Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 137322 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Michael Agustinus
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas pemikiran Liem Koen Hian, salah satu pendiri Partai Tionghoa Indonesia (PTI), tentang kedudukan orang Tionghoa di Indonesia. Skripsi ini mengambil periodisasi tahun 1919 ? 1951. Tahun 1919 adalah tahun ketika Liem mulai aktif menunjukkan pemikiran-pemikiran politiknya, sedangkan 1951 merupakan tahun ketika Liem memutuskan untuk meninggalkan arena politik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemikirannya mengenai kedudukan orang Tionghoa dipengaruhi oleh kedudukan orang-orang Tionghoa sebagai minoritas perantara di Hindia Belanda dan perkembangan nasionalisme Indonesia. Dalam pemikiran Liem, kebangsaan Indonesia didasari oleh persamaan kepentingan, nasib, dan cita-cita sehingga tidak mustahil bagi peranakan Tionghoa untuk menjadi bagian dari bangsa Indonesia. Penerlitian ini juga memperlihatkan bahwa Liem adalah salah satu peletak dasar bagi bergabungnya golongan peranakan Tionghoa dalam kebangsaan Indonesia.

ABSTRACT
This thesis is explain Liem Koen Hian‟s thoughts, one of the founders of Partai Tionghoa Indonesia (PTI), about the Chinese position in Indonesia. The period of this thesis is between 1919 ? 1951. On 1919 Liem started active show his political thoughts, therefore 1951 is the year when Liem decide to leave the arena of politic. The result from this study shows that his thoughts about the Chinese position was influenced by the Chinese‟s position as the middleman minority in Dutch Indische and the development of Indonesian nationalism. In Liem‟s thoughts, Indonesian nation was based by the similarity of interest, fate, and desire until it is possible for the peranakan Chinese to be a part of Indonesian. On this study also shows that Liem is one of the founders for the peranakan Chinese to gather into the Indonesian."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S43684
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Prameswari
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas makna dari istilah ?Cina? di Indonesia jika ditinjau secara etimologis, penggunaannya di masyarakat, serta pendapat warga negara Indonesia non-keturunan Tionghoa. Topik ini diambil karena selama ini istilah ?Cina? cenderung dianggap memiliki makna diskriminatif dan makna negatif lainnya bagi keturunan Tionghoa di Indonesia. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah penelitian kepustakaan dalam bidang sosiolinguistik dan peneliian lapangan dengan melakukan survei menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data. Hasil penelitian akan menguraikan makna istilah ?Cina? di Indonesia secara etimologis dan penggunaan istilah ini di masyarakat, serta memaparkan pendapat warga negara Indonesia non-keturunan Tionghoa mengenai istilah ?Cina?.

ABSTRACT
The term ?Cina? in Indonesian social usage is perceived as a derogatory term by a certain people who are Indonesian Chinese descendants. According to them, ?Cina? has a negative and discrimination sense. This field research tries to describe the ?Cina? term from sociolinguistic and etimological point of view. Not like formerly researches which used Indonesian Chinese descendants as their informants, in this research I use the Indonesian indigenous people. The data are collected from questionnaires answered by informants. The result will describe the meaning of ?Cina? in Indonesia, and other non-derogatory terms such as ?Tiongkok? and ?Tionghoa? from etimological perspective. Beside that, I will describe the Indonesian indigenous people?s opinion about the ?Cina? term as showed by the data.
"
2016
S64130
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Liem-Tjikook, Particia
"Chinese from Indonesia in the Netherlands are (post)colonial migrants who share a long historical tie with the Dutch. In this article the author brings together and focuses on three interconnected subjects: Chinese from Indonesia in the Netherlands; the historical development and present meaning of heritage; and the Chinese Indonesian Heritage Center (CIHC). For her research on the Chinese Indonesians in the Netherlands, the author has used the literature available on this minority group. The scarce specific data for this group are part of the explanation of its invisibility in society and research, and of the difficulty in quantifying them. The development of heritage as a western concept has led her to the question of what heritage might mean for migrants in their new homeland. The concluding part on the Chinese Indonesian Heritage Center introduces the activities of the Center designed to achieve her goals which are focused on the history of this group. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
909 UI-WACANA 18:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Neneng Churiah
"Migrasi Cina ke Batavia merupakan salah satu rangkaian dari diaspora Cina ke Asia Tenggara. Migrasi terjadi secara bergelombang dengan latar belakang faktor yang berbeda dari masa ke masa. Untuk memudahkan pembahasan dalam skripsi ini, gelombang migrasi Cina ke Batavia dibagi dalam dua periode utama, yaitu pada sebelum masa kolonial Belanda (pra kolonial), dan selama masa pemerintahan VOC (sampai dengan 1799). Keberadaan pemerintahan kolonial VOC sebagai penguasa atau pemimpin di batavia pada saat itu memberi pengaruh besar dalam pembentukan Pecinan di Batavia dengan dikeluarkannya beberapa kebijakan selain untuk mempertahankan kedudukannya sebagai penguasa terbesar di Batavia. Keberadaan migrasi orang Cina ke Batavia memberi pengaruh dan perubahan keadaan di Batavia. Dalam jumlah banyak, para migran ini akan membentuk koloni atau perkampungan sendiri dengan membawa tradisi dan kebudayaannya dari daerah asal mereka. Keadaan ini yang kemudian membuat perkampungan mereka memiliki ciri khas yang menyerupai perkampungan yang ada di Cina, berbeda dengan daerah lain di Batavia. Proses asimilasi sebenarnya yang dapat terjadi secara perlahan, tetapi dengan adanya kebijakan segregasi yang dibuat pemerintahan Belanda, hal itu menjadi semakin sulit untuk dilakukan. Sehingga seperti yang dapat kita lihat sekarang di Jakarta terdapat suatu pemukiman komunitas Cina (terkonsentrasi) dengan ciri khas tertentu baik dari arsitektur maupun tradisi dan kebudayaan yang menggambarkan suatu keterkaitan kuat dengan kebudayaan dan tradisi yang dibawa oleh leluhur mereka.
Skripsi ini bertujuan untuk memberikan gambaran dan mengetahui kaitan antara migrasi masyarakat Cina dan juga kolonialisme dalam pembentukan Pemukiman Cina (Pecinan) di Batavia seperti yang sudah digambarkan diatas. Sebagai awalnya dilakukan tinjauan teori tentang migrasi dan arsitektur kota yang dilanjutkan dengan tinjauan historis yang berkaitan dengan teori tentang sejarah migrasi Cina. Melalui pembahasan identifikasi bangunan Cina yang ada di Batavia, studi pada kawasan Glodok sebagai kawasan Pecinan tertua di Batavia pada masa pemerintahan VOC, dapat juga dilihat tentang gambaran keterkaitan kuat antara pemukiman Cina tersebut dengan kebudayaan dan tradisi dari daerah asal (Cina).

Chinese migration to Batavia represents one of the networks from Chinese Diaspora to South-East Asia. Migration happened by surging with different background factor from time to time. To facilitate solution in this thesis, waving Chinese migration to Batavia divided into two especial periods that is at before a period of Dutch colonial, and during VOC era (1619-1799). existence of VOC colonial as leader or power with some policy to keep footing him as biggest power, give major effect in forming of Chinatown in Batavia. Existence of Chinese migration to Batavia gave influence and change situation in Batavia. In big population, these migrants will form new settlement with their tradition and culture from the original place (China). These situations which later make their settlement have unique feature similar with settlement exist in Chinese, differ from other area in Batavia. Processes assimilate in fact able to happen slowly, but with existence of segregation policy of VOC, that thing become progressively difficult to be done. So that such as those which earn us see now in Jakarta there are a Chinese settlement with certain individuality either from tradition and also architecture and culture depicting is related of with tradition and culture brought by their ancestor.
This thesis aim is to give image of connection between Chinese?s migration as well as colonialism in forming of Chinese Settlement (China Town) in Batavia. Experiences evaluate theory about migration and architecture, continued with historical evaluation related to theory about Chinese migration history. Through identify Chinese building exist in Batavia, study at Glodok area as eldest Chinatown area in Batavia during VOC era, also seen about related between Chinese settlement (China Town) with tradition and culture from original place.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S48610
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stenly
"ABSTRAK
Skripsi ini dilatarbelakangi oleh kemunculan hunian ruko yang tertutup dengan
jendela berteralis besi, pintu berlapis ganda, dan berkerangkeng milik masyarakat Tionghoa di pusat
kota Medan. Penampilan ruko yang demikian memberikan kesan tertutup dan sepertinya ada upaya
menghindar atau bersembunyi dari sesuatu yang mengancam (ketakutan – ‘Fear’). Tujuan dari
skripsi ini adalah untuk mengungkapkan alasan di balik tampilan menutup diri (memagari –
‘Fence’) pada hunian ruko masyarakat Tionghoa kota Medan itu. Adapun pertanyaan yang muncul adalah
apakah ada hubungan antara kehidupan masyarakat Tionghoa dengan hunian ruko yang tertutup semacam
itu khususnya sesudah tahun 1966 (pasca peristiwa G30SPKI) hingga saat ini? Apakah ada hubungannya
antara tampilan ruko dengan jendela berteralis besi, pintu berlapis ganda, dan berkerangkeng
sebagai ‘fence’ dengan ‘fear’? Untuk mencari tahu jawaban atas pertanyaan tersebut di atas,
penulis melakukan metoda pengumpulan data melalui studi literatur, wawancara, dokumentasi,
dan permintaan data dari badan pemerintahan, yang semuanya lalu dibahas secara analisis-kritikal.
Penulis mendapatkan temuan bahwa faktor ‘fear’ sangat mempengaruhi tampilan hunian ruko masyarakat
Tionghoa. ‘Fence’ menjadi strategi hunian yang terbentuk untuk meminimalisir/meresponse munculnya
‘fear’ akibat kehidupan yang keras (tingkat kriminalitas yang tinggi) di kota Medan.

ABSTRACT
This undergraduate thesis was triggered
with iron-fenced-windows, double layer Medan. The appearance of these such sh expression of
avoidance or hiding fro writing is to reveal the reason behind th shop-houses. There are some
question between Chinese cultural life and the cl
1966 (after G30SPKI) until present? Is t of Chinese shop-houses with iron-fence and iron-fenced
cage as ‘fence’ and t questions, some methods are applied in interviews, photo documentation, an
government; which all of them are anal finds that ‘fear’ factor is very influenti
of Chinese shop-houses in Medan. ‘ minimize / response to ‘fear’ on the sho by its high criminal
ratings) in Medan.This undergraduate thesis was triggered by the appearance of Chinese shop-houses
with iron-fenced-windows, double layered and barred doors, and iron-fenced cages in
Medan. The appearance of these such shop-houses gives impression of closeness and
expression of avoidance or hiding from something (‘fear’). The purpose of this
writing is to reveal the reason behind the ‘closed’ or ‘fenced’ appearance of Chinese
shop-houses. There are some questions to raise whether there is a relationship
between Chinese cultural life and the closed shop-houses phenomena especially after
1966 (after G30SPKI) until present? Is there any relationship between the appearance
of Chinese shop-houses with iron-fenced-window, double layered and barred doors,
and iron-fenced cage as ‘fence’ and the impact of ‘fear’ itself? To answer these
questions, some methods are applied into this writing including literature studies,
interviews, photo documentation, and also important statistical datas from
government; which all of them are analytically and critically discussed. This study
finds that ‘fear’ factor is very influential in the formation of ‘defensive’ appearance
of Chinese shop-houses in Medan. ‘Fence’ becomes a strategy for Chinese to
minimize / response to ‘fear’ on the shop houses caused by the hard life (conditioned
by its high criminal ratings) in Medan."
2014
S55297
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Liem, Maya Hian Ting
Leiden: [Publisher not identified], 2003
392.592 MAY t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Nasrullah Noor Edikresnha
"Globalisasi memang telah terjadi sejak ratusan tahun yang lalu, namun signifikansinya di abad ke-21 ini sangat besar. Melalui penelitian kali ini, penulis akan mencoba untuk mencari tahu bagaimana pengaruh globalisasi tersebut terhadap pembentukan nasionalisme sebuah negara, yang dalam hal ini akan penulis kaitkan dengan nasionalisme China.
Penulis juga akan melihat bagaimana konsep nasionalisme yang telah terpengaruh arus globalisasi ini diimplementasikan terhadap etnik minoritas Uighur di Xinjiang melalui rentang waktu 2001-2010. Untuk melakukan penelitian ini, penulis akan menggunakan metode penelitian kualitatif terutama dilakukan mengenai studi literatur-literatur mengenai globalisasi, nasionalisme China, serta Uighur.
Globalization has been happening for hundred of years, yet, its significance in the 21st century is indeed very huge. In this research, I would like to know deeper on how the globalization shapes the concept of nationalism of a nation-state. In this research, I would use China as an example.
I also want to dig deep on how this nationalism which has been affected by globalization is being implemented on the Uyghur ethnic minority in Xinjiang from 2001 to 2010. In doing this research, I would use qualitative research method, more specifically by emphasizing the literature studies about globalization, Chinese nationalism, and Uyghur.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Vincent
"Skripsi ini membahas mengenai hukum perkawinan adat masyarakat etnis Tionghoa di Indonesia khususnya pada masyarakat etnis Tionghoa di Kota Medan. Hukum perkawinan adat masyarakat etnis Tionghoa di Kota Medan kemudian dianalisis keberlakuannya menurut undang-undang perkawinan nasional. Penelitian ini merupakan penelitian yuridis empiris yang dilakukan dengan studi kepustakaan data sekunder lalu diikuti dengan penyajian dengan data lapangan. Hasil penelitian ini menunjukkan hukum perkawinan adat masih dijalankan oleh masyarakat etnis Tionghoa di Kota Medan. Selain itu, hukum perkawinan adat masih memiliki beberapa peranan dalam undang-undang perkawinan nasional.

This thesis describes adat marriage law practiced by Chinese people in Indonesia, particulary Chinese people living in Medan. The enforcability of the aforementioned Chinese adat marriage law is then being analyzed using the national marriage law. This research uses empirical-juridical apporach, which is done through studying secondary data, then presenting and analyzing the field data. The results of the research shows that adat marriage law are still practiced by Chinese people living in Medan. However, the adat marriage law practiced by the Chinese people living in Medan isn?t legally recognized by national marriage law, although the national marriage law only acknowledge several parts of adat marriage law."
Universitas Indonesia, 2016
S61759
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Groeneveldt, W. P. (Willem Pieter), 1841-1915
Depok: Komunitas bambu, 2018
959.8 GRO n
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>