berujung pada ketidaksetaraan dalam kehidupan sosial yang dapat mengakibatkan rendah diri, pikiran dan perilaku penolakan terhadap diagnosis yang berkorelasi terhadap terjadinya depresi. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh terapi logo, terapi penerimaan komitmen dan psikoedukasi keluarga terhadap stigma diri dan depresi pada ibu rumah tangga dengan HIV/AIDS.
Desain penelitian yang digunakan adalah quasy-experiment pre test - post test design. Responden dalam penelitian ini dipilih dengan tehnik purposive sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu rumah tangga dengan HIV/AIDS sebanyak 60. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis univariat dan bivariat, analisis kesetaraan dengan chi-square dan independent t test serta analisis hubungan dengan menggunakan paired t test.
Hasil penelitian menunjukkan penurunan secara bermakna stigma diri, depresi dan ketidakpatuhan pengobatan secara bermakna dan peningkatan secara bermakna pada makna hidup (p value < 0,05) setelah diberikan terapi logo, terapi penerimaan komitmen dan psikoedukasi keluarga. Semua ibu rumah tangga dengan HIV/AIDS mengalami stigma diri, depresi, ketidakpatuhan pengobatan dan makna hidup tidak optimal sebelum dilakukan intervensi. Kombinasi terapi logo, terapi penerimaan komitmen dan psikoedukasi keluarga direkomendasikan untuk diberikan sebagai paket terapi dalam penanganan stigma diri dan depresi pada ODHA.

Stigma itself on people with HIV / AIDS is a survival mechanism that is intended to protect themselves from external stigma. Stigma and discrimination against people living with HIV can lead to inequalities in social life which can lead to low self-esteem, thoughts and behaviors that correlate rejection of the diagnosis to the onset of depression. The purpose of this study was to know the effect of the logo therapy, therapy acceptance of commitments and family psycho-education on self stigma and depression housewives with HIV/AIDS.
The study design used is a pre-experiment quasy test-post test design. Respondents in this study were selected by purposive sampling technique. The sample in this study is a housewife with HIV/AIDS as much as 60. Analysis of the data in this study using univariate and bivariate analysis, equity analysis with chi-square and independent t test and correlation analysis using paired t test.
The results showed a significant reduction in the stigma of suicide, depression and treatment noncompliance significantly and increased significantly in the meaning of life (p value <0.05) after therapy is given logo, acceptance commitment therapy and family psychoeducation. All the housewives with HIV/AIDS are stigmatized suicide, depression, treatment of non-compliance and the meaning of life is not optimal before the intervention. Combination therapy logo, therapy acceptance of commitments and family psycho-education is recommended to be given as a treatment package to address stigma and depression in people living with HIV themselves.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
T46206
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
C. Hirania Wiryasti
"Stroke adalah penyakit kronis yang mempengaruhi berbagai aspek kehidupan penderitanya. Sebagai akibatnya penderita stroke akan mengalami sties. Untuk dapat menangani stresnya, penderita stroke membutuhkan dukungan sosial. Efektifitas dukungan sosial dalam membantu penanganan stres penderita stroke dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu persepsi terhadap tipe dukungan sosial dan kepuasan terhadap sumber dukungan sosial.
Penelitian dilakukan untuk menemukan hubungan antara persepsi terhadap tipe dukungan sosial dan kepuasan terhadap sumber dukungan sosial dengan stres pada penderita stroke (N=39). Ada tujuh tipe dukungan, yaitu: Keterikatan. Integrasi Sosial, Penghargaan. Hubungan yang Dapat Diandalkan, Bimbingan, Kesempatan Untuk Mengasuh, dan Instrumental. Selanjutnya, ada tiga kategori sumber dukungan: Pasangan Hidup, Keluarga, dan Non-Keluarga. Untuk mendapat gambaran yang lebih mendalam, maka hendak diketahui pula hubungan antara persepsi terhadap tiap tipe dukungan dan kepuasan terhadap tiap kategori sumber dukungan dengan stres pada penderita stroke.
Pengambilan data dilakukan dengan Kuesioner Stres Pada Penderita Stroke* Modifikasi Social Provisions Scale, dan Kuesioner Kepuasan Terhadap Sumber Dukungan Sosial. Proses face validity dilakukan terhadap ketiga alat tersebut dengan menggunakan experl judgment. Selanjutnya, terhadap dua alat pertama juga telah dilakukan uji reliabilitas dengan metode koefisien alpha Cronbach pada program SPSS 10.01.
Uji signifikansi dilakukan dengan metode korelasi producl-inomenl Pearson pada program SPSS 10.01. Hasil perhitungan menunjukkan, hipotesa adanya hubungan antara persepsi terhadap tipe dukungan sosial dengan stres pada penderita stroke diterima, dan hipotesa adanya hubungan antara kepuasan terhadap sumber dukungan sosial dengan stres pada penderita stroke tidak diterima. Selanjutnya, persepsi terhadap tipe dukungan yang berhubungan dengan stres pada penderita stroke adalah Integrasi Sosial, Kesempatan Untuk Mengasuh, dan Bimbingan. Sedangkan, kepuasan terhadap tiap kategori sumber dukungan tidak ada yang berhubungan dengan stres pada penderita stroke.
Kesimpulannya, tidak semua tipe dukungan dapat membantu penanganan stres penderita stroke. Hal ini tergantung pada kebutuhan masing-masing penderita. Selanjutnya, merasa puas terhadap sumber dukungan ternyata tidak mempengaruhi tingkat stres yang dirasakan oleh penderita stroke. Peneliti menyarankan, agar lingkungan sosial memahami dengan baik kebutuhan dari penderita stroke yang menerima dukungan darinya. Terakhir, untuk penelitian selanjutnya disarankan agar dilakukan perbaikan alat dan metodologi penelitian."
Lengkap +
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
S3143
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>